Terpaksa Menikah

"Lo?" "Elo?"

Lagi, Satu kata itu, terucap secara bersamaan. Oleh Nasya dan Dicky.

Kedua nampak sangat terkejut. Ya, keduanya sudah pernah di pertemukan oleh Tuhan, sebelumnya. Ingat tidak? Pemuda menyebalkan yang seenaknya saja mengendarai mobil dijalanan?. Iya, pemuda itu adalah Dicky. Calon suami Nasya.

Hal itu, membuat kedua orang tua Nasya dan Dicky heran.

"Kalian, sudah saling kenal?" Tanya Mama Nasya.

Nasya yang kesal lalu menatap orangtuanya yang berada disebelah "Jadi dia, Ma? yang mau dijodohin sama Nasya?" ucap Nasya malah balik bertanya pada sang mama dan menghiraukan pertanyaan sang mama.

"Iya, Dicky! Calon suami kamu" jawab sang mama.

Nasya menghela napas "Kalo sama dia, Nasya gak mau!" ujar Nasya.

"Eh, Lo pikir gue mau dijodohin sama lo? Ogah!" sahut Dicky yang membalas perkataan Nasya.

Nasya menoleh dan menatapnya kesal.

"Loh? Kenapa?" Tanya Mama Dicky yang juga heran disana.

"Asal mama tau ya. Dia ini cewe kasar yang udah bikin aku sial." jelas Dicky pada sang mama.

Nasya kesal dan tidak terima dengan itu "Eh, sembarangan lo kalo ngomong! Yang ada gue lagi yang sial bukan lo" balasnya.

"Sial darimananya lo? Lo tu selalu bikin gue sial. Ada aja masalah kalo ada lo" balas dan gerutu Dicky.

"Terserah lo deh ya! Pokoknya gue gamau dijodohin dan nikah sama lo" ucap dan tekan Nasya padanya.

"Hh? Gue juga gamau dijodohin sama lo. Apalagi sampe nikah? Yang ada sial seumur hidup gue" balas Dicky melipat tangannya.

Terjadilah adu mulut antara Nasya dan Dicky yang membuat heran kedua orangtua kalian karena kalian sama sekali belum menjelaskan sedikitpun tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Dicky Cukup!" "Nasya!"

Keduanya pun diam setelah papa Nasya dan juga papa Dicky berbicara. Keduanya saling memandang dengan kesal.

"Sudah cukup! Sekarang, kalian harus dengarkan kami!" tegas papa Nasya. Beliau lalu menatap besannya. "Tidak ada alasan apapun lagi karena keputusan sudah terlanjur dibuat. Kalian tetap harus menikah!" jelas papa Dicky membuat Kedua remaja ini terbelalak.

"Pa, aku ga setuju! aku gamau" bantah Dicky.

Begitu pula Nasya yang merengek, menolak perjodohan ini. "Nasya! Keputusan sudah ditetapkan. Kalian akan tetap menikah minggu depan!" jelas papa Nasya.

"Apa? Minggu depan?" Nasya dan Dicky lagi-lagi mengucapkan kalimat dengan bersamaan.

Mendengar itu, Nasya masih berusaha memohon pada orangtua nya agar membatalkan perjodohan itu namun apa boleh buat, baik Nasya maupun Dicky tidak bisa mengubah keputusan yang telah dibuat. Intinya Nasya dan Dicky akan tetap menikah.

P

E

R

C

E

P

A

T

Hari ini adalah hari yang sangat dinanti-nanti oleh semua orang yakni acara pernikahan Nasya dan Dicky. Semua terlihat bahagia dihari itu untuk menyaksikan pernikahan tersebut. Semua ruangan sudah dihiasi dengan bunga-bunga dan tirai yang berpadu warna putih-biru.

Sahabat Nasya, Reza juga menghadiri acara pernikahan itu. Dia harus merelakan cinta pertamanya. Drt.. Drt.. ponselnya bergetar pertanda pesan masuk. Reza segera membuka pesan yang berisi "Bagaimana acaranya?" tanya seseorang dari seberang sana.

Reza tersenyum tipis dan membalas pesannya "Begitulah"

Tak berapa lama pesan pun kembali diterima oleh Reza "Mungkin ini yang terbaik untuk Nasya. Gausah sedih! Jodoh itu ga akan kemana kok" begitulah balasan pesan tersebut yang mencoba untuk menenangkan Reza. Pemuda itu hanya membacanya dan tidak membalas lagi. Tentunya, ia pasti sudah bisa menerima kenyataan karena sekarang ia berada di acara pernikahan Nasya dan Dicky.

Nasya terlihat begitu cantik dengan gaun pernikahan berwarna putih dan Dicky terlihat tampan mengenakan jas dan celana berwarna putih serta peci yang menghiasi kepalanya. Keduanya terlihat begitu sangat serasi.

Hanya dengan beberapa menit saja, Nasya sudah menjadi istri dari Dicky. Walaupun Nasya dan Dicky terpaksa melakukan pernikahan itu.

Momen yang ditunggupun tiba. Ya, momen dimana Dicky mengucapkan janji suci pernikahan yakni akad nikah.

Dicky menjabat tangan sang penghulu. Tidak ada rasa gugup ataupun deg-deg-an yang Nasya dan Dicky rasakan saat itu.

Bagi keduanya, hari itu seperti acara kumpul keluarga saja. Setelah penghulu mengucapkan kalimatnya, Dickypun lalu menjawabnya dengan lantang dan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun. Dan resmilah Nasya menjadi nyonya prasetyo.

S

K

I

P

Tidak terasa acara pernikahan Nasya dan Dicky telah berakhir. Para kerabat dekat baru saja pulang dari rumah.

Saat ini, Nasya dan Dicky tengah berada di dalam kamar. Tidak ada yang terjadi. Keduanya terlihat biasa saja. Dicky sibuk mengutak-atik ponselnya ditepi ranjang dan Nasya tengah membersihkan make up yang ada diwajah.

Setelah selesai, Nasya bergegas menuju kamar mandi tanpa memperdulikan Dicky disana. Dicky nampak sedikit melirik "Mau kemana lo?" tanyanya.

Tanpa menoleh "Bukan urusan lo!" jawab Nasya cuek.

"Bukan urusan gue gimana? Lo itu udah jadi Istri gue dan gue harus tau" balas Dicky dengan tegas.

Nasya menoleh dan menatap padanya setelah mendengar perkataannya "Etdah! Gue gak pergi kemana-mana kali, Cuma kekamar mandi doang! Itu pun masih didalam rumah ini. Bukannya diluar rumah. Sok bertindak jadi suami gue aja lo" ketus Nasya.

"Apa lo bilang?" Dicky

"au ah! Gue mau mandi" ucap Nasya berlalu dari hadapan Dicky

Dunia tak selebar daun kelor.

Mungkin itulah pepatah yang cocok untuk Nasya dan Dicky saat ini. Tanpa sengaja keduanya dipertemukan dengan cara yang bisa dibilang seperti Tom and Jerry. Dimana, Setiap kali bertemu pasti ada saja yang dipermasalahkan.

Tidak seperti pasangan suami-istri pada umumnya. Romantis, Perhatian, Penuh Cinta. Berbeda dengan Nasya dan Dicky, dimana keduanya selalu bertengkar setiap kali bersama.

Nasya baru saja keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan handuk berwarna putih. Seperti biasa Nasya membuka lemari pakaian dan memilih piama tidur nya.

Dengan berbalutkan handuk Nasya berjalan kesana kemari didalam kamar itu tanpa sadar akan seseorang disana. Ya, Dicky masih berada ditepi tempat tidur dengan ponselnya. Dia melirik Nasya yang sedari tadi sibuk sendiri "Oi, lo ngapain? Mondar-mandir kayak gosokan!" ujar Dicky.

Mendengar itu Nasya sadar bahwa dikamar itu bukan hanya ia sendiri. Nasya lupa jika ada Dicky disana "Eh, lo ngapain disini?" Nasya balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Dicky sebelumnya.

"Lo ga liat? Gue lagi tidur disini?" jawab Dicky kembali fokus dengan ponselnya.

Nasya menatapnya tajam "Keluar lo dari kamar gue!" usirnya.

Dicky kembali menatap Nasya "Lo ngusir gue? Lo lupa? Sekarang gue sama lo itu udah nikah! Otomatis ini juga jadi kamar gue" balas Dicky dengan santai.

"Oh iya ya. Lo udah jadi suami gue." ucap Nasya yang lupa dengan kenyataan setelah keluar dari kamar mandi.

Kembali fokus dengan ponselnya, Dicky mengangguk mendengar ucapan Nasya.

Sadar "Eitt, tapi tetep aja lo harus keluar! Gue mau pake baju!" paksa Nasya pada Dicky.

Masih pada posisinya "Ya pake tinggal pake sih!" celetuk Dicky.

Nasya kesal melihat Dicky yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya "Dicky! Keluar gak lo! Kalo gak ni lemari melayang ke kepala lo" ucap Nasya dengan nada sedikit tinggi.

Dicky menatap Nasya dengan kesal "Etdah! Iye, gue keluar!" ucapnya berjalan malas keluar dari kamar.

Nasya pun segera mengunci pintu kamar khawatir Dicky yang masuk seenaknya.

S

K

I

P

Saat ini Nasya tengah duduk diatas kasur dan sibuk dengan ponsel nya. Sementara Dicky, ia masih setia dengan ponsel miliknya. Tidak ada satupun percakapan antara Nasya dan Dicky. Keduanga sibuk berbalas pesan dengan orang lain ketimbang untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Pasangan yang aneh memang.

Tok! Tok! Tok! Seseorang baru saja mengetuk pintu kamar mereka.

Nasya yang asik dengan ponsel nya "Dic, bukain tuh!" ujar Nasya tanpa menoleh pada Dicky.

"Ogah! Lo aja sana" balas Dicky yang juga tanpa menoleh pada Nasya.

Nasya masih dengan ponselnya "Lo aja napa! Gue masih asyik nih".

Dicky menatap Nasya yang sibuk dengan ponsel, Ia berdecak kesal lalu beranjak dari tempatnya dan membukakan pintu kamar.

"Mama?..." ucap Dicky saat mengetahui bahwa yang mengetuk pintu itu adalah mama Nasya yang sekarang adalah mama mertua Dicky "...Ada apa, ma?" sambungnya.

Sang mama tersenyum pada menantunya itu "Ayo turun! Kita makan malam sama-sama".

"Ah, iya ma. Nanti aku sama Nasya turun" balas Dicky.

"Baiklah. Mama tunggu dibawah" ucap sang mama lalu meninggalkan mereka berdua dan turun ke ruang makan.

Dicky menutup pintu dan melihat pada Nasya yang masih saja fokus dengan ponsel.

Nasya bertanya pada Dicky "Siapa, Dic?" dengan mata yang masih fokus pada layar ponsel.

"Mama nyuruh kebawah buat makan" jelas Dicky.

"Yaudah, lo duluan aja kebawah entar gue nyusul" jawab Nasya masih dengan posisi nya.

Dicky masih menatap Nasya yang sama sekali tidak beralih dari ponsel. Sesekali, ia melihat Nasya tersenyum dengan ponselnya itu. Dicky merasa curiga "Asyik banget sih" ucapnya dengan merampas ponsel itu dari tangan Nasya.

Nasya kesal "Aish, Dicky! Siniin" dan berusaha meraih ponselnya kembali.

"Apaan ni? Siapa Reza?" ucap Dicky dengan menatap Nasya.

Sejenak Nasya diam dengan pertanyaan itu "aish, sini!" ucapnya mencoba untuk tidak memperdulikan pertanyaan Dicky dan berusaha meraih ponsel.

"Gue tanya Reza itu siapa?" ucap Dicky masih pada pertanyaan yang sama.

Nasya menatapnya kesal "Emang penting gitu buat lo?" balas Nasya.

"Ya penting lah! Lo itu udah jadi istri gue dan gue berhak tau semuanya" jelas Dicky.

Nasya melipat tangan dan mengalihkan wajahnya dari tatapan Dicky "Terus gue harus kasih tau gitu?" jawab Nasya.

Dicky masih menatap Nasya serius "Gue bilang, Reza siapa?" ucap Dicky dengan membentak pada Nasya.

Nasya kembali menatapnya tajam "Etdah woy! Gausah pake bentak segala napa!".

Melihat Nasya yang masih bersikap untuk tidak mengatakan siapa Reza "Oh, jangan-jangan dia pacar lo yang belum lo putusin, ya kan?" sangka Dicky.

"Kalo dia pacar gue, Masalah buat lo? Inget ya dic! Gue nikah sama lo itu bukan atas kemauan gue jadi lo gak usah sok berlagak layaknya suami gue! " ucap Nasya kesal.

"Astagfirullah, lo bilang gue berlagak jadi suami lo? Lah emang gue udah sah jadi suami lo dan semua yang lo lakuin gue berhak tau termasuk si Reza ini!" balas Dicky.

"Eh! Denger ya, gue bukan cewe bodoh! Gue tau, lo sendiri juga pasti punya pacar dan masih berhubungan sama pacar lo itu. Lagian ngapain sih lo sok sibuk mempermasalahkan tentang Reza? Gue aja ga mempermasalahkan hubungan lo sama pacar lo itu. Jadi berhenti bertindak sebagai suami gue!" ucap Nasya pergi meninggalkan Dicky tanpa memperdulikan ponsel nya lagi.

Dicky yang kesal karena perkataan Nasya barusan "Fine! Kita lihat aja. Lo bakal klepek-klepek sama gue" Dicky membatin dengan melihat arah pintu meskipun Nasya sudah hilang dari pandangannya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!