Merenung

tamparan Tuan Louis membuat Jemina sedikit tersentak dan menyadari jika kejadian ini bukanlah sebuah mimpi. Dia benar-benar berada di tubuh Cassandra, nyonya nya sendiri. Lalu bagaimana dengan Cassandra yang asli? apa dia berada di tubuh nya?..

" apa yang harus aku lakukan?" lirih Jemina, wanita itu duduk di samping ranjang memeluk kedua kakinya. seakan bersembunyi dari dunia luar.

Pertengkaran pagi ini membuat gaduh satu kediaman, apalagi luka yang di derita Helena cukup banyak sampai harus memanggil dokter dan kini dalam perawatan.

Jemina berpikir menyeluruh, hal yang dia alami tidak akan di dapatkan oleh sembarang orang. Wanita itu lalu berdiri dan kembali mendekati cermin. meneliti setiap jengkal wajah Cassandra yang rupawan.

" wajah ini begitu cantik.. " lirihnya

ceklek

pintu kamar terbuka secara tiba-tiba. Dan yang lebih membuat nya kaget ada Tuan Louis di sana dengan wajah geram.

" kenapa kau belum bersiap? sebentar lagi mereka datang. Cepatlah jangan mempermalukan ku" gerutu Louis lalu menutup pintu sebelum Cassandra menjawab.

" mereka siapa?" celoteh Jemina sendiri. pasalnya tidak ada satu pelayan pun yang masuk ke kamar dan membantu nya bersiap.

Dia lupa jika pelayan Helena sedang rawat dan Cassandra tidak membiarkan sembarang pelayan menyentuh tubuh nya.

" untuk sekarang lebih baik aku ikuti saja kebiasaan Cassandra, jangan membuat yang lain curiga sebelum waktunya" putus Jemina. Wanita itu masuk ke kamar mandi setelah meminta 2 pelayan lainnya mempersiapkan gaun nya.

Sedetik itu Jemina terlena dengan fasilitas yang dia dapatkan. Apalagi menatap tubuh indah milik nyonya nya dulu. Sungguh dia sampai tergila-gila sendiri dan hampir tak percaya. Ada wanita yang memiliki tubuh sebagus ini.

" tapi kenapa tuan Louis begitu membenci Cassandra?" celetuk Jemina di depan cermin kamar mandi.

Setelah berbagai rangkaian dalam memperindah tampilannya, Jemina akhirnya keluar dari kamar dan turun ke lantai dasar. Aula kediaman semuanya ada di bawah.

" Duchess Winston.. anda selalu saja membuat kami terpesona" ungkap salah wanita paruh baya yang Jemina kenal sebagai nyonya Greya.

" terimakasih, "

Nyonya Greya sedikit tak percaya namun seketika wajahnya berubah tersenyum. Selama ini Cassandra selalu angkuh dan sombong. Ketika di puji Cassandra akan lebih menyombongkan diri bukan berterima kasih dengan raut segan.

" Cassandra,. kemari" Tuan Louis meminta wanita itu mendekat padanya. Bukan apa-apa, Lelaki itu hanya mengantisipasi agar Cassandra tidak banyak bercengkrama dengan bangsawan lain. Louis takut Cassandra malah membuat malu kediaman Winston dengan sikap sombongnya.

" ada apa Duke?" tanya Cassandra dengan halus. Hampir saja Louis terpesona, sampai dia ingat bahwa Cassandra sangat hebat dalam bersandiwara.

" ini adalah tuan Robert dan Istrinya. Mereka akan membuka restoran di area milik kita"

" ah ya. selamat atas pembukaan restoran kalian. Kapan-kapan kita akan ke sana untuk mencicipi menu nya" sambut Cassandra hangat. Louis dalam hati sedikit heran, tidak biasanya Cassandra ramah seperti ini. Biasanya ada saja ulah Cassandra untuk menjatuhkan harga diri lawan bicaranya. kenapa kali ini tidak.

" kami akan menunggu kedatangan anda. Kami merasa sangat terhormat Duke dan Duchess Winston bisa menyempatkan waktu" ungkap Tuan Robert.

"tidak masalah, asal makanannya enak" bisik Cassandra dan hal ini malah membuat pasangan Robert tertawa renyah. Mereka awalnya mengira jika Duchess seperti rumor yang beredar selama ini, nyatanya tidak. Wanita terhormat ini begitu sopan dan menghargai Lawan bicaranya.

pertemuan kerjasama siang ini berjalan dengan lancar. Cassandra tetap di dampingi oleh Louis. Lelaki itu lebih banyak diam, dia merasa ada sedikit kejanggalan pada istrinya. Perubahan nya lumayan signifikan, apa tujuan Cassandra bermulut manis di depan tamu-tamunya.

Malam datang dengan sangat cepat. Jemina masih tertidur di ranjangnya setelah lelah menyambut tamu. Dia tidak membayangkan sebelumnya, jika menjadi bangsawan ternyata melelahkan juga.

tok tok tok

" nyonya..." suara lirih dari balik pintu mengusik ketenangan Jemina.

" makan malam sudah siap" lanjut pelayan itu tanpa jawaban. Mereka sudah datang ke tiga kalinya mengetuk pintu namun nyonya Cassandra belum juga membuka nya.

Jemina sangat malas turun dari ranjang yang super nyaman ini. Dia ingin tidur lebih lama lagi.

tok tok tok

Suara pintu kembali membangunkannya.

" Cassandra... kau sakit?" suara Louis membuat kesadaran Jemina meningkat.

ceklek

pintu terbuka, saat Jemina beranjak menuruni ranjang.

" kau hampir saja melewatkan makan malam, apa aku sakit?" Louis masuk kamar dan duduk di tepi ranjang.

" tidak Duke.. " jawab Jemina.

" tidak tidak kau pasti sakit, hari ini kau sangat aneh. Apa tujuanmu?" selidik Louis.

Alis Cassandra berkerut, dia belum mengerti arah ucapan Louis.

" tujuan?"

" iya, kau begitu ramah menyambut tamu, memanggil ku Duke meski hanya kita berdua. Dan ini wajah angkuh ini, kau sembunyikan di mana?" lanjut Louis dengan penuh curiga.

Jemina mulai mengerti, dia sejak tadi belum memerankan menjadi Cassandra dengan sempurna. Dia seharusnya belajar sombong sambil mengingat tingkah dan gaya Cassandra selama ini.

" bukankah sudah aku katakan, aku akan membuatmu jatuh hati padaku. kenapa ? apa kau mulai bersimpati?" ucap Jemina yang mulai mirip dengan keangkuhan Cassandra.

" sudah aku duga, aku ingatkan padamu. Aku tidak akan jatuh hati padamu. lebih baik kau buang jauh-jauh pemikiran itu. Kau sama sekali bukan seleraku" ungkap Louis yakin lalu pergi dari kamar Cassandra. Niatnya memang ingin tau apakah istirnya sedang mengalami kesulitan sehingga berubah. Tapi dugaannya salah, Cassandra tetaplah Cassandra wanita cantik yang sombong dan kejam.

Sepeninggal nya Louis dari kamarnya, pelayan membawakan makan malam dan di taruh di meja kamar.

" kalian pergilah.."

" baik nyonya.."

" oh ya , Bagaimana kabar Helena?"

" madam Helena sedang beristirahat, madam baru bisa bekerja besok hari"

" baiklah.."

Jemina termenung menatap banyaknya makanan yang tersaji di meja. Semuanya adalah impiannya selama ini. Kehidupan bak putri bangsawan kini benar-benar terjadi, dan dia dapatkan secara instan.

" mulai besok aku harus bersandiwara dengan baik, jangan sampai mereka curiga. Tunggu sampai aku memiliki kesempatan untuk membalas nya" tekat Jemina.

Pagi hari seperti yang dia tau, pelayan Helena datang menemuinya di area balkon taman bawah. Biasanya Cassandra akan minum teh herbal sembari bersantai melihat bunga.

" nyonya.." Helena membuyarkan lamunan Jemina. wanita itu menatap Helena dengan tatapan tak suka.

" mulai besok kau bukan lagi pelayan Winston" ucap Jemina datar. sangat persis dengan Cassandra yang memecatnya waktu itu.

Mata Helena langsung terbuka lebar, tidak percaya dengan ucapan yang dia dengar.

" ampuni saya nyonya, saya janji tidak akan melakukan kesalahan lagi" Pelayan Helena langsung bersimpuh dan memohon belas kasihan. Meski dia sendiri tak tau apa kesalahan nya sampai nyonya nya memukulinya habis-habisan lalu memecatnya dengan tiba-tiba.

" aku memaafkan mu, dan kau pergi dari sini" Cassandra berdiri untuk meninggalkan tempat.

" nyonya, saya mohon. Saya akan melakukan apapun agar nyonya mau memaafkan saya.. saya mohon nyonya" Pelayan Helena menahan kaki Cassandra. Dia begitu mengiba, meski tubuh nya yang sakit dan penuh luka, Helena lupakan dia tidak peduli.

Mendengar kalimat Helena, Jemina memikirkan sebuah ide.

" baiklah, kau boleh tetap bekerja sebagai pelayan pribadiku. Tapi ada syaratnya.."

" saya akan melakukan apapun syaratnya" jawab Helena dengan cepat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!