Bab 15 Anak Kecil?

Marvin pun berdiri dari duduknya kemudian menghampiri Malena. Karena sang guru sedang duduk ia pun bersimpuh di hadapan wanita itu kemudian meraih tangannya tapi cepat ingin ditolak oleh Malena.

"Gak usah Marvin. Gak perlu salim," ucap Malena gugup.

"Gak apa-apa Miss. Anak itu memang harus minta berkah dan karomah dari gurunya supaya ilmu bisa lancar masuk ke kepalanya," sahut Indira.

Malena semakin gugup, karena selama ini ia tidak pernah bersentuhan dengan pria lain selain ayahnya, dan untuk bersalaman saja ia tak pernah meskipun itu dengan siswanya sendiri.

Marvin langsung tersenyum miring, entah kenapa ia sangat ingin mengerjai gurunya yang berhijab itu. Ia pun meraih tangan Malena dan mencium punggung tangan wanita itu ala-ala romantis seorang kekasih, sampai membuat tubuh sang guru menegang.

Deg

Malena merasakan kejut listrik pada kulitnya dan langsung membuat dadanya berdebar tak karuan. Ini adalah kali kedua mereka bersentuhan setelah mereka sah menjadi suami istri.

"Vin, Oey! Sadar!" tegur Indira karena sang putra justru tak melepaskan ciumannya pada punggung tangan sang guru.

Marvin tersenyum dengan penuh makna kemudian melepaskan tangan wanita berhijab yang telah ia nikahi itu.

"Aku lapar, pengen makan dulu Miss. Kalau mau nunggu, di kamar aku saja ya" ucap Marvin santai dan langsung mendapatkan pelototan tajam dari dua orang wanita di dalam ruangan itu.

"Marvin! Ya Allah, jaga mulutmu!" teriak Indira kesal. Marvin tak perduli tapi malah melenggang santai ke arah ruang makan.

Indira langsung menatap Malena dengan perasaan tak nyaman lalu berucap, "Maafkan Marvin ya Miss, anaknya emang kayak gitu, badung banget. Aduh kami jadi malu."

"Gak apa-apa bu. Saya maklum kok," balas Malena tersenyum dengan dada yang masih berdebar tak karuan. Sudah dua kali suami brondongnya itu membuatnya terkena kejut jantung dan ia jadi takut kalau penyakit ayahnya malah berpindah kepadanya.

"Maaf Bu, bisakah saya lihat tempat belajarnya, supaya saya bisa siapkan sebelum Marvin datang," ucap Malena mengalihkan pembicaraan.

"Ah ya, mari Miss, saya antar. Ruangannya ada di bagian sana. Dekat kamar Marvin," ucap Indira seraya berdiri dari posisinya. Malena juga ikut berdiri dan mengikuti langkah sang nyonya rumah.

"Nah tempatnya di sini Miss, sengaja dibuat untuk Marvin belajar, dulunya ini kamar bermain anak itu sewaktu masih kecil tapi kemudian disulap menjadi kamar belajar bersama dengan abangnya."

"Oh, bagus banget bu konsepnya," puji Malena seraya memasuki ruangan itu yang penuh dengan buku-buku layaknya sebuah perpustakaan mini. Di dalamnya ada komputer dan juga perlengkapan belajar lainnya.

Jendelanya besar dan menghadap ke sebuah kebun bunga yang sangat cantik. Rasanya pasti sangat menyenangkan jika belajar di tempat yang sangat indah seperti itu.

"Gak apa-apa Miss tunggu di sini ya, saya akan panggil Marvin. Jangan sampai anak itu malah gak ingat kalau harus belajar, hehehe," kekeh Indira.

"Ah iya Bu, silahkan," ucap Malena tersenyum. Indira pun pergi dari tempat itu untuk mengecek keadaan sang putra yang kadang sengaja mengulur waktu untuk belajar.

Malena pun membuka jendela besar itu untuk melihat kebun bunga yang memiliki banyak ragam bunga di dalamnya. Setelah cukup puas ia pun mengaktifkan komputer dan mulai mempersiapkan bahan yang akan ia ajarkan.

Saking seriusnya, Ia sampai tidak sadar kalau Marvin sudah berada di dalam ruangan itu dan memperhatikannya dengan bibir berkedut senang. Entahlah, pria itu tak sadar sibuk memindai semua kegiatan yang dilakukan oleh Malena. Dan ia sangat suka itu.

Malena mengangkat wajahnya dan tak sengaja beradu tatap dengan Marvin. Ia kembali gugup begitu pun dengan Marvin tapi keduanya cepat-cepat bisa menguasai perasaan mereka masing-masing.

"Duduklah, kita akan segera belajar untuk persiapan remedial yang pernah Miss jadwalkan," ucap Malena seraya memperbaiki letak kacamatanya.

Marvin hanya tersenyum tipis, entah kenapa ia begitu ingin menggoda wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu.

"Aku gak tahu kenapa Miss bela-belain datang kemari, padahal aku bisa kok belajar sendiri," ucap Marvin santai.

"Apakah ada maksud tersembunyi dari kedatangan anda Miss?" lanjutnya dengan tatapan lurus ke dalam netra indah Malena. Netra bulat dan bening yang sangat ia sukai.

"Ayo jawab Miss!" tantang Marvin dengan gayanya yang sangat angkuh.

Deg

Malena langsung merasakan kupingnya tidak nyaman dengan perkataan siswanya itu. Tapi sekali lagi ia berusaha untuk menyadarkan dirinya kalau ia datang kemari karena permintaan orangtua Marvin.

"Apakah ini hanya kedok saja untuk bisa menemui papa mama dan menceritakan kalau kita sudah menikah?" tanya Marvin sarkas. Malena masih diam dengan dada naik turun karena menahan emosi.

"Apa Miss sudah sangat tak sabar untuk menjadi menantu di rumah ini?" lanjut Marvin dengan ujung bibir terangkat.

"Ah ya, terang saja Miss mau menikah denganku karena aku ini siswa terpopuler di sekolah, dan juga siswa yang sangat kaya raya, anda tak ingin rugi dengan kesalah pahaman itu bukan?" sarkas Marvin lagi dan berhasil membuat Malena sangat tersinggung.

"Kamu sudah selesai bicaranya?" tanya Malena seraya mendekat ke arah Marvin.

"Asal kamu tahu ya, meskipun aku seperti ini, aku juga tidak ingin sembarang menikah, apalagi dengan anak ingusan seperti kamu!" tunjuk Malena emosi. Ia sudah mengganti kata Miss di depan semua perkataannya karena sudah tidak bisa lagi menahan dirinya.

"Aku datang kemari karena permintaan Ibu dan bapak ketua. Jadi jangan pernah berpikir kalau aku datang kesini karena urusan pribadi!" balas Malena dengan tatapan tajamnya.

Marvin tersenyum miring kemudian menghampiri Malena hingga jarak mereka begitu sangat dekat.

"Ada banyak gadis-gadis cantik yang ingin sekali ke rumah ini untuk bertemu dengan papa mama dengan alasan yang dibuat-buat. Dan kurasa ini juga adalah alasan yang cukup masuk akal sih."

"Hey! Dengarkan aku baik-baik. Aku datang kesini karena tugas. Jadi buang jauh-jauh pikiran kotormu itu. Aku tak akan pernah mengatakan kalau kita pernah menikah kalau kamu tak menginginkannya!" geram Malena.

Marvin sekali lagi tersenyum miring. Entah kenapa ia sangat suka melihat Malena marah seperti itu.

"Dan satu hal lagi Marvin! Jangan terlalu percaya diri karena bagiku, kamu tak lebih dari seorang anak kecil yang tidak pantas untuk aku!" lanjut Malena seraya menunjuk dada bidang Marvin.

"Oh ya?" Marvin tersenyum miring kemudian meraih pinggang Malena dan merengkuhnya posesif.

"Jangan bilang aku anak kecil Miss? Atau aku akan membuktikan kalau aku bisa menghamili anda hum?"

🌻

*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*

Terpopuler

Comments

Nur Syamsi

Nur Syamsi

Marvin klaw Bu bisa beri tau ortumu ttg pernikahanmu yg secara mendadak dg missmu spya ortumu Tdk salah faham

2024-12-20

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ehm si borokokok tambah berani yah

2024-10-15

0

Bang Ipul

Bang Ipul

🤣🤣🤣😍

2024-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!