Sopir keluarga Kevin sudah menunggu di bandara untuk menjemput mereka. Mereka menaiki mobilnya berlalu meninggalkan bandara.
Karena tidak menemukan Sheena di negara itu mereka memutuskan untuk kembali ke tanah air. Harapannya seolah sudah sirna untuk bertemu lagi dengan Sheena. Revan merasa kasihan dengan kakaknya yang terus saja murung sejak Sheena hilang.
Revan “mungkin aku salah lihat bang, mungkin itu hanya mirip saja dengan sheena. Maafkan aku bang” menenangkan kakaknya yang terlihat sedih.
Kevin masih asik dengan ponselnya melihat foto fotonya saat bersama Sheena dulu. Kevin masih menyimpannya dengan baik.
Kevin “apa yang harus aku lakukan? Aku yakin dia masih hidup” lirih
Mobil melaju cepat hingga sampai lah di rumah mereka. Mamah Dahlia sudah menunggu kedatangan mereka.
Mamah Dahlia “anak anak mamah udah pulang, rindunyaa” sambil memeluk kedua anaknya.
Kevin dan Revan membalas memeluk mamahnya. Setelah itu Kevin langsung pergi ke kamarnya tak banyak bicara. Sedangkan Revan masih bersama mamahnya di depan rumah.
Mamah Dahlia “ada apa dengan abang mu?”
Revan “aku melihat seseorang yang mirip Sheena sewaktu aku liburan mah. Aku menghubungi bang Kevin, Bang kevin menyusul ku, kami mencari Sheena di sana tapi tidak menemukannya” menjelaskan apa yang sudah terjadi.
Mamah Dahlia “kamu serius melihat Sheena disana?”
Revan “iya mah, gadis itu mirip sekali dengan Sheena, tapi aku tak sempat menanyakan siapa dan dan dimana dia tinggal”
Mamah Dahlia “ ya sudah sana kamu istirahat. Mamah mau masak buat makan malam”
Revan mengangguk dan pergi ke kamarnya, Mamah Dahlia ke dapur untuk menyiapkan makan malam keluarganya.
Di Rumah keluarga Augustaf
Bunda Lien baru pulang dari kantornya di susul Al yang baru pulang juga. Al membawa kotak kecil di tangannya.
Bunda Lien “kado apa itu?”
Al “ini kejutan buat Marsha bund” sambil menyeringai.
Bunda Lien “buat bunda ga ngasih kejutan juga?” godanya pada anaknya.
Al “hehe. Buat bunda nanti aku kasih kado cucu cucu yang lucu yaa bunda”
Bunda Lien “nikah dulu baru ngasih cucu” sambil memukul lengan Al.
Al “ ehheehee iya bunda. Kan ini lagi usaha”
Bunda Lien “dasar kamu ini”
Al “Al ke Marsha dulu ya bund”
Bunda Lien “oke, semoga berhasil”
Al meninggalkan bundanya menuju kamar Marsha. Marsha sedang menyisir rambut karena baru beres mandi. Al masuk kekamarnya tanpa mengetuk sontak Marsha teriak karena ia masih mengenakan handuk mandinya. Al langsung menutup pintunya kembali. Marsha langsung cepat cepat memakai bajunya.
Marsha “uhhh. Maen masuk aja. Ketuk dulu napa, ga sopan banget” gerutunya.
Al “aduh, jantung kayak mu copot lihat Marsha Cuma pake handuk doang. Naluri lelaki ku keluar” dengan masih ngos ngosan karena tadi setengah berlari meninggalkan kamar Marsha.
Bunda Lien yang melihat Al yang masih mengatur nafasnya yang masih ngosngosan mengerutkan dahinya merasa heran.
Bunda Lien “kamu kenapa kayak abis dikejar setan aja?”
Al “Al habis lihat bidadari bun” celetuknya
Bunda Lien “Bidadari? Maksud mu Marsha? Kok sampai ngosngosan begitu?”
Al “bidadarinya cantik banget bun”
Bunda Lien “lihat bidadari cantik kok malah lari. Kamu ini gimana siih” sambil tertawa dan meninggalkan Al.
Al duduk di meja makan sambil minum air yang tadi sudah dia ambil dari kulkas. Al masih membayangkan Marsha yang tadi masih memakai handuk mandinya.
Glek.....
Al menelan salivanya entah apa yang ia bayangkan sampai ia tidak tahu kalau Marsha sudah ada di sebelahnya.
Marsha menepuk pundaknya “Al”
Al terlonjak kaget.
Al “Marsha. Mana handuk mu” spontan sembari melihat Marsha dari atas sampai bawah.
Marsha melotot pada Al “handuk apa?”
Al “ah tidak tidak. Maksud ku aku mu mandi mu mengambil handuk”
Marsha mengisi air kedalam gelas lalu pergi meninggalkan Al.
Al merutuki kebodohannya yang keceplosan menanyakan handuk. “ah kenapa harus nanya handuk”
Malam harinya mereka berkumpul di meja makan menyantap makan malamnya.
Bunda Lien “bunda ke kamar duluan ya, kalian lanjutkan makan malam kalian” lalu pergi meninggalkan Al dan Marsha di meja makan.
Marsha dan Al sudah selesai dengan makan malamnya. Al berniat memberikan kejutan yang tadi belum sempat ia berikan karena sudah terkejut duluan melihat Marsha. Al menggenggam tanga Marsha dan menariknya menuju ke taman belakang.
Marsha “ada apa sii.. jangan tarik tarik dong. Sakit tahu”
Al “oh iya maaf, maaf” mengendorkan genggamannya melihat tangan Marsha yang agak kemerahan karena genggamannya yang sangat ketat sambil meniupi tangan Marsha.
Marsha “udah udah” sambil melepaskan tangannya.
Al “aku ada sesuatu buat kamu”
Marsha “apa itu?” penasaran
Al menyodorkan kotak kecil yang tadi ia bawa “tarrraaaaaa”
Al memberikan kotak itu pada Marsha.
Al “silahkan di buka tuan putri”
Marsha membukanya, isinya adalah sepasang cincin. Marsha tersenyum. Al memasangkan cicinnya ke jari manis Marsha.
Al “pasangin yang aku dong”
Marsha memasangkan cincin satu lagi ke jari manis Al.
Al “kau suka?”
Marsha “suka”
Tapi tiba tiba pandangan Marsha kabur dan terlihat bayangan seseorang yang memakaikan cincin ke jari Marsha tapi wajahnya tidak jelas di bayangannya. Marsha memegang kepalanya karena pusing hingga hilang keseimbangan. Al bergerak cepat merengkuh Marsha dan menggendongnya ke kamar. Al langsung menyuruh pelayan membawakan peralatan kedokterannya. Al sangat cemas dan langsung memeriksa keadaan Marsha. Selesai memeriksa Marsha, Bunda Lien datang dengan sama cemasnya.
Bunda Lien “Marsha kenapa Al?”
Al “sepertinya ia teringat sesuatu hingga membuat kepalanya sakit dan jatuh pingsan. Tapi sekarang detak jantungnya sudah stabil bun, tinggal nunggu Marsha siuman aja”
Bunda Lien “tapi tidak ada yang bisa membahayakan Marsha kan Al”
Al “tidak bun, Al akan menjaga Marsha disini. Bunda istirahat aja”
Bunda Lien “iya, jaga Marsha. Kalo terjadi apa apa panggil bunda ya”
Al mengangguk.
Bunda Lien kembali ke kamarnya.
Al duduk di sebelah Marsha, memegang tangan Marsha. Al berusaha terjaga tapi tetap tertidur juga karena kelelahan.
Marsha membuka matanya dan memegang kepalanya yang masih pusing. Marsha melihat Al tertidur sambil memegang tangannya. Ia perhatikan wajah Al yang tertidur pulas dan mnyentuh kepalanya membelainya dengan lembut. Sepertinya Marsha mulai jatuh hati karena Al selalu menjaganya dan selalu bersikap baik padanya.
Belaian Marsha membangunkan tidur Al.
Al “kau sudah bangun” dilihat Al jam menunjukan masih pukul satu dini hari.
Al “tidur lah lagi, tadi kau pingsan, aku akan kembali ke kamar”
Al melepaskan genggaman tangannya tapi Marsha malah menggenggam tangannya erat.
Al “ayolah tuan putri kau harus banyak istirahat”
Tapi Marsha tidak melepaskan genggamannya. Al membelai kepalanya dan mencium keningnya.
Al “istirahat lah aku akan menjaga mu di sini, apa kau ingin sesuatu?”
Marsha menggelengkan kepala dan tidak berbicara apapun. Al tersenyum. Kedua bola mata mereka saling beradu lama mereka saling menatap dalam. Al mendekatkan wajahnya mencium bibir Marsha. Marsha tidak menolaknya dan membalas ciuman itu. Sekarang sangat berbeda Marsha merasakan jantungnya berdetak sangat kencang merasakan sesuatu yang ia pertanyakan selama ini. Ya Marsha merasakan ia mencintai Al. ciuman itu bertambah dalam dan berubah menjadi ciuman panas. Al mulai menggerakan tangganya meraba tubuh Marsha dan masuk ke dalam bajunya.
Semakin dalam semakin membuat mereka bergairah. Tangan Al mulai beraksi dengan menyentuh setiap bagian tubuh Marsha. Al menciumi leher Marsha terus sampai ke bawah.
Karena mereka sangat bersemangatnya Marsha menyenggol gelas yang ada di meja disebelah ranjangnya.
Prrraaaaang.......... suara gelas terjatuh.
Al menghentikan aksinya dan melihat gelas yang sudah pecah berserakan dilantai. Mereka saling tersenyum.
Al membereskan pecahan gelas itu. Bunda Lien dan pelayan berlarian ke kamar Marsha.
Bunda Lien “ada apa ini? apa terjadi sesuatu?”
Al dan Marsha yang tidak menyangka akan membangunkan seisi rumah hanya menunduk menyembunyikan wajah mereka yang merona merah.
Al “eeuuhhh ini Al menyenggol gelas bund. Tidak ada apa apa kok” agak terbata bata dengan tetap menunduk tidak berani menatap bundanya. Marsha hanya diam tidak tahu harus menjawab apa.
Seorang pelayan mengambil alih membereskan pecahan gelas itu dan langsung keluar. Setelah mendengar penjelasan putranya Bunda Lien juga keluar kembali ke kamarnya.
Al “istirahat ya” mencium kening Marsha lalu pergi ke kamarnya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
#hay readers....
terimakasih karena sudah membaca cerita ku...
mohon bantuannya untuk like n comment yang membangun. supaya aku semakin semangat menulis ceritanya ya....
love you all 🖤🖤🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
MikhaiLa
kasihan Kevin ...
2020-05-30
1
indriyanii
kasihann Kevin.a
2020-04-05
4
Sonta Silaban
kasihan kevin..
2020-03-28
1