Bab 18 Ada CCTV

Semua orang yang ada di ruangan itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara.

"Martin? Kamu dah pulang nak?" tanya Indira tersenyum. Martin balas tersenyum kemudian mencium tangan mamanya. Ia memang baru saja pulang dari rumah sakit dan langsung tertarik pada obrolan seru yang terjadi di depan ruangan belajar.

"Eh mbak? Kok ada di sini?" ucap Martin saat melihat Malena ada di tempat itu juga. Entah kenapa hatinya langsung berdesir lembut karena bertemu dengan wanita cantik dan juga manis seperti wanita di hadapannya ini.

"Iya dokter. Saya lagi kasih bimbingan belajar untuk Marvin," balas Malena tersenyum dengan pandangan ia arahkan kepada Marvin. Yang ditatap langsung tersenyum samar seraya mengedipkan matanya.

Malena langsung melotot.

"Iya bang, ini guru biologi di sekolahku. Perkenalkan, namanya adalah Miss Malena Rachman," timpal Marvin dan segera mendekat ke arah Malena.

"Oh, jadi mbak ini guru ya?" senyum Martin dengan perasaan yang sangat senang.

"Iya dokter." Malena menjawab kemudian menundukkan wajahnya. Hatinya berdebar hanya karena kedipan mata dari Marvin.

"Jadi kalian udah saling kenal?" Indira rupanya tertarik ikut nimbrung.

"Iya ma," jawab Martin dengan tatapan lurus pada wajah Malena yang sedang menundukkan wajahnya.

Indira pun menatap keduanya dengan bibir mengulas senyum. Ia yakin sekali kalau rencananya menjodohkan Martin dan Malena akan berjalan dengan lancar.

"Kalian kenal dimana?" tanya Indira lagi. Malena langsung mengangkat wajahnya kemudian menjawab, "Ayah sedang dirawat oleh pak dokter di rumah sakit bu, jadi kita ketemunya di sana."

"Innalilahi. Ayahnya Miss lagi sakit ya?" kaget Indira. Marvin pun sama kagetnya.

"Iya Bu. Ayah dirujuk dari kampung ke kota ini sejak tadi pagi," sahut Malena dengan suara tercekat. Perasaannya kembali bersedih saat mengingat sang ayah tersayang.

Martin pun ikut membenarkan jawaban Malena karena ia yang sangat tahu tentang keadaan pasien.

Marvin sendiri tak bisa berkata-kata. Ia hanya meraih tangan Malena di bawah sana dan menggenggamnya erat untuk memberikan kekuatan pada guru sekaligus istrinya itu. Malena tercekat kaget dengan aksi tiba-tiba dari pria itu.

Ia berusaha melepaskannya tapi Marvin sepertinya tak ingin. Sungguh, wanita itu sangat khawatir ada yang melihat mereka berdua seperti itu meskipun sebenarnya ia sangat bahagia karena Marvin memberikan perhatian padanya.

"Semoga ayahnya cepat sembuh ya Miss. Marthin adalah dokter jantung terbaik di kota ini. Ia pasti akan melakukan yang terbaik untuk pak Rachman. Iyyakan Martin?" ucap Indira seraya memandang putra pertamanya itu dengan perasaan yang sangat bangga.

Martin tersenyum tipis lalu berucap dengan rendah hati, "Ah mama. Aku hanya dokter biasa, gak usah di lebih-lebihkan. Hanya Allah yang pantas dipuji seperti itu."

"Tuh kan merendah lagi. Tapi gak apa-apa, insyaallah besok kami akan datang berkunjung ke rumah sakit untuk berjumpa ayah Miss," ucap Indira tersenyum.

"Aamiin, terimakasih banyak atas doa dan perhatiannya bu," ucap Malena dengan perasaan haru di dalam dadanya.

"Sama-sama Miss," senyum Indira.

"Kalau begitu saya permisi bu, dokter, karena saya harus ke rumah sakit untuk nemenin ibu menjaga ayah."

"Aku yang antar Miss."

"Aku yang antar."

Marvin dan Marthin saling bertatapan karena tiba-tiba mengucapkan kalimat yang sama secara bersamaan.

"Aku ada yang terlupa di kantor tadi, jadi sekalian mau ngambil itu juga," ucap Martin dengan alasannya.

"Katakan saja dimana tempatnya bang. Biar aku yang ambilkan," sahut Marvin cepat. Sejak tadi ia tidak suka melihat perhatian abangnya itu pada istrinya. Terus terang, ia sangat cemburu.

"Memangnya kamu bisa tahu tempatnya heh?!" timpal Marthin tak suka.

"Abang tunjukkan aja dimana tempatnya, aku pasti dapat." Marvin menjawab dengan tegas. Martin mendengus pelan. Ia mulai tak suka dengan tingkah sang adik.

"Martin, kamu masih lelah habis kerja, biarkan Marvin yang mengantar gurunya sekalian ambil barang yang kamu lupakan tadi," ucap Indira menjadi penengah. Untuk beberapa detik ia merasa kalau kedua anaknya itu memiliki perhatian yang sangat lebih pada Malena.

"Ah iya ma, aku juga belum mandi sih," ucap Martin mengalah sedangkan Marvin langsung menyeringai senang. Jari-jarinya ia selipkan pada sela-sela jari Malena dengan perasaan yang sangat bahagia.

Marthin pamit ke kamarnya sedangkan Indira langsung menuju ke ruang makan untuk meminta para pelayan membungkus buah dan kue-kue untuk dibawa Malena ke rumah sakit.

"Jadi tadi pagi waktu di kelas itu, Miss lagi mau ke rumah sakit?" tanya Marvin saat mereka berdua sudah berada di atas mobil menuju ke rumah sakit.

"Iyaa."

Marvin terdiam. Hatinya tiba-tiba merasa sangat bersalah karena telah membuat wanita itu bersedih dengan melawannya di depan kelas tadi.

Suasana di dalam mobil mewah itu pun sepi karena tak ada lagi yang memancing pembicaraan diantara mereka berdua. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing sampai mereka tiba di rumah sakit spesialis jantung itu.

"Aku ingin lihat ayah," ucap Marvin setelah membukakan pintu untuk Malena.

"Eh?" Wanita itu tampak sangat kaget. Ia tak menyangka kalau Marvin mengatakan hal seperti itu.

"Kenapa Miss? Apa aku tak pantas bertemu dengan ayah mertua?" balas Marvin dengan tatapan lurus ke dalam netra indah Malena.

Malena terdiam. Ayahnya pasti senang sekali kalau Marvin bisa datang dan berkata kalau ia adalah suaminya. Tapi apa pria itu akan bertanggungjawab kedepannya?

Perasaannya tiba-tiba jadi sangat takut kalau-kalau Marvin belum bisa dewasa dan malah bertindak seperti seorang remaja pada umumnya.

Cup

Marvin langsung mengecup bibir Malena singkat karena wanita itu hanya diam saja. Malena tersentak kaget. Pria ini benar-benar sangat suka menciumnya tanpa aba-aba. Eh, untungnya mereka sudah sah.

"Apa kamu tidak percaya diri kalau aku yang jadi suam kamu?" bisik Marvin di depan wajah Malena.

Malena menggelengkan kepalanya.

"Lalu kenapa?" tanya Marvin lagi seraya membelai bibir Malena dengan ibu jarinya.

"Ini tempat umum Marvin. Aku takut ada yang melihat kita seperti ini. Bagaimana pun juga kamu adalah siswaku dan aku adalah gurumu."

"Gak apa sayang," balas Marvin kemudian mencium lagi bibir wanita itu singkat, entah kenapa ia semakin tak terkendali jika bersama dengan gurunya itu.

Betul kata orang, benci dan cinta begitu dekat hingga ia tak tahu kapan ia mulai tertarik pada gurunya itu.Tak ada lagi sekat antara guru dan siswa di dalam hatinya. Ia sudah berani menggunakan kata kamu ketika bicara pada isterinya itu.

Ia sepertinya sudah mulai takluk pada wanita yang selama ini ia benci.

"Marvin, ini di tempat parkir. Ada cctv," lirih Malena dengan perasaan khawatir.

🌻

*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

padahal reader setuju ke kakaknya dokter martin

2024-10-15

0

🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅

🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅

baru kyk gtu aja udh cemburu kamu Marvin😅😅

2024-10-09

0

Uya Suriya

Uya Suriya

cctv-nya di parkiran....kiraan di kamar Marvin waktu bimbel tadi🤦🤦

2024-05-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!