"Yap betul. Nilaiku sangat buruk sejak anda mengajar di kelas ini," ucap Marvin seraya ikut menyentuh tangan Elsa tapi tatapannya tepat tertuju pada netra indah Malena dibalik kacamata tebal wanita itu.
"Dan saya ingin nilai saya kembali dan lebih baik daripada sebelumnya Miss," lanjut pria itu dengan tegas.
"Sebulan lagi saya ingin mendaftar jadi seorang dokter pada SNMPTN, tapi nilai-nilai itu sangat tidak memuaskan, apa anda tahu itu Miss Malena Rachman?" geram Marvin dengan emosi tertahan.
Semua siswa langsung menahan nafas. Mereka benar-benar tak menyangka kalau ada dua orang di sekolah ini yang berani melawan Miss Malena terang-terangan seperti ini.
Malena tersenyum miring kemudian membalas perkataan sang siswa, "Tidak masalah. Nilai kamu bisa saja lebih bagus daripada sebelum ini tapi kamu harus membuktikan bahwa kamu memang layak mendapatkannya."
Marvin langsung berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke depan untuk mengikis jarak dengan wanita yang telah dinikahinya itu.
Malena sampai menahan nafas karena tubuh tinggi dan atletis sang siswa kini begitu dekat dengannya. Parfum Marvin membuat hidungnya kembang kempis. Jangan ditanya bagaimana kondisi jantungnya saat ini. Ia berdebar karena tegang dan juga gugup.
"Saya siap ujian kembali Miss. Dan saya akan membuktikan bahwa saya memang layak mendapatkan nilai terbaik dari anda!" ucap Marvin tegas tapi suaranya rendah bagaikan bisikan.
Malena pun melangkahkan kakinya mundur agar jarak mereka berdua menjauh. Siswanya ini benar-benar sangat berbahaya. Marvin sepertinya sedang tidak sadar dengan kondisi dan suasana.
"Baiklah. Miss akan memberikan ujian pengulangan untuk kamu dan siswa yang lain, yang juga ingin memperbaiki nilai," ucap Malena seraya mengalihkan pandangannya ke arah sekeliling ruangan.
"Kalian ada waktu satu pekan untuk mempersiapkan diri. Setelah ini kalian pasti tidak akan menyalahkan guru jika nilai kalian tak seperti yang kalian inginkan."
"Tentu saja Miss. Sepekan itu akan menjadi waktu yang sangat bersejarah buat anda dan saya, begitupun teman-teman yang menginginkan keadilan," sahut Marvin dengan dagu terangkat. Ia pun mendapatkan jempol dari beberapa siswa di dalam kelas itu.
"Baik. Mengenai kisi-kisi, skor, dan bobot setiap soal akan Miss bagikan di grup WhatsApp sebentar malam, kalian tunggu saja. Ujian susulan ini berlaku untuk semua siswa yang ingin memperbaiki nilai bukan hanya Marvin."
Marvin tersenyum miring. Ia sangat senang karena sang guru mau membuka diri dan menerima masukan dari siswanya.
"Tapi asal kalian perlu tahu, penilaian dari seorang guru bukanlah semata-mata dari aspek kognitif dan keterampilan saja, tapi juga dari sikap dan perilaku. Apalah artinya kecerdasan tapi kalau akhlak dan kepribadian tak ada maka semuanya akan non sense!"
Marvin tercekat. Entah kenapa ia sangat tersinggung dengan perkataan sang guru.
"Baiklah, urusan perbaikan nilai sudah selesai. Hari Senin siang pekan depan, setelah jam terakhir selesai, kita akan bertemu lagi di kelas ini untuk melakukan ujian pengulangan atau remedial. Persiapkan diri kalian."
"Baik Miss!" jawab Marvin dan siswa yang lain kompak.
"Dan ya, terus terang, Miss ke kelas ini untuk meminta izin karena ada urusan keluarga yang harus Miss selesaikan. Insyaallah kita akan bertemu pekan depan, assalamualaikum."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh."
Malena pun segera keluar dari kelas itu setelah memberikan tugas menulis tentang tema bab 7 agar siswa tidak ada yang berkeliaran.
Marvin duduk kembali ke kursinya dengan perasaan campur aduk. Ada rasa puas akan keputusan wanita itu memberinya ujian pengulangan tapi entah kenapa, di sudut hatinya yang paling dalam, ia jadi ingin tahu apa masalah keluarga yang telah menimpa Miss Malena.
Bukankah wanita itu sekarang adalah istriku?
Oh sial! Sejak kapan aku perduli terhadap wanita tua itu?
Bukankah ia lebih cocok jadi seorang kakak bagiku saja?
"Vin, kamu kenapa?" tanya Elsa penasaran. Gadis itu menatap Marvin yang tiba-tiba saja jadi melamun.
Marvin tak menjawab.
"Vin, kamu kok gitu sih? Aku 'kan jadi gak enak. Aku sudah membalas Miss Malena dan menuntut guru itu untuk memperbaiki nilai kamu lho. Kalau kamu tak senang, artinya perjuangan aku sia-sia dong."
"Ah tidak. Aku gak apa-apa. Aku hanya mikirin tentang ujian susulan itu kok."
"Oh ya? Emangnya kamu takut?" tatap Elsa tersenyum.
"Gak lah. Mana mungkin aku takut. Aku hanya tak ingin malu dan berakhir bunuh diri kalau nilaiku tidak naik-naik juga, hehehe," kekeh Marvin.
"Hahaha gak mungkin lah. Kamu 'kan dasarnya cerdas Vin, jadi aku tak akan ragu. Kamu pasti bisa dan segera menjadi seorang dokter."
Marvin hanya tersenyum tipis. Ia memang sangat yakin kalau ia bisa tapi entah kenapa hatinya jadi merasa tak tenang ya?.
"Aku juga akan mendaftar sesuai jurusan yang kamu ambil Vin, tahu gak kenapa?" tanya Elsa dengan senyum menggoda.
"Gak tahu."
"Karena aku ingin kita selalu bersama sampai kita jadi dokter dan akhirnya menikah."
"Oh ya? Emangnya kamu bisa?"
"Ih, sebel deh. Otak aku 'kan juga encer kayak otak kamu. Jadi kita pasti berjodoh deh Vin. Ganteng dan cantik, kaya dan crazy rich. Cerdas dan sama-sama cerdas. Ya pasti berjodoh lah hahaha."
Marvin hanya tersenyum tipis. Mengenai jodoh, Ia tak tahu harus berkata apa, tapi yang jelasnya ia dan Malena telah ditakdirkan berjodoh.
Hanya saja, ia belum ingin menceritakan hubungannya dengan Miss Malena kepada kedua orangtua dan juga kepada teman-temannya.
🌻
*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Neulis Saja
ah sdhlah gak usah diperpanjang lagi Marvin siapa juga yg mau dilanjutkan tentang pernikahan yg salah itu
2024-10-15
0
🍒⃞⃟🦅Rivana84
sebentar malam => nanti malam, maksudnya ya thoorrr 🙏🙏
2024-10-08
0
nuraeinieni
kepedean km elsa,,,marvin sdh berjodoh dgn miss malena.
2024-05-20
3