Marvin pun cepat-cepat menjauhkan dirinya dari Malena. Ia baru menyadari kalau istrinya adalah seorang guru yang harus bisa menjaga nama baik diri, keluarga, dan juga profesinya.
"Maaf," ucap Marvin tak nyaman. Malena tersenyum dengan dada berdebar bahagia.
"Gak apa-apa. Lain kali kita harus menjaga sikap. Pernikahan kita pun belum resmi, jadi kita harus hati-hati."
Marvin tersenyum seraya meraih tangan Malena kemudian berucap, "Baiklah, kita rahasiakan ini sampai aku selesai ujian akhir. Setelah itu aku akan bicara pada mama dan papa agar hubungan kita diresmikan."
Malena kembali tersenyum sangat manis. Ia merasakan dadanya berdebar bahagia. Rasanya hidupnya begitu sangat lengkap dan sempurna hingga rembulan seolah-olah jatuh ke atas pangkuannya.
Marvin yang dulunya sangat badung dan sangat mengesalkan kini berubah jadi pria yang sangat manis dan juga bertanggung jawab.
Aaa, cinta...
Rasanya terlalu dini jika ia memutuskan untuk mengatakan kalau ia jatuh cinta pada siswanya sendiri yang terpaut 7 tahun lebih muda daripada dirinya, tapi inilah yang ia rasakan, dua buah sayap seakan mengembang disisi kanan kiri tubuhnya dan bersiap untuk membawanya terbang.
MasyaAllah, tak berhenti ia memuji Tuhan akan rasa senang dan bahagia yang ia rasakan. Seorang pendamping hidup telah diberikan meskipun sangat jauh dari kriterianya selama ini.
"Kamu setuju 'kan kalau pernikahan ini kita rahasiakan dulu sampai aku selesai ujian dan masuk SNMPTN?" tanya Marvin lagi, mengulangi pertanyaannya.
Malena tersentak kaget. Ia pun mengangguk dengan pipi menghangat bahagia.
"Iyaa. Aku setuju. Dan selama itu, kamu tak boleh lagi mencium aku seenaknya. Kamu harus bersikap biasa-biasa saja. Dan, kita juga gak boleh ada sentuhan fisik, okey?" senyum Malena.
Marvin langsung berpura-pura cemberut kemudian menjawab, "Aku tidak bisa janji sih, tapi aku akan usahakan."
"Harus. Aku gak mau semua orang tahu hubungan kita. Cukup ibu dan ayahku saja. Yang lain tak boleh."
Marvin tersenyum kemudian mencubit ujung hidung Malena dengan gemas.
"Terus kalau aku rindu, apa aku harus menahannya?" tanya Marvin dengan tatapan penuh cinta pada sang istri.
"Tahan aja dulu, lagipula kita 'kan bisa ketemu tiap hari," senyum Malena.
"Ah iya, mungkin aku akan minta Bu wakasek kurikulum untuk mengubah jadwal pelajaran jadi Biologi semua setiap hari agar kita selalu ketemu," balas Marvin dengan wajah serius.
"Ish. Ngaco. Mana boleh seperti itu. Enak guru yang lain dong, pada libur ngajar, hihihi," tawa Malena cekikikan.
"Kamu yang enak aku yang lemas," lanjut Malena dengan ekspresi yang sangat lucu dan menggemaskan bagi Marvin.
"Aku cium lagi mau gak?" ucap pria itu karena sudah tak sabar ingin mencium lagi istrinya yang terasa sangat cantik dimatanya.
"Gak. Aku bilang gak ada cium-cium sampai kamu lulus ujian!" tegas Malena dengan netra melotot indah.
"Humm, baiklah. Tapi kalau kamu lagi pengen hubungi aku ya, aku siap 24 jam hahaha."
"Marvin!" teriak Malena dan langsung memberikan cubitan yang cukup keras pada perut sixpack suami brondongnya.
"Awwww sakit, aduh!" Marvin berpura-pura meringis sakit agar Malena mau melihat bekas cubitannya.
"Gak akan aku lihat, di sini tempat umum," ucap Malena menolak.
"Kalau di dalam kamar mau gak?" senyum Marvin dengan tatapan mesumnya.
"Gak! Ayo kita ke ruangannya ayah. Pasti beliau udah nungguin kita," balas Malena segera mengalihkan pembicaraan.
"Ah iya, kita ketemu ayah. Aku ingin minta maaf karena sudah mengambil kamu darinya," balas Marvin dan segera mengambil kiriman kue dan buah dari mamanya.
Mereka berdua pun meninggalkan tempat parkir itu menuju ruang perawatan sang ayah. Meskipun tegang dan sedikit khawatir, Marvin berusaha untuk menunjukkan kalau ia adalah suami yang bertanggung jawab untuk Malena.
Kartina tak kuasa menahan tangisnya saat berjumpa dengan sang menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Dalam hati ia tak berhenti mengucap syukur karena doanya terkabul.
"Suamimu tampan sekali Len, ibu sampai kira artis kayak di televisi itu," bisik wanita paruh baya itu saat Marvin memasuki ruangan ICU.
"Ya Allah ibu, kok bisa sih kepikiran artis?" senyum Malena dengan dada berdesir. Ia akui kalau Marvin memang sangat tampan. Tubuhnya yang tinggi dengan kulit yang tidak terlalu putih membuatnya tampak sangat maskulin dan juga keren. Kalau sedang berlaku santai seperti itu, ia tidak seperti anak yang masih duduk di bangku SMA.
"Itu kok mirip pangeran di sinetron itu ya Len, dapat dimana kamu suami yang sangat tampan dan sopan seperti itu nak?" tanya Kartina dengan wajah penasarannya.
"Dapat di sekolah Bu, hihihi," jawab Malena cekikikan.
"Guru juga?"
"Bukan."
"Lah trus?"
"Siswa ku Bu."
"Hah? Yang bener Len? Emangnya bisa menikah dengan siswa sendiri? Apa itu tidak melanggar aturan?" Mata tua Kartina melotot tak percaya.
"Habisnya ibu maksa Tuhan agar jodohku cepat terbuka. Ya, dikasih lah aku brondong tampan hihihi." Malena kembali tertawa cekikikan.
"Ih, kamu bercanda ya Len. Ibu kok masih belum percaya ya?"
"Ibu harus percaya. Kami memang udah nikah kok. Tapi masih harus dirahasiakan untuk umum karena Marvin belum lulus ujian. Papa dan mamanya pun belum tahu bu."
"Trus, bagaimana kalau nanti orangtuanya tidak merestui hubungan kalian?" tatap Kartina khawatir.
Deg
Malena terdiam. Tawanya yang sejak tadi berderai karena sangat bahagia kini langsung menghilang. Tiba-tiba saja ia merasakan perasaan khawatir seperti ibunya.
Bagaimana kalau ibu Indira dan pak Andrian tidak merestui hubungan mereka?
Oh tidak!
Strata sosial mereka berdua sangat berbeda. Ia adalah seorang wanita miskin dan juga lebih tua daripada Marvin. Sebuah hubungan yang sangat tak lazim terjadi di masyarakat kita.
Dan parahnya lagi adalah, ia adalah seorang guru yang seharusnya menjadi pembimbing bagi siswanya dan bukannya menjadi istri.
"Bagaimana kalau mereka benar-benar tidak merestui kami bu?" tanya Malena dengan hati yang sangat takut.
🌻
*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Nur Syamsi
makanya biar Tdk salah faham ya dijelasin ke ortu kaluan ttg proses nikah dadakanmu...
2024-12-20
0
Neulis Saja
yah itulah jodoh maka kewajibanmu meyakinkan agar org tuanya merestui yg agaknya keluar dari ekspektasi
2024-10-16
0
Sarah Yuniani
suwiit juga kalian ..
yang halal emang nikmat
2024-09-28
2