bab 13

Jasmine sudah janji tidak akan terlambat, tapi dia kesal karena pagi-pagi buta sudah dibangunkan oleh Bara yang memberikan pakaian khusus sekretaris.

"Mandi sekarang, setengah enam kita berangkat," ucap Bara lalu melengos pergi begitu saja membuat Jasmine melebarkan mata.

"SETENGAH ENAM KE KANTOR MAU APA? OSPEK!!" kesal Jasmine.

Ia yang tadi membuka pintu dalam keadaan setengah sadar, seketika kesadarannya terisi penuh dalam sekejap mendengar Bara mengajaknya ke kantor setengah enam pagi.

Jasmine dengan kesal membanting pintu dan langsung masuk ke kamar mandi.

Yang berangkat setengah enam pagi hanya dirinya dan Bara, Edward mungkin masih terlelap dengan mimpi indahnya.

Edward yang menyuruh Bara membawa Jasmine sangat pagi sekali untuk berkeliling kantor, memperkenalkan meja kerjanya dan mengajarkan tugas apa saja yang harus dikuasai Jasmine. Kini mereka sudah ada di ruangan Edward.

"Aku harus memakaikan dasi untuk Edward? Yang benar saja! Emang dia engga bisa pake dasi sendiri? Dan sebelumnya kamu juga mengerjakan pekerjaan itu, Bara?"

"Tentu saja aku tidak, Nona. Apa tidak geli Tuan Edward kalau aku memakaikan dasi untuknya. Yang ini, khusus untukmu!"

Jasmine mendengus kasar, ia ingin menjadi sekretaris yang tidak terlalu banyak interaksi langsung dengan Edward. Ya, walaupun tidak mungkin seorang sekretaris tidak banyak interaksi dengan bos-nya.

"Bar, kamu kan teman kuliahnya. Tapi aku liat hubungan kamu sama Edward kaku sekali. Kamu bahkan memanggil dia Tuan."

"Hanya aku yang menganggapnya teman, sepertinya dia tidak. Ya, mau bagaimana lagi, dia pernah menyelamatkan aku saat aku dibully oleh beberapa orang. Jadi aku ingin membalas budi dengan bekerja bersamanya seumur hidupku. Walaupun terkadang wajahku terkena bogem mentahnya, tapi tidak apa-apa, aku sudah biasa. Bagaimana denganmu, Nona? Kamu juga teman sekolahnya dulu, kan?" Bara tidak tahu jika Jasmine pernah menjalin hubungan asmara dengan Edward. Yang ia tahu, sekedar berteman saja.

Jasmine mengangguk. "Tapi dulu dia tidak sedingin sekarang, dia masih ramah, baik hati dan banyak bicara. Tidak seperti sekarang, sukanya marah-marah terus!" keluh Jasmine.

"Bagus, kamu pernah ada di masa dia yang masih menjadi lelaki baik. Saat kuliah, dia memang sudah dingin, menurutku. Tidak banyak bicara dan tidak suka bergaul dengan orang-orang."

"Kalian sudah merasa seperti teman hingga bergosip di kantor?" ucap Edward yang masuk begitu saja membuat keduanya kaget. Sebelum masuk, Edward sempat menguping pembicaraan Bara dan Jasmine di depan pintu.

Seketika keduanya langsung berdiri tegak, Jasmine terlihat tegang karena ini hari pertama ia bekerja dan langsung di perusahaan yang besar.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Edward melirik Jasmine. Ia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Bara memberi kode dengan matanya, agar Jasmine membuka buku catatanya. Jasmine pun segera mengambil bukunya di meja dan membukanya.

"Eummm ... Jadwalnya hari ini ..." dia masih membuka lembaran bukunya karena lupa di mana dia menulis jadwal Edward hari ini.

Bara yang melihat itu terlihat kesal, Jasmine ceroboh sekali.

"Ah, ini dia. Jadwalmu hari ini, presentasi di kantor jam sembilan lalu meeting bersama AXM grup di kantor mereka jam dua belas. Itu saja, Tuan." Jasmine menutup bukunya.

"Kamu sudah menyiapkan pakaianku?"

Jasmine mengangguk sambil tersenyum untuk menutupi rasa tegangnya. "Sudah, Tuan. Tenang saja."

Edward mengangguk. "Kembali ke meja masing-masing."

Jasmine dan Bara pun segera keluar, meja mereka berada di depan ruangan Edward. Hanya terhalang kaca saja.

Bara memberikan flashdisk kepada Jasmine. "Bahan presentasi semuanya ada di sini, biasanya aku yang mengurusnya, tapi aku takut kamu disuruh maju, Nona."

Jasmine menerimanya. "Oh iya, Bara. Panggil aku Jasmine saja, jangan nona, Kita sama-sama menjadi sekretaris sekarang dan jangan terlalu formal denganku. Kamu ini kadang formal, kadang engga."

Bara pun menganggukan kepala dengan terkekeh. Yang Jasmine lakukan sekarang, belajar mengetik dengan cepat seperti yang Bara lakukan. Edward di dalam ruangan diam-diam memperhatikan gadis itu.

Ketika Jasmine tak sengaja melirik ke arahnya, Edward langsung membuang muka.

Jam setengah sembilan Jasmine masuk ke ruangan Edward tanpa Bara. Sebentar lagi presentasi akan dimulai dan Edward ingin mengganti dasinya.

Dengan tangan gemetar Jasmine mencoba memakaikan dasi untuk pria itu. Masalahnya karena memakaikan dasi, wajah mereka sangat dekat sekarang. Dan Edward terus menatapnya tanpa henti.

"Apa isi otak Edward, sampai terus menatapku seperti itu. Apa dia sedang melihat pori-pori di wajahku? wajahku kan tidak semulus wajah April, wajahku masih ada jerawat kecil dan kusam karena jarang pakai skincare."

"Argh!" Edward meringis karena hampir tercekik ketika Jasmine menarik dasinya terlalu kuat karena dia terlalu fokus dengan isi pikirannya sendiri.

"Eh, maaf Tuan. Biar aku ulang lagi ya." dengan panik Jasmine membuka kembali dasinya.

"Bekerjalah dengan benar, Jasmine!" Edward menahan kesal.

"I-iya iya. Maaf-maaf."

Terpopuler

Comments

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

cekek aja Jasmine sebel aku laki2 modelan kyk gitu

2024-05-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!