Sisi Lain

Setelah memasuki kereta kuda, Cassandra langsung duduk sembari kereta meninggalkan gubuk reyot di pinggir hutan itu.

" nyonya, anda basah kuyup" ucap pelayan Helena sambil mencari kain untuk mengeringkan tubuh majikannya.

" semua ini gara- gara wanita jalang itu" gerutu Cassandra yang ikut meneliti gaun nya.

" saya bantu nyonya.." pelayan Helena menemukan kain kering lalu mengeringkan rambut Duchess.

" jangan sampai merusak tatanan rambutku" pesan Cassandra, wanita bangsawan ini sangat memperhatikan penampilan. Baginya kecantikan dan kemewahan adalah segalanya.

" baik nyonya" jawab Helena sopan. Dia sudah hafal dengan perangai dan kebiasaan sang nyonya.

" kenapa hujan semakin deras" cicit Cassandra sambil menatap jendela kereta yang membentur rintik hujan.

jderr..

" akkk" suara guntur terdengar sangat keras. Cassandra langsung menutup telinganya sambil meringkuk di atas duduk.

" nyonya tenang.." pelayan Helena segera memeluk erat sang nyonya. Cassandra sangat takut dengan suara guntur dan petir. Dia gemetaran mencengkram gaun nya sendiri.

" percepat kuda nya, "

" baik nyonya"

Helena membuka pintu berniat meneriaki kusir. Namun di saat yang bersamaan muncul cahaya kilat begitu terang. Lalu

Diarrrr

Guntur menyambar di pohon dekat kereta dengan suara yang sangat keras.

" ak" teriak Cassandra. Lalu tiba-tiba tubuh itu ambruk, jatuh dari tempat duduknya.

" nyonya.." Helena langsung mengangkat kepala Duchess Cassandra.

" nyonya.. sadarlah.." pelayan Helena menepuk pelan pipi halus Cassandra. Namun Sang empu nya tidak bereaksi sama sekali. Duchess Cassandra kehilangan kesadarannya.

" percepat, Duchess pingsan!" teriak Helena pada kusir.

cah cah cah

Kusir dengan cepat memang kuda kereta. Berita Duchess yang pingsan adalah kabar buruk, dia tidak mau hal buruk terjadi pada wanita itu atau hidup nya akan jadi taruhan.

Kereta itu kini memasuki gerbang kediaman Duke Winston.

Setelah berhenti, kusir segera masuk ke kereta dan membantu membopong Duchess.

" ingat jangan katakan apapun mengenai malam ini, bilang saja Duchess baru saja menghadiri pesta di kediaman Morton mengerti?" ucap pelayan Helena pada kusir saat mereka akan memasuki kediaman.

Tak sengaja kepulangan mereka bersamaan dengan Duke Winston yang akan keluar.

" apalagi ulangnya?" tanya Louis pada Helena dengan nada bosan.

" emm itu.. nyonya.. terlalu banyak minum.. jadi.."

" memalukan sekali" ejek Louis sambil menatap datar wajah Cassandra. Setelah mengatakan itu Duke Winston melanjutkan langkahnya. Tak ada gurat cemas atau peduli dengan keadaan Cassandra. lelaki itu pergi begitu saja.

Helena langsung bernafas lega tak kala tuan nya tidak curiga sama sekali. Louis memang terbiasa mengabaikan Cassandra, memang benar mereka adalah suami istri. Namun itu hanya status saat mereka menghadiri acara resmi. Saat di rumah bagi Louis, mereka adalah orang asing, meski Cassandra terang-terangan menunjukkan rasa cinta nya. Sayangnya Louis malah muak dan benci pada wanita ini.

" cepat bawa masuk" ucap Helena pada Kusir.

Setelah nya, Helena segera mengurus Cassandra. Mulai dari mengganti baju dan menyeka tubuh itu menggunakan air hangat campuran bunga. Helena tidak berani memanggil dokter, takutnya malah menarik kecurigaan.

" maafkan saya nyonya.. " lirih Helena saat mengambil keputusan itu.

Pagi hari menjelang Duchess menggeliat di atas ranjang luasnya. Wanita itu belum pernah merasakan se nyaman ini saat terbangun dari tidur. seprei nya harum dan halus. Tak sadar wanita itu mengelus ranjang dengan mata yang masih tertutup. Tidurnya semakin nyenyak, hingga beberapa kilasan hidupnya mulai masuk dan mengingatkan kejadian terakhir kali.

" tidak... " teriak Cassandra langsung terduduk di atas ranjang.

Wanita itu mengatur nafasnya yang menderu. Lalu meneliti tubuhnya.

" tangan.. ini.. ?" Cassandra kaget dengan penampakan tangan putih mulus. Dia tidak memiliki ini sebelumnya.

Wanita itu menyibak selimut, kakinya juga berubah.

" nyonya anda sudah bangun?" suara Helena membuat Wanita itu langsung menoleh.

" madam... ., tidak.. " Cassandra beringsut mundur sampai menubruk sandaran ranjang. Wajahnya panik ketakutan.

" ada apa nyonya?" pelayan Helena segera mendekati Cassandra, namun nyonya nya malah menjauh seakan menghindari nya.

" jangan.. maafkan aku.. tidak.." rancu Cassandra mengingat sebelumnya Helena telah menyiksanya secara terus menerus.

" nyonya.. apa yang tejadi?" Helena semakin panik akibat reaksi Cassandra yang aneh ini.

" pergi.. ! jangan dekati aku" Cassandra melempar bantal serta benda- benda yang ada di sekitarnya ke arah Helena.

" nyonya.. tenang.. baik.. saya akan pergi. mohon tenang nyonya.." Helena mengangkat tangannya meminta Nyonya nya berhenti mengamuk.

" pergi!" teriak Cassandra.

pelayan Helena dengan langkah cepat meninggalkan kamar dan menutup pintu.

Cassandra mulai tenang, dia semakin bingung mengetahui dimana dia berada sekarang. Benar sekali ini kamar Duchess, wanita itu pergi ke arah cermin.

Seketika dia menutup mulutnya sambil terhuyung mundur.

" bagaimana.. bagaimana bisa? aku.. aku .." Wanita itu semakin mendekati cermin. melihat dengan seksama, memeriksa apa benar yang dia lihat.

" akk.. wanita jahat...!" teriak Wanita itu yang tak lain adalah Jemina. Dia terbangun dalam tubuh Cassandra. wanita yang membunuhnya kemarin malam.

Jemina berlari ke pojok ruangan. Dia memukul tubuhnya melampiaskan dendamnya pada Cassandra.

" jahat, kau iblis.. ibliss.. masuk lah ke neraka.. Wanita iblis.." rancu Jemina dengan terus memukul dirinya.

" nyonya... sadarlah.. saya mohon " pelayan Helena yang mendengar teriakan sang Nyonya langsung membuka pintu dan memeriksa keadaan. Betapa kaget nya saat melihat nyonya nya memukul bahkan mencakar tubuhnya sendiri di pojok ruangan.

" nyonya.. hentikan.. " Pelayan Helena segera menahan kedua tangan Cassandra. Dia berusaha agar tubuh nyonya nya tidak terluka. Karena yang dia tau Cassandra merawat dengan baik tubuhnya, tidak membiarkan jika ada sedikit saja luka atau benda kotor yang merusak kulitnya.

Jemina menatap Helena dengan tatapan penuh benci.

" kau.. juga.. iblis.. jahat, " kini gantian Jemina memukul tubuh Helena dengan keras.

" ak.. nyonya.. sakit.." Helena melindungi kepala dengan tangannya. Nyonya nya tidak pernah mengamuk seperti ini sebelumnya, membuat pelayan Helena ketakutan.

" rasakan ini.. kau yang menyiksaku.. rasakan.. ini.." Jemina mengambil apapun untuk di pukulkan pada Helena. buku, sepatu, tempat gantung baju.

" ampun nyonya.. maafkan saya. ampun.." Teriak Helena yang berfikir dia sudah melakukan kesalahan tanpa sadar.

" nyonya.." pelayan lain segera datang dan menahan tubuh Duchess.

" lepaskan aku.. , dia pantas menerima nya" sentak Cassandra. Dia sudah kehilangan akal, memukul Helena dengan membabi buta.

Hingga keributan ini mengganggu Duke Winston. Lelaki itu yang sudah muak dengan semua tingkah Cassandra segera saja masuk ke kamar wanita itu. Melihat Cassandra yang memukul tanpa henti, tentu saja membuat Louis jengah.

" hentikan Cassandra" ucap Luois yang sama sekali tidak di dengar Jemina.

" Cassandra!" peringatan kedua. Namun tetap saja tak merubah apapun. tak ada cara lagi untuk menyadarkan Casandra selain.

plak..

Dengan keras Louis menampar pipi Cassandra.

" selalu saja membuat masalah! hari masih pagi, dan kau ingin membunuh pelayan mu, hah?" teriak Louis dengan menggebu-nggebu. Dia tidak suka kekerasan, namun karena Cassandra yang tidak kunjung berhenti, Louis terpaksa melakukan ini.

Jemina terjatuh dengan memegang pipinya yang terasa panas terbakar. Wanita itu kaget melihat tuan Louis yang marah padanya.

" ingat, sekali lagi kau membuat ulah aku pastikan kau pergi dari kediaman ini" ancam Louis lalu keluar dari kamar istrinya.

Terpopuler

Comments

yourOcean

yourOcean

rancu? racau?

2024-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!