Bab 3 Negara xxx

Setelah melakukan perjalanan yang begitu panjang bahkan sampai berjam-jam lamanya, akhirnya Kereta api yang ditumpangi oleh Muslimah berhenti di stasiun pemberhentian terakhir.

Matahari tampak mulai turun di peradabannya pertanda hari akan berganti malam. Tidak hanya itu, lampu jalan mulai bersinar terang menerangi jalan.

Sebagian penumpang kereta api yang mayoritas gadis muda seumuran Muslimah mulai bersiap untuk turun. Pasalnya dua pria yang berpenampilan preman tadi mulai menginstruksikan agar mereka segera turun dari kereta api lalu berpindah kendaraan.

Karena tiga unit minibus sudah siap membawa mereka pergi ke sebuah pelabuhan, mengingat perjalanan mereka nantinya melalui jalur laut menuju negara xxx, ibaratnya mereka seperti barang selundupan yang dikirim ke negara xxx.

"Hei kau!. Percepat langkahmu!" ucap Pria tadi menegur Muslimah yang melihatnya berjalan lambat.

Muslimah hanya mampu menundukkan kepalanya dan tak berani menatap kearah pria itu, dia pun mulai mempercepat langkahnya mengikuti langkah kaki rombongan gadis muda yang bernasib sama dengannya yang akan bekerja ke luar negeri.

Brukkk

Salah satu gadis di depannya tampak terjatuh dan terlihat lemas tanpa ada yang bergerak membantunya. Muslimah segera menerobos penumpang lainnya untuk segera membantu gadis itu.

"Tolong bantu dia, kenapa kalian malah menghiraukannya" ucap Muslimah khawatir sembari mendekati gadis itu lalu segera membantunya berdiri.

"Tak perlu membantuku, aku bisa sendiri!" tolak gadis itu dengan ketusnya sembari melepaskan tangan Muslimah dari lengannya.

"Ehh, ada apa dengannya" gumam Muslimah dan tampak bingung melihat reaksi dari gadis tersebut. Bukannya terima kasih malah melontarkan kata-kata ketus kepadanya.

"Hei bergegaslah, jangan buang-buang waktu!" Pria tadi kembali berteriak keras menyuruh penumpang lainnya untuk segera turun. Karena tiga unit minibus sudah siap membawa mereka berangkat ke pelabuhan.

Sepanjang perjalanan Muslimah hanya diam membisu, pikirannya masih tertuju pada keluarga yang ditinggalkannya, terutama bibi dan pamannya. Bagaimana tidak, mereka lah orang tua sekaligus orang yang berjasa membesarkannya hingga dewasa.

Sementara penumpang lainnya yang bernasib sama dengannya tampak antusias sambil bernyanyi riang gembira layaknya orang-orang yang akan melakukan liburan ke tempat destinasi wisata. Padahal nyatanya mereka semua hanyalah gadis yang dikirim ke negara xxx guna untuk dilacurkan.

***

Kediaman Agus....

"Dimana Muslimah?"

Wahidah tampak marah melihat kepulangan sang suami, dia sampai menunggu tepat di depan pintu.

"Muslimah sudah pergi, tak usah mengkhawatirkannya. Dia pasti baik-baik saja di negeri orang".

Agus begitu cuek melewati istrinya yang sedang menghadangnya di pintu. Dia memilih menghindar daripada meladeni istrinya karena bisa saja terjadi pertengkaran hebat di antara mereka.

"Muslimah pergi!" sahut seseorang yang baru saja datang dan tak lain adalah Sri, anak sulung mereka.

"Abah, Muslimah pergi kemana?" tanya Sri kepada bapaknya dan sepertinya dia baru saja pulang.

"Dia pergi untuk bekerja. Jadi tak perlu menanyakan keberadaannya. Sekarang kamu hanya perlu fokus kuliah." ucap Agus kepada putrinya.

Sri hanya mampu manggut-manggut menanggapi ucapan bapaknya.

Iihhh kenapa Muslimah harus pergi bekerja sih. Lalu setelah ini siapa yang akan menyiapkan keperluan kuliahku, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, mencuci pakaian dan...aaah mati aku. Padahal selama ini, dia yang selalu handle tugas-tugas sekolah dan pekerjaan rumah, sepertinya aku dalam masalah tanpa kehadiran Muslimah. Batin Sri.

Bagaimana tidak, selama ini Sri berbuat semena-mena terhadap Muslimah. Namun Muslimah tetap sabar menghadapinya.

****

Sementara di tempat lain...

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Muslimah tiba di Negara xxx. Dia datang seorang diri menginjakkan kakinya di negeri orang.

Tak ada sanak keluarga, cuma berbekal kepercayaan diri, karena dimana pun berada Sang pencipta akan selalu bersamanya dan menjaganya.

Muslimah datang ke negeri orang untuk mencari pundi-pundi rupiah demi membantu perekonomian keluarga pamannya, dan sejatinya memupus harapan beserta cita-citanya untuk menjadi seorang guru.

"Perhatikan kembali barang-barang kalian, jangan sampai tertinggal" peringat Danton, pria yang berpenampilan preman tadi kepada para gadis itu.

Lalu beberapa pria bertubuh kekar berdatangan dan sepertinya akan menjemput mereka. Salah satu pria itu tampak berbicara dengan Danton, setelah itu mereka menginstruksikan untuk membawa seluruh gadis-gadis itu masuk ke dalam mes atau sebuah rumah yang akan mereka tinggali nantinya.

Muslimah sempat mengamati bangunan dua lantai itu, hingga tak sengaja melihat sosok gadis tengah merokok di depan jendela bahkan sempat mengacungkan jempolnya kearah Muslimah lalu tertawa keras. Pasalnya dari sekian gadis cuma Muslimah yang mengenakan hijab.

"Astaghfirullah, semoga tempat ini aman bagiku" gumam Muslimah.

Muslimah mulai berjalan mengikuti gadis di depannya, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara seseorang tengah muntah di halaman mes. Beberapa gadis lainnya juga mengarahkan pandangannya ke sumber suara.

Mereka terkejut melihat wanita berpakaian minim tengah muntah di halaman mes.

"Cepat bawa dia masuk" ucap wanita paruh baya yang tengah berdiri di teras rumah.

Penampilan wanita paruh baya itu sangat glamor dan juga seksi, serta pakaian yang dikenakannya sama sekali bukan lagi usianya. Sepertinya wanita paruh baya itu pemilik mes tersebut.

"Apalagi yang kalian tunggu!" tambahnya dengan suara keras.

Seketika kedua pria tadi langsung sigap membawa wanita itu dan sepertinya wanita itu sedang mabuk berat, mengingat aroma alkohol begitu jelas menghinggapi tubuh wanita tersebut.

"Itu hanya masalah kecil, Karin pasti baik-baik saja". Lagi-lagi wanita paruh baya berpenampilan glamor itu memberitahu mereka bahwa dia baik-baik saja.

Ya Allah, kenapa aku merasakan firasat aneh. Tempat apa sebenarnya ini, dan mengapa penampilan mereka sangat terbuka. Batin Muslimah dilanda perasaan aneh. Namun dia tidak ingin berprasangka buruk dan memilih membuang jauh-jauh semua itu.

Apalagi kedatangan mereka disambut hangat oleh wanita paruh baya berpenampilan glamor yang tidak lain adalah bernama madam Rossa.

"Selamat datang di Mes Pucuk Merah, semoga kalian betah tinggal disini" ujarnya sambil memamerkan senyum ramahnya.

"Apapun kebutuhan kalian pasti akan terpenuhi selama kalian bekerja dibawah naunganku. Dan ingat disinilah kalian akan mengabdikan hidup dan bekerja sesuai dengan aturan dan kebutuhan pelanggan." Ucap Madam Rossa dengan senyum lebarnya, karena kedatangan para gadis menjadi aset sekaligus ladang penghasilan untuknya.

Beberapa gadis lainnya tampak tersenyum senang mendengar rangkaian kata Madam Rossa.

"Kami akan siap bekerja untuk Anda nyonya" sahut salah satu gadis bergaya centil.

"Iya nyonya, kami siap bekerja di tempat ini" sahut lainnya.

"Hahaha, tak perlu memanggilku nyonya, panggil saja Madam Rossa. Maaf ya gadis-gadis, aku lupa memperkenalkan diri" ucapnya tersenyum membuat beberapa gadis ikut tersenyum kepadanya.

Sementara itu, Muslimah hanya menundukkan pandangannya dan tak berani menatap kearah Madam Rossa.

"Hei, sekarang masuk lah. Ingat baik-baik anggap tempat ini sebagai rumah kalian" tambahnya sambil menunjuk kearah Muslimah, otomatis Muslimah langsung menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Saat Muslimah berjalan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba madam Rossa menghentikan langkahnya.

"Sejak tadi aku memperhatikanmu karena kau sangat berbeda diantara yang lainnya. Siapa namamu?"

"Muslimah, nyonya" jawab Muslimah dengan pandangan tertunduk.

"Wow, nama yang bagus. Baiklah Muslimah,

apa kau bisa mengubah cara berpakaian mu mulai dari sekarang?"

Madam Rossa memperhatikan penampilan muslimah dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia merasa gadis itu seolah tersesat dan salah masuk kandang. Tapi ia sangat yakin uang bisa mengubah segalanya.

"Mohon maaf nyonya, memang seperti ini cara saya berpakaian" ucap Muslimah sopan.

"Panggil madam saja, tak usah memanggilku nyonya. Semoga kau betah bekerja disini" ucapnya tersenyum tipis sambil menepuk pundak Muslimah lalu melenggang pergi.

Setelah itu, Muslimah juga bergegas menuju kamar yang akan ditempatinya. Sungguh hari yang sangat melelahkan, tapi dia merasa bersyukur selamat sampai tujuan.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Kak olaa

Kak olaa

ditunggu kelanjutannya otor

2024-05-06

1

Ita sweet

Ita sweet

kayaknya muslimah di jual.. trus ada yg nolongin

2024-05-06

1

Fatma

Fatma

lanjut dong thor

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Kelulusan
2 Bab 2 Transaksi Ilegal
3 Bab 3 Negara xxx
4 Bab 4 Wanita Malam
5 Bab 5 Bebaskan aku
6 Bab 6 Tolong
7 Bab 7 Bekerja
8 Bab 8 Caroline
9 Bab 9 Kecelakaan
10 Bab 10 Calon Kandidat
11 Bab 11 Wanita Bayaran
12 Bab 12 Pilihan Terbaik
13 Bab 13 Tidak Mungkin
14 Bab 14 Saya tidak ingin Berzina
15 Bab 15 Menikah
16 Bab 16 Menganggu saja
17 Bab 17 Tidak akan melepaskannya
18 Bab 18 Menginginkan aku hamil
19 Bab 19 Ku mohon, hentikan!
20 Bab 20 Hamil
21 Bab 21 Apa janinnya sehat?
22 Bab 22 Dia harus ditemukan
23 Bab 23 Siapa Mereka
24 Bab 24 Khawatir
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Dia mau Melahirkan
27 Bab 27 Dimana Bayiku
28 Bab 28 Bawa Aku Pulang
29 Bab 29 Keluarga
30 Bab 30 Pencuri
31 Bab 31 Kau Seorang Pencuri
32 Bab 32 Ulang Tahun???
33 Bab 33 Dia Lagi
34 Bab 34 Mommy
35 Bab 35 Mommy disini
36 Bab 36 Rayyan
37 Bab 37 Jangan Menolak
38 Bab 38 Sangat Serasi
39 Bab 39 Curiga
40 Bab 40 Siapa kau sebenarnya?
41 Bab 41 Kalian harus menikah
42 Bab 42 Bekerjasama
43 Bab 43 Melindungimu
44 Bab 44 Percobaan Pembunuhan
45 Bab 45 Kejahatannya harus terbongkar
46 Bab 46 Kebenaran
47 Bab 47 Aku ibunya
48 Bab 48 Sekamar
49 Bab 49 Tak sengaja
50 Bab 50 Membela
51 Bab 51 Pertanyaan Rayyan
52 Bab 52 Terharu
53 Bab 53 Merindukan
54 Bab 54 Jatuh Cinta
55 Bab 55 Kabar Gembira
56 Promosi Novel baru 'DIHAMILI TUAN IMPOTEN
57 Promosi Novel Baru 'Pengantin Pesanan'
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Hari Kelulusan
2
Bab 2 Transaksi Ilegal
3
Bab 3 Negara xxx
4
Bab 4 Wanita Malam
5
Bab 5 Bebaskan aku
6
Bab 6 Tolong
7
Bab 7 Bekerja
8
Bab 8 Caroline
9
Bab 9 Kecelakaan
10
Bab 10 Calon Kandidat
11
Bab 11 Wanita Bayaran
12
Bab 12 Pilihan Terbaik
13
Bab 13 Tidak Mungkin
14
Bab 14 Saya tidak ingin Berzina
15
Bab 15 Menikah
16
Bab 16 Menganggu saja
17
Bab 17 Tidak akan melepaskannya
18
Bab 18 Menginginkan aku hamil
19
Bab 19 Ku mohon, hentikan!
20
Bab 20 Hamil
21
Bab 21 Apa janinnya sehat?
22
Bab 22 Dia harus ditemukan
23
Bab 23 Siapa Mereka
24
Bab 24 Khawatir
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Dia mau Melahirkan
27
Bab 27 Dimana Bayiku
28
Bab 28 Bawa Aku Pulang
29
Bab 29 Keluarga
30
Bab 30 Pencuri
31
Bab 31 Kau Seorang Pencuri
32
Bab 32 Ulang Tahun???
33
Bab 33 Dia Lagi
34
Bab 34 Mommy
35
Bab 35 Mommy disini
36
Bab 36 Rayyan
37
Bab 37 Jangan Menolak
38
Bab 38 Sangat Serasi
39
Bab 39 Curiga
40
Bab 40 Siapa kau sebenarnya?
41
Bab 41 Kalian harus menikah
42
Bab 42 Bekerjasama
43
Bab 43 Melindungimu
44
Bab 44 Percobaan Pembunuhan
45
Bab 45 Kejahatannya harus terbongkar
46
Bab 46 Kebenaran
47
Bab 47 Aku ibunya
48
Bab 48 Sekamar
49
Bab 49 Tak sengaja
50
Bab 50 Membela
51
Bab 51 Pertanyaan Rayyan
52
Bab 52 Terharu
53
Bab 53 Merindukan
54
Bab 54 Jatuh Cinta
55
Bab 55 Kabar Gembira
56
Promosi Novel baru 'DIHAMILI TUAN IMPOTEN
57
Promosi Novel Baru 'Pengantin Pesanan'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!