Danang meremekan Tiara, menurut Danang Tiara perempuan lemah. Jadi tanpa Danang Tiara tidak bisa apa-apa
"Apa mas lupa, bahwa sebelum aku menikah dulunya juga aku seorang pekerja? dan di perusahaan yang sama dengan mas. Tapi karena aku ingin menjadi istri yang baik untuk berbakti kepada suami akhirnya aku memutuskan untuk berhenti." ucap Tiara.
" Kamu belum tahu mas, jika aku di bandingkan sama kamu lebih unggul aku. Dan aku pastikan suatu saat kalian akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini. Aku sudah cukup sabar menghadapi sikap kamu sama ibu mas, tunggu pembalasanku karena tidak lama lagi ayah dan ibu kembali ke indonesia" batin Tiara.
"Kamu yang tidak becus mengatur keuangan, kamu banyak alasan" pekik bu Bianca.
"Ya ampun Bu, kalau memang ibu merasa aku tidak bisa mengatur keuangan lima belas ribu yang di berikan oleh Mas Danang. Bagaimana kalau ibu saja yang mengatur? Siapa tahu bisa makan yang enak" ucap Tiara.
"Enak aja kamu menyuruhku masak. Aku bukan pembantu jadi seenaknya kamu menyuruhku" ucap bu Bianca.
"Tepat sekali bu, dan aku juga bukan budak ibu di rumah ini" ujar Tiara.
" Halah, kamu itu memang istri tidak berguna. Kamu hanya mementingkan diri kamu sendiri dan istri yang tidak tahu bersyukur. Sudah bu lebih baik Danang pesan online aja biar kita makan di rumah makan yang lebih enak dari ini. Aku sudah muak bu, setiap hari makan makanan sampah dan bertengkar terus dengannya, jadi nyesal aku menikah dengannya" ucap Danang.
Deg.....
Tiara terkejut dengan pengakuan Danang, katanya menyesal menikah dengan Tiara.
"Ya Tuhan, sakit sekali ternyata." batin Tiara, air mata mengalir membasahi pipinya.
"Jika aku istri tidak berguna terus kamu berguna mas?" tanya Tiara.
Tiara tidak peduli dengan keluarga toxic itu dan pergi meninggalkan mereka.
Sekarang Tiara hidup sebatang kara di kota lantaran orang tua Tiara masih di luar negeri. Tiara tidak tahu jika selama ini orang tuanya selalu memantau-nya.
Danang adalah pertama dari dua bersaudara. Danang terbilang anak yang paling berbakti kepada ibunya setelah kepergian ayahnya. Belum pasti ayahnya meninggal atau kemana.
"Ya Allah, kenapa nasibku menjadi seperti ini? Aki harus bekerja kembali seperti dulu lagi. Dan aku akan tunjukkan kepada mereka aku bisa mandiri. Tapi aku kerja apa? Apa aku harus hubungi orang kepercayaan nenek dan kakek untuk kembali ke perusahaan, atau aku buka usaha aja menunggu ayah dan ibu kembali?" batin Tiara.
Tiara mencoba merai ponselnya dan berniat menghubungi temannya. Jelas Tiara tahu jika perusahaan besar dimana Danang bekerja adalah perusahaan kakek dan neneknya. Karena sebelum neneknya meninggal di rumah sakit, neneknya memberikan semua surat penting seperti sertifikat semua aset atas namanya dan juga perusahaan.
Sebenarnya Tiara bisa melakukan apa saja, beli barang mahal seperti mobil dan barang brand. Hanya saja Tiara tahu keluarga suaminya adalah keluarga tidak tahu diri jadi Tiara tidak mau kecolongan. Makanya Tiara menyesuaikan dirinya dengsn kehidupan mereka.
Padahal didalam atm Tiara banyak uang selama ini diam-diam Tiara beli makanan yang layak untuk di makan dari luar.
"Ah, lebih baik aku pergi aja ke tempat mbak Anisa aja, dari pada di rumah makan hati" batin Tiara.
"Ada apa Tiara? Kenapa mukamu di tekuk begitu? apakah suami dan mertuamu berula lagi?" tanya Anisa yang sudah mengetahui sikap kejam keluarga Danang.
Anisa merasa kasian dengan Tiara, sebatang kara di kota itu. Dan selalu di siksa oleh keluarga toxic itu.
"Tidak Mbak Anisa. Saya cuman cari tempat yang ada sinyal yang bagus, soalnya dirumah sinya kurang bagus" ucap Tiara berbohong.
Jelas Anisa tidak percaya dengan perkataan Tiara. Karena Anisa tahu justru di rumah Tiara lah yang sinyalnya lumayan bagus. Tapi Anisa tidak ingin mempertanyakan hal itu lagi.
"Oh, kirain ada apa. Kalau kamu butuh bantuan jangan sungkan bilang sama mbak, mbak pasti akan bantu kamu" ucap Anisa.
Anisa sudah lama mengenal Tiara, dan Anisa juga yang selalu membantu Tiara saat dalam kesulitan.
"Makasih mbak, tidak perlu karena aku bisa sendiri. Aku harus menghubungi orang kepercayaan di perusahaan untuk minta ketemu tapi sebelum itu aku harus hubungi Darah terkebih dulu." batin Tiara.
Darah adalah teman Tiara yang notabene paling baik, dia selalu membantu Tiara. Dulu dia juga tidak tahu jika perusahaan besar itu adalah milik Tiara namun setelah kematian neneknya Tiara barulah Tiara menceritakan semuanya. Sehingga Darah tak kalah terkejut bahwa teman yang selama ini dia anggap miskin ternyata pemilik perusahaan besar itu.
Padahal dulu banyak sekali karyawan di perusahaan itu, selalu mengandalkan kekuasaan dan merendakan Tiara. Karena waktu itu Tiara bekerja sebagai staf biasa.
Baru saja Tiara hendak menghubungi Darah tiba-tiba Danang datang dengan wajah marah.
"Mas." ucap Tiara kaget.
Tiara tidak menyangka suami biadabnya itu menyadari Tiara tidak di kamar.
"Pulang kamu! Dasar istri tidak tahu bersyukur. Masih untuk aku berikan semua semua gajiku padamu. Kenapa kamu mala kelayapan di luar saat suamimu istirahat."hardik Danang
"Danang! Kamu suami macam apa sih kasar banget pada istri sendiri. Memang kenapa kalau Tiara main kesini? Disini tidak ada laki-laki hanya kami berdua. Selama ini juga Tiara tidak perna kemana-mana baru kali ini dia keluar sungguh terlalu." ucap Anisa kesal dengan perlakuan Danang.
Hey! Tahu apa kamu? tidak usa ikut campur urusan rumah tanggah orang jomblo akut! Tapi percuma juga sih bicara soal rumah tanggah mana ngerti kamu belum punya suami. Dia istriku jadi suka-suka ku mau melakukan apapun terhadapnya dasar wanita tidak tahu diri bikin malu suami saja." Ejek Danang.
"Jaga bicara kamu ya Danang! Lebih baik aku hidup sendiri tapi bahagia dari pada menikah tapi menderita apalagi dapat suami seperti kami ago." ujar Anisa tida terrimah di hina oleh Danang.
Selama ini Anisa tahu betul sikap Danang kepada Tiara. Jadi Anisa tidak percaya jika Danang memberikan semua gajinya kepada Tiara. Kalau betul begitu tidak mungki hari-hari mereka makan nasi dengan ikan asin.
"Diam kamu!" pekik bu Bianca yang tiba-tiba muncul, setelah anak sekarang giliran ibunya.
"Saya tahu bagaimana sikap kalian berdua kepada Tiara jadi jangan memutarbalikan fakta. Untung Clara tidak disini kalau dia ada pasti dia membela Tiara." ucap Anisa
"Halah tahu apa kamu soal keluarga kami? Menantu kurang ajar ini pasti sudah mengaduh yang bukan-bukan kepada kamu yakan? Makanya kamu bicara begitu jangan percaya dengan omong kosongnya dia itu berbohong. Dia hanya gadis miskin yang di tinggal mati oleh kedua orang tuanya, masih beruntung dia nikah dengan Danang yang bertanggung jawab atas hidupnya. Kalau tidak sudah jadi gelandangan di luar sana" ucap bu Bianca.
Bu Bianca tidak punya perasaan. Dia bicara tidak perna filter karena dia belum tahu siapa Tiara sebenarnya. Karena setahu bu Bianca dan Danang Kakek dan Nenek Tiara adalah kedua orang tua Tiara. Dan Tiara juga tidak perna menyinggung soal statusnya sebagai putri orang terkaya di kota itu.
Deg!
Jantung Tiara berdegup kencang. Sesak di dada seperti sebuah batu besar menghantamnya.
"Kalau aku tidak mencintaimu, mas. Mungkin saat ini kamu dan ibumu sudah babak belur. Tapi masih ada waktu kita tunggu saja." batin Tiara.
Tiara lulusan taekwondo sabuk hitam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Ayre Tancia
belibet tulisannya
2024-10-16
0
Rehaan Aamir
Astagaaaa Tiaraaa...Ky Nya Loe Perempuan Paling Bego+Dunguu Dach...Punya Harta Berlimpah...Tp Msh Aja Bertahan Ama Suami&Mertua Ky Iblisss
2024-09-14
0
vie na Ai
goblok cinta cintaan sgla lu tiara
2024-09-01
0