Keesokan harinya Danang menepati janjinya. Setelah pulang kerja dengan tidak punya hati Danang datang kerumah membawa seorang gadis. Penampilannya sangat modis jauh berbedah dengan Tiara yang begitu sederhana.
"Bu, kenalin ini Miranda yang Danang ceritakan kemarin cantik kan, Bu? Dan Mir, ini ibuku." ucap Danang dengan senyum manisnya memperkenalkan ibu Bianca dan sang pelakor.
"MIRANDA, tante. Ternyata Tante masih cantik banget." ucap Miranda sembari mengulurkan tangannya.
"Wah, cantik sekali nak, sama seperti namanya. Silakan masuk nak ibu tadi sudah masak makanan yang enak untuk menyambut kedatangan kalian." Ucap bu Bianca dengan senyum manisnya menyambut kedatangan pelakor. Sok bilang dia yang masak.
"Ah, tante bisa aja deh, tapi makasih atas pujiannya. Tante juga sangat cantik." Ucap Miranda.
"Loh kok panggil tante, jangan dong. Panggil ibu aja , karena sebentar lagi kalian akan menikah."ujar bu Bianca.
Miranda dan bu Bianca asyik ngobrol di sofa. Tapi berbeda dengan Danang sepertinya ada kegelisahan. Dia membuang pandangannya kesegala arah sekedar mencari seseorang. Tapi sayang tak kunjung menemukan.
"Bu, Alea mana?" Tanya Danang.
"Ada di kamar bentar juga keluar" ujar bu Bianca.
Kirain Danang nyari,in Tiara rupanya bukan. Dasar laki-laki bajingan.
"Terus bibik mana, bu. Panggil bibik untuk siapkan makan malam untuk kita. Miranda sudah lapar" ucap Danang.
"Bibik? Bibik siapa?" Tanya bu Bianca bingung. Lantaran di rumah itu tidak ada pembantu. Kenapa tiba-tiba Danang menyebut bibik.
"Iya bu, pembantu kita, mana?" Tanya Danang sekali lagi sembari mengedipkan mata.
Bu Bianca mengerti yang di maksud Danang adalah Tiara. Ya Allah Danang keterlaluan masa istrinya di bilang pembantu.
"Oh, maksud kamu bibik Tiara? Dia lagi di dapur menyiapkan makan malam untuk kita" ucap bu Bianca.
Biar tidak ketahuan kedok mereka, bu Bianca ikuti permainan Danang. Mereka berdua benar-benar keterlaluan.
"Ya sudah kalau begitu kita ke meja makan aja bu." ucap Danang.
Danang mengandeng tangan Miranda dengan mesra, dan di saksikan oleh Tiara yang sementara berdiri di pintu.
"Oh, jadi kamu mau main-main sama aku ya, mas. Baiklah aku akan ikuti permainanmu. Kita lihat saja siapa yang akan menjadi pemenang, aku atau kamu. Sepertinya kamu harus di kasih pelajaran biar kapok. " batin Tiara.
Tiara sakit hati dan kecewa karena merasa tidak di hargai sama sekali sebagai seorang istri. Jika memang Danang sudah mempunyai wanita idaman kenapa Danang tidak menceraikannya.
"Eh, ada tamu ya, mas? Kenapa tidak bilang kita ada kedatangan tamu istimewa biar aku masak agak sedikit special. Yups maaf aku lupa, kamu kan hanya kasih aku uang belanja lima belas ribu sehari mana bisa aku masak enak." ujar Tiara.
Danang membulatkan matanya sempurna. Bagaimana tidak, Danang pasti takut jika ketahuan kedoknya.
"Omong apa bibik?" tanya Danang.
Deg....
Danang menatap Tiara dengan tatapan nyalang, namun, bukannya takut Tiara justru tersenyum.
"Bu, tolong temani Miranda sebentar. Aku mau bicara sesuatu dengan bibik" ucap Danang bangkit dari duduknya dan menyeret Tiara ke dapur.
Danang mengayunkan tangannya hendak menampar Tiara. Namun secepat kilat di tangkap oleh Tiara dan memelintirkan tangan Danang membuat Danang mengaduh sakit.
"Au, jalang lepaskan! Bisa patah tanganku." pekik Danang.
"Aku sudah ingatkan jangan coba-coba main tangan lagi, tapi sepertinya kamu amnesia ya, mas. Jadi biar aku kembali mengingatkan jika kamu mengulangi lagi aku tidak segan mematahkan tangan kamu ini" ucap Tiara.
Niatan mau kasih pelajaran kepada Tiara, justru Danang yang di hajar oleh Tiara. Mampus jadi suami kok kejam sekali.
Asli Danang kaget bukan kepalang, Tiara yang dia kira wanita lemah yang tidak bisa apa-apa ternyata dia sekuat itu. Ini kedua kalinya Tiara menghajar Danang. Setahu Danang Tiara adalah wanita lemah yang hanya bisa bekerja sebagai ibu rumah tangga di rumah.
Tapi kali ini Danang melihat sesuatu yang berbedah dari seorang Tiara. Danang sendiri mulai takut dengan Tiara.
"Tunggu akan aku membuat perhitungan denganmu perempuan sial." umpet Danang sebelum pergi.
"Aku tunggu! Tapi jangan salahkan aku juga jika aku akan menghancurkan mu." ucap Tiara.
Danang kembali ke depan tampil seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa.
"Mana bibik, nak?" tanya Bu Bianca.
"Ada di dapur, bu. Biarin aja lebih baik kita makan" ucap Danang.
Saat mereka hendak makan datang Tiara dan Alea, mereka berdua ikut makan bersama dan hal itu membuat Miranda ikut berkomentar.
"Eh, mas. Kok bibik bisa makan bareng kita sih? Bukannya pembantu itu tempatnya di dapur ya? Masa ikut makan sama tuannya?" tanya Miranda.
"Kamu siapa ya, ikut campur urusan rumah tangga orang? Tahu dari mana kamu mbak Tiara ini pembantu? Asal kamu tahu aja mbak Tiara ini....?" ucap Alea belum selesai langsung potong oleh Danang.
"Ngomong apa kamu Alea?"ujar bu Bianca.
Tiara diam saja sembari menikmati makanan yang terhidang di atas meja. Karena Danang sudah bilang bahwa dia akan bawa selingkuhannya kerumah, sehingga bu Bianca masak makanan agak layak di makan.
"Maaf sayang, kami disini biasa begitu tidak memandang status seseorang. Kita sebagai manusia harus memiliki kasih jadi biarpun bibik Tiara sebagai pembantu disini tapi kami selalu memperlakukannya sebagai keluarga." ucap Danang.
"Iya nak Miranda, silakan lanjut makan" ucap bu Bianca.
"Tapi mas aku jijik jika makan satu meja bareng pembantu. Pembantu itu tempatnya di dapur." ucap Miranda manja.
"Sombong amat, kalau lu nggak mau ya sana pulang ke rumah mu. Jangan numpang makan disini" pekik Alea karena makannya terasa terganggu.
Sementara Alea membulatkan matanya dengan sempurna, Alea juga baru tahu jika ibu dan kakaknya itu memperkenalkan Tiara ke pelakor sebagai pembantu.
"Ibu, mas Danang. Kalian apa-apa sih?" ucap Alea marah. Tapi langsung di tahan oleh Tiara sambil gelengkan kepala.
"Kenapa ya aku merasa mas Danang dan ibu-nya menyembunyikan sesuatu dari ku. Jangan-jangan perempuan ini adalah istrinya mas Danang? Tapi jika betul aku harus menyingkirkan dia agar aku bisa memiliki mas Danang seutuhnya. Ya kali aku harus berbagi gaji mas Danang dengan gembel ini. Aku tidak peduli dengan status mas Danang karena aku yakin mas Danang pasti memilihku." gumam Miranda.
Setelah selesai makan, Danang, bu Bianca dan Miranda pindah ke ruang tengah di ikuti oleh Alea. Karena Alea ingin tahu siapa perempuan itu! Alea yakini perempuan yang ada bersama mereka adalah perempuan yang di sebut oleh Danang semalam.
"Maaf nak Miranda, kalau boleh tahu nak Miranda kerja dimana? Dan apakah orang tua masih hidup? Maaf jika ibu lancang bertanya." tanya Bu Bianca, walaupun bu Bianca sudah dengar dari Danang bahwa Miranda adalah putri dari Tuan Victor pemilik Viktoria grup.
"Tidak masalah bu, Miranda tidak perlu bekerja karena ibu dan ayah melarang Miranda. Miranda adalah putri tunggal dari pemilik perusahaan terbesar di kota ini. Jadi untuk apa Miranda kerja bu, toh semua harta yang di miliki ayah dan ibu akan menjadi milik Miranda sebagai pewaris. Tapi karena demi mencintai mas Danang sekarang aku sudah kerja di perusahaan sebagai sekretarisnya" ucap Miranda bangga.
Hahaha....
"Ada bau-bau kebohongan nih. Katanya tidak di ijinkan bekerja tapi sekarang mau jadi pesuruh lucu" ucap Tiara tidak percaya.
Sementara bu Bianca kegirangan karena jika Danang jadi menikah dengan Miranda sudah ada bayang-bayang kebahagiaan dalam dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Maz Andy'ne Yulixah
pemilik perusahaan terbesar ya Tiara Istrimu Danang,syukurin ditipu Pelakor biar tau rasa😏😏😅
2024-07-23
2
Sulfia Nuriawati
pembohong dekat dg pelakor pembual udah cck bnget
2024-06-14
1
Sri Isdiyati
paling bohongan
2024-05-29
0