Bab 12 Guru Jujur

Dokter Martin Andrian tersenyum tipis kemudian menjawab, "Semuanya ditanggung BPJS mbak. Jadi berikan keputusan secepatnya tentang tindakan yang harus kami ambil."

Malena pun ikut tersenyum dengan hati yang sangat lega.

"Kalau begitu berikan pelayanan yang terbaik untuk ayah dokter," ucapnya.

"Apakah pak Rachman punya kartu BPJS mbak? Soalnya menurut data yang ada pada statusnya, pasien masuk sebagai pasien umum."

"Oh." Malena tercekat. Wajahnya langsung terasa hangat karena malu. Ia baru menyadari kalau kedua orangtuanya memang bukanlah peserta BPJS. Hanya dia sendiri yang selama ini ditanggung asuransi kesehatannya oleh pihak yayasan tempatnya bekerja.

"Maafkan saya dokter. Jadi, bagaimana ini? Apakah bisa kami mengurus di kantor BPJS terlebih dahulu?" ucap Malena dengan seulas senyum meringis.

Dokter Martin tersenyum tipis. Ia sangat mengerti apa masalah dari wanita yang sangat manis dihadapannya ini tapi bagaimanapun juga ia harus mengikuti prosedur di rumah sakit itu.

"Karena pak Rachman sudah sangat kritis dan harus diberikan tindakan secepatnya, jadi Mbak bayar aja dulu sebagai pasien umum sembari mengurus keaktifan kartu BPJS itu."

"Ah iya dokter. Saya mengerti. Trus biayanya berapa ya?" tanya Malena dengan hati ketar-ketir.

"Untuk pemasangan Implan ICD atau alat kejut jantung itu mbak harus menyiapkan dana sebesar 70 juta, belum termasuk biaya perawatan di rumah sakit ini."

Malena menelan salivanya kasar. Nominal yang disebutkan oleh dokter itu sangat besar, darimana pula ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang sangat dekat seperti saat ini.

"Bagaimana mbak?"

Malena tersentak kaget. Ia pun mengangkat wajahnya kemudian tersenyum dan langsung membuat dada sang dokter berdesir lembut.

"Insyaallah, saya akan bayar dokter. Untuk depe nya saya akan bayar 10 juta hari ini. Sisanya saya akan berikan besok pagi. Berikan saja pengobatan terbaik," ucap Malena kemudian pamit.

Wanita itu segera menemui bagian administrasi untuk membayar uang 10 juta dari tabungannya. Setelah itu ia berpamitan pada ibunya untuk mencari uang tambahan dari biaya pengobatan sang ayah.

"Len, ibu punya cincin ini, mahar dari ayahmu," ucap Kartina seraya memperlihatkan sebuah cincin emas yang melingkar pada jari manisnya yang kurus.

"Kamu bisa menjualnya nak, untuk kesembuhan ayahmu juga."

Malena merasakan dadanya sesak. Tak kuasa ia menahan diri untuk tak menangis. Diciumnya tangan sang ibu kemudian berucap," Ibu, ini harta yang diberikan oleh ayah sebagai pengikat ayah dan ibu. Gak usah ibu, aku akan mencari tambahan dari teman-teman. Insyaallah mereka akan membantu."

"Tapi uang itu sangat banyak Len, apa mereka akan memberikannya nak?"

"Tentu saja ibu, mereka adalah teman-teman terbaik. Aku juga punya cincin yang bisa aku jual atau gadaikan untuk menambah biayanya."

"Tak apa, Ambillah cincin ini, meskipun hanya 3 gram. Setidaknya ada sedikit Len."

Mau tak mau, Malena pun mengambil cincin itu dari tangan sang ibu. Setelah itu bergegas pergi dari tempat itu untuk menuju ke tempat penjual emas sembari memikirkan di mana ia harus meminjam uang untuk mengobati sang ayah.

Di depan toko emas, tak sengaja ia bertemu dengan Andrian dan juga Indira, ketua yayasan tempatnya mengajar. Malena pun menyapa mereka untuk berbasa-basi.

"Mau beli emas ya Miss?" tanya Indira tersenyum.

"Gak Bu. Saya mau jual emas, katanya dollar dan harga emas lagi naik Bu, jadi pasti dapat untung banyak, hehehe," kekeh Malena cengengesan.

"Wah, Miss Malena ternyata punya otak bisnis juga ya. Bagus banget tuh caranya. Kalau lagi mahal, emas dijual nanti kalau murah bisa beli lagi, hahaha." Indira tertawa renyah dibuatnya.

"Iya Bu." Malena hanya tersenyum.

"Eh, ngomong-ngomong. Gimana dengan rencana bimbel untuk Marvin Miss, sisa satu bulan lho dia mau daftar SNMPTN, anak itu harus mulai serius belajar."

"Ah iya Bu. Insyaallah secepatnya kok."

"Marvin juga bilang akan ikut ujian remedial pelajaran Miss Malena untuk memperbaiki nilai. Gimana kalau jadwal bimbel untuk anak itu mulainya sebentar sore aja Miss, supaya nilainya benar-benar bisa meningkat," usul Indira.

Malena tampak berpikir sejenak. Bagaimana mungkin ia bisa mengajar bimbel kalau ayahnya sedang terbaring di rumah sakit seperti ini. Akan tetapi ia juga butuh uang untuk membayar biaya rumah sakit itu.

"Miss gak usah khawatir. Untuk pembayarannya akan dibayar diawal. Yang penting Marvin harus bisa tekun belajar. Soalnya ia sangat ingin menjadi dokter seperti abangnya."

Nah, biaya itulah yang sebenarnya ia pikirkan.

"Mau ya Miss?" mohon Indira seraya meraih tangan Malena dan menggenggamnya.

"Ah iya Bu. Saya siap. Semoga Marvin bisa bekerjasama," ucap Malena setelah lama terdiam.

"Alhamdulillah, terimakasih banyak ya Miss. No rekeningnya bisa diberikan sekarang lho, supaya lebih sah dan deal, iyyakan mas?" ucap Indira seraya menatap wajah suaminya yang sejak tadi hanya diam menyimak.

"Humm," ucap Andrian tersenyum. Malena pun dengan perasaan malu dan sungkan memberikan nomor rekeningnya. Dan, tak lama kemudian, dua orang itu berpamitan karena ada urusan lain yang harus mereka lakukan.

Tring

Sebuah notifikasi M banking pun berbunyi pada handphone Malena dan langsung membuat sang guru terbelalak kaget.

"Ya Allah, ini banyak sekali," ucapnya dengan tubuh gemetar.

"Apa mungkin pak Andrian salah mengirim nominal ya? Masak untuk membayar uang bimbingan belajar bisa sebanyak ini sih?" ucap Malena dengan perasaan tak percaya.

"100 juta, yang benar saja. Pasti pak Andrian salah ngetik angka nol ini. Biasanya kan cuma 1 juta," ucapnya lagi seraya memandang dengan serius nominal angka yang baru masuk ke rekeningnya.

"Mbak jadi jual cincinnya gak?" tanya pelayan toko emas itu dengan wajah tak sabar.

"Tunggu sebentar ya mbak. Aku mau ngejar pak Andrian dulu, bentar aku kembali," jawab Malena dan langsung kabur dari hadapan penjaga toko itu. Sungguh, ia ingin mengkonfirmasi tentang transferan sang ketua yayasan yang notabene adalah ayah mertuanya itu.

"Pak ketua tunggu!" teriaknya dengan nafas ngos-ngosan memburu Andrian dan isterinya. Mobil mereka yang sudah hampir keluar dari halaman parkir toko itu langsung berhenti.

"Ada apa Miss?" tanya Indira setelah membuka kaca mobilnya.

"Maaf Bu, tadi transferannya terlalu banyak. Pasti pak ketua salah ketik ya?" balas Malena seraya memperlihatkan layar handphonenya pada wanita paruh baya itu.

Indira tersenyum kemudian menjawab," Gak kok. Itu asli. Gak salah ketik. Yang penting bentar sore Miss datang ke rumah ya. Kita paksa Marvin untuk belajar."

"Yang bener Bu?" ucap Malena dengan ekspresi kagetnya.

Indira hanya mengangguk.

"Kalau begitu terimakasih banyak, insyaallah saya akan datang," ucap Malena dengan kedua netra berkaca-kaca.

"Kita jumpa di rumah ya Miss, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam bu. Terimakasih banyak," balas Malena seraya melambaikan tangannya.

Mobil mewah itu pun pergi dari tempat itu meninggalkan Malena yang masih sangat shock dengan rezeki nomplok yang baru saja ia dapatkan. Cincin ibunya pun dikembalikan lagi ke dalam tasnya dengan perasaan haru.

"Guru itu sangat jujur dan baik hati. Martin pasti senang kalau kita jodohkan ya mas," ucap Indira tersenyum seraya menatap kaca spion yang masih menunjukkan sosok Malena di dalam sana.

🌻

*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*

Terpopuler

Comments

Lies Atikah

Lies Atikah

jangan di buat terlalu menyedihkan lah si lena nya thor sampai segitu gak laku nya masa sih katanya cantik menderitnya jangan lebay konplik jangan terlalu parah raider ingin bahagia bukan nya sedih pasti uthor ngerti deh lanjuuuut

2025-01-17

0

Nur Syamsi

Nur Syamsi

mudah" an Marvinnya Tdk bertingkah saat ngikutin bimbelx istrinya alias guru privatnya

2024-12-20

0

Neulis Saja

Neulis Saja

nah coba kalau ke kakaknya yah

2024-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!