Ngambek.

"Gak Oliv, Juan hanya bercanda."

"Berat badan bukan candaan."

Plak...

Plak...

Dua tampar keras diarahkan di kedua orang itu yang membuat semua orang disana takut dan panik melihat oliv menampar Kevin dan Juan.

"Anjng... Sial banget aku hari ini." batin Kevin sambil memegang pipinya.

Juan tersenyum lalu tertawa" Vin kita sial banget ya."

"Bijimu! Yang sial tuh aku." ucap Kevin sambil berdiri ia terlihat sangat tinggi dibandingkan dengan Oliv yang terlihat sangat kecil diantara dua tiang itu (Juan dan Kevin).

"Oliv dengar aku minta maaf karna membuat kesalah paham ini, tapi kami tidak bermaksud sama sekali." ucap Kevin

"intinya kamu cantik dan sangat perfect jadi maaf ya" ucap Juan yang langsung ditatap Kevin dengan wajah yang tidak tau itu cemburu, kesal atau apa

Oliv pergi Tampa merasa bersalah atau apa pun itu menuju kearah teman wanita yang menunggu.

"Ahh.. Berat nih jelasinnya"

"Vin, santai aja."

"Dan Juan jangan Mencoba menggoda Oliv, kau bisa menggoda yang lain asal jangan Oliv "

"Aman bro, apa kau sedang cemburu?"

"apa kau mau merasakan rusuk patah?"

Juan langsung diam mendengar kata-kata itu dari Kevin karna pria itu bisa mematahkan rusuknya dengan mudah tapi syukurnya temannya hanya mengancam jadi bisa bernafas lega.

Oliv memberikan arahan kepada anggota grubnya untuk membubarkan para pria itu yang benar saja mereka langsung pergi jadi mereka bisa olahraga dengan tenang Tampa gangguan atau pria nakal' yang melihat mereka latihan.

Jam istirahat berbunyi semua siswa siswi menuju kantin dan beberapa sibuk sendiri dengan dunia mereka, Kevin yang sedang di UKS iya berbaring Dengan nyaman disana tak lama Juan datang membawa makanan ringan.

"woi... bangun Jangan turu terus."

Kevin menatap sinis kearah Juan "Apa?"

"makan dulu lah, nih roti sama minuman Jeruk"

"Terima kasih"

"Aku Pergi dulu. Nanti aku kesini lagi!"

"Oky"

Juan kemudian keluar beberapa tak lama Juan keluar beberapa menit kemudian tiba-tiba Riska dan Oliv datang ke UKS dengan panik.

"Astaga Oliv gimna bisa sih." ucap Riska panik.

Kevin yang mendengar nama Oliv merasa tidak asing ia segera langsung bangun dan melihat untuk memastikan siapa Oliv yang dimaksud. benar saja itu Oliv adik tirinya yang sedang duduk di salah satu ranjang di UKS ia melihat kaki gadis itu sedang terluka , Kevin Tampa basa basi menghampiri Oliv dan Riska.

"Oliv kaki mu kenapa?" ucap Kevin yang menghampiri mereka yang membuat Oliv dan Riska kaget.

"Kevin kamu ngapain disini?" tanya Oliv.

"Aku hanya baring-baring disini tadi, lalu ini bagaimana bisa terjadi?"

"Ah, ini aku tadi kesandung terus jatuh.heheh..." ucap Oliv tersenyum.

"Riska tolong ambilkan P3k di laci itu." ucap Kevin.

Riska yang mendengar ya langsung mencari di laci yang dimaksud Kevin setelah menemukannya ia segera memberikannya kepada Kevin. Pria itu berjongkok di depan luka Oliv dengan lembut ia mengobati luka gadis itu sambil sesekali meniup luka Oliv agar tidak terlalu perih efek obat ya. Setelah selesai ia segera memberikan plaster luka di lutut Oliv.

"Gimna masih sakit?" tanya Kevin dengan lembut.

"Gak "

"baguslah lain kali berhati-hati lah.." ucap Kevin langsung berdiri.

Tak lama kemudian seorang perawat masuk ke dalam ruangan UKS ia datang dan melihat mereka.

"Ada apa ini?" tanya perawat itu

"teman saya jatuh tadi dan sudah diobati Kevin."ucap Riska.

"Ah, terima kasih Kevin sudah membantu dan bagaimana dengan rusuk mu apa sudah membaik." ucap perawat itu yang membuat Oliv dan Riska terkejut.

"Ah.. Iya" menjawab dengan ragu.

"Baguslah nanti pulang sekolah kamu kompres dengan air dingin ya selama 10-20 menit lakukan sebanyak 3 kali sehari ." ucap perawat itu

"Boleh saya bertanya perawat? " tanya Oliv

"iya."

"Kevin kenapa?"

"Dia mengalami cedera ringan dibagian rusuknya, bisa jadi karna Terjatuh, terbentur benda keras, atau kecelakaan ringan. Tapi tenang saja dia hanya perlu mengompresnya dan istirahat secukupnya dan paling penting jangan melakukan aktivitas berat." ucap perawat yang membuat Oliv khawatir.

"Itu gara-gara aku ya" ucap Oliv dengan mata berkaca-kaca melihat kearah Kevin ia mengira gara² ia jatuh diatas Kevin tadi.

"Eh.. Enggak-enggak ini karena aku dan Juan latihan tinju dia tidak sengaja memukul bagian rusuk ku." ucap Kevin mengkambing hitamkan temanya.

"benar kah?"

"iya, Tadi sebelum ke sekolah kamu latihan tinju dan akhirnya seperti ini " ucap Kevin berbohong.

"Kalo dipikir pikir pukulan Juan itu cukup fatal kata kakak ku dulu tapi masa bisa membuat kamu cuma cedera ringan aja?" ucap Riska yang mulai sadar ada yang tidak beres.

"Itu karna aku sempat menghindar sedikit jadi pukulannya aman saja." ucap Kevin

"coba aku lihat mana yang sakit."

Semua disana terkejut dengan pernyataan sepontan Oliv yang khawatir Kevin sedikit bingung. Perawatan memilih keluar di ikuti Riska.

"Aku harus melihat beberapa obat dulu." ucap perawat dengan cepat pergi.

"Ah aku akan temani perawat takut dia nyasar, nanti aku tunggu di kelas ya Oliv.bye" ucap Riska yang segera pergi.

"Riska aku tidak masuk kelas izinkan aku ya, aku mau merawat Kevin karena ini juga salah ku sebagian"

"Oky" segera berlari pergi dari ruangan itu

Kevin terlihat sedikit bingung kenapa Oliv mau menjaga ya. Ia mencoba bertanya "Hmm... kenapa kamu mau menjaga ku?"

"Karna klo aku tadi berhati-hati tidak menabrak mu, mungkin saja kamu akan baik-baik saja"

"Tidak apa-apa aku suka kamu dibawa ku." ucap Kevin yang langsung memerah saat berkata di bawaku yang artinya bisa Membuat berfikir tidak-tidak.

"Maksudnya tidak peduli kamu mau diatas atau dibawaku, aku akan tetap suka." lanjut Kevin mencoba memperbaiki katanya tadi tapi lebih parah.

Yang membuat Oliv sedkit malu mendengar kata-kata Kevin yang membuat ya sedikit tersenyum.

"Maaf aku saat gugup ngomong ya aneh." ucap Kevin.

"Kalo begitu coba aku lihat Luka ya apa parah banget."

"baik." Kevin membuka baju seragam ya kancing demi kancing dan memperlihatkan perut sixpack nya yang membuat Oliv sedikit malu begitu juga Kevin. pria itu hanya membuka setengah bajunya dan melihat kan bagian rusuk yang sakit terlihat disana ada memar yang membuat Oliv terkejut.

"Kevin lihat memar Juan itu kalo latihan kasar gini Astaga." ucap Oliv menyentuh memar di bagian rusuk Kevin yang membuat Kevin mengigit bibir bawah ya agar tidak bersuara.

"Kevin!" Oliv mengelus bagian rusuk dan area memar dengan lembut membuat Kevin sedikit merasa sesuatu yang membuat berbeda sensasi lembut sakit dan merinding. Oliv yang memanggil Kevin dia sedikit terpanah dengan keadaan saat ini karna ia bisa melihat Kevin membuat ekspresi yang menggoda iman.

" apa kau sudah puas Oliv?" tanya Kevin yang membuat Oliv terbangun dari lamunannya.

Oliv Segera menarik tangan nya dari Kevin

" hmm.. iya"

Kevin langsung mengancing baju seragamnya dengan terburu buru tapi telinga Kevin memerah karna malu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!