“Aku bahkan tidak tahu perasaan dia kepadaku. Apakah dia memang mencintaiku atau setidaknya sudah memiliki komitmen untuk hidup bersamaku. Terus, apakah dia bisa kuat iman jika ada wanita yang lebih baik dalam segala hal, melebihi aku? Apa lagi kan gini-gini, bakatku hanya bikin masalah!” batin Daisy sambil berusaha membuka gembok gerbang rumahnya.
Daisy tak hanya merasa ragu, tapi juga bingung. Saking bingungnya karena selain tak mungkin menolak, Daisy juga takut membuat semuanya termasuk dirinya kecewa atas hubungannya dengan Athan, Daisy juga sampai pusing. Daisy meriang sebab gadis itu sadar dirinya, dirinya dan Athan ibarat langit dan bumi.
Athan yang awalnya buru-buru masuk ke dalam mobil. Karena memang tengah mengejar waktu, refleks terdiam. Athan mendengar semua isi pikiran maupun isi hati Daisy. Karenanya, setelah memastikan waktu di arloji kirinya dan kini sudah hampir pukul enam sore, Athan memutuskan untuk balik badan menyusul Daisy.
Akhirnya Daisy berhasil membuka gembok gerbangnya. Meski sadar mobil Athan belum pergi terlebih belum terdengar suara mobil, Daisy berniat untuk langsung masuk. Apalagi pada kenyataannya, ia memang lelah. Namun tiba-tiba saja, lengan kanannya dicekal kemudian ditarik. Membuat Daisy refleks menoleh sekaligus memastikan. Ternyata memang Athan yang juga langsung menahan kedua lengan Daisy. Athan membuat Daisy menghadap kepadanya dan terbilang memaksa.
Sempat akan bertanya maksud Athan, Daisy langsung lemas karena Athan mendadak menunduk hingga wajah mereka tak berjarak. Puncaknya ketika bibir Athan justru melu.mat bibir bawah Daisy. Jantung Daisy seolah lepas entah kemana, seiring tubuh Daisy yang juga menjadi panas dingin tak karuan.
Niatnya, Athan hanya akan mencium bibir Daisy secara spontan. Sekadar kecupan kilat sebagai bukti agar Daisy yakin, dirinya mencintai gadis itu. Meski memang, sampai saat ini, Athan memang belum yakin dengan perasaannya. Namun, fakta berkata lain karena Athan yang sadar akan langsung mengakhirinya. Ditambah lagi, Daisy yang juga berusaha mengakhirinya, malah tidak jadi.
“Kok nagih, ya?” pikir Athan yang berangsur mengunci wajah Daisy menggunakan kedua tangannya. Ia mengunci bibir Daisy dengan ciuman rakus.
“Nih orang kenapa? Hih, ini para tetangga bentar lagi kompak lewat buat ke masjid. Bisa-bisa kalau kami ketahuan sedang begini, yang ada kami dinikahkan paksa!” panik Daisy dalam hatinya.
Athan yang mendengar itu, berangsur menghentikan ulahnya. Athan tak mau hubungannya dengan Daisy berakhir dengan tragedi tidak hormat. Bahkan meski Athan ingin segera mengikat Daisy agar Daisy terhindar dari orang seperti Dimas, Athan tetap ingin memiliki pernikahan manis. Athan ingin memiliki pernikahan impian bersama Daisy, bagaimanapun caranya. Akan tetapi meski sempat menyudahi ciumannya, ia tetap kembali melum.at bibir bawah Daisy.
“Masih ada season ke dua?!” panik Daisy agak jengkel. Dalam pikirannya, Daisy sibuk marah-marah. Namun, ulahnya itu malah membuat Athan sibuk menahan tawa.
“Aduh, ini bagaimana ini? Ini tadi posisinya aku lagi ngemut permen ada tiga, rasa ceri, dan memang semriwing. Masalahnya itu tadi masih gede-gede, langsung bablas masuk gara-gara bos Athan. Aduh, jangan-jangan habis ini aku kena usus buntu! Itu tadi tiga biji permen bablas masuk ke usus, atau malah paru-paru? Ya ampun ... alamatnya aku jadi bengek bahkan ampek kalau tiga permen tadi bablas ke paru-paru. Aduh, rasanya kayak ngeganjal di dalam dada!” batin Daisy berangsur menerima sebotol air mineral pemberian Athan.
Daisy pikir, setelah mirip kerasu.kan dalam menciumnya, Athan mau langsung pergi begitu saja. Namun ternyata, pemuda itu kembali dengan bibir berisinya yang jadi sibuk mengukir senyuman.
“Apa lagi ...?! Jangan bikin takut kenapa?! Jangan mendadak melakukan serangan seperti tadi loh. Aku belum siap!” ucap Daisy belum apa-apa sudah ketakutan. Ia mundur sambil tetap membawa sebotol minuman dari Athan yang sudah sempat ia minuman.
“Ihhh, Bos ... sudah ih, jangan dibikin season tiga! Film saja bisa kehilangan peminat kalau sampai ada season tiga!” Daisy benar-benar takut Athan kembali melakukan serangan dadakan. Apalagi sampai detik ini, Athan masih sibuk senyum memandangi wajahnya.
“Ini mau magrib, ... nah kan tuh pada mau otw ke masjid! Aku laporin Bos ke ibu aku, loh ... kalau bos nekat bikin season ke tiga! Bos belum tahu aslinya, ibu aku galak banget, ya? Bos belum pernah merasakan dibant.ai pakai gagang sapu ijuk, kan? Atau malah digetok pakai solet penggorengan?!”
Ulah Daisy yang ketakutan mirip anak kecil layaknya sekarang, dirasa Athan sangat lucu. Athan baru tahu, bahwa wanita berisik seperti Daisy juga bisa membuatnya gemas.
“Katakan padaku, itu tadi merek apa? Permen tadi mereknya apa? Aku mau beli buat stok!” ucap Athan lirih sekaligus sungguh-sungguh. Selain itu, ia juga melakukannya sambil mengangguk-angguk.
“Hah ...? Dia sadar kalau tadi aku sambil ngemut permen? Ah! Kabur saja ah!” batin Daisy yang memang memilih kabur. Walau pada akhirnya, yang ada dahinya malah menghantam pintu gerbang.
“Aduh ...,” refleks Daisy sambil memegangi dahinya.
“Ya ampun ... kamu!” ucap Athan yang juga refleks menghampiri Daisy.
“Sakitnya memang enggak seberapa. Dan enggak ada lima menit sudah hilang. Namun malunya, ...!” batin Daisy membiarkan Athan mengelus-elus dahinya.
“Langsung lebam biru gini!” ucap Athan yang tak hanya mengelus-elus dahi Daisy menggunakan tangan kanannya. Karena ia juga sampai merangkul tubuh Daisy, meski Daisy terus menunduk. Malahan kemudian, bibirnya refleks meniup-niup lebam di dahi Daisy, sebelum akhirnya menciuminya penuh sayang.
“Lain kali hati-hati. Kalaupun sampai ada season ke tiga, itu jauh lebih baik daripada dahi kamu lebam biru gini. Season tiga beberan masih bikin aku minat. Minat banget malahan! Makanya aku sampai tanya, itu merek permennya tadi apa?!” lembut Athan masih memeluk Daisy. Tangan kirinya mengelus-elus punggung Daisy, sementara bibirnya mengecup-ngecup lebam di dahi Daisy. Namun, cubitan terbilang keras yang ia dapatkan di perutnya.
••••
“Mungkin aku menang sedang jatuh cinta!” batin Athan masih sibuk senyum-senyum sendiri. Ia sampai tidak tahu bahwa di lantai atas, sang mama jadi sibuk mengawasinya.
“Mas Athan ceria benget. Biasanya hanya Elra yang bisa bikin dia begitu,” pikir ibu Hasna. Karena terlalu bahagia melihat putranya gang biasa datar tak memiliki semangat hidup jadi sibuk senyum-senyum sendiri, ibu Hasna sampai lupa menanyakan alasannya secara langsung kepada Athan.
“Mungkin Athan sudah bertemu Elra karena Elra sudah kembali. Sedangkan Daisy, ... sepertinya dia memang enggak mau dengan Athan,” pikir ibu Hasna.
Berbeda dengan apa yang ibu Hasna pikirkan, Daisy yang sudah memakai piyama lengan panjang justru tengah sibuk tersenyum layaknya Athan.
“Jujur, ... yang tadi itu beneran bikin aku merasa sangat dicintai. Masa iya, aku harus jedotin dahiku sampai lembek mirip jeli, biar dielus ciumi seperti tadi!” batin Daisy berangsur membanting punggungnya ke tempat tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Firli Putrawan
loh y erla sm syukur gmn kbrnya
2024-05-08
0
sabil abdullah
seasons 3🤣🤣🤣🤣
2024-05-07
0
W_E_N_A
Wkwkwkkw....selalu ngakak kalau sama Daisy...
Lanjut Mb...❤️❤️❤️❤️❤️
2024-05-07
0