Bab 6

Semenjak kecil, Faran selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari lingkungan disekitarnya. Hidup dan dibesarkan oleh sampah ternyata dapat memancing orang-orang disekitarnya untuk selalu datang dan merundungnya tanpa ampun, bukankah itu sebuah perlakuan yang istimewa?

Sampah yang dimaksud disini, tak lain adalah karena mereka bergantung pada sampah agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ayah Faran, bekerja dari pagi hingga malam untuk mengolah sampah di sebuah tempat pembuangan akhir. Pagi dia berangkat dengan sebotol anggur, dan pulang ke rumah tepat tengah malam setelah seluruh uangnya habis untuk berjudi.

Sedangkan ibu Faran, terlalu sibuk menjajakan dirinya sewaktu muda, membuat dirinya kini harus rela bekerja kasar, apapun itu, untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Mungkin memang begitu bangsat, dimana Faran juga tidak jarang mendapatkan perlakuan buruk dari kedua orang tuanya. Belum lagi, perlakuan buruk di tempat dia bersekolah, di tempat ia bekerja dan dimana pun dia berada, seolah setiap orang telah melakukan kontrak dengan iblis, untuk tidak berhenti memperhatikan hidupnya dan akan selalu membuatnya jauh lebih menderita dari hari ke hari berikutnya.

Namun semuanya kini terjawab sudah, senyuman di wajah wanita itu benar-benar merubah pandangannya tentang kehidupan sosial. Tidak sia-sia dirinya bersepeda malam seperti orang gila, meninggalkan minimarket ketika shift kerjanya masih berjalan dan menghabiskan seluruh tabungannya, bahkan harus rela menyicil dengan harga yang jauh lebih mahal. Namun, semuanya seakan terbayar, ketika Faran mulai menyadari jika tempatnya memanglah bukan di dunia nyata, melainkan di dunia virtual, yang mereka sebut dengan VR Horizon.

"Dia orang asing pertama yang begitu baik padaku, aku harap hubungan ini dapat bertahan selamanya," batin Faran, mengepalkan kedua tangannya ketika berbaring diatas kasur super empuknya.

...[VR Horizon : Kebangkitan Pecundang]...

Faran melihat sekeliling dengan kagum. Tempat itu dipenuhi dengan aroma makanan yang menggugah selera. Mereka duduk di salah satu meja dan memesan beberapa hidangan khas Teralia. Makanannya sederhana, karena Teralia kebetulan terletak di pinggir danau yang luas, tentu hidangannya tidak lain adalah beranekaragam olahan ikan.

"Benar-benar gila! Aroma semua hidangan ini terasa begitu nyata," ujar Faran yang tidak berhenti memakan semua hidangan didepannya.

Aqua yang duduk didepannya, dengan tersenyum tipis, memutar bola matanya. "Semua aroma itu berasal dari Intelegensi buatan, Faran."

"Makanan dan minuman ini hanya menambah energi kita didalam game. Namun, tidak dapat memuaskan perut kita yang keroncongan," imbuhnya.

"Aku tahu," balas si pemula dengan cepat. Karena efek dari kehidupannya yang kere sejak lahir, membuat dirinya kini terlihat seperti babi ketika dihadapkan dengan berbagai macam hidangan lezat.

Teralia, benar-benar indah. Desir angin yang berhembus di siang hari, menerpa wajah hingga rambut mereka berdua. Rambut panjang Aqua yang selalu tertutup oleh helm besi tidak terkecuali, bagian belakang tergerai oleh angin, dan beberapa helai poni yang keluar juga mengalami hal yang sama. Hingga situasi disana mendadak hening, setelah Faran selesai menghabiskan makanan virtualnya.

"Jadi, Faran," kata Aqua sambil menatap Faran dengan serius. "Apa kau sudah memiliki jawaban untuk bergabung dengan sebuah guild?"

Faran masih terkejut mendengar pertanyaan itu. "Guild? Aku... aku tidak tahu, Aqua. Aku masih sangat baru di sini. Takutnya aku malah menjadi beban bagi guild-mu."

Seketika Aqua berdiri, berjalan dan menatap sebuah danau yang terbentang luas dikejauhan. "Jangan khawatir, Faran," ujarnya tanpa menoleh. "Setiap anggota guild kami memulai dari bawah, dan kami akan membantumu tumbuh menjadi kuat. Pikirkanlah baik-baik, tidak ada tekanan untuk menjawab sekarang."

Tidak tahu perasaan apa yang timbul ketika kedua matanya tertuju pada wanita bernama Aqua itu. Bagaimana pun, guild bukanlah sesuatu yang buruk bagi dirinya, terlebih dengan apapun yang akan terjadi, dia tahu, dirinya akan sanggup menghadapi semuanya selagi mereka tetap bersama. "Baiklah, aku ikut," ujar Faran dengan nada tegas.

...[Level 4 - Faran]...

"Tidak terasa, aku telah naik level. Ternyata makanan dengan harga yang mahal lumayan membantu juga."

"Sangat baik Aqua mentraktirku makanan itu, aku harap aku dapat bertemu dengannya di dunia nyata, pasti Aqua adalah wanita yang sangat cantik."

"Faran, kita akan menggunakan teleportasi untuk pergi ke markas guild-ku," kata Aqua, melambaikan tangannya kearah Faran. "Ikuti aku."

Setelah makan, Aqua mengajak Faran ke pusat teleportasi. Tempat itu dipenuhi dengan portal bergelombang setipis air yang menghubungkan berbagai tempat di dunia Horizon.

Tepatnya, tempat itu terletak di pusat Kota Teralia. Tempat yang menjadi pusat keramaian kota itu menyediakan sebuah pohon beringin raksasa dengan hiasan bunga berwarana biru muda hampir di setiap rantingnya. Di setiap sisi batang pohon terdapat dua pilar dari batu yang ditengahnya terlihat sebuah benda mirip cermin berbentuk oval yang sangat tipis dan terus berputar. Itu yang Aqua sebut sebagai teleportasi.

"Kau bilang akan mahal jika melakukan teleportasi?"

Aqua dengan santai meletakkan tangan kanannya diatas salah satu pilar batu yang dipenuhi dengan ukiran aksara kuno. "Tenang saja, jika tempat tujuannya seperti markas guild, tidak akan ada pungutan biaya apapun."

Setelah mendapat giliran, mereka akhirnya masuk ke dalam portal yang memancarkan cahaya biru. Seketika, mereka tiba di sebuah bangunan megah dengan simbol guild di atas pintunya. Simbol guild, dengan kepala rusa yang memancarkan warna merah menyala di kedua bola matanya.

"Selamat datang di markas guild 'God's Hand'," kata Aqua dengan bangga. "Masuklah, aku akan mengenalkanmu pada anggota guild lainnya."

Di dalam, mereka disambut oleh beberapa anggota guild yang sedang berdiskusi. Aqua memperkenalkan Faran kepada mereka satu per satu. Faran yang gugup, tentu tidak dapat berbuat banyak. Aqua lah yang sedari awal berbicara tanpa henti.

Mungkin ada sekitar 70 player lebih yang berada di aula utama markas mereka. Termasuk, seorang player dengan zirah hitam kehijauan yang bersinar mewah, mereka memanggilnya sebagai Kepala Suku. "Sudah pasti dia lah pemimpinnya," batin Faran ketika melihat betapa jauh jarak kekuatan diantara mereka, hanya dengan melihat dari segi penampilannya saja.

"Dan sekarang," kata Aqua dengan senyum lebar, "Aku akan mengenalkanmu pada pemimpin guild kami, kami memanggilnya Kepala Suku. Dia adalah orang yang luar biasa."

"Ini Faran, calon anggota baru kita," kata Aqua dengan penuh semangat. "Dia masih baru, tapi aku melihat potensi besar dalam dirinya."

Namun, sebelum Faran sempat menyapa, sebuah tusukan tiba-tiba terasa di punggung Aqua. Dia terjatuh dengan darah mengalir dari luka tusukannya. Faran terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa.

Mendengar suara keras ketika zirah beserta tubuh teman barunya itu ambruk menghantam lantai di sampingnya, benar-benar membuat jantungnya seakan berhenti berdetak. "Ke-kenapa kalian melakukan ini?"

...[Bersambung]...

Terpopuler

Comments

Author2074

Author2074

biasanya player kuat yang punya power 10 juta bakalan rebut si cewek /Joyful/

2024-07-17

0

Mr. Wilhelm

Mr. Wilhelm

Flag ini ntar bakal ada Player kuat yg deket sama si cewe itu

2024-07-16

1

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟🤟

2024-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!