Emir berhasil menemukan dalang di balik insiden kecelakaan yang menimpa ibu tercintanya tidak kurang dari dua jam lamanya lewat rekaman cctv yang berhasil di hack oleh tim IT khusus yang bekerja di belakangnya.
Rupanya dalangnya adalah salah satu musuh bebuyutannya yang belum dia hancurkan selama ini, karena berhasil kabur dari kejarannya selama bertahun-tahun lamanya.
Untuk itu, orang itu kembali muncul untuk menghabisi orang terdekatnya sampai-sampai mengatur dengan baik alur kecelakaan sedemikian rupa demi menghilangkan rekam jejaknya.
Sementara menurut penyelidikan kepolisian, kecelakaan tersebut terjadi karena rem blong dan sang pengemudi sedang mengonsumsi alcohol dan narkoba sehingga tingkat kesadarannya on off dan tak mampu membedakan antara dunia nyata maupun khayalan yang membuat pikirannya melayang tinggi di udara hingga terjadilah peristiwa kecelakaan. Padahal kenyataannya kecelakaan tersebut terjadi karena direncanakan oleh musuh bebuyutan Emir.
Tak ingin membuang-buang waktu, Emir langsung mendatangi markas kebesarannya dan begitu menggila menghabisi musuhnya tanpa ampun. Bahkan bodyguard dan dua pelayan wanita yang mengawal ibunya selama ini juga di habisi karena tidak becus bekerja.
Dor
Dor
Dor
"Bakar mereka semua tanpa sisa!" teriak Emir dengan amarah menggebu-gebu setelah selesai menghabisi mereka semua. Wajahnya sudah dipenuhi cipratan darah dari orang-orang yang baru saja dihabisinya.
Walaupun menghabisi mereka semua, tetap saja kondisi ibunya masih koma setelah dilakukan operasi pada bagian kepala yang terkena benturan, bahkan pasien masih berada di ruang ICU dengan banyaknya peralatan medis yang melekat di tubuh pasien demi menunjang hidupnya.
"Biar saya yang membersihkan noda darah di wajah tuan muda" ucap Martin dengan hati-hati dan begitu sedih atas musibah yang menimpa tuan mudanya. Perasaan sedih yang dirasakan oleh tuannya, ikut dirasakannya. Ketika tuannya bahagia, dia akan jauh lebih bahagianya.
Tanpa menimpali ucapan Martin, Emir memilih ke toilet. Dia sendiri yang akan membersihkan noda darah di wajah dan pakaiannya. Sungguh saat ini, dia tidak ingin diganggu.
Setelah selesai berganti pakaian, Emir kembali ke rumah sakit untuk menjaga dan terus memantau kondisi ibunya. Caroline juga ada di sana dan senantiasa menemani Emir menjaga nyonya Belinda.
Itulah yang diinginkan Caroline dari rencana yang dibuat, ingin selalu berada di dekat Emir. Tanpa disadari kecelakaan tersebut sedikit membawa berkah baginya dan perlahan-lahan tujuannya akan tercapai.
Sayangnya Emir belum mendeteksi perbuatan jahat Caroline yang memang sengaja ingin mencelakai Devana menggunakan orang suruhannya yang juga mati mengenaskan di lokasi kejadian. Jadi tak ada bukti yang memberatkan baginya jika terlibat di dalamnya.
"Aku turut perihatin atas kecelakaan yang menimpa Tante Belinda" ucap Caroline lemah lembut yang sedang duduk di samping Emir. "Kau harus kuat dan jangan pernah putus asa, karena aku yakin Tante pasti bisa sembuh" tambahnya sambil menepuk bahu Emir pelan dan Emir sendiri tidak menggubris ucapannya.
*
*
*
Sementara di tempat lain....
Muslimah mulai berbaur dengan para pekerja The Black Dog. Mereka tampak giat bekerja, canda tawa sering terjadi saat mereka melihat tingkah menggemaskan anj!ng mahal yang sedang mogok makan.
Namun tetap saja, ada beberapa orang yang tidak menyukai kehadiran Muslimah di tempat tersebut. Terutama pengurus The Black Dog yang bernama Nyonya Barbara, karena ia merasa tersaingi dengan kehadiran Muslimah.
Apalagi Bagas sosok yang mereka hormati begitu memperhatikan Muslimah selama tinggal di tempat tersebut, jadi menimbulkan kecemburuan sosial diantara para pekerja.
Muslimah tidak pernah merasa diistimewakan selama bekerja, hanya saja Bagas selalu menganggapnya seperti putrinya sendiri dengan membawakan makanan dan menyiapkan perlengkapan untuknya dalam bekerja.
"Lihat nyonya, gadis itu semakin besar kepala setelah mendapatkan perlindungan dari orang besar seperti tuan Bagas" ucap Boni dengan kesalnya, salah satu pekerja yang tidak menyukai Muslimah di tempat tersebut.
"Benar, aku semakin jengkel melihatnya" ucap wanita paruh baya bernama Nyonya Barbara.
Mereka lalu menghampiri Muslimah yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya memberi makan hewan istimewa tersebut.
"Hei kau!, segera bersihkan halaman belakang, banyak sampah berserakan di sana, awas kalau tidak bersih" ucap Nyonya Barbara disertai ancaman.
"Baik nyonya" ucap Muslimah dengan patuhnya dan segera melaksanakan perintah Nyonya Barbara.
"Ha ha ha, terimalah hukuman mu gadis bodoh!" ucap Nyonya Belinda dan Boni secara bersamaan. Karena berhasil mengerjai Muslimah.
***
3 Bulan kemudian....
Sudah tiga bulan Emir terus menjaga ibunya di rumah sakit. Dia bahkan melimpahkan semua pekerjaannya pada sang sekretaris. Hanya keadaan mendesak saja dia baru menginjakkan kakinya di perusahaan.
Selama tiga bulan ini, ibunya masih koma dan belum ada tanda-tanda siuman. Emir semakin sedih melihat kondisi ibunya, tubuhnya semakin kurus dan tidak terurus. Dia sungguh merutuki kesalahannya yang tidak pernah mau menuruti keinginan ibunya.
Setiap kali ibunya menanyakan kapan nikah? dia selalu cuek dan terus mengalihkan pembicaraan. Emir masih ingat betul kata-kata ibunya yang selalu mendesaknya untuk segera menikah.
'Sayang, kapan kau akan menikah?'
'Umurmu sudah matang dan sangat cocok untuk berkeluarga.'
Banyak anak gadis teman sosialita mommy yang sudah siap jadi mantu di keluarga kita. Lihatlah, mommy sudah tua dan pengennya gendong cucu. Masa kau tega menghancurkan masa tua mommy tanpa adanya cucu yang lucu dan menggemaskan. Uuh sangat keterlaluan!.'
Seperti itulah ocehan yang selalu dilontarkan ibunya dan sangat tidak setuju atas keputusan Emir yang tidak mau menikah.
"Mommy, maaf. Aku sungguh minta maaf karena tidak memperhatikan mommy selama ini. Baiklah, karena mommy menginginkan aku segera menikah, aku siap melakukannya yang jelas mommy harus sembuh, jangan terus berbaring di atas tempat tidur." ucap Emir dengan mata berkaca-kaca yang sedang duduk di kursi samping tempat tidur pasien.
Diluar dugaan wanita paruh baya yang sedang terbaring koma itu tampak meneteskan air matanya. Seolah-olah mendengar segala yang diucapkan oleh putranya.
Emir dengan penuh kasih sayang mencium punggung tangan ibunya dan begitu berharap Tuhan mengabulkan doa-doanya selama ini.
"Jika mommy sudah sembuh, aku akan segera menikahi Caroline" ucap Emir dengan penuh keyakinan.
"Aku ingin mewujudkan keinginan mommy dan membahagiakan mommy" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara di perusahaan, Martin begitu kesulitan menghadapi harga saham yang naik turun. Banyaknya rumor yang beredar menyatakan bahwa Emir seorang impoten yang tidak pantas menjadi pemimpin perusahaan, maka dari itu berpengaruh pada sahamnya.
Tidak hanya itu, beberapa petinggi perusahaan termasuk Paman Emir ikut bekerja sama dengan perusahaan lain dan dengan liciknya ingin menggulingkan jabatan Emir sebagai Presdir Perusahaan.
Mengenai rumor tersebut, Martin langsung membereskannya cepat. Namun masalah internal dalam perusahaan sedikit membuatnya kesulitan, karena sosok Tuan Darion yang merupakan paman Emir, begitu menggebu-gebu ingin mengambil alih perusahaan Zimraan dan sangat mengincar jabatan ponakannya sendiri.
Maka dari itu, Martin memutuskan menemui tuannya di rumah sakit. Kini mereka berdua berada di ruang yang begitu di jaga privasinya yang letaknya di lantai tertinggi rumah sakit. Pasalnya Emir adalah pemilik dari Rumah Sakit Zimraan Sehati.
"Aku ingin menikah!" ucap Emir tanpa basa-basi kepada sekretarisnya.
"Apa! tu-tuan ingin menikah?" ucap Martin memperjelas ucapan tuannya. Dia sangat-sangat terkejut mendengarnya. Padahal dia juga membawa kabar yang mengejutkan, namun ucapan yang dilontarkan tuannya jauh lebih mengejutkannya.
"Siapakah wanita yang akan tuan muda nikahi?" tambahnya dan raut wajah syok.
"Aku akan menikahi Caroline, setelah ibuku sembuh" ucap Emir sambil menghembuskan nafas kasar.
"Apa tuan yakin ingin menikahi Nona Caroline, dia wanita dengan penuh scandal."
"Dia wanita pilihan ibuku!"
"Maaf tuan muda saya tidak setuju dengan keputusan anda. Karena dia wanita yang tidak mampu melahirkan sosok penerus keluarga Zimraan."
Emir langsung mencengkram jas Martin dengan emosi.
"Apa maksudmu?"
"Dokter pribadi keluarga James mengungkapkan rekam medis Nona Caroline yang tidak bisa mengandung. Jadi carilah calon kandidat lain yang bisa melahirkan penerus tuan muda."
"Calon kandidat! Seperti apa itu?" ucapnya dengan sorot mata tajam.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Alif_Cha
Jangan lupa like dan komentarnya teman-teman. Terima kasih 🤗
2024-05-14
9
Kak olaa
ditunggu kelanjutannya thor
2024-05-14
1
Ade
lanjut
2024-05-14
1