Siang ini pengunjung cafe agak sepi. Mungkin karena jam seperti ini orang biasanya diserang kantuk setelah makan siang.
"Sudah makan?" tanya tante Ratna yang menjadi salah satu koki di cafe ini selain Dina.
"Belum. Aku masih kenyang. Tadi di kampus aku makan pisang goreng."
"Nona Faith kelihatan agak kurus. Pasti kangen ya dengan suaminya. Memang bukan hal yang menyenangkan saat baru menikah eh...sudah ditinggal pergi." Celoteh tante Ratna sambil mengeringkan piring-piring yang baru saja di cucinya dengan lap.
"Perusahaannya ada di London."
"Kenapa nggak ikut ke London? Bahaya kalau berpisah terlalu lama. Apa nggak takut diambil orang? Suaminya kan ganteng"
Faith terkekeh mendengar perkataan tante Ratna. Ganteng apanya?
"Selamat siang.!"
Faith menoleh "Kak Daniel?" Gadis itu langsung tersenyum senang dan beranjak dari kursinya.
Daniel melangkah masuk.Di sampingnya ada Clairine yang nampak semakin cantik saja saat hamil.
"Mari duduk!" Faith langsung berdiri, mengantar Daniel dan Clairine untuk duduk di salah satu meja.
"Selamat ya, kak.Selamat ya Clairine atas kehamilannya. Kalian pasti senang." Ucap Faith tulus. Entah mengapa rasa sakit yang ia rasakan saat pertama pasangan ini datang ke cafe sebelum pernikahan mereka sudah tidak seperti dulu lagi. Sekarang ini memang masih ada goresan kecil yang ia rasakan di hatinya melihat kemesraan pasangan ini. Namun ia telah belajar menerima kalau Daniel memang bukan untuknya. Mungkin ini yang membuatnya tidak terlalu sakit hati lagi.
"Clairine tiba-tiba ingin makan nasi cap cae. Dan dia ingat pernah memakannya di sini. Makanya kami ke sini" kata Daniel tanpa di minta. Clairine menganguk senang.
"Baiklah. Aku akan meminta tante Ratna membuatnya. Kak Daniel mau makan juga?" Tanya Faith.
"Aku kopi saja." Kata Daniel.
Faith segera menuju ke dapur dan meminta tante Ratna untuk membuatkan pesanan Clairine. Ia sendiri segera menuju ke mesin pembuat kopi dan menyiapkan cangkirnya. Setelah selesai Faith menuangkannya dan meletakannya di atas napan.
"Mengapa tak diberi gula? Apakah tuan Daniel memang tidak mau pake gula?" Tanya tante Ratna
Faith terkejut. Daniel suka minum kopi pake gula.Lalu kenapa ia sampai lupa? Apakah karena ia terbiasa membuat kopi tanpa gula untuk Ezekiel?
Ih...aku kok malahan ingat dia? Faith menggelengkan kepalanya, ia buru-buru mengambil wadah tempat menyimpan gula dan meletakan di samping cangkir kopi. Biarlah Daniel saja yang memasukannya sendiri.
Clairine makan dengan begitu lahap. Ia bahkan menghabiskan semua makannya.
"Aku akan tiap hari mengajakmu ke sini kalau kau makan banyak seperti ini, sayang." Daniel menghadiahkan satu kecupan di pipi Clairine lalu tangannya mengusap perut Istrinya yang masih rata.
"Oh ya, kemana suamimu?" tanya Daniel setelah selesai mengusap perut Clairine.
"Dia ada di London." Jawab Faith sambil tersenyum.
"Jangan katakan kalau dia meninggalkanmu."
"Kakak, perusahaannya kan ada di sana. Jadi dia memang harus lebih banyak di London. Aku sendiri yang ingin tetap di sini karena masih harus menyelesaikan kuliahku." Ucap Faith sambil tersenyum, berusaha mengatakan kepada Daniel bahwa ia baik-baik saja. Entah mengapa, ia juga tidak ingin Ezekiel nampak buruk di mata Daniel.
"Sudah berapa lama dia ada di sana?" Tanya Daniel lagi.
"Hampir 2 bulan."
Daniel akan bicara lagi namun ia terhenti melihat semua yang ada di ruangan itu bergerak. Lalu terdengar suara orang-orang yang berhamburan keluar dari cafe sambil berteriak.
"Sayang, ini gemp. Ayo keluar....!" Clairine menarik tangan Daniel.
Tubuh Faith bergetar. Gempa bumi?
Aliran darah Faith seolah terhenti. Kakinya membatu tak bisa bergerak. Ia bahkan susah payah mencari udara untuk dimasukannya ke hidungnya karena sekarang ia merasa sesak napas. Apalagi teriakan orang-orang bahwa akan ada tsunami.
Tangan Faith yang satu memegang dadanya sementara tangannya yang lain berusaha untuk menggapai sesuatu. Ia hampir saja jatuh, saat sebuah tangan langsung memeluknya dan memendamkan kepalanya di dada bidangnya.
"Tenang honey. Jangan takut, ini aku."
Faith mengenal aroma maskulin ini. Juga suara bariton yang berbicara itu. Tangisnya langsung terdengar saat tangan pria itu membelai kepalanya "Ezekiel, aku takut."
Gempa sudah berhenti. Daniel yang sudah ada di luar bersama Clairine tiba-tiba ingat Faith. Ia tahu dengan trauma gadis itu. Ia berlari kembali ke dalam cafe dengan rasa khawatir yang besar namun langkahnya terhenti melihat Faith sudah ada dalam pelukan seorang pria.
Daniel tersenyum kecut. Dia sudah ada yang melindungi. Daniel berbalik. Tapi, entah mengapa setengah dari hatinya merasa tak rela kalau Faith sekarang dilindungi oleh orang lain.
Hei...Daniel....perasaan apa ini?
Hujan kembali turun. Kali ini cukup deras.
"Peringatan tsunaminya sudah dicabut, tuan." Lapor Joe.
"Ayo kita pulang....!" Ezekiel merengkuh tubuh Faith yang duduk disampingnya. Faith masih diam tak bicara. Namun ia tak menolak ketika Ezekiel menuntunnya menuju ke arah mobil yang telah terparkir di depan cafe.
Joe langsung mengendarai mobil secara perlahan. Membela malam yang dingin karena hujan yang lebat.
"Waktu Faith berusia 8 tahun, ia bersama kedua orang tuanya liburan ke Jepang. Pada saat itu terjadi gempa yang diikuti dengan tsunami. Faith terpisah dari orang tuanya. Dia diseret arus tsunami. Untunglah seseorang menolongnya. Butuh waktu hampir 1 minggu sampai Faith bisa ketemu lagi dengan orang tuanya. Itulah sebabnya tiap kali ada gempa Faith selalu ketakutan. Trauma itu belum berhasil dihilangkannya walaupun sudah berulang kali terapi pada seorang psikiater."
Ezekiel mengingat kembali apa yang diungkapkan Daniel padanya. Di belainya rambut Faith yang berbaring di bahunya. Sejak tadi Faith masih diam tak bicara.
Sesampai di rumah, Faith langsung masuk ke kamar. Ezekiel menyelimuti tubuh Faith dan meminta pelayan untuk membuatkan teh hangat.
"Minumlah teh ini supaya kamu lebih tenang. Apakah kamu ingin makan sesuatu?"
Faith menggeleng. Ia hanya menghabiskan teh nya dan memberikan kembali pada Ezekiel gelas yang sudah kosong.
Ezekiel membelai rambut Faith " Tidurlah. Aku mau menemui Joe sebentar." Katanya sambil berdiri. Namun Faith tiba-tiba menahan tangannya.
"Jangan pergi.....! Jangan tinggalkan aku.....! Aku mohon....!" tatapan mata Faith begitu ketakutan. Ia bahkan hampir menangis.
"Baiklah. Aku akan di sini." Ezekiel duduk di tepi tempat tidur. Tangannya masih memegang tangan Faith.
Perlahan Faith memejamkan matanya. Namun ketakutan itu kembali datang.
"Ezekiel, maukah kau memelukku?" tanya Faith
Ezekiel mengangguk. Ia membaringkan tubuhnya disamping Faith. Tangan kanannya meraih kepala gadis itu dan membiarkan lengannya menjadi bantal bagi kepala gadis itu. Faith secara perlahan, menghadapkan wajahnya ke arah Ezekiel, ia mendekat dan menempelkan pipinya di dada cowok bule itu.
Perlahan napasnya terasa tenang, dan ia mulai terlelap dalam mimpi. Saat tangan Ezekiel melingkar dipinggangnya, rasa hangat menjalar ke seluruh bagian tubuh Faith. Hatinya bergetar dan ia merasa damai. Perlahan rasa kantuk datang dan menghantarnya dialam mimpi.
*****************
Pagi telah datang...
sinar matahari perlahan mulai nampak menghilangkan gelapnya malam.
Faith masih merasakan hangatnya pelukan itu. Ia bahkan enggan membuka matanya karena takut jika ini hanya mimpi.
"Good morning, honey. " Suara lembut itu terdengar ditelinganya diiringi dengan belaian lembut di pipinya.
Saat ia membuka matanya, pandangannya langsung ketemu dengan si mata biru. Jarak yang begitu dekat membuat jantung Faith tiba-tiba berdetak cepat. Dan sebelum ia berbuat sesuatu, bibir lembut Ezekiel mengecup bibirnya perlahan. Hanya singkat namun cukup membuat Faith bagaikan kesetrum aliran listrik dengan tegangan yang sangat tinggi.
"Bangunlah! Kamu ada ujian hari ini, kan?"
Faith buru-buru menjauhkan diri dari pelukan Ezekiel. Ia bangun dan menuju ke kamar mandi. Ada rasa malu menyelimuti hatinya saat ia tahu semalam penuh ia tidur dalam pelukan Ezekiel. Namun Faith juga tak dapat memungkirinya bahwa tadi malam adalah tidurnya yang paling nyenyak.
Saat menyadari itu Faith terkejut. Astaga....ada apa ini? Aku tidak boleh seperti ini.
#Makasi telah membaca part ini
#jangan lupa vote, like, koment juga ya...
😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Bzaa
semoga Kiel jdi bucin biar ga jdi ninggalin Faith
2023-01-17
1
gia gigin
Faith gimana rasanya tidur di temani dgn bule pemaksa😂
2022-09-13
1
Gia Gigin
cieee hujan membawa berkah😍😍😍
2021-08-26
0