Cinta Terlarang Di Bawah Langit Malam

Cinta Terlarang Di Bawah Langit Malam

Bab 1.

Hari ini adalah hari istimewa bagi Ibu Oliv.

Setelah melewati pahit manisnya pernikahan sebelumnya, Ibu akhirnya menemukan kebahagiaan kembali. Detik-detik menjelang pernikahan keduanya dengan Pak William, seorang duda beranak dua, terasa begitu haru. Keduanya sama-sama pernah merasakan kegagalan dalam cinta, namun takdir mempertemukan mereka kembali.

"Ibu agak gugup, Sayang," ucap Ibu sambil tersenyum gugup, matanya berkaca-kaca.

Oliv tersenyum lebar. "Ibu cantik sekali! Pasti Pak William langsung jatuh cinta lagi."

Ibu mencubit pipi Oliv gemas. "Dasar anak nakal. Bikin Ibu deg-degan saja."

"Ih, sakit, Bu!" rengek Oliv sambil mengusap pipinya.

Tak lama kemudian, seorang tamu datang menghampiri Ibu Oliv, memberitahukan bahwa acara akad nikah akan segera dimulai.

Setelah acara akad nikah selesai, Ibu Oliv dan Pak William bersiap untuk menuju rumah baru mereka. Oliv, yang sudah menganggap Pak William seperti ayahnya sendiri, ikut antusias dengan rencana pindah ini.

"Ayah, apakah aku harus pindah sekolah?" tanya Oliv.

"Sayang, kenapa kamu panggil Ayah 'paman'? Kan kita sudah seperti keluarga sekarang," ucap Pak William sambil memasang wajah cemberut yang pura-pura marah.

"Maaf, Yah," jawab Oliv sambil tersenyum kecil.

"Nah, kan enak kalau begitu. Ayah ingin kamu lebih dekat dengan teman-teman baru di sekolah yang baru," ujar Pak William sambil mengelus rambUt Oliv.

"Baiklah," ucap Oliv.

---Skip---

Pintu mobil terbuka, memperlihatkan sebuah rumah megah yang berdiri kokoh di tengah halaman luas. Mata Oliv membulat tak percaya. Dinding-dinding tinggi menjulang, jendela-jendela besar berbingkai emas, dan mobil-mobil mewah berjejer di garasi. Ini jauh melebihi bayangannya.

"Ini rumah kita!" seru Ibu dengan penuh semangat.

Oliv hanya bisa mengangguk, pikirannya masih terpaku pada pemandangan di depannya. "Ini... ini sangat besar," gumamnya pelan.

Ayah tersenyum bangga. "Ayo masuk, Sayang. Banyak yang harus kamu lihat."

Mereka memasuki rumah, disambut oleh interior mewah yang memancarkan kemewahan. Pelayan-pelayan berlalu lalang, membawa koper dan barang-barang mereka.

"Kevin sudah pulang?" tanya Ayah kepada salah satu pelayan.

"Belum, Tuan. Tuan muda belum pulang," jawab pelayan itu dengan hormat.

"Kevin?" tanya Oliv penasaran. "Kakakku?"

Ayah mengangguk. "Iya, Sayang. Kamu punya kakak tiri."

Oliv mengerutkan kening. "Tapi Ayah bilang, anak Ayah tinggal bersama Ibu."

Ayah menghela napas. "Iya, tapi Kevin memilih tinggal di sini bersama Ayah."

Oliv diam, mencoba mencerna informasi baru ini.

Oliv mengerjap. "Benarkah? Aku penasaran seperti apa dia."

Pelayan itu membawa koper Oliv menaiki anak tangga yang berderit pelan. Semakin ke atas, jantung Oliv berdebar semakin kencang. Akhirnya, mereka sampai di depan sebuah pintu besar yang terbuat dari kayu mahoni.

"Kamar Nona di sini," ujar pelayan itu sambil membuka pintu.

Oliv melongo. Kamar itu jauh lebih luas dari yang ia bayangkan. Dinding-dindingnya dipenuhi lukisan-lukisan indah, dan ranjang besar dengan kelambu lembut terpasang di tengah ruangan.

"Wah, cantik sekali," puji Oliv.

"Syukurlah Nona suka," sahut pelayan itu sambil tersenyum.

"Bi, kamar di seberang itu siapa punya, ya?" tanya Oliv, menunjuk ke arah pintu di seberang kamarnya.

"Oh, itu kamar Tuan Muda Kevin, Nona," jawab pelayan itu. "Katanya, Tuan Muda jarang sekali di rumah. Bahkan, para pelayan pun jarang melihatnya."

Oliv mengerutkan kening. "Benarkah? Terus, siapa yang membersihkan kamarnya?"

"Katanya sih, Tuan Muda yang membersihkan kamarnya sendiri," jawab pelayan itu sambil terkekeh. "Katanya sih, Tuan Muda itu dingin banget, tapi ganteng."

Oliv mendengus pelan. "Ah, pasti cuma omongan orang saja mungkin bibi memujinya karna majikan ya paling rambut ya warna warni kaya jamet. Lagian, apa sih yang menarik dari cowok berambut warna-warni?" gumamnya dalam hati.

"Emang kenapa harus segitu ya bi?" tanya Oliv.

"Mungkin Kevin itu punya ilmu yang wow atau apa gitu, hahaha!" celetuk Oliv, diikuti tawa renyah pelayan itu. "Atau jangan-jangan dia punya kekuatan super!"

Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang menatap mereka tajam.

"Siapa yang kalian bicarakan?" suara berat itu menginterupsi tawa mereka.

Oliv dan pelayan itu menoleh bersamaan. Di ambang pintu, berdiri seorang pemuda tinggi sekitar 187 cm dengan tatapan tajam. Rambutnya yang dipotong pendek dengan gaya kekinian ala korea semakin menambah kesan keren dengan wajah tampan pada dirinya.

Setelah melihat reaksi Oliv dan pelayan itu, Kevin hanya tersenyum sinis. "Kalian berdua sepertinya sangat tertarik pada saya."

"Tuan muda, anda ada dirumah." pelayan itu terkejut bahwa Kevin ada di rumah

"Iy" Kevin menjawab acuh tak acuh

Ada yang bisa saya bantu tuan muda?"

"Cukup kecilkan suara kalian, suara tawa kalian terdengar dirumah ini dan mengganggu tidur ku." Ucap Kevin yang akan pergi, pelayan itu hanya mengangguk

"Tunggu!" Ucap Oliv yang membuat pelayan itu kaget.

"Apa!"

Oliv berusaha untuk tetap tenang. "Maaf, Kami tidak bermaksud begitu, perkenalkan aku Oliv saudari tirimu, senang bertemu denganmu." jawabnya gugup.

Setelah mengatakan itu, Kevin langsung berlalu, meninggalkan Oliv dan pelayan itu terdiam di tempat. Oliv yang melihatnya terlihat sangat marah dan akan menghampiri Kevin untuk memberi pelajaran pada pria itu.

"B*rengsek sini kamu, akan ku tebas ginjalmu.."

pelayan langsung menghalangi Oliv agar tidak berbuat sesuatu yang akan membuat ya menyesal.

"Kan Nona, dia pasti mau minta maaf," bisik pelayan itu mencoba menenangkan Oliv.

"Iya," sahut Oliv sambil mengangguk-angguk, namun raut wajahnya sudah menunjukkan tanda-tanda ketidak sabaran.

Kevin keluar dari kamarnya dan langsung menghampiri pintu kamar Oliv. Dengan santainya, ia meraih gagang pintu dan menutup pintu kamar Oliv agar suara mereka tidak masuk ke dalam ke dalam kamar ya. Oliv yang melihat itu langsung naik pitam.

"Woi! Sini balik?!!" teriak Oliv yang akan menggebrak-gebrak pintu, wajahnya memerah menahan amarah.

Pelayan itu berusaha menahan Oliv. "Nona, sabar! Nanti kalau ketahuan nyonya sama tuan"

"Biarin! aku gak Peduli!" potong Oliv sambil terus menggedor pintu. "Sini kamu, Kevin! kamu pikir aku takut sama kamu, hah?!"

---Skip---

Beberapa jam kemudian, Oliv dan Kevin keluar dari kamar mereka secara bersamaan. Tatapan mereka bertemu sejenak sebelum keduanya buru-buru mengalihkan pandangan. Oliv memperhatikan Kevin dari ujung mata. Pria itu terlihat sangat rapi dengan jaket dan hoodie yang membuatnya semakin terlihat tampan. Namun, senyum sinis yang terukir di bibirnya berhasil meredam sedikit kekaguman Oliv.

"Aku akui, dia memang ganteng, tapi sikapnya benar-benar menyebalkan," gumam Oliv pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

"Sepertinya ada yang sedang mengomel," sahut Kevin dengan nada mengejek.

Oliv menoleh tajam ke arah Kevin. "Siapa yang kamu maksud?" tanyanya ketus.

Kevin mengangkat bahu acuh tak acuh lalu berjalan mendahului Oliv.

Mereka berdua turun bersama menuju lantai bawah. Di ruang makan, Ayah mereka sudah menunggu.

"Kevin, Oliv, kemarin kalian belum sempat makan bersama. Sekarang, makanlah bersama-sama," ujar Ayah dengan ramah.

Oliv mengangguk antusias, sedangkan Kevin hanya berdehem singkat sebagai jawaban.

"Iya, Ayah," jawab Oliv sambil tersenyum manis.

Kevin yang melihat senyum Oliv hanya bisa menggelengkan kepala. Ia lalu menarik kursi dan duduk.

"Tidak baik menolak makanan, apalagi makanan dari orang tua," kata Oliv, mencoba untuk memulai percakapan.

Kevin menoleh ke arah Oliv dengan tatapan meremehkan. "Aku tidak lapar," jawabnya singkat.

Oliv merasa kesal dengan sikap Kevin. "rasanya aku ingin mencincang ya, Sangat tidak sopan!"

Ayah menatap Kevin dengan sedikit kecewa. "Kevin, jangan seperti itu. Minta maaf pada adikmu."

Kevin menghela napas berat. "Maaf," katanya dengan nada malas.

"Tidak apa-apa," jawab Oliv dengan Nada sedikit kesal

Selama makan malam, suasana menjadi sedikit canggung. Kevin terus saja mendiamkan keluarga ya, ayah yang mencoba membuka pembicaraan malah dijawab oleh kevin dengan singkat jadi yang merasa keseruan disana hanya Oliv dan ayah ibu saja sedang Kevin berasa tidak semangat.

Terpopuler

Comments

🌟~Emp🌾

🌟~Emp🌾

iihh,, atuutt

2024-10-22

1

Shame

Shame

semangat thor/Coffee/

2024-08-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!