Perubahan Sheena akhir akhir ini membuat Kevin merasa tidak karuan, seperti ada yang salah yang entah apa itu. Kevin memebereskan peramsalahan di kantor cabangnya dengan cepat, dengan kecerdasan dan ketangkasannya dalam menjalankan bisnis tidak sampai satu hari ia bisa langsung membereskannya. Setelah semuanya beres, ia berencana memberi kejutan pada Sheena, berharap Sheena bisa menjadi seperti dulu lagi. Ia bergegas untuk pulang.
Kevin membelikan bunga mawar putih kesukaan Sheena dan membeli sebuah cincin bertahtakan berlian yang sangat indah untuk Sheena. Ia juga memerintahkan assistennya untuk mengubah rooftop hotel menjadi tempat yang indah.
Kevin melajukan mobilnya menuju kantor Sheena untuk menjemputnya. Sheena baru keluar dari sebuah lift yang berada di basement kantornya. Sheena berjalan seperti menuju mobilnya, Kevin tersenyum senang melihatnyaa.
Tapi ternyata Sheena tidak menghampiri mobil Kevin melainkan malah memeluk seseorang yang sedang berdiri di depan mobil yang ada di depan mobil Kevin. Sontak ia merasa geram cemburu menguasainya,kemudian ia keluar dari mobil dan menghantam pria yang memeluk kekasihnya.
Buuuggg....
Sheena menejerit histeris.
Kevin “bangun kau Br*****k” teriaknya dengan marah mengangkat kerah baju Al dan memukulnya lagi.
Buuggg Buuggg
Sheena “stop vin. Stop.”
Al masih tergeletak dilantai dan mencoba bangun. Kevin menarik Sheena masuk ke dalam mobilnya. Jelas saja Sheena berontak tidak mau, karena melihat Al yang sedang kesakitan. Namun tenaga Kevin lebih kuat darinya.
Kevin pergi dari parkiran itu lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal. Sheena masih berontak menyuruhnya berhenti. Tapi Kevin tak bergeming.
Al dibantu oleh beberapa orang disana untuk bangun kemudian masuk kedalam mobilnya berniat menyusul Sheena dan Kevin.
Kevin membawa Sheena menuju Rooftop yang sudah di sulap assistennya khusus untuk makan malam Kevin dan Sheena. alih alih makan malam mereka malah bertengkar di sana. Kevin menarik Sheena dengan kasar menuju rooftop itu, kemarahannya membutakan hatinya.
Sheena “lepasin, lepasin, sakit vin”
Sheena mencoba berontak tapi Kevin seperti tidak merasa belas kasihan padanya. Tangan Sheena memerah karena cengkraman Kevin yang sangat kuat di tangannya.
Kevin “siapa dia?” suaranya berteriak dengan marah. Sheena masih meringis kesakitan bekas cengkraman tangan Kevin.
“aku siapin semua ini buat kamu” katanya lagi sambil memutari rooftop yang sudah dihiasi lampu warna warna dan bunga bunga yang indah disana.
“jadi dia yang membuat mu berubah akhir akhir ini?”
Sheena masih tidak membuka mulutnya, dia tahu kevin sangat marah besar sekarang.
Kevin “aku menderita waktu kamu menghilang, menunggu kamu, aku gak percaya kalau kamu sudah tiada, walau orang lain menganggap kamu sudah meninggal saat itu, aku yakin kamu pasti kembali. Tapi setelah kembali kamu malah mmengacuhkan ku, mengabaikan ku, apa salah ku pada mu Sheena? aku mencintai mu lebih dari apapun, aku akan menikahi mu, lalu kenapa kau... aaaarrrggghhh” ucapnya dengan berteriak marah pada Sheena.
Sheena masih membungkam mulutnya, sebenarnya ia gak mau ini terjadi tapi ini sudah terlanjur. Sekarang ia harus jujur pada Kevin, sepahit apapun kepuutusannya pada Kevin.
Kevin melihat pergelangan Sheena yang memerah akibat cengkramannya. Ia mulai meredakan amarahnya. Sheena masih menunduk. Kevin menyentuh tangan Sheena, namun Sheena menghindarinya.
Kevin “maafkan aku, aku udah nyakitin tangan mu, maafkan” suaranya berubah lembut dengan berusaha ingin memegang tangan Sheena tapi Sheena selalu menghindar.
Sudah tahu kemarahan Kevin sudah mulai mereda. Sheena mencoba mengangkat kepalanya yang dari tadi menunduk. Menatap ke arah Kevin.
Sheena “vin aku mau duduk disana” sambil menunjukan sebuah sofa. Kevin menurutinya kemudian mereka duduk di sofa itu.
Sheena “aku sudah lama ingin mengatakan ini sama kamu, tapi selalu saja ada halangannya”
Kevin “jadi siapa laki laki tadi? Ah apa aku sudah salah? Apa dia sodara kamu dari jauh makanya aku nggak tahu”
Sheena menggelengkan kepala.
Kevin “lalu dia siapa Sheen?”
Sheena “dia yang menolong ku saat kecelakaan aku terjatuh dari jurang. Aku kehilangan ingatan ku, dia yang merawat ku sampai aku sembuh”
Kevin “lalu dia meminta sesuatu pada mu, meminta mu untuk menikahinya untuk balas budi? Bilang pada ku, biar aku yang membereskannya”
Sheena “tidak, dia tidak meminta apapun dari ku”
Kevin “terus kenapa? Jangan bilang kau jatuh hati padanya? Tidak akan ku biarkan itu terjadi”
Sheena “aku melihat mu berpelukan mesra dengan wanita itu tempo hari, itu membuat ku sakit, hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi”
Kevin “tapi itu hanya salah paham saja. Dia memeluk ku dan aku kira itu kamu Sheen. Atau kau lakukan ini untuk membalas ku karena kejadian itu? Di hati ku Cuma ada kamu”
Sheena “maafkan aku yang sudah salah paham terhadap mu, tapi perasaan ku pada mu sudah terkubur di jurang itu bersama kenangan kita”
Kevin seperti tersambar petir mendengar kata kata Sheena, hatinya hancur sehancur hancurnya. Terlihat Sheena mengenakan cincin di jari manisnya tapi bukan cincin pertunangan yang dulu ia berikan. Sakit. Ya hatinya teramat sakit, tak bisa dijelaskan. Kevin beranjak pergi meninggalkan Sheena sendiri.
Sheena “maafin aku Vin” sambil meraih tangan Kevin, tapi ia seperti tidak mendengarnya.
Sheena menangis melihat sekelilingnya tampak indah yang harusnya ada moment indah disana malah moment menyedihkan yang terjadi. Sheena melihat ke sampingnya ada sebuah kotak kecil, lalu ia membukanya ada cincin bertahtakan berlian yang sangat indah di sana.
Sheena “maafkan aku Vin”
Sheena menangis, dan masih bertahan di sana.
Disisi lain Al yang mengejar Kevin tapi kehilangan jejak. Al mencoba mencari cari disepanjang jalan yang ia lalui tapi tetap tidak menemukan keberadaan mereka. Al sangat cemas takut terjadi sesuatu pada Sheena.
Karena tak kunjung menemukannya, Al memutuskan untuk pergi ke rumah Sheena. Al memarkirkan mobilnya di depan rumah Sheena kemudian mengetuk pintu lalu Bi Imah yang membukakan pintu.
Bi Imah “iya den, non Sheena nya juga belum pulang, apa mau masuk dulu”
Al “oh belum pulang ya bik? Iya bik terimakasih, kalo gitu saya langsung ke rumah sakit aja” pamitnya
Al melajukan mobilnya lagi menuju ke rumah sakit. Di ruang perawatan ayah Sheena juga tidak ada, hanya ada ayah dan assistennya di sana.
Al mencoba menghubungi Sheena tapi ponselnya tidak aktif. Al semakin frustasi dan cemas karena tidak tahu keberadaan Sheena.
-----------------------------------
Kevin sedang menenggak minuman di sebuah club, kejadian tadi membuatnya sangat kecewa dan sakit hati. Ia melampiaskannya ke sebuah club bersama David. Kata kata Sheena masih terdngar dan mengiang di telinganya.
Selain itu Kevin ingat ketika Al memeriksa ayah Sheena. Al menyebutnya ayah tidak seperti seorang dokter pada pasiennya. Semua itu membuatnya semakin frustasi.
Gelas demi gelas ia teguk sampai ia dibuat mabuk. Ada beberapa gadis mendekatinya tapi Kevin tidak menghiraukan gadis gadis itu. Ia tetap fokus dalam bayang bayang Sheena yang terus menerus tampak dalam pikirannya.
Karena sudah mabuk berat David membawanya pergi dari club. Untung saja David masih bisa mengontrol dirinya walaupun ia pun ikut menenggak minuman itu bersama Kevin.
Sheena masih berada di rooftop, menangis dalam kesendiriannya. Ia menaruh cincin yang ia temukan ke dalam tasnya.
Sheena teringat bahwa ia harus ke rumah sakit merawat ayahnya. Kemudian ia pun bergegas pergi dari sana.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
#jangan lupa like n comment nya ya... terimakasihhh..... 🖤🖤🖤 #
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
BuNaCiDel
nyesek banget aku...
malang bener nasib kevin
2020-07-08
2
Olivia Astri
keren thor... mantab
2020-04-09
2
Shanty Kenez
bagus thor
2019-12-20
6