Bab 13 Calon Menantu

"Jangan suka menjodoh-jodohkan sayang, gak baik. Nanti Martin gak setuju gimana?" balas Andrian dengan konsentrasi tetap pada kemudinya.

"Martin orangnya patuh mas, lagipula usianya udah cocok untuk menikah. Udah mapan juga, daripada masih harus mikirin mantannya yang berkhianat itu lebih baik sama Miss Malena bukan?"

Andrian tidak lagi menjawab.

"Aku yakin mas, Martin pasti suka sama guru itu. Orangnya sangat bertanggung jawab pada pekerjaan. Kepala sekolah sering banget cerita kalo dia tuh orangnya rajin dan juga disiplin. Sama anak kita saja dia berani kasih nilai buruk apalagi anak yang lain."

"Ah iya sih. Tapi kan kita tidak tahu bagaimana urusan pribadinya. Siapa tahu dia punya pacar atau mungkin tunangan. Kita gak boleh asal menjodohkan orang sayang."

"Ya Allah mas, makanya itu aku undang ke rumah sebentar sore, supaya kita bisa kenal dekat dengannya, kita bisa wawancara khusus. Dan semoga Martin juga pulang ke rumah malam ini. Supaya mereka bisa ketemu."

Andrian menghela nafasnya kemudian tersenyum.

"Terserah kamu aja. Tapi ingat, yang penting adalah Marvin harus belajar, jangan sampai Miss Malena datang ke rumah hanya untuk ngobrol dengan kamu."

"Hahahaha, ya enggaklah mas. Miss Malena harus fokus ke Marvin dulu, kita kunci mereka di dalam ruangan supaya Marvin gak ada niat untuk kabur dari pelajaran hahaha!"

Andrian ikut tertawa.

"Eh, balik ke Martin, kita ini udah tua lho mas, udah seharusnya punya menantu dan juga cucu."

"Pokoknya aku harus turun tangan untuk nyariin jodoh untuk Martin. Dan aku pikir guru itu yang paling cocok."

Lagi-lagi Andrian tak menjawab. Entah kenapa Ia hanya sibuk memikirkan tentang Marvin, sang putra bungsu. Putranya itu ada sedikit perubahan dalam bersikap sejak tadi pagi. Anak itu ikut sholat subuh di masjid berjamaah. Dan juga sempat menanyakan tentang pernikahan. Apa jangan-jangan anak itu yang kebelet nikah daripada Abangnya?

"Mas kamu melamun?" tanya Indira menyentak lamunan sang suami.

"Ah gak. Cuma mikirin Marvin aja."

"Oh, gak usah dipikirin. Anak itu punya banyak pacar dan insyaallah gampang nikah. Katanya dia punya banyak stok jadi gak akan repot, hahaha. Entah niru siapa anak itu."

Andrian hanya tersenyum tipis. Ia yakin kalau istrinya sedang menyindirnya karena hampir semua sifat Marvin menurun dari dirinya yang dulunya playboy tapi berakhir setia pada satu orang, yaitu istrinya.

"Ingat untuk mampir di toserba yang ada di depan mas. Aku pengen belanja untuk persiapan menyambut kedatangan Miss Malena calon menantu kita," ucap Andira saat mereka sudah berada di jalan Jenderal Sudirman, sekitar puluhan meter dari rumah mereka.

🌻

Malena melangkahkan kakinya cepat bagaikan berlari ke arah rumah sakit. Ia terlalu bahagia sampai merasakan tubuhnya terasa terbang. Mendapatkan uang untuk pengobatan ayahnya tanpa disangka-sangka adalah sebuah nikmat yang sangat luar biasa.

Menuju ke bagian administrasi, ia pun langsung membayar biaya pengobatan ayahnya, setelah itu ia datang menghampiri sang ibu yang sedang duduk sendiri di ruang tunggu pasien.

"Kamu dan datang Len?" tegur wanita paruh baya itu pada sang putri.

"Iya bu, Alhamdulillah semua urusan cepat selesai."

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. Engkau menjawab doa kami," ucap Kartina dengan kedua telapak tangan langsung menyapu seluruh wajahnya.

"Dan syukurnya, cincin ibu gak jadi aku jual," senyum Malena dengan wajah yang sangat tampak bahagia.

"Kenapa Len?" tanya Kartina penasaran.

Malena tak langsung menjawab, ia hanya mengeluarkan cincin sang ibu dari dalam tasnya. Setelah itu ia memakaikannya pada jari manis wanita paruh baya itu dan menciumnya.

"Alhamdulillah, Ada orang baik yang digerakkan hatinya oleh Allah untuk meringankan beban kita Bu," ucap Malena dengan kedua netra berkaca-kaca.

"MasyaAllah, siapa orangnya nak. Kok bisa sebaik itu sama kita."

Malena tersenyum dengan dada berdebar. Apa iyya, ia harus mengatakan kalau orang-orang baik itu adalah ibu dan ayah mertuanya?

Ah, ia belum berani. Ia takut ibunya akan meminta bertemu padahal mereka belum tahu hubungan pernikahan dadakan dan juga masih sangat rahasia itu.

"Siapa mereka Len? Apa kamu mengenal mereka nak? Rasanya ibu ingin bertemu dan berterima kasih pada orang-orang baik itu."

"Pak Andriam dan ibu Indira pemilik yayasan tempat aku mengajar. Anaknya yang jadi murid aku diminta untuk diberikan bimbingan belajar karena nilainya sangat kurang pada semester yang lalu Bu."

"Oh. Tapi kok bayarnya mahal sekali ya Len, emangnya begitu ya, kalau orang kaya mau belajar?"

"Mungkin karena aku mau diangkat menantunya Bu hahaha."

"Ya Allah Len. Kamu bercanda ya, tapi ibu aminkan lho. Semoga Tuhan mendengar doa ibu."

Malena tersenyum kemudian menjawab di dalam hatinya, aku sudah jadi menantu mereka bu.

"Eh tapi ngomong-ngomong , kok ibu belum bisa percaya ya sama jumlah pembayarannya. Itu kok banyak sekali nak. Memangnya anaknya itu bo*doh? Sampai mereka mau membayar sebanyak itu Len?"

"Hahahaha. Gak bo*doh bu. Cuma otaknya rada-rada sedikit geser dan suka kacau."

"Apa? Kasihan banget anaknya, semoga kamu bisa mengajarnya dengan baik ya Len."

"Iya Bu. Insyaallah, semoga Tuhan permudah urusan Lena ya Bu. Mohon doanya."

"Aamiin ya Allah. Semoga kamu bisa membuatnya pintar, aamiin."

"Bukan guru yang membuat seorang siswa bisa pintar bu, tapi Allah. Guru hanya sebagai penyampai ilmu saja."

"Ah iya. Semoga Allah memberikan hidayahNya, agar siswa mu itu bisa cepat pintar."

"Aaamin." Malena pun menyapu wajahnya dengan kedua telapak tangannya, berharap semoga doa ibunya diijabah oleh Tuhan.

"Jadi sore ini, aku gak apa-apa kan kalau ninggalin ibu di sini sendiri karena aku harus mulai mengajar anak itu," ucap Malena seraya menatap sang ibu."

"Iya nak. Gak apa-apa. Kamu konsentrasi saja mengajar, gak usah mikirin ayah dan ibumu. Bayarannya sangat mahal lho Len, ibu sampai belum bisa percaya," senyum Kartina.

"Ah iya bu. Kalau begitu aku permisi. Aku mau balik ke tempat kos dulu untuk mandi dan ganti pakaian. Ibu jangan lupa makan. Udah aku simpan di tempat penitipan barang di bagian depan lobby."

"Iya nak. Nanti ibu makan. Kamu berangkatlah cepat, dan ibu ingin titip salam pada orang baik itu."

"Ah iya Bu. Nanti aku sampaikan assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," jawab Kartina tersenyum.

Malena pun segera berangkat. Ia harus sampai jam 4 sore di rumah ketua yayasannya itu tapi ia harus memastikan kalau Marvin sudah siap belajar agar ia tidak menghabiskan banyak waktu berada di luar.

Sebelum mandi, ia pun meraih handphonenya untuk menghubungi Marvin dan mengirimkan tema yang akan mereka pelajari.

"Astaghfirullah," ucapnya dengan ekspresi yang sangat kaget saat membuka layar handphonenya.

🌻

*Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?*

Terpopuler

Comments

Nur Syamsi

Nur Syamsi

ada ap ya

2024-12-20

0

Neulis Saja

Neulis Saja

apa emang yg ada di hpnya

2024-10-15

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BKN CALON MNANTU, TPI SDH JDI MNANTU KALIAN..

2024-08-26

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perawan Tua
2 Bab 2 Keinginan Ibu
3 Bab 3 Sumpah Farel
4 Bab 4 Rencana Marvin
5 Bab 5 Solo Hiking
6 Bab 6 Dagingnya Alot
7 Bab 7 I Love Monday
8 Bab 8 Taktik Elsa
9 Bab 9 Ujian Remedial
10 Bab 10 Ingin Bertemu
11 Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12 Bab 12 Guru Jujur
13 Bab 13 Calon Menantu
14 Bab 14 Dasar Manja!
15 Bab 15 Anak Kecil?
16 Bab 16 Cuma Nanya
17 Bab 17 Tema Pembuahan
18 Bab 18 Ada CCTV
19 Bab 19 Ketakutan Malena
20 Bab 20 Hanya Teman
21 Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22 Bab 22 Drama Elsa
23 Bab 23 Butuh Istirahat
24 Bab 24 Perlu Diculik
25 Bab 25 Kalimat Terkutuk
26 Bab 26 Saya Hamil
27 Bab 27 Takut Mati
28 Bab 28 Suami Brondong
29 Bab 29 Pengen Pelukan
30 Bab 30 Siapa Takut?
31 Bab 31 Miss Rachmah
32 Bab 32 Wanita Rahasia
33 Bab 33 Menantu Impian
34 Bab 34 Perang Saudara
35 Bab 35 Terserah!
36 Bab 36 Emosi Jiwa
37 Bab 37 Calon Pebinor
38 Bab 38 Boleh Gabung?
39 Bab 39 Keinginan Marthin
40 Bab 40 Marthin Membeku
41 Bab 41 Siapakah Dia?
42 Bab 42 Gak Percaya!
43 Bab 43 Doa Makan
44 Bab 44 Makanan Kesukaan
45 Bab 45 Malena Undur Diri
46 Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47 Bab 47 Anunya Pasti Anu
48 Bab 48 Hanya Sedikit
49 Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50 Bab 50 Rindu Malena
51 Bab 51 Merasa Bersalah
52 Bab 52 Tak Ada Waktu
53 Bab 53 Semoga Saja
54 Bab 54 Tidur Disini Saja
55 Bab 55 Gak Bisa Anu
56 Bab 56 Anu Lagi
57 Bab 57 Nanti Cegukan
58 Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59 Bab 59 Hati Yang Luka
60 Bab 60 Siapa Takut?
61 Bab 61 Jelaskan Padaku!
62 Bab 62 Pergilah!
63 Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64 Bab 64 Gelombang Rindu
65 Bab 65 Gak Lolos Sensor
66 Bab 66 Stop It!
67 Bab 67 Pengen Mimik
68 Bab 68 Merasa Insecure
69 Bab 69 Milik Siapa?
70 Bab 70 Harus Pergi
71 Bab 71 Ketakutan Malena
72 Bab 72 Akhirnya Sah
73 Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74 Bab 74 Cara Kotor
75 Bab 75 Rindu Anu
76 Bab 76 Gaun Pengantin
77 Bab 77 Sport Jantung
78 Bab 78 Dibuka Saja
79 Bab 79 Lezatnya Malena
80 Bab 80 Anu Gak Ya?
81 Bab 81 Sudah Hancur
82 Bab 82 Nyesel?
83 Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84 Bab 84 Pagi-pagi Anu
85 Bab 85 Tersinggung
86 Bab 86 Cocok Jadi Istri
87 Bab 87 Tak Sabar
88 Bab 88 Kenapa Diam?
89 Bab 89 Jangan Macam-macam
90 Bab 90 Adegan Anu
91 Bab 91 Hasrat Menggebu
92 Bab 92 Marvin Junior
93 Bab 93 Pria Aneh
94 Bab 94 Semakin Anu
95 Bab 95 Melanie Kesal
96 Bab 96 Terlalu Wah
97 Bab 97 Cut Cut Cut!
98 Bab 98 Pagi Panas
99 Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100 Bab 100 Janji Pebinor
101 Bab 101 Malena Kah?
102 Bab 102 Julia!!!!
103 Bab 103 Aku Kangen
104 Bab 104 Kamu Bau!
105 Bab 105 Benci Kamu
106 Bab 106 Bodyguard Tampan
107 Bab 107 Ingin Pergi
108 Bab 108 Tambah Ngambek
109 Bab 109 Nyari Apa?
110 Bab 110 Gak Capek
111 Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112 Bab 112 Numpang Makan
113 Bab 113 Sehat Lahir Batin
114 Bab 114 Percepat Lahiran
115 Bab 115 Cuma Icip-icip
116 Bab 116 Oeeeeek
117 Bab 117 Siapa Kamu?
118 Bab 118 Padahal Suhu
119 Bab 119 Ya Ampun!
120 Bab 120 Uhuk Uhuk
121 Bab 121 Happy Ending
122 Uhuyyy
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 Perawan Tua
2
Bab 2 Keinginan Ibu
3
Bab 3 Sumpah Farel
4
Bab 4 Rencana Marvin
5
Bab 5 Solo Hiking
6
Bab 6 Dagingnya Alot
7
Bab 7 I Love Monday
8
Bab 8 Taktik Elsa
9
Bab 9 Ujian Remedial
10
Bab 10 Ingin Bertemu
11
Bab 11 Ditanggung BPJSkah?
12
Bab 12 Guru Jujur
13
Bab 13 Calon Menantu
14
Bab 14 Dasar Manja!
15
Bab 15 Anak Kecil?
16
Bab 16 Cuma Nanya
17
Bab 17 Tema Pembuahan
18
Bab 18 Ada CCTV
19
Bab 19 Ketakutan Malena
20
Bab 20 Hanya Teman
21
Bab 21 Harus Tanggung Jawab
22
Bab 22 Drama Elsa
23
Bab 23 Butuh Istirahat
24
Bab 24 Perlu Diculik
25
Bab 25 Kalimat Terkutuk
26
Bab 26 Saya Hamil
27
Bab 27 Takut Mati
28
Bab 28 Suami Brondong
29
Bab 29 Pengen Pelukan
30
Bab 30 Siapa Takut?
31
Bab 31 Miss Rachmah
32
Bab 32 Wanita Rahasia
33
Bab 33 Menantu Impian
34
Bab 34 Perang Saudara
35
Bab 35 Terserah!
36
Bab 36 Emosi Jiwa
37
Bab 37 Calon Pebinor
38
Bab 38 Boleh Gabung?
39
Bab 39 Keinginan Marthin
40
Bab 40 Marthin Membeku
41
Bab 41 Siapakah Dia?
42
Bab 42 Gak Percaya!
43
Bab 43 Doa Makan
44
Bab 44 Makanan Kesukaan
45
Bab 45 Malena Undur Diri
46
Bab 46 Kekhwatiran Marvin
47
Bab 47 Anunya Pasti Anu
48
Bab 48 Hanya Sedikit
49
Bab 49 Besok Pasti Bertemu
50
Bab 50 Rindu Malena
51
Bab 51 Merasa Bersalah
52
Bab 52 Tak Ada Waktu
53
Bab 53 Semoga Saja
54
Bab 54 Tidur Disini Saja
55
Bab 55 Gak Bisa Anu
56
Bab 56 Anu Lagi
57
Bab 57 Nanti Cegukan
58
Bab 58 Tak Akan Memaafkan
59
Bab 59 Hati Yang Luka
60
Bab 60 Siapa Takut?
61
Bab 61 Jelaskan Padaku!
62
Bab 62 Pergilah!
63
Bab 63 Praktek Tema Pembuahan
64
Bab 64 Gelombang Rindu
65
Bab 65 Gak Lolos Sensor
66
Bab 66 Stop It!
67
Bab 67 Pengen Mimik
68
Bab 68 Merasa Insecure
69
Bab 69 Milik Siapa?
70
Bab 70 Harus Pergi
71
Bab 71 Ketakutan Malena
72
Bab 72 Akhirnya Sah
73
Bab 73 Demi Nyawa Pasien
74
Bab 74 Cara Kotor
75
Bab 75 Rindu Anu
76
Bab 76 Gaun Pengantin
77
Bab 77 Sport Jantung
78
Bab 78 Dibuka Saja
79
Bab 79 Lezatnya Malena
80
Bab 80 Anu Gak Ya?
81
Bab 81 Sudah Hancur
82
Bab 82 Nyesel?
83
Bab 83 Nikmat Atau Musibah
84
Bab 84 Pagi-pagi Anu
85
Bab 85 Tersinggung
86
Bab 86 Cocok Jadi Istri
87
Bab 87 Tak Sabar
88
Bab 88 Kenapa Diam?
89
Bab 89 Jangan Macam-macam
90
Bab 90 Adegan Anu
91
Bab 91 Hasrat Menggebu
92
Bab 92 Marvin Junior
93
Bab 93 Pria Aneh
94
Bab 94 Semakin Anu
95
Bab 95 Melanie Kesal
96
Bab 96 Terlalu Wah
97
Bab 97 Cut Cut Cut!
98
Bab 98 Pagi Panas
99
Bab 99 Aku Kok Belum Ya?
100
Bab 100 Janji Pebinor
101
Bab 101 Malena Kah?
102
Bab 102 Julia!!!!
103
Bab 103 Aku Kangen
104
Bab 104 Kamu Bau!
105
Bab 105 Benci Kamu
106
Bab 106 Bodyguard Tampan
107
Bab 107 Ingin Pergi
108
Bab 108 Tambah Ngambek
109
Bab 109 Nyari Apa?
110
Bab 110 Gak Capek
111
Bab 111 Lanjut Gak Nihh?
112
Bab 112 Numpang Makan
113
Bab 113 Sehat Lahir Batin
114
Bab 114 Percepat Lahiran
115
Bab 115 Cuma Icip-icip
116
Bab 116 Oeeeeek
117
Bab 117 Siapa Kamu?
118
Bab 118 Padahal Suhu
119
Bab 119 Ya Ampun!
120
Bab 120 Uhuk Uhuk
121
Bab 121 Happy Ending
122
Uhuyyy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!