“Akh, Sial! Aku tidak memiliki urusannya denganmu—”
“Kau memang tidak memiliki urusan denganku, tapi aku berurusan dengan siapapun yang mengganggunya. Jadi, apa yang menjadi urusannya menjadi urusanku,” potong Ryuga yang semakin memperkuat genggamannya, hingga membuat pria itu terpaksa melepaskan tangan Dr. Olivia yang tampak sudah membekas tangannya.
“Sial, dasar sampah pengganggu! Awas saja kalian berdua,” ancam pria itu yang segera kabur dari sana.
“Cih, dasar pecundang bisanya hanya bicara omong kosong dan setelah itu langsung melarikan diri,” gerutu Ryuga yang menatap kepergian pria itu dengan perasaan kesal.
“Eeh … Kau tidak apa-apa? Perlukah kita mencari perawat untuk mengobatinya, sepertinya akan memar jika kau mengabaikannya.” Seketika Ryuga kembali kesadarannya dan segera memeriksa lengan sang pujaan hati dengan hati-hati layaknya dia tengah memegang sebuah giok kaca yang sangat langka.
“Terima kasih atas bantuan anda, Tuan Ryuga! Tapi anda tidak perlu sampai memanggil perawat. Apa anda lupa bahwa saya salah satu dokter terbaik di sini. Saya masih bisa mengobati luka ini sendiri,” ucap Dr. Olivia yang tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih.
“Apa kau yakin?” Ryuga hanya ingin memastikan wanita yang diam-diam cintai tidak terluka sedikitpun.
“Iya, ini hanya luka kecil! Anda tidak perlu terlalu khawatir.” Dr. Olivia menjawab dengan penuh keyakinan.
“Boleh aku memastikan lukanya agar—”
“Lihatlah, ini hanya luka kecil! Saya baik-baik saja, Tuan Ryuga!” potong Dr. Olivia yang langsung menunjukkan lukanya agar Ryuga berhenti khawatir.
Menyadari bahwa dirinya telah khawatir berlebihan, Ryuga pun hanya bisa mengelus bagian belakang kepalanya dan menghindari tatapan Dr. Olivia. Jujur saja, dia sangat malu sekarang karena ketahuan terlalu perhatian pada pujaan hatinya. Namun, Ryuga juga tidak ingin melewatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan wanita pujaannya itu.
“Maaf, mungkin pertanyaanku kali ini sudah melewati batas! Akan tetapi, apakah aku boleh mengetahui siapa pria tadi dan kenapa dia memaksamu sampai seperti itu?” tanya Ryuga dengan tetap menjaga kesopanannya, sebab dia memang belum terlalu dekat dengan Dr. Olivia.
“Hmm … Sepertinya aku tidak harus memberitahukannya kepada anda, bukan?” ujar Dr. Olivia yang menolak secara halus untuk menjelaskan siapa pria tadi.
“Hahaha … Tentu saja, kau tidak perlu menceritakannya kalau kau memang tidak menginginkannya,” balas Ryuga yang entah mengapa bisa tertawa hanya dengan jawaban dari Dr. Olivia.
“Ouhya, Nanti malam akan ada pesta di kediaman Zaen Der. Apakah kau mau datang?” tanya Ryuga yang berniat ingin mengundangnya, meski dia tahu dalam pesta itu akan penuh dengan kejutan.
“Tidak! Aku harus menggantikan Dr. Lucia bertugas dan kau juga tahu, bukan? Kalau aku yang bertanggung jawab atas kondisi Tuan Noland dan Nyonya Julia, jika Dr. Lucia tidak ada,” jelas Dr. Olivia yang mengerti arah pembicaraan Ryuga hingga dia pun harus menolaknya secara halus.
“Benar juga! Baiklah, kalau begitu aku harus pergi sekarang, karena banyak persiapan yang harus aku lakukan untuk pesta nanti malam,” pamit Ryuga yang memang tidak memiliki banyak waktu luang beberapa waktu ini.
“Hmm, sekali lagi terima kasih atas bantuannya tadi!” ucap Dr. Olivia sebelum Ryuga benar-benar pergi.
Hati Ryuga bagaikan di sebuah taman bunga yang tengah bermekaran saat mendapat senyuman manis dari Dr. Olivia. Namun, tidak pernah Ryuga sangka sedikit pun bahwa itu menjadi senyuman terakhir yang dia lihat dari pujaan hatinya.
...****************...
Malam itu, ketika keluarga Xavier tengah fokus pada pesta yang mereka gunakan sebagai umpan agar bisa menemukan ketua ataupun pemimpin musuh yang sesungguhnya. Di malam itu juga, rumah sakit mendapatkan serangan dari musuh yang kebetulan serangan itu bersamaan diwaktu Dr. Olivia melakukan pemeriksaan jam malam.
“Mengapa malam ini penjagaannya semakin ketat? Apakah telah terjadi sesuatu? Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak,” batin Dr. Olivia yang entah mengapa merasa ragu untuk melakukan pemeriksaan pada dua pasien khususnya, apalagi ditambah dengan penjagaan yang bertambah sangat ketat membuat suasana di sana cukup membuatnya takut.
“Waktunya melakukan pemeriksaan malam, bolehkah kami masuk?” tanya Dr. Olivia yang sudah terbiasa melihat penjagaan khusus di lantai yang di khususkan untuk dua pasiennya itu. Meski malam ini terlihat berbeda, tapi Dr. Olivia berusaha menepis pikiran buruknya.
“Silahkan, Dr. Olivia!” ujar Jack yang memberikan ijinnya.
“Terima kasih,” ucap Dr. Olivia yang berjalan masuk bersama dengan dua perawat yang akan membantunya.
Firasat buruk seseorang memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Tidak lama setelah Dr. Olivia dan dua perawatnya masuk ke dalam ruang rawat Noland dan Julia, tiba-tiba ada sekelompok orang yang lembarkan beberapa gas obat bius ke arah Jack dan yang lainnya. Lalu detik berikutnya sekelompok orang itu melakukan penyerangan secara membabi buta.
Mereka yang tidak sengaja menghirap gas obat bius itu, tentu saja mengalami kesulitan melakukan serangan balasan. Bahkan Jack, Matt dan Max juga tidak bisa mengendalikan rasa kantuk yang melanda mereka.
“Semuanya apapun yang terjadi jangan biarkan mereka melukai Tuan dan Nyonya besar!” seru Jack yang memerintahkan anak buahnya untuk berjuang mempertahankan keamanan mereka.
“Sangat sulit, Jack! Sebab kita semua tanpa sengaja menghirup asap yang mengandung obat bius itu, bahkan aku pun kesulitan untuk mempertahankan kesadaranku!” sela Matt yang berusaha keras melawan rasa kantuknya.
“Kita harus segera meminta bantuan pada yang lainnya,” imbuh Max yang sudah merasa tidak bisa mempertahankan keamanan di sana.
“Kau benar! Kita harus memberitahu Tuan Levi tentang ini,” ujar Jack yang berniat menghubungi Tuannya, tapi belum sempat dia menemukan nomornya tiba-tiba saja seseorang menendang tubuhnya cukup kuat hingga membuatnya terhempas menghantam pintu masuk ruangan rawat tersebut.
“Ingin meminta bantuan kepada siapa, hmm? Apa kalian lupa kau Tuan kalian sedang berpesta dan bersenang-senang di sana. Jadi, lebih baik jangan mengganggu mereka dan tidur saja untuk selamanya,” bisik Pria itu yang ternyata adalah Ryan.
“Kau … Uhuuk ….”
“Jangan berisik! Tidurlah dengan tenang untuk selamanya, biarkan aku melakukan tugas malaikat maut bagi kalian untuk malam ini.” Ryan kembali berbisik setelah berhasil menikam dada dan perut Jack beberapa kali. Jangan lupakan seringainya yang bak seorang psikopat yang selalu menikmati warna darah yang keluar dari tubuh korbannya.
“Hai, mereka sudah kami bereskan! Didalam ada sesuatu yang menyenangkan apakah kau ingin bergabung?” tanya seseorang yang memberitahukan bahwa Matt, Max dan yang lainnya juga telah berhasil dilumpuhkan.
“Tentu saja aku akan bergabung,” sahut Ryan yang kemudian berjalan mengikuti orang itu masuk ke dalam dan membiarkan Jack yang sudah terkapar lemas bersimbah darah, bahkan Matt dan Max sudah tidak sadarkan diri.
Bersambung, ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
🅴🆉🆁🅰
bab ini yang sangat menyedihkan , dokter Olivia ikutan jadi korban pasal berlapis😭
2024-11-17
0
LENY
KASIHAN DOKTER OLIVIA BAB INI SSH DIBAHAS DI CUCU SI KEMBAR 😥
2024-10-12
0
LinLin
sebenarnya cerita di bab2 awal ini flash back dr Cucu kembar sang mafia. meski udh tau tp ttp sedih bacanya, apalagi nasip tragis dr Olivia, Noland & Julia 😭
2024-09-18
0