Percuma Jasmine berusaha melepaskan pelukan pria itu, nyatanya Edward memeluknya sangat erat seakan takut sesuatu berharga itu hilang dari pelukannya.
Bara masuk ke ruangan dan seketika ia bergeming di tempat melihat Tuan-nya tengah memeluk Jasmine. Jasmine juga tak kalah terkejut.
"Bar, tolong aku ..." lirih gadis itu.
Bara melihat keluar ruangan, takut ada karyawan yang hendak masuk ke ruangan Edward, setidaknya jika itu terjadi Bara bisa mencegahnya.
"Bara ..." panggil Jasmine.
"Maaf, aku engga ikutan ya." Bara bukannya membantu, dengan cengengesan di wajahnya pria itu malah keluar sambil menutup pintu ruangan.
Bara kembali ke tempat duduknya dengan tersenyum seraya menggelengkan kepala. "Ketauan kalau masih cinta," gumamnya.
Baru saja bok*ngnya menempel ke kursi, ia dikejutkan dengan kedatangan Lucas secara tiba-tiba, Bara terbelalak. "Tuan Lucas jangan mas--"
Pria tua itu berjalan cukup cepat juga membuat Bara gagal menghentikannya. Lucas bergeming di tempat dengan melebarkan matanya.
Nafas Bara seakan tercekik melihat itu, Lucas datang dengan David.
"Edward!" teriak Lucas yang akhirnya membuat Edward bangun. Jasmine terkejut dengan pria tua yang tiba-tiba berteriak itu.
Edward yang sadar tengah memeluk Jasmine segera mendorong gadis itu hingga jatuh ke lantai.
"Aduh ..." Jasmine memekik kesakitan memegangi pinggangnya.
"Grandpa ..."
Lucas berjalan menghampiri Jasmine. Jasmine melebarkan mata ketika Lucas berdiri tepat di depannya, melihat sepatunya saja sudah membuat Jasmine bergidik ngeri sampai gadis itu tidak berani mendongak melihat wajahnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lucas pada Jasmine.
"A-aku ..."
Bara datang ke ruangan dan terkejut melihat Jasmine yang berada di lantai, di depan Lucas. Lucas juga terlihat marah.
"Jasmine bangun," titah Edward yang kini berdiri menatap kakeknya.
"Dia lebih pantas seperti ini!" sahut Lucas membuat Jasmine yang hendak bangun mengurungkan niatnya karena takut dengan suara Lucas.
"Jasmine bangun!" titah Edward kembali.
Jasmine bingung, perlahan ia mendongak menatap Lucas dengan jantung berdebar dan seketika ia kembali menunduk ketakutan. Menurutnya, wajah Kakek Edward ini sangat menyeramkan membuat Jasmine kembali menunduk dengan mata berkaca-kaca.
Karena Jasmine tidak kunjung bangun, akhirnya Edward menarik tubuh gadis itu. Kini Jasmine berada di samping Edward, pria itu mengenggam tangan Jasmine seraya menatap tajam Lucas Hamington.
"April mengatakan, dia bekerja menjadi sekretaris pribadi di sini, apa itu benar, Edward?"
"Ya, itu atas keinginanku."
"Kamu tau perusahaan ini milik siapa Edward? Kenapa kamu bertingkah seolah-olah perusahaan ini dibangun oleh tanganmu!"
"Apa menjadikan Jasmine sekretaris membuat perusahaan ini bangkrut?" Edward balik bertanya.
"Walau bagaimanapun, akulah yang berkuasa di sini," ucapnya penuh penekanan.
"Ambilah kembali jika berkuasa, aku bahkan tidak perduli jika aku harus keluar dari perusahaan ini!" Edward tahu Lucas sudah tidak mampu mengurus perusahaan karena kesehatan yang mulai tidak stabil dan satu-satunya penerus adalah Edward. Jika tidak ada Edward maka perusahaan yang ia bangun bertahun-tahun akan hancur di tangan orang yang salah.
Lucas mengepalkan tangannya dengan kuat, perusahaan ini terlalu berharga jika tidak diberikan kepada keturunannya.
"Ikut aku, temui Aron sekarang!" Lucas akhirnya mengalihkan pembicaraan mereka dan keluar dari ruangan. Edward melepaskan genggaman tangan Jasmine dan mengekori kakeknya diikuti David dan Bara sebagai sekretaris mereka.
Seketika tubuh Jasmine jatuh tak berdaya ke sofa selepas empat pria itu meninggalkan dirinya seorang diri di ruangan. Jasmine seakan kehilangan pasokan oksigen ke tubuhnya selama beberapa menit tadi dan baru bisa bernafas lega lagi setelah kepergian mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ilfa Yarni
kirain kakeknya orang baik ternyata ga otoriter jg
2024-05-09
1
eun 👧
lanjut thor /Determined/
2024-05-09
1
Rina Aris
klo tidk cinta knpa msih di pertananin
2024-05-09
2