Setelah tersadar dan sembuh dari koma Sheena mengalami hilang ingatan ia tidak ingat siapa dirinya. Al pun tidak memberitahukan siapa Sheena sebenarnya. Al memberitahukan Sheena adalah Marsha tunangannya dan akan segera menikah dengannya.
Memang cukup jahat hanya saja Al tidak mau mengambil resiko jika dia menceritakan yang sebenarnya dia akan kehilangan gadis itu. Sepulang dari rumah sakit Al membawa Marsha atau Sheena ke apartemen miliknya.
Al “sayang, kamu istirahat dulu. aku akan menyiapkan makan siang untuk kita”
Marsha hanya mengangguk.
Al bergegas ke dapur untuk memasak makanan untuk makan siangnya. Tiga puluh menit kemudian ia beres memasak lalu memanggil Marsha untuk makan.
Al “kau mau makan dikamar?”
Marsha “tidak, aku ingin makan di meja makan saja, bosan dikamar terus”
Al memapah Marsha berjalan menuju meja makan.
Marsha menyuapkan suapan pertamanya ia mengerutkan dahinya, Al yang melihatnya tampak heran.
Al “rasanya tidak enak kah?”
Marsha “ini enak. Enak banget malah”
Al “syukurlah”
Marsha “terimakasih. Maafkan aku terus merepotkan mu”
Al membelai lembut rambut Marsha “tidak usah berterimakasih. Ini sudah kewajibanku mengurus mu dan membahagiakan mu sayang” lembut dan penuh kasih sayang.
Al dalam hati “maafkan aku belum bisa memberitahukan kebenarannya. Aku takut kehilangan mu”
Marsha “aku sudah kenyang. Aku mau mandi dulu, badan ku terasa lengket sekali”
Al “aku bantu”
Marsha melihat ke arah Al dengan tatapan tajam.
Al “ Maksud ku, Aku bantu kamu jalan sampai ke kamar mandi” lalu tersenyum
Marsha “ aku udah bisa jalan sendiri, walaupun belum bisa cepat, biar aku sendiri, aku ga mau terus terusan merepotkan mu” dengan wajah merah karena malu.
Al “iya iya baik sayang tapi hati hati ya”
Marsha langsung masuk kamar dan menuju kamar mandi kamarnya.
Drrrrttt drrrtttt drrrtttt
Panggilan masuk di ponsel Al dari assistennya.
Deon “hallo tuan, saya sudah menemukan alamat itu sepertinya yang punya rumah itu sedang berada di luar kota, yang ada hanya ada pelayan rumah itu saja”
Al “oke. Selesaikan tugas mu disana dan cepat kembali”
Deon “baik tuan”
Al menutup panggilannya dan meletakan ponselnya kembali ke atas meja. Al membereskan bekas makan siangnya tadi. Setelah itu ia membuka laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya.
Tak lama marsha keluar dari kamarnya lalu menghampiri Al. Al menoleh ke arah marsha, sungguh sangat cantik wanita yang ada dihadapannya ini. Al membelai pipi marsha dan menciumnya.
Al “besok akan ada assisten rumah tangga dan suster untuk mengurus mu saat aku pergi”
Karena Apartement cukup besar Al tidak mau Marsha merasa kesepian saat dia sedang pergi setidaknya ada yang menemaninya di saat Al sedang tidak ada.
Marsha “apa perlu? aku sudah sangat baik sekarang”
Al “ tidak ada protes, aku tidak mau kau kenapa napa saat aku tak sedang bersama mu”
Marsha “hey, lihatlah aku sudah bisa mengurus diri ku sendiri, tidak perlu ada suster dan assisten rumah tangga, aku tidak mau merepotkan mu lebih banyak”
Al “siapa yang direpotkan? Kau tanggung jawab ku sayang”
Marsha “tapi aku sudah tidak perlu suster untuk mengurus ku. Aku sudah besar, kau tau” setengah kesal.
Al “oke baiklah, tapi tetap akan ada assisten rumah tangga yang akan membantu mu di sini, aku ga mau kamu kecapean”
Al mendekap marsha dan mencium pucuk kepalanya.
Marsha “Al, apa aku mempunyai keluarga selain dirimu? Apa mereka tau aku kecelakaan?”
Pertanyaan itu sontak membuat Al kaget. Al berpikir untuk memberikan jawaban yang tidak akan membuat Marsha curiga.
Marsha “Al, apa aku punya orang tua?” tanyanya lagi karena Al tidak menjawab pertanyaannya tadi.
Al “kau punya seorang ayah. Namun aku belum memberitahunya bahwa kau sakit. Aku takut membuatnya khawatir dengan keadaan mu. Nanti setelah kau sembuh kita berkunjung kesana dan meminta restunya, oke”
Marsha “meminta restu?”
Al “iya, kita akan menikah setelah kau benar benar sembuh nanti. Jadi cepat lah sembuh karena aku ingin secepatnya jadi suami mu”
Marsha hanya terdiam, ada banyak tanya dalam pikirannya. Benarkah Al adalah tunangannya. Namun ada perasaan yang berbeda di hatinya. Kadang ia merasakan kesedihan yang ia tak tahu karena apa ia sedih padahal Al sangat memperlakukannya dengan sangat baik. Rasa sakit yang mendalam yang ia tak tahu penyebabnya.
Al masih sibuk dengan laptopnya, wajahnya terlihat sangat lelah tapi tetap harus membereskan pekerjaannya. Selain seorang dokter Al juga seorang CEO perusahaan farmasi yang cukup besar dan terkenal.
Marsha memandang wajah Al yang tampak kelelahan. Ia ke dapur untuk membuatkan Al teh hangat. Selama ini Al sudah sangat baik padanya. Sekarang dia pun harus memperlakukan Al dengan baik pikirnya. Teh nya ia letakkan di atas meja.
Al “terimakasih sayang”
Marsha “istirahat lah. Sepertinya kau sangat lelah”
Al “iya sayang sebentar lagi selesai kok. Kau yang harus banyak istirahat supaya kau cepat pulih dan kita segera menikah”
Marsha “aku merasa bosan berada dikamar terus”
Al “apa kau ingin jalan jalan?
Marsha mengangguk.
Al “besok kita jalan jalan. Tapi sekarang kau istirahat dulu disini. Aku akan ke rumah sakit sebentar. Ada yang harus aku tangani disana. Baik baik ya, tunggu aku disni”
Marsha mengangguk lagi. Al mencium keningnya kemudian pergi.
Karena lama menunggu Al kembali, Marsha terlelap di sofa. Al yang baru saja pulang tersenyum melihatnya. Al lama memandang Marsha yang sedang tertidur pulas. Takjub melihat kecantikannya sekaligus timbul rasa bersalah karena belum bisa mengatakan yang sebenarnya. Al terlalu takut Marsha akan meninggalkannya jika tahu yang sebenarnya terjadi. Al menggendong Marsha ke dalam kamar dan menidurkannya di ranjang, menyelimutinya lalu pergi ke kamarnya.
Keesokan paginya.
Al menyipitkan matanya melihat jam sudah menunjukan jam tujuh pagi. Tercium aroma masakan di hidungnya, ia langsung bangun dan menuju ke arah dimana aroma itu berasal. Marsha sedang menata makanan di meja makan. Al memeluknya dari belakang.
Al “kau tidak perlu melakukan ini, biar aku saja. Nanti kau kecapean”
Marsha “aku sudah tidak apa apa, aku ingin melakukannya, sudah lah ayo sarapan kau harus ke rumah sakit nanti pasien pasien mu menunggu dokternya”
Al “tapi aku masih ingin memeluk mu, aku tak mau jauh dari mu”
Marsha “ayolah nanti kamu kesiangan”
Al melepaskan pelukannya dan langsung menyantap sarapannya.
Al “waahhh ini enak sekali. Sangat sangat enak” sambil mengunyah makanannya.
Marsha “masakan mu juga enak. Dan cepat habiskan kau sudah kesiangan”
Al “oke nona, akan aku habiskan sampai tak tersisa” sambil mengunyah dan terus mereka tertawa.
Setelah menghabiskan sarapannya Al segera bersiap untuk memulai aktivitasnya.
Tak lama Deon datang membawa seseorang yang akan menjadi pelayan disana. Deon memperkenalkannya pada Al dan Marsha kemudian menjelaskan tugas tugasnya.
Al “Sayang, aku pergi dulu. Nanti sore aku jemput dan kita pergi jalan jalan”
Marsha “iya. Hati hati, jangan lupa kabari aku kalau kau sudah selesai dan mau menjemput ku” Al mengangguk lalu mencium keningnya lalu pergi bersama Deon assistennya.
Sorenya setelah Al selesai dengan urusannya Al menjemput Marsha. Mereka pun pergi ke suatu tempat yang sejuk dan pemandangannya indah di daerah perbukitan.
Marsha “waaahhh indah sekali di sini”
Al “sebentar lagi matahari akan terbenam dan akan menghilang di bukit sebelah sana”
Marsha “oh yaa. Pasti sangat indah”
Al “ kita tunggu sebentar lagi”
Dan ternyata benar matahari terbenam di belakang bukit itu menambah keindahan suasana sore menjelang malam itu. Marsha tertakjub takjub menikamati sore itu. Al mendekap Marsha yang ada disampingnya. Ia bahagia dapat menikmati sore itu dengan orang yang dicintainya.
Matahari sudah menghilang hari pun mulai gelap. Mereka beranjak untuk pergi dari tempat itu. Al melajukan mobilnya menuju sebuah restoran tak jauh dari sana.
Al menghentikan mobilnya di parkiran restoran itu lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Marsha. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran. Setelah selesai makan malam mereka pun pulang.
Di perjalanan.
Marsha “Al, aku ingin bertemu ayah ku. Aku kan sekarang sudah sembuh. Ingin tahu sosok ayah ku sperti apa. Aku juga merindukan keluarga ku”
Al merasa bingung harus menjawab apa pada marsha. Rasa takutnya semakin menjadi mendengar permintaan Marsha barusan.
Marsha “Al, Aaaaalll.” Setengah berteriak karena tidak memperoleh jawaban.
Al tersadar.
Al “aku akan membawa mu bertemu ayah mu, tapi kau harus berjanji”
Marsha “janji apa”
Al “kau tidak akan meninggalkan ku apapun yang terjadi”
Marsha “kenapa kau bilang seperti itu aku kan tunangan mu. Aku tidak akan meninggalkan mu Al. Kau yang mengurus dan merawat ku ketika aku sakit”
Marsha menyenderkan kepalanya ke bahu Al. Al mencium kepalanya dengan lembut.
Al “jangan pergi dari sisi ku, marsha, aku tak mau kehilangan mu”
#author
jangan lupa like n comment ya readers untuk aku semangat nulis nya.
love u all 🖤🖤🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
The moon🌙
semangat thor
2019-12-05
5