Part 8

Al baru saja pulang dari rumah sakit, membuka pintu apartementnya lalu masuk, ia melihat Marsha sedang merintih kesakitan sembari memegang kepalanya. Al panik langsung menghampiri marsha dan membawanya ke kamar kemudian dibaringkan di tempat tidur, Al membuka tas kerjanya mengambil stetoskop untuk memeriksa Marsha yang masih merintih kesakitan sambil memegang kepalanya. Al menyuntikan obat ke lengan Marsha yang langsung tertidur setelah mendapatkan suntikan itu. Al membetulkan posisi Marsha lalu menyelimutinya.

Al merasa bersalah karena masih menyembunyikan yang sebenarnya terjadi dari Marsha, tapi di sisi lain Al sudah menyayanginya dan tidak mau kehilangan Marsha.

Al mengusap rambut Marsha dan memandangi wajahnya dalam. Entah sejak kapan ia menaruh perasaan pada Marsha. Perasaan yang membuatnya begitu egois tidak mau melepaskannya. Gadis yang ia temuinya tidak sengaja, yang awalnya merasa kasihan saja sekarang menjadi perasaan cinta yang dalam. Rasa bersalahnya terus menghantuinya terus menerus menganggu pikirannya.

“aku ingin memilikinya tuhan” dalam hati Al.

Tok tok tok

Al berjalan kemudian membuka pintu, sesosok perempuan paruh baya berada di depan pintu.

Al “bunda”

Bunda Lien “heh anak nakal. Sudah lupa sama bundanya. Sudah lama tidak mengunjungi bunda.” Sambil memeluk anaknya karena rindu. Akhir akhir ini Al memang jarang menemui bundanya dan jarang ke kantornya, urusan kantornya Al serahkan pada assistennya Deon untuk mengurusnya. Al sibuk mengurus Marsha dan menjadi dokter di rumah sakitnya.

Al “maaf bunda akhir akhir ini Al banyak urusan, belum sempat menemui bunda.” Sambil terus memeluk bundanya...

Bunda lien “mana gadis itu, kenapa kau belum mengenalkannya pada bunda” dengan nada yang sedikit kesal.

Al “bunda tahu itu”

Bunda lien “aku ini bunda mu. Tahu semua tentang dirimu, kau tahu. Jangan pernah menyembunyikan sesuatu dari ku karena aku akan mengetahuinya juga, kau paham” yang seakan akan memarahi anaknya. Al menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil memperlihatkan deretan giginya

Al “dia sedang tidak enak badan bunda. Sedang beristirahat dikamarnya”

Bunda Lien “apa yang kau lakukan sampai dia sakit begitu hah, kau tidak mengurusnya dengan baik?” sambil memukul punggung anaknya.

Al “ampun ampun bunda” Al menghindarinya seperti anak kecil yang sedang dihukum ibunya.

Marsha terbangun mendengar keributan yang ada di luar kamarnya. Marsha keluar kamar dan melihat kedua ibu dan anak yang sedang bercengkrama itu.

Marsha “Al”

Bunda Lien “inikah menantu ku. Cantik sekali. Kau tidak apa apa nak? Apa kau butuh sesuatu? Siapa nama mu?” mendekati Marsha dan langsung memeluknya. Marsha memandang Al yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Marsha “saya baik baik saja tante, nama saya Marsha”

Bunda Lien “panggil bunda jangan tante aku bunda mu sekarang, oke”

Marsha mengangguk dan senyum dan membalas pelukan bunda Lien.

Bunda Lien “apa anak nakal ini

memperlakukan mu dengan buruk? Kenapa kau pucat sekali sayang?”

Marsha “tidak apa apa tan ehhh bund, hanya sedikit pusing tapi sudah baikan?”

Al “bunda kok Marsha yang di peluk sedangkan aku tadi malah di pukul, anak nya bunda kan aku” merasa cemburu karena bundanya lebih memilih memeluk Marsha.

Bunda Lien “kau anak nakal tidak membawa menantu cantik ku kepada ku”

Al “ahhh aku juga pengen di peluk bunda” rengeknya.

Tapi bundanya tidak menghiraukannya, ia terus saja mengobrol dengan Marsha.

Bunda lien melepaskan pelukannya, kemudian membuka tasnya yang berisi makanan, Marsha membantunya mengeluarkan makanan yang dibawa Bunda Lien lalu meletakkannya di meja makan.

Bunda Lien “ayo kita makan, pasti kalian belum makan kan”

Al “bunda tau aja” sangat senang bundanya membawakan banyak makanan terlebih ada makanan kesukaannya di sana.

Al langsung makan dengan lahap makanan kesukaannya. Bunda Lien menggelengkan kepala saat melihat kelakuan anaknya. Mereka pun makan bersama.

Bunda Lien “jadi kapan kalian meresmikan hubungan kalian?” tanyanya.

Marsha dan Al barengan tersedak makanan mereka.

Bunda Lien “hey kalian makannya pelan pelan jadinya kesedakkan"

Bunda Lien mengambilkan minum untuk Marsha, Al meliriknya sambil cemberut.

Al “kok cuman Marsha yang diambilin minum, jadi siapa yang anaknya” gerutu Al pelan tapi masih terdengar oleh bundanya. Bunda Lien tersenyum simpul melihat anaknya yang seperti anak kecil itu.

Bunda Lien “jadi kapan?” tanyanya lagi karena belum mendapatkan jawaban.

Al “kami akan menemui ayahnya Marsha dulu untuk meminta restunya dulu, nanti setelah Marsha benar benar pulih, Bund”

Bunda Lien “jangan di lama lama in, bunda udah ga sabar pengen nimang cucu”. Wajah Marsha merona mendengarnya.

Walaupun Marsha tahu Al adalah tunangannya tapi ia tetap merasakan perasaan lain dalam hatinya seperti meragukan hubungannya dengan Al, padahal Al selalu bersikap baik padanya dan sangat menyayanginya. Ia pun tak mengerti, mengapa bisa begitu. Mungkin setelah bertemu ayahnya ingatannya akan kembali dan mengetahui kenapa perasaannya begitu ragu pada Al.

Selesai makan Marsha merapikan meja makan bersama Bunda Lien. Marsha jadi merindukan ibunya. Ia berpikir apa aku masih punya ibu, tapi Al menceritakan bahwa ia hanya mempunyai ayah. Marsha tiba tiba menangis memeluk Bunda lien, Al melihatnya semakin merasa bersalah.

Bunda Lien “kamu kenapa, sayang?” merasa Khawatir.

Marsha “aku merindukan ibu ku, bunda. Tapi kata Al aku hanya memiliki seorang ayah. Apa itu berarti ibu ku sudah tiada?”

Bunda Lien “jangan sedih sayang, anggaplah bunda sebagai ibu mu, karena kau adalah anak perempuan bunda yang tercantik, bunda menyayangi mu seperti menyayangi anak bunda sendiri” sambil memeluk marsha dan menyium keningnya.

Marsha “aku juga sayang Bunda” mengeratkan pelukannya.

Suasana hening seketika.

Al “peluk peluk aku gak di ajakin. Masa aku harus peluk bantal si?” suaranya sedikit kesal dan manja memecahkan keheningan ketika itu sambil memeluk bantal yang ada dikursi.

Marsha dan Bunda Lien tertawa.

Bunda Lien “ayo cepat kalian bersiap”

Al “memang mau kemana bunda”

Bunda Lien “kalian harus tinggal di rumah mulai sekarang”

Al “tapi bun” mengelak

Bunda Lien “kalau kau tidak mau biar Marsha saja yang ikut tinggal sama bunda. Kau tinggal disini sendiri”

Al “tidak mau. Aku bakal kesepian nanti kalau tidak ada Marsha “ masih dengan nada manjanya.

Mereka pun mempersiapkan untuk tinggal bersama Bunda Lien di rumah keluarga Augustaf.

Di rumah Augustaf

Mobil berhenti disebuah rumah besar nan megah bagai istana. Rumah bergaya klasik dengan dipadukan dengan interior modern menambah kemegahan rumah itu.

Para pelayan menyambut mereka dengan menganggukan kepala tanda memberi hormat.

Bunda Lien memerintahkan pelayan untuk membawakan koper Marsha ke dalam.

Bunda Lien “Marsha sekarang ini adalah rumah mu, jika kau membutuhkan sesuatu beritahukan pada Pak Rendra ia kepala pelayan disini.”

Marsha “iya, bunda.”

Pa Rendra “selamat datang nona, senang bertemu dengan anda” katanya sopan.

Marsha “halo Pak Rendra, senang bertemu dengan anda juga ” sambil tersenyum ke arahnya.

Bunda Lien “Pak Rendra antarkan marsha ke kamarnya,” perintahnya pada Pak Rendra.

Marsha mengikuti Pak rendra menuju kamarnya. Al yang akan mengikuti juga di tarik oleh Bunda Lien.

Al “eehhh eeehhh bunda ada apa sii?”

Bunda Lien “kau ikut dengan ku”

Al menurut mengikuti bundanya ke taman belakang rumahnya.

Bunda Lien “kenapa kau menyembunyikan gadis cantik dibelakang ku? Apa kau sudah tidak menggap aku ini bunda mu” memarahi Al dan memukul dengan tangannya seperti memarahi anak kecil.

Al “awww awww bunda, maaf bunda. Al tidak menyangka akan secepat ini. Al juga pasti ngasih tahu bunda, tapi bunda udah tahu duluan”

Bunda Lien”terus kenapa ga langsung beri tahu bunda?”

Al menceritakan kenapa Marsha bisa hilang ingatan dan berada di apartementnya.

Bunda Lien “kalau begitu kau harus cepat membwanya bertemu ayahnya. Siapa tahu kalau dia bertemu ayahnya ingatannya akan kembali”

Al terdiam, itulah yang ditakutkan Al, kalau ingatan Marsha kembali Al takut Marsha meninggalkannya.

Bunda Lien “nih anak malah ngelamun”

Al “i iya bunda, Al akan bawa Marsha bertemu dengan ayahnya secepatnya”

Al memeluk bundanya. Ayah Al sudah meninggal sejak ia masih berusia sepuluh tahun. Ayahnya kecelakaan sepulang menjemput adiknya yang berumur empat tahun dan mereka meninggal saat kecelekaan itu. Semenjak kecelakaan itu hanya Al dan Bunda lien yang tinggal di rumah besar itu. Dan sejak itu pula bundanya lah yang bekerja keras mempertahankan perusahaan keluarganya sampai akhirnya Al besar dan menjadi dokter dan membantu bundanya mengelola perusahaan keluarganya. Maka dari itu Al sangat menyayangi Bunda Lien.

Di kamar Marsha duduk di sofa dekat jendela, melihat pemandangan di luar kamarnya.

Tok tok tok

Ada yang mengetuk pintu kamarnya dari luar.

Al “Marsha, apa aku boleh masuk?”

Marsha “iya Al masuklah”

Al pun masuk ke kamar Marsha.

Al “kau nyaman disini”

Marsha “di sini sangat nyaman, aku bisa melihat bunga bunga cantik di taman dari sini”

Al tersenyum dan memeluknya dari belakang.

Marsha dalam hati “ada apa dengan ku, kenapa aku tidak merasakan apa apa setiap kali Al memeluk ku?”

Marsha “Al, bukankah kita sudah tunangan? Kenapa aku tidak memakai cincin dijari manisku,?”

Al sedikit gugup “cincin mu hilang waktu kau kecelakaan”.

Al ingat waktu itu jari Marsha sempat terjepit di semak semak sampai cincin tunangannya terlepas dan Al tidak mengambilnya karena itu bukan cincin darinya jadi dia tidak peduli dengan itu.

Marsha “oh begitu, maafkan aku tidak bisa menjaga cincin itu Al”

Al “kalau kau mau nanti kita beli cincin yang baru”

Marsha memegang tangan Al dan meraba jari manis Al “mana cincin mu?”

# hay readers jangan lupa like n comment nya ya, biar aku semangat nulis nya.

terimakasih semua.....

🖤🖤🖤 #

Terpopuler

Comments

🌸Shinta RH🌱

🌸Shinta RH🌱

😀😀😀😀😍😍😍sukaaa dehh ceritanya....Jangan lupa mampir di Novelku ya kak MY NANNY OOH MY FUTURE ✌️🥰🙏🏼🙏🏼

2021-05-07

1

Sopiah

Sopiah

betul udh gutu pake dipluk2 lg.

2020-08-04

2

Hayati Nufus

Hayati Nufus

ko saya kecewa ya sm ceritanya kenapa harus ada cinta org lain lagi walaupun hilang ingatan ,kasihan kevin dong

2020-05-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!