Part 11

Marsha masih memikirkan bayangan yang dilihatnya. Siapa seseorang yang memasangkan cincin di jarinya wajahnya tidak terlihat jelas. Mengapa ia tidak melihat sosok Al dalam bayangannya? Siapakah ia sebenarnya, siapakah Al dan siapa yang memasangkan cincin itu? Bayangan itu terus ada di dalam pikirannya.

Tapi Marsha menepis semua pikiran itu. Ia berpikir bisa saja itu Al, karena status mereka bertunangan sudah pasti sebelumnya Al yang memasangkan cincin itu padanya dan hilang saat ia kecelakaan.

Marsha sedang asik melihat bunga dan kupu kupu di taman. Seperti biasa Al memeluk Marsha dari belakang. Marsha tersadar dari lamunanya.

Al “apa yang kau pikirkan?”

Marsha “ah aku kepikiran ayah, sepertinya aku sangat merindukannya”

Al “aku kira kau sedang memikirkan urusan kita yang belum tuntas tadi malam” katanya menggoda Marsha yang menjadi merona di pipinya karena malu.

Marsha “kau ini. Aku serius”

Al “apa kau ingat sesuatu tentang ayah mu”

Marsha “aku belum mengingatnya. Tapi mungkin kalau sudah bertemu dengannya aku akan banyak mengingat siapa diriku”

Al terdiam dan mengeratkan pelukannya. Marsha berusaha melepaskannya.

Al “tetaplah seperti ini. Mungkin suatu hari nanti aku akan sangat merindukan saat saat seperti ini”

Marsha hanya bisa pasrah karna pelukan Al begitu erat. Marsha pun kadang dibuat tidak mengerti dengan kata kata Al itu. Tapi tidak terlalu memikirkannya. Selang beberapa lama al melepaskan pelukannya kemudian duduk di kursi taman disusul Marsha yang duduk pula disebelahnya.

Hari ini Al memutuskan untuk tidak pergi ke rumah sakit karena ingin menamni Marsha. Al khawatir Marsha sakit lagidan pingsan seperti tadi malam. Bunda Lien sudah berangkat ke kantornya pagi itu.

Al “bersiaplah, kita akan pergi kesuatu tempat”

Marsha “kemana?”

Al “nanti kau akan tahu”

Marsha ke kamarnya mengganti bajunya dan membawa tas kecil yang ia lingkarkan di bahunya. Marsha menuruni tangga menuju ruang tengah disana sudah ada Al yang menunggunya kemudian mereka pun pergi.

Marsha tahu ini perjalanan menuju apartement Al. Marsha menatap Al dengan sedikit melotot tajam. Al hanya tersenyum melihatnya. Al mencium punggung tangan Marsha yang dari tadi digenggamnya.

Mobil Al sampai diparkiran apartement miliknya, Al keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Marsha, mereka berjalan menuju lift.

Perasaan Marsha sudah tidak karuan. Ia berpikir Al akan melanjutkan kejadian semalam yang erotis dan penuh gairah itu.

Marsha “ahhh, apa yang akan dia lakukan? Aku ingin kabur saja” dalam hatinya.

Mereka keluar dari lift menuju apartement milik Al. jantung Marsha berdegub kencang. Wajahnya merona.

Al membuka pintu apartementnya. Ada seorang pria paruh baya yang sedang duduk bersama Deon disana. Pria itu manatap Marsha lama dan mengamatinya dari atas sampai bawah seolah memastikan sesuatu. Pria itu ayah darwin, ayahnya Marsha.

Ayah Darwin “Sheena, anak ku” sembari menghampiri Marsha kemudian memeluknya erat sambil menitikkan air mata. Marsha pun membalas pelukannya menangis dipelukan ayahnya. “ayah sangat merindukan mu, ayah sudah mencarimu kemana mana, tapi tidak menemukan mu”

Al dan Deon yang menyaksikan pertemuan ayah dan anak yang sudah lama tidak bertemu, juga menitikkan air mata terharu melihatnya.

Ayah melepaskan pelukannya dan menatap anaknya seolah tidak percaya bisa bertemu dengan anaknya lagi setelah dinyatakan hilang beberapa bulan yang lalu. Sudah hampir setahun sejak kejadian itu.

Ayah “kau baik baik saja nak? Apa ada yang sakit?”

Marsha “aku baik baik saja ayah”

Ayah “terimakasih nak Al sudah menjaga anak saya dengan baik”

Al “sudah menjadi kewajiban saya menjaganya” jawabnya.

Deon pamit ada yang harus di urusnya dikantor karena Al tidak pergi ke kantornya hari ini.

SEBELUMNYA

Al memerintahkan Deon untuk mencari ayahnya Marsha yang di luar kota karena tidak berada di rumahnya. Deon berhasil menemukannya. Kemudian menjempunya untuk di pertemukan dengan Marsha. Deon menceritakan kronologis kecelakaan Marsha yang membuat marsha kehilangan ingatannya. Tentu saja Deon juga menceritakan terlebih dulu ke Ayah Darwin keadaan Marsha yang sekarang. Ayah Darwin tahu Marsha kehilangan ingatannya dan menjadi tunangan Al.

Ayah Darwin sebelumnya belum menyetujui hal itu. Menginggat Marsha sebelumnya pernah dijodohkan dengan anak temannya yaitu Kevin. Tapi setelah melihat Marsha baik baik saja dan melihatnya seperti bahagia berada bersama Al, ia berubah pikiran.

Al “maafkan saya baru bisa sekarang mempertemukan ayah dengan Marsha, karena melihat kondisi Marsha yang tidak memungkinkan”

Ayah “tidak apa apa nak Al, ayah mengerti apa yang nak Al lakukan semata mata untuk kebaikan Marsha” katanya yang ikut ikutan menyebut Marsha bukan Sheena nama yang biasa ia sebut dulu sebelum kecelakaan.

Marsha “terimakasih al. kau sudah mempertemukan aku dengan ayah” yang langsung memeluk Al.

Al “sama sama sayang, untuk kebahgiaan mu apapun akan aku lakukan”

Marsha “Al, aku boleh tinggal disini dulu dengan ayah? Aku sangat merindukannya”

Al “boleh sayang, mau tiap hari juga boleh”

Ayah yang melihat kemesraan mereka menjadi tambah yakin anaknya akan bahagia dengan Al.

Setelah beberapa lama Al pamit meninggalkan ayah dan itu untuk saling melepas rindu.

Beberapa hari setelah pertemuan itu Bunda Lien mengundang ayah ke rumahnya. Supir keluarga Al menjemputnya dan mengantarnya ke rumah Augustaf.

Bunda Lien sudah berada di depan rumahnya untuk menyambut Marsha dan ayahnya. Bunda Lien dan Ayah Darwin saling melemparkan senyum ramah.

Bunda Lien “Darwin”

Ayah “Melinda”

Bunda Lien “kau ayahnya Marsha?”

Ayah mengangguk.

Bunda Lien “oh dunia sempit sekali”

Al dan Marsha hanya bengong melihat dua sahabat yang baru saja bertemu. Ternyata Bunda Lien dan ayah adalah teman sewaktu mereka kuliah dan mereka sangat dekat. Bunda Lien lah yang jadi comblang antara ayah dan bundanya Marsha. Bunda Lien mngungkapkan rasa berdukanya atas meninggalnya bunda Marsha. Ayah memaklumi itu.

Marsha “jadi udah saling kenal nii,” memotong pembicaraan dua sahabat yang baru bertemu itu. Tapi keduanya hanya menoleh dan melanjutkan obrolan mereka mengenang masa masa kuliah mereka, seakan reuni dadakan.

Al “klo udah ketemu sahabatnya kita dilupain yah sayang”

Al menarik Marsha untuk pindah ke lantai atas ke kamar Marsha meninggalkan dua sahabat yang sedang reuni dadakan.

Di kamar Marsha Al menutup pintu. Langsung memeluk Marsha.

Al “aku merindukan mu. Padahal baru beberapa hari saja kita ga ketemu rasanya sudah bertahun tahun ga ketemu kamu”

Marsha “lebay banget ih”

Al “ini beneran sayang, kok lebay”

Marsha “aku juga rindu rindu rindu rindu sama dokter kesayangan ku?” Al tertawa senang.

Al “kalo gitu ayo kita lanjutkan urusan kita yang sempat tertunda”

Marsha mengerti apa yang dikatakan Al. Marsha mencubit perut Al sampai meringis karena sakit.

Al “awww sakit sayang”

Marsha “kenapa jadi mikir kesitu sii, mesum deh”

Al “biarin kan mesumnya sama kamu” godanya.

Al langsung mencium bibir Marsha lama dan dalam. Mereka menikmati ciuman itu saling melumat satu sama lain. Tapi kemesraan itu terhenti dengan suara ketukan pintu. Pelayan memberitahu bahwa Bunda Lien menunggu mereka di meja makan. Mereka pun langsung datang ke meja makan dan makan bersama dengan suasan penuh kehangatan.

Karena hari sudah malam ayah tidak kembali ke apartement. Pelayan menyiapkan kamar untuk ayah dan mengantarkan ayah ke kamarnya. Bunda Lien juga pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Tinggal Al dan Marsha berada di ruang tengah.

Marsha “mungkin lusa aku dan ayah akan pulang, aku akan kembali kerumah ku. Semoga disana ingatan ku bisa kembali”

Al “iya aku akan mengantar mu” dalam hatinya tersimpan ketakutan yangg luar biasa ketika marsha mengucapkan itu terlihat jelas di wajahnya yang berubah murung.

Marsha “apa ada yang salah?”

Al “tidak, aku pasti akan merindukan mu”

Marsha “aku hanya ingin ingatan ku kembali Al. bukankah kita akan menikah setelah aku sembuh dan mendapatkan ingatan kukembali?”

Al tidak menjawab malah memeluk Marsha dengan sangat erat seolah olah tidak mau melepaskannya. Mereka kembali ke kamar mereka masing masing. Al mengantarkan Marsha sampai depan kamarnya lalu ia juga kembali ke kamarnya.

Al “aku akan membantu mu mengembalikan ingatan mu, Marsha. Tapi aku juga harus rela melepas mu ketika ingatan mu kembali dan memlilih orang lain yang lebih dulu menjadi tunangan mu” Al menutup matanya kemudian terlelap.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

#hay readers jangan lupa like n commentnya ya... thanks all..

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

MikhaiLa

MikhaiLa

Ayahx Gak Punya Pendirian .. Udhh Tauu aNakx Udh di Jodohkan
kenapa di Tutupii

2020-05-30

1

Aci Kawung

Aci Kawung

lanjut dong...

2019-12-03

5

Aci Kawung

Aci Kawung

lanjut dong....

2019-12-03

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!