Orang Yang Tidak Tahu Malu, Harus Diberi Pelajaran.

Wanita parubaya ini duduk ditepi ranjang, dikamarnya. Menangis menatap pigura yang ada di tangannya. "Mama kangen sama kamu, nak...." lirihnya pelan.

Dengan mengusap pelan gambar yang ada di foto itu. "...Sekarang, kakak kamu udah menikah dan tinggal sama suaminya." lanjutnya menatap lekat sosok yang ada dalam pigura tersebut.

Sosok anak kecil berusia 3 tahun yang sedang bermain dan tertawa bersama sang kakak. "Seandainya kamu ada disini, Kamu pasti nemenin mama sekarang.".

Dipeluknya erat pigura tersebut. Cairan bening itu pun tak tertahan kala menahan rindu yang teramat besar pada sang anak.

Terlintas dalam benak, kejadian pahit beberapa tahun silam. Dimana ia harus merelakan anak kecil manis itu.

"Tante"

Suara tersebut membuatnya tersadar. Bola mata nya mencari sang pemilik suara, cepat. Dan ia segera menyeka air mata kala mengetahui sudah ada seorang gadis mungil berada di kamar.

"Tante disini? Kenapa pintu depan ga ke kunci?" Ujar gadis itu yang usianya seusia Nasya.

Sebut saja, Nadila. Gadis ini adalah sepupu Nasya. Dan ya, perempuan paruhbaya itu adalah ibu Nasya.

"Ah, Tante lupa.". Jawab cepat sang ibu. Sedikit mengalihkan wajah karena tak ingin sang keponakan tau bahwa ia barusaja menangis.

Nadila perlahan mendekat ke tepi ranjang. Bola matanya menangkap sebuah pigura yang berada diantara kedua tangan ibu Nasya. Gadis ini tersenyum tipis. Ia tau sang tante baru saja menangis.

Nadila pun duduk-ditepi ranjang, tepat disebelah ibu Nasya. "Tante lagi mikirin Nindia?.".

Ibu Nasya segera menyimpan pigura itu. Sembari mengalihkan wajah dari Nadila.

"Nadila tau, Tante kangen sama Nindia.".

Tidak ada jawaban dari ibu Nasya. Beliau mencoba menahan air mata mendengar perkataan dari Nadila.

"...Tapi tante ga boleh sedih terus. Kasian Nindia disana. Dia pasti sedih kalo tante sedih.".

Ibu Nasya menoleh-menatap Nadia disana.

"Kalo tante sedih terus nanti tante sakit. Kasian kak Nasya. Dia juga pasti gamau kalo tante sedih-sedih terus.".

Ibu Nasya sedikit tersenyum, dengan tatapan sendu nya pada Nadila. Diraihnya tangan gadis itu. Dan sedikit mengelus tangan itu. "Iya Sayang. Tante janji ga akan sedih lagi.". Dengan mata yang sedikit berkaca.

Nadila tersenyum mendengar itu, "Sekarang, kita ke bawah yuk! Nadila bawa sesuatu buat tante.".

"Sesuatu?.".

Nadila mengangguk cepat "Iya, Tadi mama titip sesuatu buat tante.".

Tersenyum "Yaudah yuk.".

***

Ditempat lain,

Nasya tengah memberi pelajaran untuk membuat wanita yang dibawa pulang oleh Dicky atau bisa dibilang [Wanita Simpanan].

Nasya mengambil 2 buah gelas bening dari dalam lemari dengan kesal.

Tiba-tiba, Dicky datang menghampiri Nasya yang baru saja hendak membuat minuman "Yaelah, baru mau di buat tu minuman? Lelet banget sih lo" dumelnya.

Nasya menatap kesal padanya "Woy! Lo gausah banyak protes! Masih untung gue mau bikinin minum.".

"Yaudah! Buruan bikin. Kasian noh istri gue udah haus didepan!...." ujar Dicky.

Nasya masih menatapnya, tajam. "...Gue tunggu didepan!" sambung Dicky lalu pergi meninggalkan Nasya yang berada didapur.

Kesal "Gue kasih racun juga lo berdua!" umpat Nasya menatap kepergian Dicky.

//

Dicky kembali duduk disebelah Nabila. Seperti sebelumnya, ia duduk dengan merangkul mesra Nabila disana.

Nabila bersandar di tubuh Dicky, ia mendongakkan kepala menatap wajah Dicky "Sayang, kamu laper ga?" tanya Nabila.

Dicky melirik [Istri]-nya itu, "Kenapa? Kamu laper ya?" Dicky balik bertanya padanya.

"Iya nih, aku laper" jawab Nabila.

"Yaudah, aku bilangin Nasya dulu" Dicky beranjak dari tempatnya namun....

"Kok Nasya sih?.". Nabila menahan Dicky.

"Iya, nanti aku minta Nasya untuk bikinin makanan buat kamu" jawab Dicky.

Nabila sedikit cemberut dengan hal itu "Ish, aku gamau! Nanti dikasih racun sama Nasya.".

Dicky menatap [Istri] tercintanya itu "Yaudah, kita pesen makanan diluar aja.".

"Aku juga gamau pesen makanan diluar.". jawab Nabila.

Dicky sedikit menghela napas, "Terus kamu mau makan apa, sayang?" ucap Dicky lembut menatap Nabila yang juga menatap dirinya.

"Aku tanya sama kamu, Kamu laper ga?.". Dicky mengangguk pelan.

"Iya sih.". jawabnya.

Nabila tersenyum mendengarnya "Aku buatin kamu makanan ya.".

"Oh, Jadi kamu mau masakin aku makanan?" balas Dicky setelah mengerti maksud Nabila.

Tersenyum "Kamu suka nasi goreng kan?.".

Dicky kembali mengangguk "Aku suka.".

"Yaudah, kamu tunggu disini ya.". Nabila segera beranjak dari tempatnya, menuju ke dapur.

Di dapur, "Rasain lo berdua!" ucap Nasya tersenyum licik pada 2 gelas minuman di hadapannya.

"Biar tau, rasanya asin" ucap Nasya lagi setelah memasukan 5 sendok garam kedalam minuman untuk Dicky dan [Istri]-nya.

Tak lama, Nabila datang dan melirik Nasya yang sibuk mengaduk 2 gelas minuman. "Ngapain lo?.".

Tanpa menoleh "Mandi.". jawab Nasya singkat.

Nabila sedikit kesal dengan jawaban Nasya. "Oi, gue nanya baik-baik.".

Nasya meliriknya "Gue jawab juga dengan baik-baik.".

Nabila masih menatap Nasya dengan kesal "Ish! Lo tu ya.". Ia merasa geram dengan sikap Nasya.

Nasya kembali mengaduk minuman dan bersikap seolah tidak ada orang lain disana.

Nabila melirik minuman itu "Jangan-jangan itu minuman lo kasih racun.". lalu melirik pada Nasya disana.

"Gue kasih sianida" ketus Nasya tanpa menatap Nabila sama sekali.

Nasya membawa satu gelas minuman untuk diberikan pada Dicky.

"Oi, Kenapa lo cuma bawa satu?" ucap Nabila.

Nasya berhenti, berbalik dan menatap perempuan itu. Nasya memberikan senyuman manis padanya. "Bukannya lo udah disini? Jadi lo bawa sendiri tu minuman!.". ucap Nasya lalu pergi meninggalkan Nabila.

"Ish! Nyebelin banget sih!....". ucap Nabila geram.

Ia menatap Nasya yang pergi sekilas "...Kenapa sih Dicky bisa nikah sama tu orang" gerutunya.

Terlihat Dicky yang sibuk dengan ponsel diruang tengah. Nasya meletakkan minuman itu di atas nakas tanpa mengatakan apapun. Dicky melirik Nasya disana, yang hendak pergi meninggalkan dirinya "Mau kemana lo?".

Tanpa menoleh "Bukan urusan lo" jawab Nasya lalu berjalan pergi dari ruangan itu.

Dengan segera Dicky bangkit dari tempatnya, menahan tangan Nasya "Kenapa bukan? Lo itu kan ... "

"Urusin aja istri lo!." Cela Nasya memotong perkataan Dicky yang sudah bisa di mengerti maksudnya.

Nasya berlalu meninggalkan Dicky dan lagi Dicky menahan, Ia berdiri tepat di hadapan Nasya. "Kenapa lo jadi dingin gini sama gue?.".

Nasya mendeha akan pertanyaan yang menurutnya sangat konyol dan melirik Dicky sekilas.

Tanpa mengatakan apapun Nasya berlalu dari hadapannya.

Dicky menatap istrinya yang pergi dari ruangan itu. "Dasar ya! Orang nanya bukannya di jawab malah ditinggal pergi...." gerutunya.

Hendak kembali duduk ditempat sebelumnya namun... "Tapi kenapa gue jadi nyesel gini?" batinnya sembari menatap arah kepergian Nasya.

//

Nasya berjalan menuju kamar namun terhenti saat melihat Nabila yang tengah memasak sesuatu di dapur.

Nabila sedang memasak nasi goreng spesial untuk Dicky. Nasi goreng yang dibuat dengan penuh cinta oleh Nabila.

Melihat itu, Akal licik Nasya kembali. Ia tersenyum melihat nasi goreng buatan Nabila. Tak puas dengan minuman tadi, Nasya berniat untuk mencampur sesuatu ke dalam masakan Nabila. Dan ia menunggu saat yang tepat untuk menjalankan aksi.

//

Setelah dirasa pas, Nabila mematikan kompor dan meninggalkan masakannya sebentar untuk ke toilet.

Dan saat itulah, Nasya mulai beraksi dengan rencana liciknya. Nasya mengambil bubuk cabai yang ada di dalam lemari bumbu dapur dan mencampurkan hampir dari setengah botol bubuk cabai tersebut.

"Rasain deh lo berdua." gumamnya dengan mengaduk nasi goreng itu agar bumbu cabai tercampur dengan rata.

Nasya tersenyum licik, membayangkan reaksi dari dua orang yang ada dirumahnya itu.

Merasa cukup, Nasya mengembalikan bubuk cabai ketempat asalnya dan bergegas pergi meninggalkan dapur.

Selang beberapa saat, Nabila kembali dan menyajikan masakannya ke meja makan.

"Nasi goreng spesial" ketus Nasya tersenyum senang sembari menaiki anak tangga.

~***~

"Belum pulang lo?." tanya Reza kepada Putri yang masih berada diruangan kerja sambil menatap layar laptop.

Tanpa menatap pada Reza "Belum" jawabnya singkat.

Reza melirik jam yang melingkar ditangan kiri. "Udah jam 7 nih. Lanjut besok aja!".

Masih tetap fokus pada pekerjaan nya. "Gausah, gue bisa selesaiin semuanya hari ini" jawab Putri.

Tidak seperti biasanya, hari itu, Putri lebih pendiam tak banyak bicara. Reza menatap heran sahabatnya yang sama sekali tidak meledeknya dihari itu.

"Kalo lo mau pulang, silahkan duluan!" ujar Putri sama sekali tidak menatap pada Reza.

Melihat itu, Reza duduk di sebelah meja kerja Putri.

Putri menoleh pada Reza yang duduk disebelahnya. "Lo ngapain malah duduk disitu?.".

"Gue lagi males pulang" jawab Reza.

Putri kembali sibuk dengan kerjaannya. "Eleh, bilang aja lo gamau pulang sendirian.".

Reza memainkan ponsel. "Lagian bahaya kalo anak kecil pulang sendirian malem-malem.".

Putri kembali menoleh padanya setelah mendengar dua kata pada ucapan Reza. "Apaan sih lo, anak kecil-anak kecil?. Gue bisa pulang sendiri.".

"Ga yakin gue, anak kecil kayak lo bisa pulang sendiri" ketus Reza.

"Aish! Udah pulang sana lo!." dumel Putri.

Reza menoleh pada Putri yang terlihat lebih sensitif saat itu.

"Kayaknya ada yang habis berantem besar nih ama pacarnya." ujar Reza yang sudah paham akan sikap Putri yang seperti itu.

Tak ada jawaban dari Putri. "Pantesan, ngerjain kerjaan sampe jam segini" sambung Reza.

"Gaada hubungannya sama itu" balas Putri.

"Ga percaya gue!" ucap Reza kembali pada ponselnya.

"Terserah lo deh" balas Putri menutup laptop dan membereskan meja kerjanya.

"Emang tadi pagi, pacar lo ngomong apa? Bukannya baikan malah tambah jadi berantem." ujar Reza.

Putri beranjak dari tempatnya "Yuk, pulang!." tanpa menghiraukan pertanyaan Reza.

"Udah selesai kerjaan lo?.".

"Udah!" jawab Putri cepat dan berjalan keluar lebih dulu dari Reza.

Reza mendeha akan hal itu, "Kebiasaan banget kalo lagi berantem" gerutu Reza.

~***~

Saat ini, Nabila dan Dicky sudah berada diruang makan.

"Wah, aku jadi makin laper nih" ucap Dicky menatap nasi goreng buatan Nabila.

Nabila tersenyum mendengarnya, "Kayak enak nih" ucap Dicky lagi.

"Pasti enak dong. Aku kan buatnya pake cinta" balas Nabila tersenyum manis pada Dicky. Begitupun Dicky yang tersenyum menatap Nabila.

"Aku cobain ya.".

Nabila mengangguk cepat. Dicky segera melahap nasi goreng yang terlihat lezat itu.

Kemudian, Dicky terdiam sejenak setelah melahap sesuap nasi goreng itu. Rasa pedas mulai menjalar di dalam mulutnya.

"Gimana sayang? Enak ga?." tanya Nabila yang duduk disebelah Dicky.

Dicky menatap Nabila, menahan rasa pedas dalam mulutnya. Ia berusaha tersenyum dan menelan makanan itu.

Dengan perlahan, Dicky menganggukan kepala sembari mencoba tersenyum.

Nabila tersenyum melihat Dicky mengangguk kepala. "Siapa dulu dong yang masak" sembari membanggakan diri.

Karena sudah tidak tahan, Dicky segera mengambil gelas yang berisi air. Wajahnya memerah. Dengan keringat yang mulai memenuhi kepala Dicky. Pria ini minum sampai membasahi baju.

Hal itu membuat bingung Nabila disana "Sayang, kamu kenapa?.".

Dicky mendesah kepedasan "Pedes banget.".

Nabila yang bingung dengan jawaban Dicky menatap nasi goreng buatan. "Pedes? Perasaan aku ga pake bubuk cabe deh tadi" batinnya.

Dicky kembali meminum air bahkan ia mengambil air mineral dari dalam kulkas.

Nabila yang masih ditempat, mencoba untuk mencicipi nasi goreng itu. Dan seperti yang dikatakan Dicky, nasi goreng itu sangat pedas. Ia menutup mulutnya dengan tangan dan segera ke toilet untuk memuntahkan makanan yang ada didalam mulut. "Kok jadi pedes kayak gini sih?" pikirnya.

//

Nasya yang berada didalam kamar, Tertawa puas dengan apa yang telah ia lakukan didapur sebelumnya.

Nasya membayangkan yang terjadi saat Dicky dan istrinya menyantap nasi goreng (Spesial) itu. "Gagal dinner kan tu berdua." gumamnya tertawa puas.

"Kenapa ga gue masukin semuanya tu bubuk cabe tadi ya." pikirnya mengingat dirinya yang hanya memasukkan setengah botol bubuk cabai.

"Kan biar tambah seru." sambung Nasya namun....

"Ah, gapapalah. Setengah juga pasti udah bikin pedes.".

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!