bab 14

Biasanya yang masuk ke ruang presentasi hanyalah Edward dan Bara. Tapi kini Jasmine bergabung bersama mereka, berjalan dengan setengah berlari karena harus mengimbangi langkah kaki dua pria yang sangat cepat itu.

"Mereka ini mau presentasi buru-buru banget sih, kaya mau mudik takut ketinggalan kereta api aja!"

Nafas Jasmine sampai terengah engah dengan memegang perut bagian kanannya, kalau jalan terlalu cepat, ia memang mudah kelelahan dan perutnya mudah sakit. Jasmine mengusap keringat di pelipisnya.

Mereka semua duduk di kursi masing-masing, Jasmine yang tadinya duduk di samping Bara, kini berpindah ke samping kanan Edward atas perintah pria itu.

"Kenalkan, dia sekretaris baru saya," ucap Edward pada rekan kerjanya.

"Ah, sekarang anda punya dua sekretaris pribadi, Tuan."

"Nama saya Rival ..." Rival mengulurkan tangannya pada Jasmine.

"Saya Jasmine, Tuan."

Rival memandangi Jasmine dengan masih memegang tangan gadis itu padahal Jasmine dengan berusaha sopan menarik tangannya. Melihat itu, Edward pun berdehem dan seketika Rival melepaskan tangan Jasmine.

Walau begitu, Rival tidak henti menatap Jasmine dan hanya Edward yang mengerti arti tatapan Rival. Jasmine tidak terlalu fokus pada Rival sebab ia merasa gelisah, takut Edward menyuruhnya maju ke depan.

Presentasi pun dimulai, Jasmine bisa bernafas sangat lega ketika semua yang menghandel Bara, ia hanya menjadi penonton di ruangan itu.

Selesai presentasi, Jasmine bisa duduk dengan lega di kursinya, ia meregangkan otot-ototnya yang kaku karena ketegangan tadi.

"Kenapa? gugup ya?" Bara menahan tawa.

"Ini pertama kali aku bekerja dan harus menjadi sekretaris. Pekerjaan yang berat, bagaimana mungkin aku tidak gugup!"

"Oh iya, Bar. April, dia punya perusahaan juga?" tanya Jasmine.

Bara mengangguk. "Sama seperti Tuan Edward, dia menjadi Ceo di perusahaannya sendiri. Dia menggantikan Aron yang sudah tua."

"Siapa Aron?" Jasmine mengernyit.

"Kakeknya," sahut Bara. "Tuan Edward di sini juga menggantikan kakeknya. Tuan Lucas."

"Terus, kakeknya tinggal di mana? Jadi beliau sudah tidak pernah datang ke kantor lagi?"

"Mansionnya, dua jam dari mansion Tuan Edward. Dia kadang datang kemari untuk mengecek."

"Bagaimana rupanya dan karakternya? Apa dia mirip seperti Edward?"

"Lihat saja nanti kalau dia ke sini, kamu pasti bisa mendeskripsikan sosok seperti apa Tuan Lucas." Bara memilih kembali bekerja, membiarkan Jasmine bergeming dengan lamunannya sendiri.

Apa jangan-jangan Kakeknya sejahat itu? Hanya itu yang dipikirkan Jasmine.

"Ibunya dimana, Bara?" Bara yang tengah mengetik langsung bergeming dan menoleh pada Jasmine.

"Kamu temannya, tidak mungkin kamu tidak tahu kalau dia ditinggalkan Ibunya saat usia lima tahun." Bara sebenarnya tahu kalau Jasmine mantan kekasih Edward, tapi ia pura-pura tidak tahu karena tidak mau terlibat terlalu jauh.

"A-apa? Kok bisa? Dulu seingatku dia pernah bawa bekal ke sekolah dan bilang Ibunya yang memasak."

"Itu pasti Bibi Yusi. Adik Ibunya," sahut Bara seraya mengetik.

"Bibi Yusi," gumam Jasmine.

***

Jasmine dipanggil ke ruangan Edward, untuk menyerahkan document kontrak yang ia buat tanpa arahan dari Bara. Ia belajar dari internet.

Edward yang membacanya menarik ujung bibirnya tersenyum membuat Jasmine yang duduk di depannya bertanya-tanya, mengapa pria itu tiba-tiba tersenyum, apa hasil document yang ia buat sangat jelek.

"Jasmine, bahkan kamu menyimpan huruf kapital di tengah-tengah."

"Iya kah?" Jasmine melebarkan mata.

"Banyak sekali yang harus di revisi, aku hanya ingin melihat kemampuanmu saja." Edward menyimpan document itu di meja.

"Aku masih butuh Bara."

Edward menghela nafas kasar, membuka laptopnya dan memutar laptopnya ke arah Jasmine. "Coba ketik ulang."

Jasmine pun menurut, Edward beranjak dari duduknya, beranjak mengelilingi mejanya untuk melihat kerjaan gadis itu. Ia membungkukkan badan membuat pipi mereka hampir bersentuhan.

Jasmine yang menyadari posisi Edward sangat dekat dengannya tiba-tiba bergeming, jari jemarinya berhenti mengetik.

"Kenapa berhenti?" tanya Edward menatap Jasmine dan di detik itu juga Jasmine menoleh ke arah Edward. Membuat mereka saling menatap dengan jarak yang sangat amat dekat hingga hidung mereka pun bersentuhan.

"Apa dia beneran Edward yang aku kenal, tapi dia tidak suka pete."

"Apa yang kamu pikirkan, Jasmine?"

Jasmine seketika mengerjap dan langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Edward. Edward kembali berdiri tegak.

"Aku memberimu waktu untuk belajar dengan Bara."

"Baik, Tuan. Terimakasih," ucap Jasmine.

Jasmine belajar seharian dengan Bara di depan ruangan Edward. Edward juga sibuknya dengan tugasnya sendiri sambil sesekali memperhatikan Jasmine.

Bara pergi ke kamar mandi setelah menyuruh Jasmine melaporkan hasil documentnya pada Edward. Tapi ketika gadis itu masuk, ia malah melihat Edward tidur di sofa, seperti sangat kelelahan.

Alhasil dia berjalan mengendap-ngendap untuk mengambil selimut di lemari dan berjalan menghampiri pria itu. Ia menyelimuti Edward perlahan-lahan.

Tapi mata Edward seketika terbuka membuat mata mereka bertemu, saling memandang dengan Jasmine yang tengah menyelimuti pria itu. Jasmine gugup dan salah tingkah.

Ketika Jasmine hendak menjauh, tiba-tiba tangannya dicengkram Edward dan ditarik oleh pria itu hingga Jasmine jatuh ke pelukannya. Jasmine terbelalak ketika pipinya menempel di dada bidang pria itu dengan tangan Edward yang melingkar di pinggangnya, perlahan ia mencoba mendongak dan ternyata pria itu terlelap kembali.

"Kayanya tadi dia engga sadar kalau dia menarik tanganku. Kalau sampe bangun lagi, pasti aku yang disalahkan. Aku harus segera pergi dari sini."

Jasmine berusaha menjauhkan tangan kekar pria itu dan berusaha bangun untuk menjauh dari tubuh Edward. Tapi sayangnya, Edward malah kembali memeluknya erat seraya mengigau.

"Jangan tinggalin aku, Ma ..."

Terpopuler

Comments

Rina Aris

Rina Aris

edward misterius bngt

2024-05-09

1

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

jgn sampe ada rasa LG Sama Edward ya Jasmine jaga hatimu

2024-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!