17

Pagi kembali menyapa, seorang gadis cantik sudah rapi dengan satu stelan blazer dan celana senada dengan tas dan sepatunya. Walaupun itu pakian lama Tiara tapi masih rapi tersimpan di lemarinya.

Tiara memilih mengenakan kembali barang waktu masa muda saat belum menikah. Mungkin Tiara sudah punya firasat jika akan ada perceraian di antara dirinya dan Danang, sehingga dia tidak membawa semua barang berharganya.

"Akhirnya aku kembali menikmati hidupku dengan bebas saatnya pembalasan tiba" gumam Tiara.

Ting.....ting....

Sebuah notifikasi masuk, Tiara melirik ponselnya yang terletak tidak begitu jauh darinya. Karena dari semenjak bagun Tiara sama sekali tidak menyentuh ponselnya.

"Dari siapa ya perasaan ponselku dari tadi bunyi terus." Batin Tiar.

Tiara mendekati ponselnya dan membukanya, tanya sudah banyak sekali notifikasi dari banyak nomor, salah satunya Alea, Darah dan juga Anisa.

Deg....

Jantung Tiara berdebar saat melihat ada beberapa nama terterah disana, namun Tiara belum buka. Baru saja hendak membukannya, ponsel kembali berdering dan ternyata itu dari Darah.

Tiara mengeryitkan keningnya bingung tumben temannya itu telpon pagi-pagi pasti ada sesuatu.

"Ada apa Rah, kangen ya sama aku baru juga kemarin kita ketemu" Canda Tiara.

"Sue lo, kamu ada dimana sekarang suasana lagi panas justru kamu begitu santai? Kamu dimana sekarang cepat katakan apa masih di rumah suami kamu?" Tanya Darah.

Darah belum mengetahui soal perceraian Tiara dan Danang.

"Ya di rumah gua lah, ngapain di rumah orang. Aku udah nggak punya suami kami sudah bercerai." Ujar Tiara.

"Ha....yang benar Rah...kapan cerainya? Kok aku tidak tahu Tia? Bukannya semalam kamu bilang nanti bicarakan dengan suami kamu dulu" ucap Darah terkejut.

"Ya sih...rencananya begitu. Tapi saat aku sampai dirumah ternyata bajingan itu membawa selingkuhannya datang kerumah. Dan dengan tidak tahu malunya mereka bermesraan di depanku, bahkan aku di tuduh pergi keluar untuk jual diri. Siapa yang tidak sakit hati dengar cacian dari mereka. Akhirnya aku minta cerai dan langsung talak tiga." Jelas Tiara.

"Ya Allah bestie ku, maafin aku yang tidak tahu apa-apa ini. Sabar ya cintanya aku, aku yakin Tiara yang aku kenal adalah Tiara yang sekuat baja. Seharusnya semalam hubungi aku biar aku datang jemput sekalian nginap sama kamu." Ujar Darah merasa sedih atas apa yang sedang di alami oleh sahabat baiknya.

"Untuk apa aku menangis laki-laki sampah seperti itu, amit-amit jambang bayi. Semalam aku mau hubungi tapi takutnya kamu sudah istirahat makanya aku tidak menghubungi kamu." ujar Tiara.

Entah apa yang ingin di sampaikan oleh Darah jadi lupa, karena terkejut mendengar cerita dari sahabat baiknya.

"Terus apa yang ingin kamu bicarakan, bukannya kamu telpon tadi mau memberitahu sesuatu?" Tanya Tiara.

"Tukan jadi lupa, say...kamu sudah tau belum kasus yang lagi viral saat ini?pasti kamu juga akan kaget karena aku yakin dari tadi kamu tidak membuka ponsel kamu" ujar Darah.

"Iya ada apa beritahu lah." Tanya Tiara penasaran.

"Coba kamu buka saja link yang aku kirim itu dan lihat sendiri. Nanti kita lanjut lagi ya aku mau kerja dulu takut terlambat. Nanti sore pulang kerja aku ke rumah." Ujar Darah.

Darah sengaja mematikan telpon sepihak sehingga membuat Tiara ngumpet.

"Sial teman tak punya akhlak, asal mati,in aja. Sebenarnya ada apa sih sepertinya susah banget jelasinnya." walaupun Tiara kesal tapi dia lakukan apa yang di katakan oleh Darah.

Tiara membuka pesan yang di kirim oleh Darah, Anisa dan juga Alea. Betapa terkejutnya Tiara melihat isi dari video itu. Orang yang ada didalam video itu adalah Miranda dan Danang tanpa sehelai benang pun di tubuh mereka. Disana juga terdapat bu Bianca menangis histeris meratapi nasib putranya.

Itu video pertama yang di kirim oleh Darah belum seberapa. Yang membuat Tiara makin syok dan ada sedikit merasa bersalah saat melihat Miranda dan Danang di arak sekeliling komplek, sembari warga melempari mereka dengan sesuatu yang ada di tangan.

Sampai di balai warga ternyata datang juga lurah setempat, hukuman apa yang diberikan kepada dua orang itu sebelum mereka di nikahkan.

Setelah berinding panjang akhirnya mereka memutuskan untuk hukum cambuk dua puluh kali. Karena warga setempat semakin marah dan kondisi tidak bisa di kendalikan.

"Baik karena waktu terus berjalan ini sudah tengah malam juga jadi dengan mempersingkat waktu atas hukuman mereka kita sepakat di cambuk dua puluh kali" ujar pak Lura.

"Enak aja mana bisa begitu seharusnya kalian semua ini pergi mencari Tiara untuk berikan dia hukuman, bukan Danang dan Miranda mereka tidak salah karena yang salah adalah Tiara."

"Hello, bu Bianca yang terhormat! Apa hubungannya dengan Tiara justru dia juga korban, Danang sudah menceraikan dia kenapa masih bawa-bawa namanya? Atau bu Bianca menyesal karena sudah kehilangan berlian dan mendapatkan sampah...ayok pak Lura berikan cambuk"

"Cuiii sangat menjijikan mama anak sama saja , semoga saja Alea tidak seperti mereka, ini dari tadi aku tidak melihat keberadaan Alea apa Alea tidak ikut kesini?"

"Iya Alea tidak ikut bu, tadi Anisa lihat saat kita pergi justru Alea masuk kamar dan tidur. Tidak ada kekuatiran sedikit pun di wajahnya. Bisa saja Alea juga sangat kecewa dengan kelakuan Danang dan bu Bianca"

"Bisa jadi, tapi aku lihat Alea selalu menyayangi Tiara dari dulu semenjak Tiara menikah dengan Danang. Alea sudah baik padanya semoga suatu saat Alea mendapatkan suami yang baik. Jangan seperti kakaknya ini "

"Ayok...jangan banyak bicara deh cepatan cambuk mereka, lama-lama aku muak lihat manusia menjijikan seperti ini."

Jangankan untuk melawan sekedar angkat kepela saja Danang dan Miranda tidak sanggup lantaran mereka sudah sangat malu.

"Ya saya setujuh manusia biadab seperti mereka pantas di hukum cambuk"

"Saya setuju untuk di cambuk biar tahu rasa mereka"

Danang dan Miranda gemetaran, apalagi udara malam sangat dingin mereka tidak mengenakan apa-apa. Bu Bianca itu panik jangan sampai Danang mendapatkan cambuk dari para Warga sebelum itu terjadi bu Bianca rencana mengagalkan semua rencana itu.

Karena bu Bianca panik kalau Danang sampai di cambuk kasian pasti rasanya sakit sekali.

Bukkkkk....

Bu Bianca menjatuhkan dirinya di rerumputan itu, sembari mengatupkan kedua tangannya memohon agar Danang dan Miranda tidak di hukum cambuk.

Bu Bianca yang dulu sombong dan suka menghina orang sekarang dirinya benar-benar hancur tidak ada Bianca yang egois dan suka menghina orang lain. Saat itu bu Bianca benar-benar hilang rasa gengsi dan rasa malu demi anaknya.

"Pak Rt, pak Lura tolong jangan berikan hukuman lagi kepada anak saya, dia juga masih manusia apa kalian tidak punya hati nurani sampai kalian lakukan ini terhadap putra saya satu-satunya, saya tahu dia salah tapi apa tidak ada cara lain untuk menghukum mereka." ucap Bu Bianca memohon belas kasihan.

Semakin bu Bianca memohon, semakin membuat para warga geram.

Terpopuler

Comments

baby_pudu🐻🍉

baby_pudu🐻🍉

baca dari awal Ampe sekarang kok greget banget sama si bu biangka ini ya ?! kalo setau gue nih ya.. pelaku zina emang pantes dihukum cambuk ! di Aceh noh ! udah pasti dihukum cambuk itu ! tanpa ba-bi-bu

2024-06-11

0

mrs jk

mrs jk

darah or dara?

2024-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!