PERMINTAAN MAAF

Ellina menempelkan sebuah kapas yang sudah dibasahi oleh NaCl ke luka yang berada di bibir. Sedikit meringis karena setiap dia menempelkan kapas tersebut akan selalu terasa perih.

Setelah selesai, dia kembali melihat lukanya. Ellina yakin setelah ini maka lukanya tidak akan membengkak. Seketika Ellina teringat dengan ayah dari Amanda.

Dia menghela napas panjang saat mengingat betapa menyakitkan tamparan itu di wajah. Seketika air mata menetes tanpa permisi.

"Hahhhh ...," desahnya. Dia menghapus air mata sembari tertawa kecil. "Bahagia sekali jika masih memiliki ayah," ucapnya lirih.

Sejak kecil Ellina sudah dibuang oleh orang tuanya. Dia dibesarkan di panti asuhan dan hanya mengenal ibu panti saja yang dia anggap sebagai orang tua.

Ellina termasuk anak yang beruntung karena mendapat beasiswa di universitas ibu kota. Hingga akhirnya dia lulus dan bekerja di perusahaan Robert. Di situlah awal mula pertemuannya dengan David. Benih cinta itu hadir dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah meski di awal Elisabeth tentu saja tidak setuju.

Setelah Ellina berhasil mengandung lebih dulu dari Amanda, barulah pandangan Elisabeth berubah padanya. Wanita paruh baya itu menjadi lebih perhatian dan bahkan menyuruh dia untuk berhenti bekerja agar tidak kelelahan.

Mendapatkan sebuah keluarga adalah impiannya sejak kecil. Disayangi dan dicintai oleh sebuah keluarga. Mendapat suami, anak sekaligus orang tua yang mencintainya. Ellina sangat bahagia pada saat itu.

Namun, ternyata takdir berkata lain. Sang suami dinyatakan meninggal dalam kecelakaan mobil dan mengubah seluruh hidupnya. Diperlakukan seperti sebuah boneka yang tidak memiliki perasaan. Ellina sangat sedih dan terluka. Dia tidak punya keluarga kandung untuk tempatnya berlindung.

Teringat betapa marahnya tadi Anthony ketika membela sang putri benar-benar membuat dia iri. Tidak dibela padahal pernikahan ini bukanlah keinginannya. Hatinya terluka karena itu.

'Apakah menyenangkan, memiliki keluarga yang akan membela sampai seperti itu?' batinnya bertanya.

Ellina menghapus lagi air mata yang keluar tanpa permisi. Dia menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Mengambil tisu untuk mengeluarkan cairan hidungnya. Sudut matanya menangkap sebuah foto keluarga bahagia di meja rias. Ellina mengambil foto tersebut dan mengusapnya dengan penuh sayang.

"David, jika kamu masih ada, hidupku tidak akan seperti ini. Aku merindukanmu, David. Tolong, kembalilah! Kumohon! Please, David! Bawa aku bersamamu ... hiks ... kumohon! Lepaskan aku dari jerat rantai yang menyiksaku ini! Kumohon, David! Aku mencintaimu!"

Ellina menangis meluapkan semua perasaannya. Dia ingin hidupnya kembali seperti semula. Dia ingin bahagia dan mendapat keluarga yang lengkap seperti wanita pada umumnya.

Namun, kenapa takdir seolah senang bermain-main dengannya? Mempermainkan perasaannya seolah dia adalah sebuah boneka tanpa perasaan.

Ellina menangis sampai dia merasa lelah tanpa mengetahui bahwa sejak tadi sudah ada Carlson yang berdiri di ambang pintu kamar dan hendak menemuinya. Pria itu baru saja akan memberikan sebuah obat untuk mengobati lukanya.

Namun, terhenti ketika mendengar suara tangis. Pria itu semakin terkejut karena ternyata Ellina juga sama tersiksa dengannya.

Carlson menutup kembali pintu kamar, membiarkan Ellina sendiri untuk menenangkan hati. Dia lalu kembali ke kamar menemui sang istri yang sudah menunggunya.

"Kamu ... sudah menemui Ellina?" tanya Amanda ragu.

Carlson hanya membalasnya dengan sebuah anggukan. Tidak ingin membahas lebih lanjut perlihal wanita itu. Pria itu lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan sebuah pekerjaan. Membuka laptopnya dan mulai memeriksa berbagai dokumen penting perusahaan.

"Aku ... ingin meminta maaf atas tindakan papaku," ucap Amanda. Dia merasa bersalah pada sang suami yang sebenarnya tidak salah.

"Tidak apa-apa. Salahku karena tidak bisa menolak permintaan Mama," balas Carlson dengan pandangan yang masih mengarah ke laptop.

"Kamu marah, kan?" tanya Amanda takut.

"Tidak, ini semua salahku, kamu tidak salah," balas Carlson. Pandangannya masih sama. Ke arah laptop yang menyala.

"Carlson, aku ...." Suara Amanda yang lagi-lagi memanggil, membuat dia sadar bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh istrinya itu.

Carlson meninggalkan sejenak pekerjaannya dan duduk berhadapan dengan sang istri. "Ada apa?"

"Keluarga kita sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan ini dari papaku. Maaf karena aku ... aku ...." Amanda menarik napas sejenak. Khawatir karena sang suami akan marah padanya. "Maaf karena aku yang sudah mengatakan perihal pernikahan ini padanya. Tapi, aku tidak bermaksud sampai membuatmu terluka. Kamu tahu bahwa aku hanya memiliki papa, jadi aku .... Maaf, Carlson—”

"Aku tahu."

"Kamu tahu?"

"Iya, aku tahu."

"Dari mana kamu tahu?"

"Menebak. Aku masih tidak memercayai intuisi ku. Namun, setelah kamu mengatakan yang sebenarnya ...." Carlson menggantungkan kalimatnya. Membiarkan Amanda untuk menjawabnya.

"Maafkan aku, Carlson. Aku tidak bermaksud—”

"Aku tahu. Aku tidak apa-apa. Tapi sepertinya kamu harus melihat Ellina. Di sini dia juga korban. Dan lebih baik kalau kamu meminta maaf padanya," ujar Carlson kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Amanda agak terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka bahwa Carlson akan berkata seperti itu. Dipikirnya sang suami akan bersikap seperti kemarin. Tidak peduli terhadap wanita itu.

Akhirnya Amanda memutuskan untuk menuruti sang suami. Pergi menemui Ellina dan meminta maaf padanya. Mengetuk pintu dan setelah mendapat ijin dari sang pemilik, barulah dia masuk ke dalam kamar itu.

"Maaf, Ellina. Apakah aku mengganggumu?" tanya Amanda berjalan mendekati Ellina yang tengah duduk di bibir ranjang.

"Tidak, Amanda. Masuklah," ujar wanita itu dengan senyum hangat tulusnya.

Amanda ikut tersenyum dan duduk di sampingnya. Senyuman Ellina memang manis dan cantik. Dia saja yang seorang wanita terpesona dengan ibu satu anak ini. Apalagi Carl— tidak! Tidak! Amanda tidak ingin memikirkan hal yang seperti itu!

"Ada apa Amanda? Jika kamu butuh sesuatu, aku bisa datang menemuimu dan melakukan hal yang kamu minta," ucap Ellina seperti biasa.

"Tidak, Ellina. Aku ke sini hanya untuk melihat keadaanmu saja. Bagaimana lukamu? Apakah sudah baikkan?" tanya Amanda.

"Oh? Ini ... ini sudah lebih baik. Tadi sudah kuobati. Mungkin sekitar tiga hari juga sudah sembuh." Ellina tersenyum hangat pada mantan kakak iparnya itu. "Terimakasih karena sudah mengkhawatirkanku, Amanda."

"Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf. Karena papaku, kamu sampai harus terluka seperti ini. Yahh ... kamu pasti tau seorang ayah tidak akan rela anaknya terluka." Amanda tertawa kecil kemudian melanjutkan, "Jadi, wajar sekali untuknya melakukan hal seperti itu."

Ellina membalasnya dengan senyum dan sebuah anggukan. Entah mengapa dia merasa ada yang berbeda dari Amanda. Namun, lagi-lagi Ellina tidak ingin ambil pusing. Masalah hidupnya sudah cukup berat saat ini. Sepertinya jika ditambahkan dengan pemikiran bahwa Amanda yang berbeda hanya akan membuat kepalanya menjadi sakit.

"Ya sudah, kalau begitu aku keluar dulu biar kamu bisa beristirahat. Nanti siang kalau kamu tidak bisa turun untuk makan, aku akan menyuruh seseorang untuk mengantarkan makanan untukmu. Untuk Kevin, serahkan saja padaku. Jika dia ingin bersamamu, nanti kuantarkan," ucap Amanda panjang lebar.

"Terimakasih, Amanda. Kamu sangat baik padaku," ucap Ellina tulus.

"Tidak usah sungkan. Mulai sekarang kita itu sudah lebih dari saudara ipar. Aku akan benar-benar menganggapmu sebagai adikku, Ellina," ucap Amanda dengan senyum. Kedua tangannya menggenggam tangan Ellina dan mengusapnya lembut.

"Ya sudah, aku keluar, ya?" ucapnya lagi lyang dibalas sebuah anggukan oleh Ellina. Kemudian pergi meninggalkan wanita itu di dalam kamarnya.

Ketika pintu itu tertutup rapat. Senyum yang tadinya hangat sudah menghilang. Amanda melirik sinis pada kamar Ellina lalu benar-benar pergi dari sana.

***

Bersambung~~

Episodes
1 KEMATIAN SANG SUAMI
2 KEPUTUSAN UNTUK ELLINA DAN KEVIN
3 TERPAKSA MENIKAHI KAKAK IPAR
4 DIPUKULI OLEH AYAH MERTUA
5 PERMINTAAN MAAF
6 MEMINTA IJIN UNTUK KEMBALI BEKERJA
7 UPAYA UNTUK MENGGOYAHKAN HATI
8 API CINTA YANG TERTUNDA
9 PERKARA MENGANTARKAN KEVIN BERSEKOLAH
10 MEMANGGILNYA PAPA
11 HANYA BISA MENYALAHKANNYA
12 MAKAN SIANG DENGAN SANG SUAMI
13 SIKAP YANG MEMBUAT BINGUNG
14 PERASAAN ITU TIDAK BOLEH BERTUMBUH
15 DIPAKSA UNTUK MEMILIKI ANAK DARI CARLSON
16 DIANTARA DUA HATI
17 IRI DAN BENCI DENGAN ELLINA-KEVIN
18 FITNAH SANG ISTRI TUA
19 PASTI MENYENANGKAN BAGIMU
20 HUKUMAN TIDAK BERPERASAAN
21 TIDAK ADA KATA CERAI BAGINYA
22 CARLSON SEDANG PUTUS ASA
23 LAHIRKAN SEORANG PUTRA JIKA INGIN BERCERAI
24 DITUNTUT SANA SINI
25 BERTENGKAR DI DEPAN UMUM
26 SENGAJA TIDAK MEMPUNYAI ANAK DARI CARLSON
27 BELUM BISA MENJADI ISTRI YANG SEMPURNA
28 MEMERGOKI SUAMI DENGAN WANITA LAIN
29 DENGAN SIAPA DIA BERBICARA?
30 TIDAK TEGA MENGATAKAN KEBENARANNYA
31 DIIJINKAN MENGINAP MALAM INI
32 CARLSON DAN KEVIN MENGHILANG
33 SECANGKIR TEH TEMAN BERCERITA
34 UNTUK KEINGINAN YANG LAIN AKU TIDAK BISA
35 LAHIRKAN SATU ANAK UNTUKKU
36 PERDEBATAN MALAM HARI
37 PAGI HARI DI RUMAH PANTI
38 KEDATANGAN AMANDA
39 PERJALANAN PULANG KE RUMAH
40 PULANG KE RUMAH BARU
41 SARAPAN DI RUMAH BARU
42 DITERPA GOSIP MIRING
43 KORBAN PERUNDUNGAN SEJAK DINI
44 MENENANGKAN DIRI DI KAMPUNG HALAMAN
45 MASALAH YANG DIBUAT DUA ISTRINYA
46 MEMBAYAR SEORANG PELAYAN
47 CEMBURU BUTA
48 PARA ISTRI YANG MEMBENCI
49 WAKTUNYA PULANG
50 RAHASIA DUA ISTRI
51 ISTRI BERUBAH, CARLSON TERHERAN
52 TIDUR BERSAMA ISTRI KEDUA
53 BERTEMU NATHAN
54 Pengumuman Hiatus
Episodes

Updated 54 Episodes

1
KEMATIAN SANG SUAMI
2
KEPUTUSAN UNTUK ELLINA DAN KEVIN
3
TERPAKSA MENIKAHI KAKAK IPAR
4
DIPUKULI OLEH AYAH MERTUA
5
PERMINTAAN MAAF
6
MEMINTA IJIN UNTUK KEMBALI BEKERJA
7
UPAYA UNTUK MENGGOYAHKAN HATI
8
API CINTA YANG TERTUNDA
9
PERKARA MENGANTARKAN KEVIN BERSEKOLAH
10
MEMANGGILNYA PAPA
11
HANYA BISA MENYALAHKANNYA
12
MAKAN SIANG DENGAN SANG SUAMI
13
SIKAP YANG MEMBUAT BINGUNG
14
PERASAAN ITU TIDAK BOLEH BERTUMBUH
15
DIPAKSA UNTUK MEMILIKI ANAK DARI CARLSON
16
DIANTARA DUA HATI
17
IRI DAN BENCI DENGAN ELLINA-KEVIN
18
FITNAH SANG ISTRI TUA
19
PASTI MENYENANGKAN BAGIMU
20
HUKUMAN TIDAK BERPERASAAN
21
TIDAK ADA KATA CERAI BAGINYA
22
CARLSON SEDANG PUTUS ASA
23
LAHIRKAN SEORANG PUTRA JIKA INGIN BERCERAI
24
DITUNTUT SANA SINI
25
BERTENGKAR DI DEPAN UMUM
26
SENGAJA TIDAK MEMPUNYAI ANAK DARI CARLSON
27
BELUM BISA MENJADI ISTRI YANG SEMPURNA
28
MEMERGOKI SUAMI DENGAN WANITA LAIN
29
DENGAN SIAPA DIA BERBICARA?
30
TIDAK TEGA MENGATAKAN KEBENARANNYA
31
DIIJINKAN MENGINAP MALAM INI
32
CARLSON DAN KEVIN MENGHILANG
33
SECANGKIR TEH TEMAN BERCERITA
34
UNTUK KEINGINAN YANG LAIN AKU TIDAK BISA
35
LAHIRKAN SATU ANAK UNTUKKU
36
PERDEBATAN MALAM HARI
37
PAGI HARI DI RUMAH PANTI
38
KEDATANGAN AMANDA
39
PERJALANAN PULANG KE RUMAH
40
PULANG KE RUMAH BARU
41
SARAPAN DI RUMAH BARU
42
DITERPA GOSIP MIRING
43
KORBAN PERUNDUNGAN SEJAK DINI
44
MENENANGKAN DIRI DI KAMPUNG HALAMAN
45
MASALAH YANG DIBUAT DUA ISTRINYA
46
MEMBAYAR SEORANG PELAYAN
47
CEMBURU BUTA
48
PARA ISTRI YANG MEMBENCI
49
WAKTUNYA PULANG
50
RAHASIA DUA ISTRI
51
ISTRI BERUBAH, CARLSON TERHERAN
52
TIDUR BERSAMA ISTRI KEDUA
53
BERTEMU NATHAN
54
Pengumuman Hiatus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!