Meminjam Tangan 2

Mendekati sore hari Jemina baru bisa bersantai di dalam kamarnya. Setelah menghadiri acara pernikahan, tubuh kecilnya meminta istirahat. Semalam dia kurang tidur dan malam ini dia juga harus menahan kantuk. Jadi untuk persiapan Jemina harus mengistirahatkan tubuhnya sore ini.

" nyonya, buah segar saya letakkan di meja" ucap Helena saat melihat nyonya nya sudah terbaring di atas ranjang

" hem" saut Jemina.

Helena yang mengerti jika nyonya nya sedang kelelahan, langsung melaksanakan tugasnya.

" apa ini?" Jemina terbangun karena merasakan wajahnya yang basah.

" lulur stroberi dan mentimun, seperti yang biasa nyonya" jelas Helena.

" hati-hati" ucap Jemina, dia ingin sekali- kali merasakan treatment kecantikan wanita bangsawan.

Setelah Helena memasang wajahnya dengan masker dan juga mentimun. Kini kaki serta tangan Jemina merasakan pijatan lembut. Sangat nyaman. Tak lupa dengan aroma wangi yang membuat matanya langsung mengantuk.

Sampai-sampai Jemina tidak terasa telah menghabiskan banyak waktu untuk tidur siang. Saat matanya terbuka, hari sudah menjelang malam.

" aku harus bergegas" lirihnya dan langsung membersihkan diri.

" nyonya makan malam anda" Helena melihat Cassandra yang sedang memilah gaun.

" carikan aku gaun yang gelap dan sederhana" perintah Jemina. Terkadang dia lupa jika sudah menjadi bangsawan yang bisa menyuruh-nyuruh. Kerap kali Jemina melakukan tugas secara mandiri seperti ini.

Sedangkan sembari menghabiskan makan malam, Jemina menyuruh Helena menyiapkan beberapa perlengkapan untuk menunjang rencananya malam ini.

" nyonya akan menemui siapa?" tanya Helena saat menerima perintah agar menyiapkan baju ganti.

" seorang kenalan" jawab Jemina asal sambil mengunyah makanan.

" kenapa harus membawa baju?"

" hanya berjaga-jaga saja jika kostum ku keliru"

malah mengundang kecurigaan Helena. Jemina tak habis pikir, kenapa Helena terkesan mengatur kehidupannya. Banyak sekali hal-hal yang membuat Jemina tidak nyaman.

" apa nyonya sudah meminta izin pada tuan?"

" tidak perlu, Louis pasti sibuk. aku hanya keluar sebentar"

" tapi nyonya, beberapa hari ini tuan selalu.."

" aku tau, sudah jangan banyak bicara" potong Jemina.

" baik nyonya"

setelah menyelesaikan makan malamnya, Helena membantu Cassandra memakai gaun berwarna biru gelap polos. Terlihat sederhana dan elegan.

'' jangan terlalu banyak hiasan" Helena menyingkir beberapa perhiasan di rambut Cassandra.

" sudah nyonya" ucap Helena dan kini Jemina langsung berdiri.

'' jangan bilang Louis jika aku pergi, dan juga kau tak perlu ikut'' pesan Jemina sengaja membuat Helena curiga. meski sebenarnya dia juga cemas dengan rencana nya. apakah berhasil atau tidak, tapi Jemina tetap harus mencoba. Dia yakin akan ada seseorang yang melaporkan kepergiannya pada Louis. penampilan seperti ini tentu akan lebih mendukung perannya.

" tapi nyonya. bagaimana jika terjadi hal buruk.."

" tidak akan. sudah jangan cerewet. Bawakan tas ku" Jemina segera keluar dari kamar menuju ke lantai bawah. Helena hanya bisa pasrah menuruti kemauan Cassandra.

" penginapan Joly" ucap Jemina pada kusir kereta.

Dan benar saja, Kereta itu keluar dari gerbang kediaman dan langsung menarik perhatian Louis yang sedang menatap dari balik jendela ruang kerjanya.

" cari tau kemana dia pergi" ucapnya pada satu anak buahnya.

" baik tuan"

Helena langsung masuk ke rumah dan segera naik ke lantai 2. Dia akan berdiam diri di depan kamar Cassandra agar kepergian nyonya nya tidak di ketahui oleh Duke.

Namun sayang sekali, saat melewati lorong Helena berjumpa dengan seseorang dari ruang kerja Louis.

" kenapa madam di sini?" tanya salah satu pengawal Louis.

" itu.. saya sedang menyiapkan perintah nyonya.."

" ikut saya menghadap Duke" seketika kaki Helena terasa lemas. Dia pasti mendapatkan masalah.

Helena sengaja melambankan kakinya agar tidak sampai di ruang kerja tuan nya. Tapi kenapa jarak yang biasa jauh kini terasa dekat.

Kini di hadapannya tuan Louis duduk dengan wajah datar.

" kenapa kau tidak ikut Cassandra pergi?"

Helena sudah kehilangan kata- kata untuk menutupi kepergian Cassandra.

'' itu.. itu..nyonya melarang saya ikut" Helena hanya bisa jujur untuk menghindari kemarahan Louis. Toh mau berbohong pun tuannya pasti akan tau segalanya.

" kemana dia pergi?"

" saya.. saya.. hanya mendengar.. nyonya mengatakan penginapan Joly" cicit Helena di akhir kata.

Louis langsung mengepalkan tangannya mendengar kemana tujuan sang istri.

" sialan kau Cassandra. aku sudah memperingati mu. jangan salah kan aku jika aku bertindak" desis Louis penuh kemarahan. Aura dingin langsung terasa pada semua orang yang berada di ruangan itu.

Helena langsung menciut tak berani mengangkat wajahnya. Wanita itu menunduk dalam melihat kakinya sendiri.

" siapkan kereta, " ucap Louis tegas

" baik tuan" jawab pengawalnya.

" Keluar" usir Louis

Helena dengan cepat segera berbalik dan keluar dari ruang kerja Louis.

di tempat lain, Ivon baru saja membeli 2 botol anggur sesuai dengan perintah Cassandra. Lelaki itu berjalan menuju penginapan Joly yang tak jauh dari bar. Tubuhnya sedikit oleng karena sempat menghabiskan beberapa gelas anggur.

" tuan, anda ingin kemana?" tanya penjaga penginapan.

" ah ya.. aku membawakan anggur pesanan kamar terluas di sini" ucapnya dengan setengah sadar.

" apa anda kenalannya?"

" kenapa nona cantik? kamu curiga? dia itu sudah mengundang ku. kami janjian bertemu di sini.. hahaha"

" bukan begitu, baiklah silahkan tuan"

penjaga itu awalnya curiga, karena penginapan mereka sudah memiliki stok anggur. Tapi karena tidak mau terjadi keributan akhirnya penjaga itu membiarkan saja Ivon masuk dan naik ke lantai atas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!