The Unloved Duchess

The Unloved Duchess

Malam Mengerikan

tap tap tap

seorang wanita dengan pakaian pelayan berlari setelah berhasil melompat dari kereta kuda. Tubuhnya penuh luka lebam dan sayatan. Namun semua rasa sakitnya harus dia tahan demi untuk bisa terus berlari dalam gelap nya malam membelah hujan badai dan melewati tanah berlumpur.

" kejar dan tangkap dia..!!" teriak seorang wanita.

Jemina menoleh sambil terus berlari, terlihat ada seorang lelaki yang mengejarnya. wanita itu semakin takut dan cemas. Dia harus terus berlari atau tidak dia akan tertangkap lagi.

" hey.." teriak lelaki yang mengejarnya.

Jemina semakin mempercepat langkahnya, terdengar jika lelaki itu semakin dekat. Jemina menatap ke depan, sebentar lagi dia akan memasuki hutan. Itu bisa menolong nya, pergerakannya akan sulit terlihat.

" ya tuhan... selamatkan aku.. hah .. hah.." dalam keputusasaan Jemina berharap dengan doa.

akk..

seketika tubuh itu terpelanting ke depan. Kakinya tidak sadar terkena akar pohon. Dengan keras Jemina terhempas di tanah berlumpur.

Wanita itu berusaha untuk bangkit, namun kakinya terkilir parah. dia tidak bisa menerus kan lari nya.

" dasar rendahan.." Lelaki yang mengejar nya langsung meringkus Jemina. Menindih tubuh itu dan mengikat kedua tangannya di belakang.

" lepaskan aku..!" Jemina memberontak.

" ikut aku!" lelaki itu menyeret tubuh ringkih itu di tengah hujan yang semakin deras. membawa tubuh yang hampir penuh dengan lumpur ke sebuah gubuk tak terpakai.

" diam kau disini" kesal lelaki itu, sambil melemparkan tubuh itu di atas tumpukan jerami yang usang.

" apa yang ingin kalian lakukan?" cicit Jemina yang sangat ketakutan. Sampai-sampai bibirnya menggigil saking takutnya.

Tak seberapa lama, terdengar suara kereta kuda mendekat. Dan Jemina sudah bisa menebak siapa yang akan datang.

" silahkan Duchess" ucap kusir kereta.

" kotor sekali, menjijikkan" gerutu Duchess Cassandra saat menuruni tangga kereta.

wanita itu menatap sekeliling dengan wajah meremehkan dan jijik. Sungguh jika bukan karena pelayan rendahan yang harus di singkirkan, Cassandra tidak akan sudi menapakkan kaki nya di gubuk reyot ini.

" Duchess.." ucap lelaki yang baru saja menangkap Jemina.

" dimana dia?"

" itu di sana" sambil menunjuk ke atau Jemina yang sudah kehabisan energi. Hanya bisa pasrah dan menunggu kematiannya tiba.

" kau tau, kau sangat merepotkan sekali" ucap Cassandra begitu sampai di depan tubuh pelayan nya yang terikat.

" apa salah saya nyonya ..?" tanya Jemina yang terdengar lirih, akibat hujan yang semakin deras.

" salah mu? apa ya.. kau menjengkelkan. dan aku tidak suka" jawab Cassandra enteng.

" kenapa anda sangat kejam pada saya, hiks.. saya hanya wanita miskin, tidak mungkin berniat jahat pada... "

" diam!!!... kau semakin membuatku jengkel,!" sentak Cassandra. setelahnya menginjak pergelangan kaki Jemina dengan keras.

" aakkk, ampun nyonya..." Jemina meminta belas kasihan. Tubuhnya sudah tidak sanggup menerima kesakitan lagi.

" dengar, malam ini kau akan mati, kau akan mendapatkan hukuman karena sudah merayu Louis, wanita murahan seperti mu memang seharusnya segera di lenyap kan" desis Cassandra. setelah puas melihat raut kesakitan Jemina.

Jemina hanya bisa menangis pasrah.

" sudah aku tak mau berlama-lama di tempat kotor ini. kau pastikan tak ada yang curiga dengan kematiannya. Lakukan dengan bersih" pesan Cassandra pada anteknya.

" mau di apakan wanita ini Duchess?"

" terserah padamu, kau bisa memakainya sepuasmu, yang penting aku mendengar kabar kematiannya besok"

" tidak, jangan lakukan ini nyonya. maafkan saya. saya mohon, lepaskan saya.. " Jemina menangis sambil menyeret tubuhnya mendekati Cassandra. mencium kaki Duchess pun akan dia lakukan yang penting dia bisa hidup.

 " bukan kah kau haus kehangatan jalang?, aku mengabulkan keinginan mu. bersenang-senanglah sebelum kematian menjemput mu" ujar Cassandra dengan nada mengejek sambil menendang wajah Jemina. Dia tidak sudi tubuhnya kotor karena bersentuhan dengan pelayan rendahan.

" baik Duchess saya akan laksanakan" ucap Antek nya dengan semangat. Dia menatap Jemina dengan pandangan tidak senonoh. Sangat merendahkan.

" tidak nyonya.. saya mohon, jangan lakukan ini.." Jemina terus mengiba. tangisannya semakin menjadi-jadi saat Cassandra berjalan meninggalkan gubuk.

" kemari kau jalang...!" Lelaki itu menarik tubuh Jemina ke bagian yang lebih banyak jerami nya. paras Jemina tidak terlalu buruk untuk menemani malamnya yang singkat.

" tolong lepaskan aku.. aku.. aku akan membayar mu.. aku mohon" ucap Jemina dengan penuh pengharapan.

" membayar mu? cuih.. bahkan tubuh mu saja tidak cukup untuk menukar nyawamu, hahahahah"

Lelaki itu lalu pergi mencari sesuatu. Kesempatan ini di gunakan Jemina untuk kabur, meski dia hanya bisa menyeret tubuhnya setidaknya dia tidak diam saja. Dia ingin sekali bebas dan menjalani hidup.

Namun harapannya sirna tak kala kakinya di seret ke tempat semula.

" jalang, menyusahkan!" sentak Lelaki itu. Di dekat mereka sudah ada bejana berisi air.

Surr..

Air dingin mengguyur tubuh Jemina. Luka-luka menganga di tubuhnya terasa sakit berkali- kali lipat.

" akk.." teriak Jemina kesakitan.

Ternyata lelaki itu mencari air bersih untuk menghilangkan lumpur di tubuh Jemina.

pyar,

setelahnya bejana itu di lemparkan asal.

" sekarang waktunya bersenang-senang" ujar lelaki itu sambil membuka pakaian di tubuhnya.

" tidak.. tidak.. " Jemina menggeleng cepat. Dia berusaha pergi. Tapi tidak bisa, tubuhnya sudah tidak memiliki energi lagi.

sreekk

" akkk" Gaun pelayan yang kotor dengan mudah di sobek, memperlihatkan tubuh bagian depan Jemina.

" hentikan.. aku mohon.. akkk hiks hiks" Jemina menangis se jadi-jadinya sambil memberontak.

" tolong...!! tolong!!" teriak Jemina. Berharap ada seseorang atau bahkan hantu pun datang menyelamatkan nya.

" diam kau"

plak

Lelaki itu menampar wajah Jemina dengan keras, wajah itu terhuyung dan membentur batu yang tertutup jerami sebelumnya. Sangat keras sampai pelipis nya sobek dan berdarah.

" tolong.. selamat aku.." lirih Jemina saat kesadarannya mulai menghilangkan. Benturan itu membuat kepalanya terasa melayang. Jemina masih bisa merasakan saat tubuhnya di sentuh dengan penuh nafsu oleh lelaki biadap itu. sangat tidak manusiawi, namun setidaknya sebelum kesuciannya terenggut wanita itu lebih dulu kehilangan detak jantungnya. Jemina gadis malang itu meninggal dalam ketragisan yang sangat.

Sedangkan lelaki itu tak sadar jika sedang menikmati tubuh Jemina yang sudah menjadi mayat, dia seperti kerasukan setan dan terus menerus menuruti gairah nya. Sangat biadap. Tak ada yang datang menolong gadis malang itu, dia pergi dengan membawa hati yang penuh dendam.

Terpopuler

Comments

yourOcean

yourOcean

how pity, itu pasti begitu menyakitkan untuk Jemina😔😔😔

2024-09-10

0

yourOcean

yourOcean

Oh tidakk!! aku ikut ngilu merasakan ini semua..

2024-09-10

0

yourOcean

yourOcean

ke atau? Ke arah /Hey/

2024-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!