Bab 2 Keinginan Ibu

Malam itu, Malena tak bisa tidur. Ia terus kepikiran tentang sikapnya yang kurang sopan pada tante Yati. Paginya ia pun datang untuk meminta maaf ke rumah wanita itu dengan membawa kue buatannya sendiri. Akan tetapi bukan sambutan yang baik yang ia dapatkan.

Wanita tua itu malah memberinya ceramah sepuluh menit tentang cara berlaku yang sopan pada orang tua. Dan bagaimana mendapatkan seorang laki-laki hebat untuk dijadikan sebagai suami.

Malena berusaha untuk bersabar dan dan berjanji, agar kedepannya ia tidak akan perduli pada setiap perkataan orang-orang tentang hal pribadinya, agar tidak lagi menimbulkan lebih masalah.

Tak masalah ia mendapatkan predikat sebagai perawan tua yang penting hidupnya bahagia, begitu pikirnya.

Dan tentang jodoh, akan ada waktunya seorang pangeran berkuda putih akan datang padanya seperti yang ada di dalam mimpi-mimpinya. Seorang pria tampan dan baik hati yang akan mencintainya dengan tulus.

🌻

Tiga hari pun berlalu, waktu libur telah usai. Malena telah bersiap balik ke kota untuk menjemput rezeki halal yang akan ia kirimkan nanti ke ibu dan bapaknya.

Kue-kue kering dan abon ikan tuna kesukaannya sudah dikepak dengan rapih oleh Kartina, ibunya. Semuanya dimasukkan ke dalam sebuah kardus yang akan ia bawa sebagai oleh-oleh dari kampung.

Makanan-makanan khas dari kampungnya itu akan ia bagi-bagi ke tetangga dan juga teman-teman guru di sekolah.

Setelah semuanya siap, sang ibu memandang Malena kemudian memeluk tubuhnya yang sudah siap untuk berangkat. Tiba-tiba saja wanita paruh baya itu sesenggukan di dalam pelukan.

"Len, ibu berharap saat kamu tiba di kota, kamu sudah bisa memberi kabar baik pada kami nak," ucap ibu seraya melepaskan pelukannya.

"Kabar baik apa Bu?" Malena mengernyit bingung.Tak pernah ibu seserius ini dengannya. Biasanya ia suka bercanda saja untuk menghalau perasaan sedihnya ketika sang putri kesayangan akan kembali ke kota.

"Tentang rencana pernikahan itu. Pak Desa datang lagi untuk melamar kamu semalam. Terima saja dia nak daripada kamu selalu dibilang perawan tua."

"Ya Allah ibu. Pak Desa itu sudah mempunyai 3 istri. Memangnya ibu rela kalau aku jadi istri keempatnya?" tatap Malena. Kartina langsung terpaku. Ia tak bisa menjawab. Nampak sekali ia sangat terganggu dengan gosip orang-orang di sekitar rumahnya tentang sang putri.

"Ibu jangan terbebani dengan gosip-gosip para tetangga. Ibu percaya saja sama aku. Insyaallah akan ada jodoh terbaik bu," ucap Malena menghibur.

"Dan aku pun lebih baik jadi perawan tua saja daripada asal menikah dengan orang yang tidak jelas," lanjutnya.

"Astaghfirullah. Jangan pernah berkata seperti itu Len, kamu adalah anak ibu satu-satunya. Kalau kamu jadi perawan tua bagaimana nasib keturunan kita nak."

"Ibu berharap kamu segera mendapatkan jodoh dalam waktu dekat agar mulut mereka bisa kita sumpal secepatnya. Ibu sudah sangat gerah jika mereka selalu membanding-bandingkan kamu dengan anak gadis lain."

"Ya Allah ibu, istighfar. Jangan sampai Allah segerakan doa ibu."

"Astaghfirullah. Ampuni saya ya Allah," ucap Kartina tersadar.

Malena pun menghela nafasnya. Ia ikutan beristighfar atas apa yang baru saja keluar dari mulut sang ibu. Mendapatkan jodoh bukanlah sebuah perlombaan tentang siapa yang terlebih dahulu sampai di garis finish atau tidak.

Ini tentang urusan sehidup semati antara dua jiwa yang berbeda. Ia hanya berharap malaikat lagi khilaf dan tidak mencatat apa yang baru saja ibunya katakan.

"Bagaimana pun juga kamu harus menikah nak. Kuping ibu sudah tidak kuat dengan perkataan orang-orang. Ibu malu. Jadi kalau bisa kamu terima saja lamaran pak Desa atau lamaran si Yono anaknya pak Bahar." Kembali sang ibu mengeluarkan unek-uneknya.

"Ibu, meskipun aku lambat menikah, aku tidak mau juga sembarang menikah dengan siapa saja yang datang ke rumah." Malena menarik nafas.

"Karena aku ingin meminta pada Allah, pasangan yang terbaik ibu. Istilah kerennya, biar lambat nikah asal selamat bu, aaamin hehehe." kekeh Malena berusaha bercanda.

"Tapi Len, ibu sangat takut. Ibu sudah tua nak. Ayahmu pun sakit-sakitan. Kami juga ingin melihat cucu.Takutnya kamu baru menikah disaat usia ibu sudah tua begini. Ibu takut kamu akan terlambat juga mempunyai anak."

Malena menghela nafasnya. Ia meraih tangan sang ibu dan menciumnya.

"Ibu, kemarin-kemarin ibu tidak pernah peduli dengan perkataan orang kenapa sekarang jadi seperti ini. Ibu tahu gak, kalau aku baru berusia 25 tahun. Aku masih muda bu. Aku baru selesai sarjana. Jalan hidupku masih panjang. Jadi ibu tidak perlu khawatir."

"Tapi ibu yang sudah tua Len. Ibu sudah hampir 60 tahun. Ibu juga ingin melihat cucu dari kamu nak."

Malena sekali lagi menghela nafasnya. Ia pun memeluk ibunya dengan penuh perasaan. Jika wanita yang melahirkannya itu bicara dengan ekspresi seperti ini, ia luluh. Akan tetapi, ia tetap tidak ingin menikah dengan pak Desa ataupun dengan Yono.

"Bagaimana dengan anaknya pak Lurah yang katanya tinggal di kota yang sama denganmu Len, ibu masih menyimpan nomornya sama. Kalau kamu mau, ibu akan menelponnya."

"Ya Allah ibu. Aku juga tidak mau dengannya. Dia itu...Ah, sudahlah. Kita akan membahas ini nanti, saat aku mudik lagi."

Mata tua Kartina membulat.

"Saat mudik? Itu 'kan tahun depan lagi Len. Nambah satu tahun lagi dong."

"Jodoh gak bisa dipaksa Bu. Kalau udah waktunya pasti akan terbuka meskipun kita tak ingin." Malena tersenyum kemudian mencium pipi kiri dan kanan sang ibu.

"Tapi kamu harus tetap berusaha Len. Jodoh tidak akan datang dengan sendirinya nak." Rupanya Kartika belum juga puas dengan jawaban sang putri.

Malena sekali lagi tersenyum kemudian menyalami sang ibu.

"Doakan aku bisa menjaga diri Bu. Doakan aku bisa menikah dengan orang yang tepat. Insyaallah, semua akan baik-baik saja."

"Aamiin, ibu akan mendoakan kamu nak. Tapi ingat untuk ikut berdoa juga, mintalah jodoh secepatnya nak."

"Terimakasih banyak Bu. Aku pamit, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Malena mendudukkan dirinya di atas mobil rental yang akan membawanya ke kota. Ayah dan ibunya melambaikan tangan dengan ekspresi yang sangat sedih.

Wanita itu memejamkan matanya kemudian berdoa dengan setulus hati, semoga semua urusannya berjalan dengan lancar.

Kembali ke sekolah adalah hal yang sangat menyenangkan tetapi juga sangat mengesalkan jika teringat akan salah satu siswanya yang bernama Marvin.

"Ah kenapa aku jadi ingat Marvin?"

🌻

*Like dan ketik komentar dong 🤭*

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

feelingmu sdh ada itu adalah jodohmu

2024-10-15

0

🍒⃞⃟🦅Rivana84

🍒⃞⃟🦅Rivana84

msh nyimak

2024-10-08

0

Cut Ainun

Cut Ainun

baru nyimak 🙂🙂

2024-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!