Bab 5 Solo Hiking

Indira mendudukkan dirinya di samping Marvin yang sedang sibuk menyiapkan bekal untuk acara hiking nya bersama dengan teman-temannya.

"Gimana sekolah kamu Vin?" tanyanya pada putra keduanya itu.

"Baik ma."

"Baik gimana? Wong kamu hanya sibuk dengan hobymu itu," balas Indira dengan tatapan tak suka pada benda-benda yang akan digunakan oleh sang putra.

"Mama ada laporan lho dari Miss Malena kalau kamu gak pernah masuk di kelasnya."

Marvin langsung menegakkan punggungnya seraya menatap wajah sang mama serius.

"Kapan Miss Malena kasih laporan kayak gitu ma?" tanyanya dengan wajah mengeras kesal. Malena lagi, Malena lagi. Ketika ia sudah melupakan wanita itu mamanya malah mengingatkannya lagi.

"Semalam, waktu kami ketemu di acara halal bihalal Yayasan. Kamu itu kenapa sih? Katanya mau jadi dokter tapi kok malas banget belajarnya."

Marvin tidak menjawab tapi hanya mendengus kesal. Rasa bencinya pada sang guru semakin besar saja kini.

"Vin, papa dan mama udah bikin janji lho sama Miss Malena untuk atur jadwal bimbingan belajar kamu sama dia."

"Apa ma? Yang benar saja. Aku tidak mau. Di luar sana banyak guru yang lebih pintar daripada dia. Yang lebih menarik dan juga tidak membosankan." Marvin langsung menolak mentah-mentah ucapan sang mama.

"Miss Malena itu guru yang terkenal killer ma. Gak pernah baik sama siswa. Pokoknya dia kejam dan ngajarnya juga gak asik. Tidak disiplin dan pastinya malas," lanjut Marvin semakin menjelek-jelekkan sang guru agar wanita itu semakin tak bernilai dimata keluarganya yang notabene adalah pemilik yayasan.

"Pecat aja ma. Kalau udah dipecat aku bakalan rajin masuk kelas!" putus Marvin.

"Marvin! Udah selesai kamu bicaranya hah?!" sentak Indira yang sudah mulai gerah dengan perkataan sang putra.

"Mulutmu seperti perempuan tahu gak?"

Marvin terdiam. Ia jadi takut pada mamanya karena mendapatkan bentakan seperti itu.

"Kamu itu tak pernah seperti ini sebelumnya. Kamu itu kenapa sih? Dendam banget sama Miss Malena. Tahu gak kamu? Kalau kamu durhaka sama gurumu maka ilmu tak akan mudah masuk ke dalam kepalamu."

Marvin mendengus kesal kemudian berdiri dari duduknya. Meskipun takut tapi ia tetap bersikeras tak ingin bertemu dengan guru perawan tua itu.

"Pokoknya aku gak mau belajar di sekolah kalau ada Miss Malena!"

"Marvin! Ngomong apa kamu!" Andrian sang papa langsung ikut membentak. Pria paruh baya yang merupakan ketua yayasan di sekolah sang putra pun ikut angkat bicara.

"Kamu harus minta maaf pada gurumu atau semua fasilitas yang telah kami berikan akan kami cabut!" putusnya tanpa ingin dibantah.

Marvin mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia sangat marah dengan keputusan orangtuanya yang selalu memihak pada Miss Malena. Dalam hati ia berjanji untuk membuktikan rencananya agar guru itu benar-benar dipecat dari sekolah.

"Baiklah ma pa, aku akan ikut bimbingan belajar sama Miss Malena, tapi setelah aku kembali dari hiking," ucapnya setelah lama terdiam.

Indira dan Andrian langsung saling berpandangan kemudian melempar senyum. Mereka tampak bahagia karena Marvin mau mendengarkan keinginan mereka. Malena adalah guru yang terkenal pintar dan juga disiplin. Mereka yakin, Marvin akan berhasil dibawah pengawasan dari guru tersebut.

"Nah, sekarang kembalikan kartuku lagi. Aku ingin pergi bersama teman-teman aku ma," ucap Marvin mengalah.

"Kami hanya akan memberikan kamu kartu itu sebelum kamu benar-benar ikut bimbingan pada gurumu itu."

"Mama gimana sih. Aku mana bisa hidup tanpa kartu itu."

"Pakai cash aja. Dan ingat, kamu hanya punya waktu dua bulan belajar. Jadi kamu harus serius."

"Iya ma. Iya..." Marvin mengalah lagi meskipun ia sangat tak ikhlas. Dan semua ini karena Malena, si perawan tua yang sok-sokan jadi guru profesional.

Pria itu pun berpamitan setelah persiapannya sudah selesai. Indira memberikan sejumlah uang untuk digunakan sang putra melakukan hobinya.

Sabtu siang itu, ia pun melakukan solo hiking karena teman-temannya pada berhalangan. Sedangkan ia sudah meniatkan kegiatan mendaki gunung itu untuk kesehatan tubuhnya sekaligus menghilangkan stresnya pada guru jelek itu.

Kali ini, ia akan mengunjungi sebuah desa kecil yang sangat indah yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Pemandangannya sangat bagus dengan gunung-gunung yang tidak terjal.

Perjalanan itu hanya memakan waktu 60 kilometer dari kota. Sebuah tempat dengan keindahan alam yang terbuka menjemputnya. Nafasnya begitu lega saat ia sampai karena kegiatan outdoor itu sekaligus akan menjadi kegiatan rekreasinya sambil berolahraga.

Ia pun menyimpan kendaraannya kemudian segera memasuki lokasi dengan pemandangan yang indah itu dengan membawa tas ransel besar berisi perlengkapannya.

Marvin mulai menyusuri jalur yang mudah dilalui. Biasanya, di jalur yang dilewati telah disediakan tempat istirahat, papan penunjuk jalan, dan lainnya.

Waktu senja telah tiba, matahari telah menguning dengan pemandangan yang sangat indah dari arah kaki gunung X. Karena ia hanya sendiri, ia pun mempercepat langkahnya agar bisa sampai ke puncak gunung dan memasang tenda di sana.

Langkahnya yang ia percepat itu justru membuatnya celaka. Kakinya terkilir dan akhirnya jatuh terguling-guling sampai ke kaki gunung yang baru ia lewati sementara suasana disekitar sudah sangat gelap.

Tak ada yang bisa Marvin lakukan selain merangkak untuk mencari tempat yang aman dan rata, sampai kemudian ia tak sadarkan diri karena kelelahan.

"Hey! Bangun!" panggil seseorang seraya memercikkan air pada wajahnya. Marvin pun membuka matanya pelan tapi begitu kagetnya ia dengan sosok yang sedang berada dihadapannya.

"Miss?" ucap Marvin dengan wajah pias. Malena tersenyum tipis kemudian memperbaiki letak kacamatanya.

"Ayo cepat bangun. Kita tidak boleh lama-lama berada di tempat ini," balas Malena seraya berdiri dari duduknya. Marvin tidak bereaksi tapi hanya memandang penampilan wanita itu yang sedang memakai seragam pramuka lengkap, berikut sebuah senter kecil di atas kepalanya.

"Ayo bangun sekarang! Atau warga di sini akan berpikir macam-macam tentang kita," ucap Malena tegas. Marvin baru sadar kalau gurunya itu adalah salah satu pembina Pramuka di sekolahnya. Mungkin mereka sedang mengadakan persami di tempat ini juga.

"Kamu mau bangun atau Miss tinggal di sini!" ucap Malena lagi dengan wajah tak sabar.

Marvin pun berusaha untuk bangun dengan meraih tangan guru itu untuk mendapatkan bantuan tapi sayangnya tubuhnya yang lebih besar dan juga berat tak mampu Malena bantu dan akhirnya ikut terjatuh karena tidak siap.

Mereka berdua pun saling menumpuk dengan posisi Marvin di bawah dan Malena di atas. Malang pun tak dapat ditolak, keduanya tertangkap basah oleh beberapa warga yang sedang ingin memanen durian di sekitar tempat itu.

"Hey! Apa yang sedang kalian lakukan heh?!" teriak orang-orang itu seraya menyorot mereka dengan lampu senter.

🌻

*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*

Terpopuler

Comments

🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅

🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅

iya bener,,Marvin mulut nya lemes bngt tukar aja tuh celana ama rok
kesel jg kadang liat bocah kyk dy ini

2024-10-08

0

Sita Sit

Sita Sit

rasain Malvin

2024-10-04

0

Cut Ainun

Cut Ainun

untung ortu ny marvin bukan ortu yg berpikiran picik yg membela anak bukan pd tempatnya... wah.. siap2 kalian bakalan di nikahin 😅😅😅

2024-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!