Suami Baru

Nasya duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja Reza. Tentu, bukan main senangnya Reza saat ini. Bertemu lagi dengan Nasya. Hanya saja, ia tak bisa menunjukkan hal itu. Dan harus bersikap sewajarnya saja karena Nasya sudah menjadi milik orang lain.

"Udah lama ya, kita ga ketemu," Ujar Reza memecah keheningan dalam ruangan itu.

Sejak setelah Reza menanyakan kabar Dicky, Nasya jadi tidak banyak bicara lagi.

"Iya," Jawab Nasya singkat.

Reza menatap perempuan itu heran. Terlihat Nasya sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa?," Tanya Reza.

Sadar, Nasya menoleh dan tersenyum, "Gaada apa-apa kok.".

Reza hanya menganggukkan kepala akan jawaban itu.

Sejenak tidak ada pembicaraan apapun. Setelah lama tak bertemu, rasanya jadi canggung. Apalagi keadaannya sudah tak lagi sama.

Lalu...,

"Ngomong-ngomong, gimana sama lo?....".

Reza mengkerut dan menatap Nasya, " ... Udah dapet pacar belum? Masa iya, pimpinan perusahaan ganteng gini masih jomblo," Ucap Nasya dengan nada candaan di akhir kalimat.

Meski keadaan sudah berbeda namun Nasya tetaplah Nasya yang dulu. Cewek preman yang suka mewek, Di luar terlihat kasar namun di dalam orangnya baik kok.

Reza tersenyum tipis dan, "Lo tu ya, gue kira nanya kabar gue gimana, sehat atau enggak. Lah, malah nanya masih jomblo atau enggak," gerutunya.

Tertawa, "Siapa tau aja lo udah ga jomblo lagi," Jawab Nasya.

"Gue mah orangnya setia! Ga macem-macem," Balas Reza berlagak menyombongkan diri dan membuat Nasya tertawa,

"Setia ngejomblo maksud lo?," Balas Nasya.

Melihat perempuan itu tertawa, Reza tersenyum. Lama rasanya tak melihatnya tertawa seperti itu.

»

Disisi lain, Dicky baru saja tiba dirumah Nabila. Namun, tidak terlihat tanda-tanda keberadaan Nabila disana. Rasanya, sudah puluhan kali Dicky menekan tombol bel dirumah itu tapi tetap saja tidak ada yang menjawab.

Dicky mencoba untuk menghubungi nomor telepon Nabila, hasilnya tetap saja nihil, panggilan telepon itu tak diangkat oleh Nabila.

Kesal, ponselnya terus-menerus berbunyi, Nabila me-nonaktifk-an ponsel tersebut.

"Kenapa malah di matiin?," Tanya seorang pria yang duduk disebelah Nabila.

"Biarin. Sekalian gue mau tau, seberapa cintanya dia ma gue!," Jawab Nabila menghempas kasar ponsel itu di atas meja.

Pria ini menganggukkan kepala, kembali fokus bermain game online di ponselnya.

Nabila diam, hanya menatap ponsel miliknya di atas meja. Ia penasaran sekaligus kesal karena pesan singkat yang diterima kemarin malam. Pesan singkat yang sebenarnya sama sekali tak diketahui oleh Dicky.

//

"Kamu kemana sih?," Gerutu Dicky yang sudah sangat khawatir pada Nabila.

Ia mencoba menghubungi Nabila lagi namun [Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan ... ] Dicky mulai sedikit kesal saat mengetahui ponsel Nabila yang sudah tidak aktif.

"Sekarang ga aktif. Kamu kenapa sih?!," Dicky kesal sembari menatap arah rumah Nabila yang sepi.

S

K

I

P

Nasya masih berasa di kantor Reza. Ia duduk manis dengan memainkan ponsel.

Reza baru saja menutup laptop, ia melirik Nasya yang asyik disana. "Eh, lo laper ga..?,".

Nasya menoleh, "Iya nih, gue laper! Makan yok!.".

Reza beranjak dari tempatnya, "Yaudah, ayok! Sekalian gue ngajak Putri juga.".

Nasya mengangguk dan beranjak dari tempatnya.

//

Putri masih sibuk dengan pekerjaannya, "Masih banyak kerjaan, Put?," Tanya Reza yang membuatnya menoleh,

"Ga juga, bentar lagi selesai kok," Jawab Putri.

Nasya menatap Putri disana, Rasanya perempuan ini tidak asing.

"Oh gitu, yaudah kita tunggu deh, sekalian makan siang bareng," ajak Reza pada Putri.

Sedikit ragu, Putri menatap jam tangan yang melingkar ditangan sekilas lalu menatap Reza lagi, "Maaf ja, gue ga bisa. Soalnya udah ada janji makan siang sama...."

Melihat gelagatnya itu, Reza sudah mengerti dan paham, "Pacar lo?," cela nya.

Putri mengangguk pelan diiringi senyum malu.

"Wah, ceritanya udah baikkan nih? Gue kira masih perang dunia," ledek Reza pada Putri.

Tak ingin kalah, Putri sedikit mendekat pada Reza dan membisikkan sesuatu, "Gausah ngeledek! Mau gue bales? Mumpung ada orangnya disini," bisik Putri dengan sedikit melirik Nasya yang berada tak jauh dari meja kerja Putri.

Reza yang juga melirik Nasya, sedikit salah tingkah, "Apaan sih lo! Jangan ngomong yang aneh-aneh ya sama Nasya!.".

Putri tersenyum, meledek tingkah sang sahabat.

"Yaudah kalo lo gamau ikut. Gue mau makan siang, udah laper!," ucap Reza mengalihkan topik pembicaraan.

"Selamat nge-date!," Putri meledek pelan Reza yang meliriknya sebal. Dan Putri tertawa geli melihat ekspresi Reza saat itu.

//

Heran karena hanya Reza yang menghampiri, "Loh, Putrinya ga diajak?," Tanya Nasya.

"Enggak. Dia bilang, udah punya janji makan siang sama pacarnya," Jawab Reza.

Nasya mengangguk sembari memandang Putri yang kembali sibuk menyelesaikan pekerjaan disana. Entah mengapa, ia merasa aneh pada sosok Putri.

Reza bingung melihat Nasya yang terus memandang Putri disana, "Ada apa?," Tanyanya juga melihat Putri sekilas lalu kembali pada Nasya.

Nasya menggeleng pelan namun sorot matanya masih tertuju pada Putri.

"Yaudah, yuk makan! Katanya laper," Ucap Reza.

Nasya lalu menoleh pada Reza dan mengangguk.

Reza berjalan pergi, Nasya mengikuti langkah namun sebelum benar-benar pergi, Perempuan ini kembali melirik Putri sekilas, mengingat-ingat apakah dirinya pernah bertemu dan berteman akrab dengan Putri.

»

Karena tidak bertemu dengan Nabila, Dicky memutuskan untuk pulang ke rumah sekaligus memeriksa Nasya, apakah istrinya itu benar-benar pergi dari rumah atau tidak.

Ia baru saja memasukkan mobil ke halaman rumah, sejenak ia memeriksa ponsel, berharap ada kabar dari Nabila namun tidak ada pesan ataupun panggilan dari Nabila.

Dicky berdecak kesal akan hal itu, ia lalu keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah.

Dilihatnya kondisi rumah yang sepi, tidak ada orang.

Dicky mulai panik, "Apa tu orang beneran minggat?," Gumamnya lalu segera mulai mencari sang istri ke dalam rumah.

Dicky naik ke lantai atas, menuju kamar, memeriksa sesuatu. Terlihat koper Nasya masih ada ditempatnya, tak berpindah sedikitpun, sama seperti tadi pagi.

"Kopernya ada tapi orangnya ga ada," Ucapnya menelusuri seisi rumah untuk mencari Nasya.

Nihil, tidak ada sosok sang istri dirumah itu. Dicky bertegak pinggal sebelah, kesal dan segera mencoba menghubungi Nasya.

"Aish! Tu orang kemana?," Ucapnya menatap layar ponsel, mencari nomor telepon Nasya.

//

Mengetahui ponselnya yang terus bergetar, Nasya hanya melirik dengan kesal. Panggilan telepon itu seketika menghancurkan mood-nya.

Reza melirik Nasya disana, "Kenapa ga diangkat?.".

Nasya segera me-reject panggilan itu, "Biasa, orang salah sambung," Jawabnya berdusta.

Tak lama kemudian, ponsel itu kembali bergetar pertanda panggilan masuk, dari orang sama.

Melihat tingkah yang seperti itu, Reza merasa bahwa saat ini Nasya sedang bertengkar dengan Dicky.

Reza sudah sangat paham dengan tingkah yang seperti itu, yang mirip dengan seseorang.

Untuk yang kesekian kalinya, ponsel itu kembali bergetar. Nasya menatap kesal dan me-nonaktifkan ponselnya.

Reza yang masih memperhatikannya, "Lo lagi berantem sama Dicky?," Tanya Reza memastikan.

Nasya sedikit terkejut dan menatap Reza di depannya itu, "Enggak" Jawab Nasya.

Reza tersenyum tipis, "Jangan bohong lo ma gue! Gerak-gerik lo tu udah jelas banget," Balas Reza yang sudah sangat hafal dengan tingkah laku seperti itu.

Karena Reza sudah mengetahuinya, Nasya lalu memasang wajah cemberut bercampur kesal.

"Berantem kenapa lo? Penganten baru kok berantem," Ujar Reza yang membuat Nasya melirik, "Apaan sih lo! Gausah bahas-bahas penganten! Gue sebel dengernya!," Balas Nasya.

Reza tertawa, "Pengantennya kan elo," Ucapnya.

Nasya tak menjawab, hanya melirik Reza dengan wajah cemberut.

//

"Aish! Lagi-lagi ga aktif!" gerutu Dicky kesal.

Tentu saja, setelah Nabila yang menghindar darinya, kini giliran Nasya yang pergi entah kemana. Ditambah lagi, tidak ada yang satupun dari kedua orang itu yang mengangkat telepon darinya dan sama-sama me-nonaktifkan ponsel.

"Jangan-jangan dia beneran minggat tempat suami barunya...," Curiga Dicky.

"...Tapi siapa?," Sambung Dicky berpikir keras.

Kesal, ia melempar ponselnya ke sofa, dan menghempaskan tubuhnya juga ke sofa.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!