Bab. 5

"Fira," panggil seseorang berlari menghampiri wanita cantik itu.

Safira yang baru saja keluar dari ruangan Kevin menghentikan langkahnya, lalu berbalik.

"Ada apa?" tanya Safira, menatap Bunga—rekan kerjanya.

Bunga senyum-senyum sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Ditanya malah senyum-senyum. Aneh," ketus Safira.

Jujur saja saat ini Safira malas sekali meladeni bunga. Rekan kerjanya itu terlihat seperti ada maunya kalau sedang mendekatinya begini.

"Waktu ku tidak banyak, Bunga. Aku harus segera kembali ke ruangan pak Kevin dan membawakannya makan siang," ucap Safira lagi.

"Begini, Ra. Aku mau minta tolong boleh?" kata Bunga sembari menyodorkan kotak bekal. "Tolong, berikan ini untuk pak Kevin. Tapi, jangan katakan kalau aku yang memasaknya."

Safira mengernyit. Ini pertama kalinya Bunga memberikan sesuatu untuk atasannya itu.

"Baiklah. Dengan senang hati aku akan memberikannya," sahut Safira menerima kotak bekal itu.

Tatapan Bunga kini tertuju pada luka di punggung tangan Safira yang nampak bengkak dan mulai membiru.

"Astaga, Fir. Tangan kamu kenapa?" Bunga penasaran. Ia menarik lengan Safira dan mengajaknya duduk.

"Hanya luka kecil. Aku sedikit ceroboh, jadi begini akibatnya." Safira tidak mau menjelaskan apa yang sudah terjadi padanya. "Mau ke kantin bareng?" tawarnya.

"Aku masih ada urusan penting, Ra. Lain kali aja, ya," tolak Bunga lalu berjalan pergi.

Safira melanjutkan perjalananya menuju ke kantin perusahaan. Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul duabelas, dimana ia harus menyediakan makan siang untuk sang bos.

•••

Safira mengetuk pintu ruangan Kevin sebelum wanita itu masuk ke dalam dan menenteng dua kantong plastik makanan.

"Waktunya makan siang, Pak. Bisakah anda tinggalkan sebentar laptop dan berkas-berkas itu?" ucap Safira mengeluarkan makanannya dan meletakkannya di atas meja.

"Bentar lagi," sahut Kevin masih fokus dengan berkasnya.

"Tadi, nyonya Violet menghubungi saya. Beliau berpesan kalau—" belum selesai Safia melanjutkan ujarannya, Kevin sudah lebih dulu berjalan kearahnya dengan tatapan tajam.

"Ngadu lagi sama mama?" tanya Kevin memojokkan Safira hingga tubuh wanita itu terpojok ke tombok.

Safira menggeleng. Padahal bukan itu yang ingin ia katakan pada Kevin.

"Saya sama sekali tidak mengatakan apapun pada nyonya. Hanya saja, nyonya berpesan pada saya agar anda segera pulang ke mansion utama," ucap Safira datar.

"Yakin hanya itu?"

"Ya," jawab Safira.

Kevin menghela nafas. Sepertinya ia sudah salah sangka pada Safira.

Pria itu kemudian berbalik, menatap ke arah meja. Ia cukup terkejut melihat banyak makanan yang tersedia di atas meja salah.

"Beli sebanyak ini buat apa? Kamu tahu porsi makanku, bukan?" kesal Kevin. Safira hanya memikirkannya tanpa memikirkan dirinya sendiri.

Sungguh, itu membuat Kevin sangat muak. Ditambah lagi ketidakpekaan Safira padanya.

"Duduk," titahnya.

"Tidak perlu, Pak. Saya sudah biasa berdiri," tolak Safira. Tidak sopan jika duduk di samping bosnya saat pria itu sedang makan.

Kesal terus saja ditolak, Kevin menarik pergelangan tangan Safira.

"Pak!" seru Safira kaget.

"Maafkan aku, Fira. Tadi aku terbawa emosi," kata Kevin meraih jemari Safira dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.

Diperlakukan seperti itu, Safira masih terdiam sambil menatap Kevin yang telaten mengobati lukanya.

Ya, Kevin sudah menyiapkan kotak obat jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Makan di sini bersamaku," ucap Kevin mengecup punggung tangan Safira.

"Anda duluan. Saya akan menyusulnya nanti," sahut Safira menolak ajakan bosnya. Ia mengeluarkan sepotong sandwich dan memakannya.

"Suapi aku," titah Kevin sontak membuat bibir Safira mencebik kesal.

"Anda bisa makan sendiri. Jangan manja." Safira menyodorkan makanan yang tadi Bunga berikan padanya. "Silahkan coba ini. Sandwich tanpa potongan buah."

Safira menegakkan tubuhnya. Masih setia berdiri di depan Kevin.

"Kenapa lagi-lagi kamu menyiapkan sandwich? Apa kamu gak bosan? Aku saja bosan melihatnya," gerutu Kevin.

Safira menggeleng. Justru ia tahu kalau Kevin sangat menyukai sandwich untuk makan siangnya ditemani dengan kopi.

Hanya saja, Safira tidak menambahkan selai kacang di dalamnya karena Kevin sangat tidak menyukai itu.

"Bukan, ini bukan aku yang—"

"Berikan itu," ucap Kevin memotong kalimat Safira. Ia menunjuk sandwich yang ada di tangan kanan asisten pribadinya itu.

"Saya sudah menggigit ujungnya, Pak. Anda bisa mengambil yang lain," sahut Safira. Masih ada sisa sandwich di kotak bekal.

Safira sengaja mencicipinya lebih dulu. Ia tidak mau mengambil resiko dan salah memberikan makanan untuk Kevin.

"Berikan, Fira!" pinta Kevin.

"Baiklah." Safira memejamkan matanya sekilas menahan emosinya. Ia kemudian berniat memotong bagian yang ia gigit namun, Kevin lebih dulu menahannya.

"Kamu sedang apa?" Kevin menaikkan satu alisnya.

"Ini bekas gigitan saja jadi—" Safira membulatkan matanya. Kevin memakan bekas gigitannya tanpa rasa jijik sama sekali.

"Enak," sahut Kevin.

"Apa yang anda lakukan. Jorok sekali," seru Safira. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan bosnya karena ini?

Padahal, Safira ingin memeriksa dulu apakah makanannya mengandung selai kacang atau tidak.

"Aku suka. Makan dari bekas gigitan orang lain ternyata sangat... argh!" Kevin menjatuhkan sisa sandwich nya lalu memegang tenggorokannya yang terasa panas.

"Pak Kevin! Anda baik-baik aja, Kan?" pekik Safira bergegas menghampiri Kevin dan memapahnya. Sayangnya, bos itu lebih dulu tak sadarkan diri.

Mohon ingatkan jika banyak typo ya kak🤗

Terpopuler

Comments

+86

+86

tadi ada.. tapi al lewatin, okok

2024-05-16

0

Eva Karmita

Eva Karmita

Kevin alergi selai kacang kah ...??! 🤔

2024-05-16

1

jaran goyang

jaran goyang

𝑙ℎ𝑜 𝑛𝑝....
𝑏𝑟𝑟𝑡 𝑡𝑢 𝑚𝑘𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖 𝑘𝑠ℎ 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑡𝑢 𝑑𝑜𝑛𝑔

2024-05-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!