Bab 19 Ku mohon, hentikan!

Di pagi hari yang cerah, Muslimah tampak bercanda gurau dengan Julie, sosok gadis tunarungu yang menjadi teman baiknya di villa.

Bu Anne yang melihat keakraban mereka hanya mampu tersenyum dan memilih ke dapur untuk membuat makan siang.

“Kakak, apa kau ingin melihat air terjun?” tanya Julie lewat bahasa isyaratnya.

Muslimah mengedipkan sebelah matanya disertai anggukan menanggapi ucapan Julie.

“Dimana air terjunnya? Aku ingin melihatnya” ucap Muslimah antusias sambil menarik tangan Julie untuk berdiri.

Dengan wajah polos, Julie menunjuk kearah barat, dimana air terjun itu berada.

“Oke, kita pamit dulu sama ibu kamu” ujar Muslimah membuat Julie menggangguk setuju.

“Bibi, aku mau jalan-jalan bersama Julie” teriak Muslimah dari teras Villa.

Bu Anne yang sedang asyik memasak di dapur langsung mencodongkan kepalanya lewat pintu belakang hingga mampu melihat mereka.

“Segera kembali, jangan berlama-lama di luar” sahut Bu Anne mengingatkannya.

“Baik bibi, aku pergi dulu” ucap Muslimah sambil melambaikan tangannya kearah Bu Anne dan Julie ikut melakukan hal yang sama.

Lima pria bertubuh kekar yang ditugaskan berjaga-jaga di Villa tampak menghampiri mereka. Muslimah tahu betul maksud mereka menghampirinya.

“Aku hanya ingin mencari udara segar, tak perlu mengawal kami” ucap Muslimah kepada mereka.

Kelima penjaga itu langsung memberi kode kepada rekannya untuk tidak mengikuti kedua gadis itu. Muslimah bernafas lega saat mereka mulai menjauh. Untuk itu Muslimah segera membawa Julie pergi.

Sepanjang perjalanan yang mereka lewati dipenuhi bunga liar yang cantik jelita. Bahkan Julie dengan manisnya memetik bunga liar untuk Muslimah. Setelah dirasa cukup, sambil berjalan pun dia begitu kreatif merangkai bunga tersebut lalu menyerahkannya kepada Muslimah.

“Wow, terima kasih Julie” ucap Muslimah tersenyum manis sembari mengambil buket bunga hasil karya Julie. Tak lupa dia menepuk pundak Julie sebagai ucapan terima kasihnya, membuat gadis remaja itu ikut tersenyum.

“Kakak, di sana air terjunnya” ucap Julie lewat bahasa isyarat sambil menunjuk kearah air terjun yang begitu indah dan sudah nampak di depan mata.

Muslimah tersenyum merekah dan begitu takjub melihat keindahan alam. Dia sangat bersyukur karena masih dikelilingi orang baik seperti Bu Anne dan Julie, bahkan sudah dianggap sebagai keluarga. Mereka pun menikmati keindahan air terjun sambil bermain air.

***

Perusahaan Zimraan group....

"Kau sudah menemukan dalang nya?" tanya Emir yang tengah duduk di kursi kebesarannya.

"Untuk sementara belum tuan. Tapi kami sudah menemukan markas mereka" ucap Martin sambil membuka dokumen penting untuk dibubuhkan tanda tangan oleh tuannya.

"Terus cari dia sampai dapat, aku tidak mau tahu!. Pokoknya dia harus ada di hadapanku malam ini juga!" ucap Emir dengan tegasnya. Dia ingin ketua Kelompok Viesio mempertanggungjawabkan perbuatannya. Berani membuat masalah dengan bisnisnya, maka harus berani pula menghadapinya.

"Baik tuan" Martin hanya mampu mengiyakan ucapan tuannya.

"Apa ini?" tanya Emir dengan kening berkerut menunjuk dokumen penting yang di sodorkan oleh sekretaris nya.

"Surat perjanjian berisi kontrak kerja sama antara tuan dengan nona" ucap Martin memberitahunya.

"Jangan lupa berikan kompensasi untuk wanita itu setelah berhasil melahirkan anakku. Dan mengenai uang yang pernah kau gunakan untuk membeli wanita itu, aku sudah menggantikannya tiga kali lipat. Aku sudah mentransfer di nomor rekening mu, kau bisa cek kembali" jelas Emir panjang lebar.

"Baik tuan saya sudah menyiapkannya. Tapi, mengenai uang yang pernah saya gunakan untuk membeli nona, sebaiknya tuan tidak perlu menggantinya, karena...." Martin menjeda ucapannya karena Emir langsung memotong ucapannya.

"Terima saja, kau sudah bekerja keras mendatangkan wanita bayaran untukku" ucap Emir dan tidak ingin dibantah.

"Tapi tuan....."

"Jika kau menolaknya, maka bersiaplah menerima hukuman dariku!" ancam Emir dengan tatapan dingin.

"Jangan tuan. Baiklah saya siap menerimanya dan terima kasih yang sebesar-besarnya" ucap Martin dan tak bisa menolak pemberian tuannya. Lebih baik menerimanya daripada mendapatkan hukuman.

"Martin, apa kau sudah menghubungi dokter kandungan untuk memeriksa kondisi wanita itu?" tanya Emir. Pasalnya dia begitu penasaran apakah wanita bayarannya sudah mengandung atau belum. Karena jika wanita itu sudah mengandung, berarti dia tidak perlu lagi datang menemuinya di Villa.

"Belum tuan, bukankah dokter hanya berpesan setiap sebulan sekali dilakukan tes kehamilan dan nona bisa mengeceknya lewat alat testpack" jelas Martin yang sempat mencari tahu dari dokter.

"Oh jadi begitu. Ternyata tersisa dua hari, maka genap sebulan aku berhubungan badan dengannya." gumam Emir sambil melirik kalender di atas meja kerjanya.

"Apa kau sudah mencari tahu tanda-tanda kehamilan seorang wanita?" tanya Emir.

"Sudah tuan, tapi masih...eeh itu...."

"Pahami kembali, atau perintahkan saja Bu Anne untuk memperhatikan gerak-geriknya" ucap Emir dengan usulannya membuat Martin mengangguk menanggapi ucapannya.

"Lalu bagaimana dengan perjalanan bisnis tuan ke luar negeri? Bukankah besok pagi tuan sudah berangkat bersama nyonya?"

Emir terdiam sejenak, memang benar dia akan melakukan perjalanan bisnis sekaligus untuk membawa ibunya menjalani terapi di luar negeri.

Kemungkinan besar Emir akan tinggal di luar negeri beberapa bulan ke depan. Pasalnya dia pun ingin melebarkan bisnisnya di negara tersebut dan demi menjalani pengobatan sang ibu agar ingatannya pulih dan sehat sedia kala.

"Ya, aku akan membawa mommy pergi bersamaku. Perjalanannya tetap dilakukan, jika wanita itu tak kunjung hamil, maka bunuh saja dia dan carilah kembali penggantinya, bereskan" ucap Emir dengan entengnya, membuat Martin membulatkan kedua matanya mendengar ucapan tuan mudanya.

Tuan mudanya benar-benar berhati dingin dan tak tersentuh sedikitpun oleh belaian dari seorang wanita, pikirnya.

"Tuan muda masih perlu bekerja keras untuk malam ini, jika memang nona belum bisa mengandung, maka tidak sepenuhnya langsung menyalahkannya" ucap Martin memancingnya dengan sedikit sindiran.

"Apa maksud mu? Kau pikir aku tidak mampu menghamilinya hah!" ucap Emir tersulut emosi.

"Bukan seperti itu tuan, saya hanya..."

"Keluar!" Emir merasa tersindir atas ucapan sekretarisnya.

Saya hanya ingin membuat anda sadar. Tidakkah tuan tertarik sedikitpun saat menyentuh nona Muslimah. Begitu mudahnya anda mengatakan ingin membunuh nona Muslimah jika tak kunjung hamil. Batin Martin tak habis pikir sebelum akhirnya undur diri dari hadapan atasannya.

***

Malam harinya....

Tepat pukul 11 malam Emir tiba di Villa, mengingat malam ini menjadi malam yang panjang untuk menghabiskan waktu bersama dengan wanita bayaran yang sudah sah menjadi istrinya.

Setelah selesai membersihkan diri, Emir melangkah ke kamar muslimah hanya mengenakan jubah mandi. Sementara Muslimah sudah menunggunya di atas tempat tidur dengan pakaian tipis yang membalut tubuh mungilnya. Dia dituntut untuk selalu menggunakan piyama tidur yang super praktis saat di buka.

Muslimah selalu saja merasa deg-degan jika berhadapan dengan suaminya alis si tuan muda. Jantungnya terus berdegup kencang setiap kali menghabiskan waktu bersama.

Terdengar suara pintu di buka lalu muncullah sosok tuan muda yang setiap malam menghabiskan waktu bersamanya dengan suasana kamar gelap.

"Dia sudah datang" ucap Muslimah dalam hati sambil menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskannya perlahan. Sejauh ini, dia tidak pernah melakukan kesalahan saat bersama suaminya, tidak tahu malam ini atau malam berikutnya.

Emir melangkah pelan mendekati tempat tidur, lalu duduk di samping Muslimah. Tangannya di ulurkan untuk menyentuh tubuh istrinya.

Entah mengapa akhir-akhir ini jantungnya selalu berdebar-debar setiap kali bersama muslimah alias wanita bayarannya.

Muslimah hanya mampu memejamkan matanya saat Emir menyentuh tengkuknya, hingga pria itu mencium bibirnya dengan sangat lembut. Ini kali kedua mereka berciuman.

Malam panjang baru saja dimulai, Emir benar-benar menghabiskan waktu menggauli istrinya. Dia terus melakukannya, sampai-sampai membuat Muslimah kelelahan menghadapinya.

"Ku mohon, hentikan!"

Deg!

Tanpa sadar Muslimah buka suara, padahal dirinya dituntut untuk menjadi gadis bisu.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Fatma

Fatma

lanjut dong Thor

2024-05-26

2

tzyii

tzyii

waduh 😬

2024-05-26

0

lala

lala

ya ampun.,,,,kena masalah n muslimah

2024-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hari Kelulusan
2 Bab 2 Transaksi Ilegal
3 Bab 3 Negara xxx
4 Bab 4 Wanita Malam
5 Bab 5 Bebaskan aku
6 Bab 6 Tolong
7 Bab 7 Bekerja
8 Bab 8 Caroline
9 Bab 9 Kecelakaan
10 Bab 10 Calon Kandidat
11 Bab 11 Wanita Bayaran
12 Bab 12 Pilihan Terbaik
13 Bab 13 Tidak Mungkin
14 Bab 14 Saya tidak ingin Berzina
15 Bab 15 Menikah
16 Bab 16 Menganggu saja
17 Bab 17 Tidak akan melepaskannya
18 Bab 18 Menginginkan aku hamil
19 Bab 19 Ku mohon, hentikan!
20 Bab 20 Hamil
21 Bab 21 Apa janinnya sehat?
22 Bab 22 Dia harus ditemukan
23 Bab 23 Siapa Mereka
24 Bab 24 Khawatir
25 Bab 25 Menemukan
26 Bab 26 Dia mau Melahirkan
27 Bab 27 Dimana Bayiku
28 Bab 28 Bawa Aku Pulang
29 Bab 29 Keluarga
30 Bab 30 Pencuri
31 Bab 31 Kau Seorang Pencuri
32 Bab 32 Ulang Tahun???
33 Bab 33 Dia Lagi
34 Bab 34 Mommy
35 Bab 35 Mommy disini
36 Bab 36 Rayyan
37 Bab 37 Jangan Menolak
38 Bab 38 Sangat Serasi
39 Bab 39 Curiga
40 Bab 40 Siapa kau sebenarnya?
41 Bab 41 Kalian harus menikah
42 Bab 42 Bekerjasama
43 Bab 43 Melindungimu
44 Bab 44 Percobaan Pembunuhan
45 Bab 45 Kejahatannya harus terbongkar
46 Bab 46 Kebenaran
47 Bab 47 Aku ibunya
48 Bab 48 Sekamar
49 Bab 49 Tak sengaja
50 Bab 50 Membela
51 Bab 51 Pertanyaan Rayyan
52 Bab 52 Terharu
53 Bab 53 Merindukan
54 Bab 54 Jatuh Cinta
55 Bab 55 Kabar Gembira
56 Promosi Novel baru 'DIHAMILI TUAN IMPOTEN
57 Promosi Novel Baru 'Pengantin Pesanan'
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Hari Kelulusan
2
Bab 2 Transaksi Ilegal
3
Bab 3 Negara xxx
4
Bab 4 Wanita Malam
5
Bab 5 Bebaskan aku
6
Bab 6 Tolong
7
Bab 7 Bekerja
8
Bab 8 Caroline
9
Bab 9 Kecelakaan
10
Bab 10 Calon Kandidat
11
Bab 11 Wanita Bayaran
12
Bab 12 Pilihan Terbaik
13
Bab 13 Tidak Mungkin
14
Bab 14 Saya tidak ingin Berzina
15
Bab 15 Menikah
16
Bab 16 Menganggu saja
17
Bab 17 Tidak akan melepaskannya
18
Bab 18 Menginginkan aku hamil
19
Bab 19 Ku mohon, hentikan!
20
Bab 20 Hamil
21
Bab 21 Apa janinnya sehat?
22
Bab 22 Dia harus ditemukan
23
Bab 23 Siapa Mereka
24
Bab 24 Khawatir
25
Bab 25 Menemukan
26
Bab 26 Dia mau Melahirkan
27
Bab 27 Dimana Bayiku
28
Bab 28 Bawa Aku Pulang
29
Bab 29 Keluarga
30
Bab 30 Pencuri
31
Bab 31 Kau Seorang Pencuri
32
Bab 32 Ulang Tahun???
33
Bab 33 Dia Lagi
34
Bab 34 Mommy
35
Bab 35 Mommy disini
36
Bab 36 Rayyan
37
Bab 37 Jangan Menolak
38
Bab 38 Sangat Serasi
39
Bab 39 Curiga
40
Bab 40 Siapa kau sebenarnya?
41
Bab 41 Kalian harus menikah
42
Bab 42 Bekerjasama
43
Bab 43 Melindungimu
44
Bab 44 Percobaan Pembunuhan
45
Bab 45 Kejahatannya harus terbongkar
46
Bab 46 Kebenaran
47
Bab 47 Aku ibunya
48
Bab 48 Sekamar
49
Bab 49 Tak sengaja
50
Bab 50 Membela
51
Bab 51 Pertanyaan Rayyan
52
Bab 52 Terharu
53
Bab 53 Merindukan
54
Bab 54 Jatuh Cinta
55
Bab 55 Kabar Gembira
56
Promosi Novel baru 'DIHAMILI TUAN IMPOTEN
57
Promosi Novel Baru 'Pengantin Pesanan'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!