Bab 3 Sumpah Farel

Teriakan penonton semakin seru. Permainan volley di lapangan sekolah sepertinya semakin memanas. Para pemain nampak bersemangat sekali untuk memenangkan permainan itu.

Bugh

Bola dipukul dengan keras ke arah lawan dan dibalas dengan tangkapan yang sangat indah oleh regu Marvin.

Bola begitu indah berpindah tempat dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Sampai kemudian, Syam mendapatkan kesempatan untuk mematikan bola itu dengan memukulnya menukik dengan keras.

Dan...

"Awwwww!" Sorakan penonton begitu menggema di dalam lapangan itu. Marvin begitu sigap mengambil kembali bola yang sudah hampir sampai di lantai itu dan melemparinya kembali ke sebelah.

Mati.

"Horeee!"

Semua penonton yang didominasi oleh gadis-gadis berteriak kegirangan karena Marvin berhasil memenangkan permainan dengan skor 15-13.

Para pemain itu pun bubar dari lapangan dan beristirahat. Dua kelas yang selalu bersaing dalam segala hal telah saling berhadapan di saat jam istirahat. Kelas IPA 2 kalah dan yang jadi pemenang adalah kelas Marvin di kelas IPA 1.

Marvin meneguk minuman dingin yang baru saja dibawakan oleh Elsa, pacarnya. Mengambil handuk kecil yang diberikan Elsa kemudian mengelap leher dan juga lengannya yang penuh peluh.

"Makasih El, kamu balik ke kelas gih. Bentar lagi si guru killer masuk," ucap Marvin santai. Elsa langsung cemberut tapi akhirnya pergi juga dari lapangan itu.

"Cukup setia juga si Elsa sama kamu Vin, padahal dia tahu kalau kamu banyak selir lain di luar sana hahaha," tawa Coki dengan tatapan tak lepas dari Elsa yang semakin menjauh.

"Elsa itu penyabar orangnya. Kami dekat dari kecil sih. Jadi tepatnya kami hanya sahabat," santai Marvin kemudian meneguk kembali minumannya.

"Ih tega banget kamu Vin. Padahal Elsa nganggap kamu pacarnya. Trus sama Caca dan anak sekolah Purnama Bakti itu kamu anggap apa?" tanya Farel kepo.

"Ya gak aku anggap apa-apa. Selingan aja sih. Selir-selir yang bisa dimainkan. Kalau lagi pusing enak ngajak mereka, hahaha." Marvin tertawa bangga.

Ia memang terkenal tampan dan juga kaya raya. Hanya dengan senyumnya saja, cewek-cewek sudah rela mati untuknya.

"Dasar kamu. Awas ya, dapat karma ketemu tante-tante perawan tua baru tahu rasa kamu!" ucap Farel bersungut-sungut.

"Nyumpahin kamu?!" balas Marvin berpura-pura serius dan langsung mendapatkan balasan tawa dari teman-temannya.

"Seperti Miss Malena mungkin hahahaha!" sahut yang lain kompak.

Marvin langsung bergidik ngeri. Ia tak bisa membayangkan dirinya yang sangat populer dan terkenal playboy di sekolah bisa berjodoh dengan seorang guru tua, jelek, dan hoby marah-marah itu.

🌻

Tak

Tak

Tak

Semua siswa yang sedang mengobrol santai di koridor langsung bubar dan lari ke arah kelas masing-masing kecuali Marvin. Hanya dengan mendengar bunyi heels seorang guru berkacamata tebal dengan tampilan sangar itu, teman-temannya sudah takut dan tak berani mengabaikan bel masuk kelas.

Akan tetapi, tidak bagi Marvin. Siswa kelas IPA 1 itu, samasekali tak takut pada guru wanita yang sedang memakai sebuah hijab berwarna krem menutupi kepala sampai dadanya itu. Ia tetap santai dengan kesibukannya yang entah apa.

Tak

Tak

Tak

Bunyi heels sang guru semakin dekat dan menguasai koridor yang tiba-tiba jadi sepi. Langkah wanita itu tegap dengan sebuah buku tebal berada di tangannya.

Dialah Malena Rachman, sang guru wanita yang sangat ditakuti oleh hampir semua siswa di sekolah bertaraf internasional itu. Ketakutan mereka melebihi takutnya siswa pada seorang kepala sekolah dan sekuriti.

Karena pembawaannya yang terkesan dingin dan jarang tersenyum, ia jadi sangat disegani bahkan ditakuti oleh semua siswa kecuali Marvin, tentunya.

Remaja berusia 18 tahun itu malah ingin sekali membuat sang guru tersandung dan jatuh kemudian meminta tolong padanya. Agak lucu dan kurang ajar memang, tapi itu itu adalah mimpinya sejak lama.

Dendamnya belum terbalas atas keberanian wanita itu memberinya nilai yang buruk saat penilaian akhir tahun hingga papa dan mamanya menonaktifkan kartu saktinya.

Malena menghentikan langkahnya tepat di hadapan Marvin. Tatapannya tajam setajam silet dari balik kacamatanya.

"Kamu ngapain masih di luar? Gak denger bel nya bunyi ya?" tegur sang guru.

Marvin tidak menjawab tetapi langsung melengos masuk ke kelasnya. Malena hanya berdecak. Kemudian ikut masuk ke dalam kelas IPA 1.

"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya!," ucap wanita berhijab itu sesaat setelah berada di dalam ruangan kelas pagi ini.

"Waalaikumussalam, selamat pagi Miss." Para siswa membalas dengan ucapan yang sama. Marvin sendiri tidak menjawab dan hanya menatapnya dengan tatapan acuh tak acuh.

"Well, Miss yakin sekali kalian sudah siap untuk belajar hari ini ya," ucap wanita itu dengan sedikit tarikan diujung bibirnya yang hanya menggunakan pewarna pucat tak seperti guru-guru yang lainnya.

"Siap Miss!" Lagi-lagi seluruh kelas menjawab dengan kompak tapi tidak dengan Marvin. Ia hanya menatap guru itu dengan sebuah pulpen ia putar-putar di sela-sela jarinya.

"Marvin! Kamu udah siap belajar?!" tegur Miss Malena tiba-tiba dan membuat Marvin tersentak kaget.

"Belum Miss!" Marvin masih santai. Dan ini sering ia lakukan supaya sang guru bosan dan akhirnya keluar dari kelas.

"Kalau begitu, kamu cuci wajahmu dengan air segar supaya kamu gak loyo dan gak ngantuk!"

Marvin acuh. Ia tak perduli dengan perkataan guru Biologi itu. Kenapa pula ia disuruh mencuci muka padahal ia tidak mengantuk. Malena Rachman pun mengalihkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk menghindari kekesalannya pada Marvin.

"Semua tugas yang Miss berikan pertemuan yang lalu sudah dikerjakan dong ya."

"Sudah Miss." Suara kompak kembali terdengar dan membuat Marvin mendengus kesal karena mungkin ia sendiri yang belum mengerjakan tugas itu meskipun ia sangat bisa melakukannya.

"Beneran sudah selesai semuanya?!"

"Sudah Miss!"

"Kalau begitu, kumpul dan letakkan di sini."

Keadaan kelas langsung berubah riuh dengan kesigapan semua siswa mengeluarkan buku tugas dari dalam tas mereka.

Tampak wanita itu tersenyum tipis. Ia sangat senang kalau semua perintahnya dilakukan oleh semua siswa. Meskipun semua siswa harus berdarah-darah dalam mengerjakannya.

"Dasar egois!" cibir Marvin kesal.

"Marvin! Kumpul tugas kamu di sini!" titah Miss Malena dengan suara melengking cempreng.

Marvin tidak menjawab.

Brak!

Malena memukul mejanya dengan sebuah mistar panjang. Marvin dan seluruh penghuni kelas langsung terlonjak kaget. Bunyi pukulan keras pada meja guru begitu jelas terdengar.

"Marvin! Kamu dengar Miss ngomong apa heh? Sejak tadi Miss perhatikan, kamu melamun saja!" sentak Miss Malena lagi dengan tatapan tajam dari balik kacamata tebalnya.

Marvin tidak menjawab tapi malah balas menatap wanita itu. Sekarang lah saatnya ia membalas.

Marvin ingin mengerjai Malena, betulkah guru itu tidak akan terpengaruh oleh tatapan mata elangnya seperti gadis-gadis yang menjadi korbannya di sekolah ini?

🌻

*Like dan ketik komentar dong 🤭*

Terpopuler

Comments

Nur Syamsi

Nur Syamsi

ada ya siswa Skrang ngelawan guru dg tatapan

2024-12-20

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ah kamu Malvin yg tersihir bukan guru enggak bangetlah, yg kesihir kamu sama Miss lena

2024-10-15

0

🍒⃞⃟🦅🔵Rivana84

🍒⃞⃟🦅🔵Rivana84

klo umur nya msh di bawah 30th mah msh muda atuh Marvin..

2024-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!