Bab 14 Saya tidak ingin Berzina

Terdengar suara helikopter semakin mendekati Villa membuat Muslimah begitu penasaran siapa yang datang. Pasalnya Martin sudah berada di Villa dari tadi sore.

"Siapa lagi yang datang?" gumam Muslimah sembari mengambil buku yang terjatuh di lantai.

“Untuk apa aku penasaran dengan orang yang baru saja datang. Sekarang aku harus fokus memikirkan hidupku yang sedang tidak baik-baik saja. Karena seumur hidupku sepertinya aku harus menggantungkan hidupku pada tuan Martin, sosok orang yang sudah membeli ku.” Ucap Muslimah dengan wajah sendu sambil menatap buku ditangannya.

“Dalam buku ini, sangat jelas aku diminta untuk melayani seorang tuan muda. Aku bahkan diminta untuk melahirkan seorang penerusnya tanpa terikat dengan hubungan pernikahan. Demi Allah, aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak mau melakukan perbuatan Zina apalagi sampai hamil diluar nikah, naudzubillahi min dzalik.” Ucap Muslimah tidak habis pikir membaca buku diary yang berisi catatan penting yang ditulis oleh Martin dan ditujukan kepadanya.

“Aku jadi malas membacanya, ini sungguh menyangkut harga diri seorang wanita. Melayani seorang pria yang sama sekali bukan mahramnya dan tidak sesuai dalam syariat islam.” ucap Muslimah dengan pemikirannya lalu menyimpan buku tersebut di atas nakas.

Muslimah memilih membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia menatap langit-langit kamar sambil memikirkan kembali point-point penting dalam buku tersebut.

“Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Menuruti keinginan dalam buku ini sama saja aku menceburkan diriku dalam api neraka mu. Ya Allah, tolong berikan jalan keluar atas masalah ini, aku tidak tahu menahu dan hanya engkau maha mengetahui segalanya, aamiin yang rabb” ucap Muslimah sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.

“Andai saja aku masih berkumpul bersama kedua orang tuaku, mungkin nasibku tidak akan seperti ini. Tapi takdir berkata lain, mereka semua sudah tenang di alam sana” tambahnya hingga air mata Muslimah menetes secara tiba-tiba membasahi pipinya.

Hingga tangisnya pun akhirnya pecah, karena mengingat kembali mendiang orang tuanya. Jujur, dia sangat-sangat merindukan sosok orang tua nya.

“Hiks…hiks…hiks, ibu…ayah! Aku sangat merindukanmu, aku sangat berharap kalian muncul di mimpiku, hiks…hiks…hiks” ucapnya berderai air mata.

Nasib nya seperti dipingpong kesana kemari oleh orang yang hanya memiliki kepentingan atas dirinya, dia berpikir seterusnya bisa bekerja di The Black Dog, namun tidak sesuai ekspektasi.

Muslimah hanya mampu menangis dalam diam di atas tempat tidur. Dia berharap setelah menangis beban masalahnya mulai berkurang hingga dia bisa tertidur pulas.

Namun sayangnya mendadak perutnya terasa nyeri. Muslimah segera bangun untuk mencari obat di laci nakas, namun dia tidak menemukan apa-apa disana. Dia memutuskan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengecek sesuatu, takutnya dia sedang datang bulan. Dan benar saja dia memang datang bulan.

Sementara di teras Villa beberapa anggota The Black Night termasuk Martin sedang berbaris menyambut kedatangan ketua nya.

Helikopter mendarat sempurna di helipad yang tersedia di halaman Villa. Emir dengan gagahnya turun dari helikopter. Pandangannya langsung menyapu area Villa yang masih terawat dengan baik.

"Dimana gadis itu?" tanya Emir sambil melangkah lebar memasuki Villa Green. Dimana Bu Anne yang terlihat sigap membukakan pintu untuknya.

"Dia berada di dalam kamar, tuan muda" jawab Martin sembari mengekor di belakangnya.

“Mulai hari ini, setiap malam aku akan datang ke villa untuk melaksanakan misi ku. Jadi jangan biarkan gadis itu tertidur dengan nyaman tanpa menjalankan tugasnya" ucap Emir dengan tegasnya sambil melangkah menuju kamarnya yang juga berada di lantai dua. Dia ingin istirahat sebentar sebelum menemui wanita bayarannya.

"Baik, tuan muda. Saya akan mengingatkannya" ujar Martin cepat dan bergegas membukakan pintu kamar untuk tuan mudanya.

Emir bergegas masuk ke dalam kamar. Dia membuka jaketnya lalu menyimpannya di sandaran kursi.

Tok

Tok

Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar membuat Martin bergerak membuka pintu. Rupanya Bu Anne membawa sebotol anggur merah beserta makanan ringan.

"Taruh saja di atas meja" ucap Martin kepada penjaga villa itu.

"Baik tuan"

Bu Anne mengangguk paham lalu meletakkan nampan yang dibawanya di atas meja.

Saat Bu Anne akan pamit keluar dari kamar tersebut, Martin langsung menghampirinya untuk menjelaskan perihal yang harus dilakukannya. Bu Anne hanya mampu mengangguk setiap kali Martin mengatakan sesuatu.

"Ya sudah, segera temui Nona dan suruh dia untuk bersiap-siap" ucap Martin memperjelas nya kembali dan Bu Anne mengangguk menanggapi ucapannya. Pasalnya beberapa hari ini, Martin sudah menjelaskan sedetail mungkin apa-apa saja yang harus dikerjakan oleh Bu Anne.

Bu Anne pamit keluar dan berjalan menuju kamar yang ditempati oleh Muslimah.

"Apa tuan yakin ingin melakukannya malam ini?" tanya Martin sambil menuangkan anggur merah di gelas tuannya.

"Untuk apa menundanya!" jawab Emir dengan sorot mata tajam lalu meneguk minuman berwarna merah itu. "Apa kau sudah menjelaskan hal yang harus dilakukan wanita itu sebelum berhubungan badan?" ucap Emir dingin sambil mencengkram kuat gelas ditangannya.

"Sudah tuan, saya memberinya buku catatan. Dimana buku itu tertulis dengan lengkap point-point yang sangat jelas tentang apa-apa saja yang harus dilakukan nona selama berada di villa." jelas Martin. Dia akan memanggil muslimah dengan sebutan Nona jikalau berhadapan dengan tuannya.

Mengingat Emir tidak ingin tahu secuil pun nama ataupun hal lainnya yang menyangkut tentang wanita bayarannya. Apalagi sampai ingin mengenal lebih jauh wanita bayarannya. Itu tidak akan pernah terjadi dalam kamusnya hingga hubungan mereka berakhir.

"Bagus jika seperti itu. Ingat baik-baik, aku tidak ingin sampai dikenali wanita itu ataupun mengenalinya. Cukup dia hanya melahirkan anakku tidak lebih dari itu" ucap Emir sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Aku pastikan hal itu tidak akan terjadi, tuan muda" ucap Martin menyakinkan tuan mudanya.

"Hemm. Aku percaya kau bisa mengurusnya!" ucapnya lalu meneguk kembali minuman berwarna merah itu hingga tandas.

Sambil menunggu Bu Anne memanggilnya, Emir memilih untuk memeriksa email masuk dari ponselnya. Jujur dia merasa deg-degan saat ini. Padahal dia tidak pernah merasakan hal seperti itu, dia bahkan santai-santai saja saat akan bertarung melawan musuhnya, namun apa yang dirasakannya sekarang tidak bisa ia gambarkan seperti apa.

Sementara itu, Bu Anne sedang membangunkan Muslimah di kamar.

Tok, tok, tok...

"Nona, buka pintunya" teriak Bu Anne dari luar kamar. Sudah ketiga kalinya dia membangunkannya namun tak kunjung ada sahutan dari dalam kamar.

"Sepertinya nona sudah tidur" ucap Bu Anne dan memilih untuk meninggalkan kamar tersebut, namun langkahnya terhenti saat mendengar pintu kamar terbuka.

"Kenapa Bu?"

"Nona, saya kira anda sudah tidur" sahut Bu Anne tersenyum sedangkan Muslimah tampak memeluk tubuhnya layaknya orang yang sedang kedinginan.

"Begini Nona, tuan muda meminta anda untuk bersiap-siap. Dia akan segera menemui anda. Tolong matikan lampu sebelum tuan muda masuk ke dalam kamar" ucap Bu Anne memperingatkannya.

"Iya Bu Anne. Eemm....bisa saya bicara dengan tuan Martin. Ada hal yang perlu saya sampaikan kepadanya" ucap Muslimah dengan tatapan memohon, membuat By Anne tidak tega melihatnya.

"Baik Nona"

Kini Muslimah berada di ruang baca, terdapat buku-buku kuno berjejer rapi di setiap rak buku. Dia menatapnya satu persatu hingga dikejutkan dengan suara Martin.

"Katakan , apa yang ingin anda bicarakan?" ucap Martin lalu bergegas duduk di kursi kayu berhadapan dengannya.

"Maaf tuan, saya tidak ingin berzina!" ucap Muslimah dengan bibir bergetar.

"Jika pria yang di sebut tuan muda dalam buku ini ingin menyentuh ku, maka nikahi saya terlebih dahulu. Saya sungguh takut berbuat dosa dan saya tidak mau melakukannya. Bismillah, saya siap mati di tangan anda!" ucap Muslimah dengan entengnya dan sudah siap menanggung konsekuensinya. Lebih baik dia mati daripada harus berzinah.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

kerreennnn

2024-08-24

1

Kak olaa

Kak olaa

semangat thor

2024-05-21

1

tzyii

tzyii

next

2024-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Kelulusan
2 Bab 2 Transaksi Ilegal
3 Bab 3 Negara xxx
4 Bab 4 Wanita Malam
5 Bab 5 Bebaskan aku
6 Bab 6 Tolong
7 Bab 7 Bekerja
8 Bab 8 Caroline
9 Bab 9 Kecelakaan
10 Bab 10 Calon Kandidat
11 Bab 11 Wanita Bayaran
12 Bab 12 Pilihan Terbaik
13 Bab 13 Tidak Mungkin
14 Bab 14 Saya tidak ingin Berzina
15 Bab 15 Menikah
16 Bab 16 Menganggu saja
17 Bab 17 Tidak akan melepaskannya
18 Bab 18 Menginginkan aku hamil
19 Bab 19 Ku mohon, hentikan!
20 Bab 20 Hamil
21 Bab 21 Apa janinnya sehat?
22 Bab 22 Dia harus ditemukan
23 Bab 23 Siapa Mereka
24 Bab 24 Khawatir
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Dia mau Melahirkan
27 Bab 27 Dimana Bayiku
28 Bab 28 Bawa Aku Pulang
29 Bab 29 Keluarga
30 Bab 30 Pencuri
31 Bab 31 Kau Seorang Pencuri
32 Bab 32 Ulang Tahun???
33 Bab 33 Dia Lagi
34 Bab 34 Mommy
35 Bab 35 Mommy disini
36 Bab 36 Rayyan
37 Bab 37 Jangan Menolak
38 Bab 38 Sangat Serasi
39 Bab 39 Curiga
40 Bab 40 Siapa kau sebenarnya?
41 Bab 41 Kalian harus menikah
42 Bab 42 Bekerjasama
43 Bab 43 Melindungimu
44 Bab 44 Percobaan Pembunuhan
45 Bab 45 Kejahatannya harus terbongkar
46 Bab 46 Kebenaran
47 Bab 47 Aku ibunya
48 Bab 48 Sekamar
49 Bab 49 Tak sengaja
50 Bab 50 Membela
51 Bab 51 Pertanyaan Rayyan
52 Bab 52 Terharu
53 Bab 53 Merindukan
54 Bab 54 Jatuh Cinta
55 Bab 55 Kabar Gembira
56 Promosi Novel baru 'DIHAMILI TUAN IMPOTEN
57 Promosi Novel Baru 'Pengantin Pesanan'
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Hari Kelulusan
2
Bab 2 Transaksi Ilegal
3
Bab 3 Negara xxx
4
Bab 4 Wanita Malam
5
Bab 5 Bebaskan aku
6
Bab 6 Tolong
7
Bab 7 Bekerja
8
Bab 8 Caroline
9
Bab 9 Kecelakaan
10
Bab 10 Calon Kandidat
11
Bab 11 Wanita Bayaran
12
Bab 12 Pilihan Terbaik
13
Bab 13 Tidak Mungkin
14
Bab 14 Saya tidak ingin Berzina
15
Bab 15 Menikah
16
Bab 16 Menganggu saja
17
Bab 17 Tidak akan melepaskannya
18
Bab 18 Menginginkan aku hamil
19
Bab 19 Ku mohon, hentikan!
20
Bab 20 Hamil
21
Bab 21 Apa janinnya sehat?
22
Bab 22 Dia harus ditemukan
23
Bab 23 Siapa Mereka
24
Bab 24 Khawatir
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Dia mau Melahirkan
27
Bab 27 Dimana Bayiku
28
Bab 28 Bawa Aku Pulang
29
Bab 29 Keluarga
30
Bab 30 Pencuri
31
Bab 31 Kau Seorang Pencuri
32
Bab 32 Ulang Tahun???
33
Bab 33 Dia Lagi
34
Bab 34 Mommy
35
Bab 35 Mommy disini
36
Bab 36 Rayyan
37
Bab 37 Jangan Menolak
38
Bab 38 Sangat Serasi
39
Bab 39 Curiga
40
Bab 40 Siapa kau sebenarnya?
41
Bab 41 Kalian harus menikah
42
Bab 42 Bekerjasama
43
Bab 43 Melindungimu
44
Bab 44 Percobaan Pembunuhan
45
Bab 45 Kejahatannya harus terbongkar
46
Bab 46 Kebenaran
47
Bab 47 Aku ibunya
48
Bab 48 Sekamar
49
Bab 49 Tak sengaja
50
Bab 50 Membela
51
Bab 51 Pertanyaan Rayyan
52
Bab 52 Terharu
53
Bab 53 Merindukan
54
Bab 54 Jatuh Cinta
55
Bab 55 Kabar Gembira
56
Promosi Novel baru 'DIHAMILI TUAN IMPOTEN
57
Promosi Novel Baru 'Pengantin Pesanan'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!