Faith tiba di gerbang rumahnya saat jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Biasanya jam seperti ini Gina dan Helena sudah tidur. Namun saat Faith mendorong motor maticnya ke tempat parkir, Ia melihat ada sebuah mobil mewah yang diparkir di sana, pintu depan masih terbuka dan di ruang tamu nampak Gina sedang duduk dengan seorang laki-laki bule. Helena pun masih menonton TV.
"Selamat malam !" sapa Faith tanpa menoleh dan langsung menuju ke arah tangga. Namun sebelum kakinya menyentuh anak tangga pertama, terdengar suara Gina yang memanggilnya.
"Faith, boleh kita bicara?"
Faith terkejut, tak biasanya Gina akan mengajaknya bicara. Namun ia membalikan badannya, melangkah ke arah mereka dan duduk di hadapan Gina dan pria bule itu.
"Bicaralah, aku mendengarkan." kata Faith cuek sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Perkenalkan ini Robert Van Molen. Kami akan menikah dan tinggal di Belanda"
Faith menatap kedua orang didepannya dengan wajah kurang suka. Baru setahun papaku pergi dan secepat itu dia akan menikah? Apakah bule ini lebih bagus dari papaku? batin Faith.
"Baguslah kalau kamu akan menikah dan tinggal di Belanda. Karena aku tak akan membiarkan ada laki-laki lain tinggal di rumah papaku ini."ketus Faith masih dengan wajah kesalnya.
"Aku akan membawa Helena bersamaku" kata Gina dengan suara yang pelan namun cukup membuat jantung Faith seakan berhenti berdetak.
"Apa? Kau akan membawa Helena bersamamu? Aku tidak akan mengijinkan"Kata Faith dengan suara yang mulai terbakar amarah.
"Faith, aku tahu kau menyayangi Helena. Tapi kamu kan sibuk kuliah dan juga bekerja di cafe. Kamu juga tahu kalau Helena memiliki beberapa macam alergi. Aku tak bisa meninggalkan Helena bersamamu. " kata Gina masih dengan suara yang pelan seolah ia tak ingin mengusik Helena yang sedang menonton TV.
"Apakah Helene setuju untuk pergi bersamamu?" tanya Faith sambil memandang adiknya dengan perasaan yang kacau.
Gina memanggil Helena untuk duduk bersama mereka. Dengan lembut ia pun bertanya ," Helena, kamu sudah setuju kan kalau mami akan menikah dengan om Robert? Dan kamu juga tahu kalau om Robert akan mengajak kita tinggal di Belanda?"
Gadis berusia 7 tahun tersebut mengangguk, lalu memandang kakaknya dengan mata penuh harapan, " Kakak akan tinggal bersama kita juga kan? Katanya Belanda itu sangat bagus. Ada saljunya."
Faith berusaha menahan tangisnya. Ia tersenyum "Helena, kakak tidak bisa ikut bersamamu ke Belanda karena kakak sementara kuliah dan juga bekerja dengan kak Dina. kalau kakak ikut, siapa yang akan menjaga rumah ini?"
Wajah Helena terlihat sedih. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Ia memandang mamanya dan Faith secara bergantian.
"Nanti kita akan saling videocall. kalau kakak libur, kakak juga bisa mengunjungimu atau kau yang datang ke sini." Faith berusaha menekan perasaannya sambil memegang tangan adiknya, ia berusaha menunjukan bahwa semua baik-baik saja.
Wajah cantik itu kembali tersenyum. Ia memeluk kakaknya sambil mengangguk.
"Sekarang kakak mau bobo dulu, ya. Helena juga tidur karena ini sudah larut malam" Faith berdiri,mencium kepala adiknya lalu segera menaiki tangga menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua.
Saat ia sudah ada di kamarnua, tangis Faith langsung pecah. Ia mengambil hp nya dan langsung menelepon Daniel sambil mencurahkan isi hatinya.
"Helena lebih baik ikut dengan mamanya. Gina lebih tahu bagaimana menjaganya. Walaupun kamu menyayanginya, namun kamu tak bisa menjaganya dengan baik. kaliankan bisa ketemu lagi. Pikirkan kebaikannya untuk Helena" kata Daniel dari seberang sana. Entah mengapa semua yang Daniel katakan selalu membuat Faith tenang.
"Baiklah, kak. Aku akan melepaskan Helena pergi" kata Faith akhirnya.
Daniel tersenyum "Kamu yang sabar, ya. Aku akan cepat pulang"Kata Daniel dan semakin membuat Faith bahagia.
*********
Tangan mungil itu menghapus air mata kakaknya yang sedang berjongkok di hadapannya.
"Kakak..., jangan menangis ! Kalau kakak menangis Helena nggak mau pergi !"
Faith menatap mata indah adiknya. Ia seperti sedang bertatapan dengan almarhum papanya. Semua yang ada didiri Helena memang sangat mirip papanya.
"Helena, ayolah, kita harus segera pergi. Nanti kita ketinggalan pesawat" kata Gina sambil memegang tangan putrinya.
Faith berdiri. Ia tersenyum ke arah adiknya. "Bye...semoga perjalanannya menyenangkan ya?"
Helena tersenyum sambil mengangguk.
Gina tanpa diduga memeluk Faith "Aku akan menjaganya dengan seluruh hidupku. Kamu tenang saja." lalu ia memberikan sebuah amplop untuk Faith " Bacalah ini jika kau sudah di rumah"
Faith hanya mengangguk. Entah mengapa pelukan Gina menyejukan hatinya.
Helena melangkah sambil melambaikan tangannya. Faith membalasnya sambil menahan air matanya. Tiba-tiba gadis kecil itu menarik tangannya dari genggaman mamanya, ia membalikan badannya dan berlari ke arah kakaknya.
"Ada apa Helena?"tanya Faith bingung.
"Kakak, jangan takut bobo sendiri ya...."
Faith langsung mendekap adiknya. Tangisnya langsung pecah. Ia tak menyangkah kalau Helena akan mengucapkan kata-kata itu.
"Kamu tenang saja. Ada Tuhan yang akan selalu menjaga kakak. Ayo pergilah, mamimu sudah menunggu"
Helena menatap kakaknya sekali lagi. Lalu ia kembali berlari ke arah maminya. Keduanya langsung menghilang di pintu masuk.
Di dalam taxi yang membawanya pergi, Faith membuka surat yang diberikan Gina padanya.
Maafkan aku Faith yang selama ini cuek
padamu. Aku hanya bingung bagaimana
harus bersikap padamu. Usiaku masih sangat
muda saat menikah dengan papamu. Namun
percayalah, aku menyayangimu. Bersama
surat ini ada kunci lemariku. Di dalamnya ada sertifikat tanah dan semua rekening atas nama papamu. Aku mengembalikan semuanya padamu karena Robert akan memenuhi kebutuhanku dan Helena.
Aku menyayangimu-Gina
Faith mendekap surat itu sambil menarik napas panjang. Kini ia tinggal sendiri. Dan ia sangat merindukan Daniel.
kak Daniel, cepatlah pulang batin Faith dengan sejuta kerinduannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
gia nasgia
sad🥲🥲🥲
2024-09-18
1
Erni Fitriana
pengen 😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-07-19
1
Krisna_🐐
bagus
2023-03-07
1