Marsha “mana cincin mu?”
Al kaget “ahhh itu. Karena cincin mu hilang aku menyimpannya dan berniat membelikan yang baru yang sepasang dengan mu lagi”.
Marsha membalikan tubuhnya menjadi menghadap Al, memandang wajah lelaki tampan yang ada dihadapanya. Keduanya saling pandang. Al melingkarkan tangannya di pinggang Marsha menariknya hingga wajah mereka menjadi sangat dekat kemudian Al mengecup bibir Marsha. Marsha menutup matanya. Kedua bibir itu menempel satu sama lain. Marsha membuka matanya dan melepaskan kecupan itu.
Marsha “Al, maafkan aku. Sepertinya aku ingin istirahat”
Al mengusap kepala Marsha dan mencium keningnya lalu meninggalkan Marsha di kamarnya.
Marsha “kenapa aku tidak merasakan apapun saat Al mencium ku? Ada apa ini?”
Sedangkan Al juga merasa kalau marsha belum mencintainya. Al merasa sakit karena Marsha belum merasakan hal sama seperti yang ia rasakan pada Marsha.
Al “aku harus membuat mu jatuh cinta pada ku juga, Marsha”
Pagi harinya
Marsha keluar dari kamar menuju dapur mau mengambil minum. Ternyata disan sudah ada Bunda Lien yang sedang menyiapkan sarapan.
Bunda Lien “pagi sayang, kenapa sudah bangun sepagi ini?”
Marsha “aku haus bunda” sambil mengambil air minum di kulkas dan meminumnya. Lalu “bunda, boleh aku bantu nyiapin sarapan”
Bunda Lien “boleh, kalau kau mau”
Marsha menyiapkan sarapan bersama Bunda Lien dibantu beberapa pelayan. Semua hidangan untuk sarapan sudah tersedia di meja. Bunda Lien menyuruh Marsha memanggil Al turun untuk sarapan.
Al baru selesai mandi. Ia bersiap untuk pergi ke rumah sakit pagi pagi karena jadwal prakteknya memang pagi . Siangnya ia harus ke kantor membantu bundanya mengelola perusahaannya. Al mengenakan kemeja garis garis berwarna biru muda dan memakai warna dasi yang senada. Sungguh terlihat sangat tampan dari sisi manapun dilihatnya.
Marsha mengetuk pintu kamar Al, karena tidak ada sahutan Marsha membukanya ternyata pintunya tidak di kunci. Marsha mencari Al di kamarnya tapi tidak ada. Tiba tiba ada yang menutup matanya dari belakang. Marsha keget dan berteriak sangat keras.
Marsha “aaaaaaarrrrggghhh”
Al “ssssttttt, ini aku”
Marsha “ lagian kenapa harus menutup mata ku sii.. aku kan jadi kaget tahu”
Al tertawa senang, marsha mencubit perut Al sampai meringis.
Marsha “ayo cepat turun sarapan, bunda udah nungguin tuh”
Tapi Al malah menarik tubuh Marsha dan
...... cup .....
Al mengecup bibirnya. Marsha kaget dibuatnya.
Al “morning kiss, sayang” Marsha hanya tersenyum dan menarik Al keluar kamar.
Sesampainya di meja makan Al mencari cari perhatian Marsha. Marsha mengambilkan Roti dan di isi selai ke piring Al.
Al “aaaa.. aku pengen disuapin” rengeknya pada marsha.
Marsha “gak biasanya minta disuapin”
Al “aaaa ayo suapin” merengek seperti anak kecil.
Marsha keheranan melihat sikap Al pagi ini tidak seperti biasanya dia manja padanya. Karena biasanya Al yang selalu memanjakannya dan mengurusnya.
Bunda Lien tersenyum melihat kemesraan mereka.
Al bersiap untuk pergi, Al mencium kening Marsha dan juga berpamitan sama bundanya.
Bunda Lien “Bunda hari ini gak ke kantor. Bunda mau menemani Marsha dan jalan jalan.”
Al “iya bunda, titip sayangnya Al ya” sambil melihat ke arah Marsha.
Marsha pura pura tidak mendengar dan tidak melihat Al meliriknya. Al lalu pergi meninggalkan rumahnya.
Bunda Lien dan Marsha pergi ke sebuah mall dan berbelanja. Karena asik memilih Marsha menabrak seseorang, barang bawaan Marsha pun terjatuh. Marsha mengambil barang barangnya.
Marsha “maaf saya tidak sengaja”
Lelaki itu terlihat kaget dan dengan seksama mengamati Marsha. Lelaki itu adalah Revan adiknya Kevin tunangan Marsha yang dulu. Revan sedang berlibur bersama temannya.
Revan “Sheena”
Namun karena Marsha tidak mengenal Revan ia langsung pergi bersama Bunda Lien.
Revan masih mematung dan masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Setelah sadar ia langsung mengejar Marsha yang sudah jauh dan tidak terlihat dari pandangannya. Revan terus mencari di mall itu tapi sia sia, dia tidak menemukannya. Karena sudah lelah mencari akhirnya Revan pun pulang ke hotel.
Revan “tidak, aku tidak salah lihat, itu benar Sheena” gumamnya.
Revan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi kakaknya Kevin. Ia menceritakan apa yang ia lihatnya tadi di Mall. Kevin yang masih berada di Amerika mendengar cerita Revan yang melihat tunangannya langsung menyusul adiknya.
Kevin sangat berharap bisa bertemu dengan Sheena lagi. Sheena dinyatakan hilang tujuh bulan lalu. Karena tidak ditemukan jasad di mobilnya dan tidak ditemukan juga didasar jurang di tempat di temukan mobilnya.
Besoknya Kevin dan Revan mencari di Mall tempat Revan bertemu dengan Sheena yang sekarang menjadi Marsha. Tapi mereka tidak menemukan orang yang mereka cari.
Revan “bang, hari ini sudah cukup, besok kita cari lagi”
Kevin “aku tidak akan berhenti mencari sebelum aku menemukan Sheena”
Revan “iya aku tahu. Tapi kau juga butuh istirahat untuk mencarinya lagi nanti. Ayo lah bang, kita pasti akan menemukan Sheena”
Kevin menuruti perkataan adiknya itu, lalu mereka pulang ke hotel.
Di rumah keluarga August
Marsha sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ia masih heran dengan sikap Al akhir akhir ini yang menjadi manja kepadanya seolah olah mencari perhatiannya.Tapi Marsha berpikir lagi hal itu biasa terjadi pada semua pasangan. Ia pun berpikir untuk menumbuhkan rasa itu lagi pada Al. mungkin semenjak kecelakaan itu ia jadi kurang perhatian pada Al.
Marsha keluar dari kamarnya, ia bertanya pada pelayan apa Al sudah pulang, pelayan yang ditanya menjawab Al belum pulang. Marsha memutuskan untuk menunggu Al di ruang tengah. Sampai jam sepuluh malam Al belum juga pulang. Marsha masih tetap menunggu kepulangan Al. sampai akhir ia tertidur di ruang tengah.
Al baru sampai rumah jam dua belas malam. Ketika melewati ruang tengah Al melihat Marsha sedang teritidur di sofa. Seorang pelayan memberitahunya bahwa Marsha menunggunya sampai ketiduran. Al senang mendengarnya.
Al menggendong Marsha dan memindahkannya ke kamar. Al memandang wajahnya, menyingkapkan rambutnya yang menghalangi wajahnya. Tiba tiba Marsha tampak gelisah sepertinya ia mengalami mimpi buruk dan mengigau.
Marsha “kau jahat, kenapa kau menghianati ku? Kau jahat” terus terusan Marsha mengatakan itu.
Al berusaha membangunkan Marsha. Marsha terbangun dan kaget melihat Al ada dihadapannya dan berada dikamarnya.
Al “kau baik baik saja? Kauu mimpi buruk? Minumlah dulu” sambil menyodorkan segelas air yang sudah ada dimeja samping tempat tidur. Menyuapinya pada Marsha dan menaruhnya kembali keatas meja. Marsha menangis sampai terisak isak entah kenapa seperti merasakan sakit yang begitu dalam. Al memeluknya erat, air mata Marsha membasahi kemejanya. Marsha masih saja menangis terisak isak seperti tadi. Lama sekali Marsha menangis, hingga membuatnya kelelahan dan tertidur kembali. Al pun ikut teridur bersamanya.
Sudah jam tujuh pagi mereka belum terbangun. Bunda Lien pergi ke kamar Marsha untuk mengajak sarapan. Bunda Lien mengetuk tapi tidak ada sahutan, ia membuka pintu yang tidak terkunci. Melihat Al dan marsha yang masih tidur dengan posisi saling berpelukan membuatnya tersenyum dan mengambil foto mereka dengan ponselnya.
Cekreekkk..... cekreekkk... cekreeekk....
Suara kamera itu membangunkan mereka yang sedang tertidur dan berpelukan. Marsha membuka matanya ia melihat Al ada didepannya langsung membulatkan matanya dan menjauhkan tubuhnya dari Al. Al pun sama kagetnya dengan Marsha. Bunda Lien tertawa melihat tingkah mereka dan membuat mereka kaget untuk yang kedua kalinya.
“bunda” berbarengan.
Bunda Lien masih tertawa.
Keduanya merasa malu seperti yang tertangkap basah sudah melakukan sesuatu.
Bunda Lien menghentikan tawanya.
Bunda Lien “kalian ini. Ayo cepat siap siap, bunda tunggu kalian dibawah ya” lalu pergi meninggalkan keduanya.
Al langsung pergi ke kamarnya tanpa basa basi dulu ke Marsha.
Marsha tersadar dari terkagetannya langsung menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Marsha “apa malam terjadi sesuatu? Aku tidak ingat sedikit pun.” Marsha meraba raba seluruh badannya tapi tidak ada yang anneh pada dirinya.
Al yang berada di kamar mandi kamarnya pun sama “apa terjadi sesuatu semalam, ah aku sangat lelah sampai tidak ingat sama sekali. Tidak, aku hanya ketiduran di kamar Marsha tidak melakukan apapun dan tidak terjadi apapun” meyakinkan dirinya sendiri.
Al dan Marsha nampak canggung saat berada di meja makan. Sedangkan Bunda Lien tersenyum senyum melihat kelakuan keduanya.
# hay readers.... jangan lupa like n comment nya yaaa.... terimakasihhh.....
🖤🖤🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Hhh
Pjd mlas bcax.crtax bsa ktebak....
2020-05-19
0