IRI DAN BENCI DENGAN ELLINA-KEVIN

Tangan Ellina terangkat hendak mengusap puncak kepala Carlson. Namun, gerakannya terhenti ketika tiba-tiba sebuah suara hadir dan membuat dia tidak jadi mengusap kepala sang suami.

"Ibu!" Kevin berteriak sembari berlari menuju sang ibu.

"Jalan saja, Sayang," ujar Ellina mengingatkan.

Seperti biasa, Kevin selalu saja seperti tersihir oleh perkataan sang ibu. Bocah kecil itu langsung berhenti berlari dan berjalan santai kemudian mengulurkan tangan meminta untuk digendong oleh ibunya yang sangat dirindu.

Carlson juga jadi terbangun karena suara dan derap langkah Kevin yang kencang. Pria itu mengusap kedua mata dan membukanya.

"Ibu tenapa cemayem tidak ada di katuy beytama Kepin?" tanya bocah polos itu. Kedua tangannya merangkul leher Ellina. Memeluk sembari menghujami wajah sang ibu dengan kecupan-kecupan hangat dari bibir mungilnya.

Ellina hanya bisa menerima dengan senang hati. Putranya ini memang suka sekali memberikan kecupan untuk kedua orang tuanya.

"Maafkan ibu, ya, Nak. Semalam tiba-tiba ibu sakit, jadi tidak bisa menemani Kevin," ungkap wanita itu dengan nada menyesal. Jika saja dia bisa menahan diri, putranya tidak akan bersedih.

"Ibu takit apa?" Kevin langsung menatap Ellina dengan khawatir. Tangan mungilnya menyentuh wajah sang ibu.

Ellina tersenyum, merasa lucu dengan tingkah sang putra yang begitu mengkhawatirkannya. Mengusap pipi chubby putranya kemudian berkata, "Ibu tidak apa-apa, Sayang. Sekarang ibu sudah sehat. Kita sudah bisa kembali ke rumah."

"Kevin, kenapa bisa ada di rumah sakit?" tanya Carlson terheran.

Sebelum Kevin menjawab, dari arah pintu masuklah Amanda yang beriringan dengan Elisabeth. Kedua wanita itu tersenyum dan berjalan mendekati keduanya.

"Mama dan aku sangat khawatir dengan kondisi Ellina. Tadi pagi Kevin juga sangat sedih ketika tidak melihat ibunya, jadi aku berinisiatif meminta ijin pada guru Kevin untuk memperbolehkannya tidak bersekolah hari ini. Dan sekalian saja kami datang ke sini untuk menjenguk Ellina," ucap Amanda menjelaskan.

Amanda tersenyum lembut pada Carlson lalu menatap Ellina dengan sebelah alis terangkat. Seakan dia tengah memberitahu wanita itu bahwa dia tidak akan membiarkan Carlson lebih lama bersama dirinya.

"Bagaimana kondisimu, Ellina? Apakah sudah baikkan?" tanya Amanda.

"Aku sudah tidak apa-apa. Terima kasih atas perhatianmu" jawab Ellina tersenyum kecil.

"Baguslah. Kalau seperti itu, hari ini seharusnya kamu sudah diperbolehkan pulang, bukan?" Kali ini yang berbicara adalah Elisabeth, menatap Ellina dengan tatapan sinis.

"Iya, Ma," balas Ellina dengan singkat.

"Belum tentu, Ma," ucap Carlson tiba-tiba. Membuat semua pasang mata di sana menatap heran.

"Apa maksudmu, Carlson?" tanya sang ibu.

Carlson beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan sang ibu. Menatapnya dengan sorot mata tajam seakan tengah menindak tegas perbuatan sang ibu yang berakibat fatal bagi salah satu istrinya.

"Kata dokter, apa yang terjadi pada Ellina semalam bukan hanya karena fisiknya saja yang kelelahan. Tapi hatinya juga. Batinnya tersiksa setiap kali dipaksa oleh Mama untuk melakukan suatu hal yang tidak diinginkannya," ucap Carlson yang malah disalahartikan oleh Elisabeth.

"Kamu ingin bilang kalau penyebab Ellina masuk rumah sakit adalah mama, iya? Kamu menyalahkan mama?" Nada suara Elisabeth meninggi ketika mengucapkan pertanyaan itu.

Elisabeth tidak percaya dengan yang didengarnya. Carlson yang selama ini tidak pernah membantah sekarang malah melawannya. Darahnya seakan mendidih hingga ke kepala. Elisabeth yang sebelumnya sudah mulai menerima Ellina kini malah menjadi benci.

"Kamu memang tidak pernah berubah, Ellina! Selalu saja merusak hubungan saya dengan anak-anak saya! Kamu pasti senang 'kan, sudah membuat Carlson membenci saya? Sama seperti yang kamu lakukan pada David! Iya, kan?" hardik Elisabeth sampai seluruh wajahnya merah padam.

Ellina membuka mulutnya, hendak menyanggah ucapan sang ibu mertua. Namun, dia teringat bahwa Kevin masih berada di sana. Dilihatnya Kevin yang memeluk dengan gemetar.

"Ma, bisa kita bicarakan hal ini nanti? Sekarang masih ada Kevin. Saya tidak ingin membuat Kevin ketakutan," pinta Ellina.

Wajah Elisabeth berubah malu karena ucapan sang menantu. Dilihatnya Kevin yang ternyata memang sudah gemetar takut. Dia sudah tidak berkutik lagi. Mengalah dan akhirnya pergi meninggalkan ruangan ini.

Sementara di sisi sebelahnya. Amanda merasa puas sudah melihat Elisabeth begitu marah pada Ellina. Bagai menonton sebuah pertunjukkan yang memang sudah ditunggu sejak empat tahun silam.

'Ternyata aku tidak perlu mengotori tangannya,' batinnya seraya tersenyum licik.

***

Ellina tersenyum karena akhirnya Kevin sudah tidak ketakutan lagi. Kini, di kamar rumah sakit tempat dia di rawat, hanya ada dirinya, Carlson —yang sedang duduk di sofa sembari bekerja dengan sebuah tab di tangan— dan sang putra. Amanda sedang pergi ke sebuah tempat yang tidak jauh dari rumah sakit karena memiliki urusan. .

Tak berapa lama seorang dokter dan suster datang untuk memeriksa kondisi tubuh Ellina. Secara keseluruhan Ellina termasuk sehat. Sakit yang dideritanya adalah karena efek dari berbagai masalahan yang hadir sejak kepergian David. Jadi, dokter sudah memperbolehkannya untuk pulang sore ini.

"Kamu dengar 'kan, kata dokter?" tanya Carlson seusai dokter dan suster itu pergi.

Ellina tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Jadi, seperti yang sudah kukatakan semalam. Kamu boleh menjadikan pundakku sebagai tempat bersandar. Tidak perlu merasa sendirian karena sekarang kamu sudah memiliki aku. Meski kita tidak saling mencintai, tapi kuharap kita bisa saling melengkapi setelah kepergian David. Setidaknya kita bisa memberikan kasih sayang yang lengkap dari sosok ayah dan ibu untuk Kevin. Kau mengerti?" ucap Carlson panjang lebar.

Ellina merenungi setiap perkataan Carlson. Entah kenapa dia merasa aneh dengan kalimat "Tidak saling mencintai". Padahal kalimat itu memang benar. Pernikahan mereka terjadi karena sebuah paksaan. Dia terpaksa menjadi istri kedua karena tidak ingin berpisah dari sang putra.

"Ya sudah, aku akan mengurus administrasi terlebih dahulu, setelah itu baru kita pulang," ucap Carlson.

Carlson beralih pada Kevin yang duduk di sebelah Ellina. Tersenyum pada bocah itu dan mengusap kepalanya lembut.

"Kevin, tolong jaga ibu sebentar, ya? Om Carlson mau keluar dulu sebentar, oke?" pintanya pada bocah berusia empat tahun itu.

"Oke, Om!"

Ellina tersenyum menyaksikan percakapan kecil mereka. Setelah itu Carlson langsung pergi menuju bagian administrasi.

Ellina kembali bercanda dengan Kevin. Bocah kecil itu sedang bercerita mengenai paginya tanpa sang ibu. Betapa sedihnya ia ketika terbangun dan tidak mendapati Ellina dimana pun.

"Jadi, Kevin menangis?" tanya Ellina meladeni.

"Iya, Kepin nangis. Toalnya Ibu tidak ada," balas bocah itu.

"Tapi 'kan, ada Nenek sama Tante Amanda. Jadi, Kevin juga tidak sendirian," ucap Ellina memberikan penjelasan.

"Tidak mau," balas Kevin seraya menggelengkan kepala. "Kepin ingin tama Ibu taja," lanjutnya.

Ellina tersenyum mendengarnya. Dia merasa bahagia dengan sang putra yang sangat menyayanginya.

"Kevin sayang, ya, sama ibu?" tanya Ellina dengan tatapan mata lurus mengarah ke iris mata sang putra.

"Tayang," balas Kevin dengan cepat.

"Aaa ... ibu juga sayang sama Kevin," ucap Ellina bersorak dan menerima pelukan hangat dari sang anak.

Siapapun pasti akan ikut merasa senang dan bahagia ketika melihat hangatnya hubungan Ellina dan Kevin. Bahkan mungkin akan mendo'akan agar kebahagiaan itu senantiasa berada di kehidupan sang ibu dan anak itu.

Namun, berbeda dengan Amanda yang sejak tadi menyaksikan momen hangat itu. Dia sangat iri dan semakin membenci wanita yang sudah dia anggap sebagai perusak rumah tangganya.

***

Bersambung~~

Terpopuler

Comments

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

doubel up thor

2024-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 KEMATIAN SANG SUAMI
2 KEPUTUSAN UNTUK ELLINA DAN KEVIN
3 TERPAKSA MENIKAHI KAKAK IPAR
4 DIPUKULI OLEH AYAH MERTUA
5 PERMINTAAN MAAF
6 MEMINTA IJIN UNTUK KEMBALI BEKERJA
7 UPAYA UNTUK MENGGOYAHKAN HATI
8 API CINTA YANG TERTUNDA
9 PERKARA MENGANTARKAN KEVIN BERSEKOLAH
10 MEMANGGILNYA PAPA
11 HANYA BISA MENYALAHKANNYA
12 MAKAN SIANG DENGAN SANG SUAMI
13 SIKAP YANG MEMBUAT BINGUNG
14 PERASAAN ITU TIDAK BOLEH BERTUMBUH
15 DIPAKSA UNTUK MEMILIKI ANAK DARI CARLSON
16 DIANTARA DUA HATI
17 IRI DAN BENCI DENGAN ELLINA-KEVIN
18 FITNAH SANG ISTRI TUA
19 PASTI MENYENANGKAN BAGIMU
20 HUKUMAN TIDAK BERPERASAAN
21 TIDAK ADA KATA CERAI BAGINYA
22 CARLSON SEDANG PUTUS ASA
23 LAHIRKAN SEORANG PUTRA JIKA INGIN BERCERAI
24 DITUNTUT SANA SINI
25 BERTENGKAR DI DEPAN UMUM
26 SENGAJA TIDAK MEMPUNYAI ANAK DARI CARLSON
27 BELUM BISA MENJADI ISTRI YANG SEMPURNA
28 MEMERGOKI SUAMI DENGAN WANITA LAIN
29 DENGAN SIAPA DIA BERBICARA?
30 TIDAK TEGA MENGATAKAN KEBENARANNYA
31 DIIJINKAN MENGINAP MALAM INI
32 CARLSON DAN KEVIN MENGHILANG
33 SECANGKIR TEH TEMAN BERCERITA
34 UNTUK KEINGINAN YANG LAIN AKU TIDAK BISA
35 LAHIRKAN SATU ANAK UNTUKKU
36 PERDEBATAN MALAM HARI
37 PAGI HARI DI RUMAH PANTI
38 KEDATANGAN AMANDA
39 PERJALANAN PULANG KE RUMAH
40 PULANG KE RUMAH BARU
41 SARAPAN DI RUMAH BARU
42 DITERPA GOSIP MIRING
43 KORBAN PERUNDUNGAN SEJAK DINI
44 MENENANGKAN DIRI DI KAMPUNG HALAMAN
45 MASALAH YANG DIBUAT DUA ISTRINYA
46 MEMBAYAR SEORANG PELAYAN
47 CEMBURU BUTA
48 PARA ISTRI YANG MEMBENCI
49 WAKTUNYA PULANG
50 RAHASIA DUA ISTRI
51 ISTRI BERUBAH, CARLSON TERHERAN
52 TIDUR BERSAMA ISTRI KEDUA
53 BERTEMU NATHAN
54 Pengumuman Hiatus
Episodes

Updated 54 Episodes

1
KEMATIAN SANG SUAMI
2
KEPUTUSAN UNTUK ELLINA DAN KEVIN
3
TERPAKSA MENIKAHI KAKAK IPAR
4
DIPUKULI OLEH AYAH MERTUA
5
PERMINTAAN MAAF
6
MEMINTA IJIN UNTUK KEMBALI BEKERJA
7
UPAYA UNTUK MENGGOYAHKAN HATI
8
API CINTA YANG TERTUNDA
9
PERKARA MENGANTARKAN KEVIN BERSEKOLAH
10
MEMANGGILNYA PAPA
11
HANYA BISA MENYALAHKANNYA
12
MAKAN SIANG DENGAN SANG SUAMI
13
SIKAP YANG MEMBUAT BINGUNG
14
PERASAAN ITU TIDAK BOLEH BERTUMBUH
15
DIPAKSA UNTUK MEMILIKI ANAK DARI CARLSON
16
DIANTARA DUA HATI
17
IRI DAN BENCI DENGAN ELLINA-KEVIN
18
FITNAH SANG ISTRI TUA
19
PASTI MENYENANGKAN BAGIMU
20
HUKUMAN TIDAK BERPERASAAN
21
TIDAK ADA KATA CERAI BAGINYA
22
CARLSON SEDANG PUTUS ASA
23
LAHIRKAN SEORANG PUTRA JIKA INGIN BERCERAI
24
DITUNTUT SANA SINI
25
BERTENGKAR DI DEPAN UMUM
26
SENGAJA TIDAK MEMPUNYAI ANAK DARI CARLSON
27
BELUM BISA MENJADI ISTRI YANG SEMPURNA
28
MEMERGOKI SUAMI DENGAN WANITA LAIN
29
DENGAN SIAPA DIA BERBICARA?
30
TIDAK TEGA MENGATAKAN KEBENARANNYA
31
DIIJINKAN MENGINAP MALAM INI
32
CARLSON DAN KEVIN MENGHILANG
33
SECANGKIR TEH TEMAN BERCERITA
34
UNTUK KEINGINAN YANG LAIN AKU TIDAK BISA
35
LAHIRKAN SATU ANAK UNTUKKU
36
PERDEBATAN MALAM HARI
37
PAGI HARI DI RUMAH PANTI
38
KEDATANGAN AMANDA
39
PERJALANAN PULANG KE RUMAH
40
PULANG KE RUMAH BARU
41
SARAPAN DI RUMAH BARU
42
DITERPA GOSIP MIRING
43
KORBAN PERUNDUNGAN SEJAK DINI
44
MENENANGKAN DIRI DI KAMPUNG HALAMAN
45
MASALAH YANG DIBUAT DUA ISTRINYA
46
MEMBAYAR SEORANG PELAYAN
47
CEMBURU BUTA
48
PARA ISTRI YANG MEMBENCI
49
WAKTUNYA PULANG
50
RAHASIA DUA ISTRI
51
ISTRI BERUBAH, CARLSON TERHERAN
52
TIDUR BERSAMA ISTRI KEDUA
53
BERTEMU NATHAN
54
Pengumuman Hiatus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!