Pagi harinya di meja makan dirumah Kevin. Terlihat sudah ada revan dan mamanya sedang menikmati sarapan mereka. Kevin baru saja duduk di meja makannya.
Mama “Vin, gimana udah dipikirkan dengan baik tentang perjodohan itu, kapan kamu siap bertemu dengan calon menantu mama nak? Mama udah ga sabar pengen nimang cucu dari kamu?"
Kevin “Mah.. Apa harus secepat ini? Gimana kalo dia punya pacar?”
Mama “Mama udah tanyakan ke Om Darwin dan katanya dia belum punya pacar. Apa salahnya kenal dulu?"
Kevin “Iya nanti mah. Kevin berangkat dulu," tidak mau melanjutkan percakapan yang membuatnya tidak nyaman.
Revan “Ikut,”
Kevin “Kemana?”
Revan “Ya ke kantor,”
Kevin “Ngapain?”
Revan “Emang gak boleh ikut ke kantor keluarga? Males dirumah, lagi gak ada kuliah hari ini,”
Kevin “Ya udah. Tapi jangan buat masalah,”
Tanpa mendengarkan kakaknya Revan langsung masuk keluar dan masuk dalam mobil.
Di kantor
“Pagi pak”
Semua karyawan menyapa Kevin.
Revan terus mengikuti Kevin dan ketika tepan di depan ruangan Kevin dia melihat Sheena.
Revan “Kamu Sheena temennya Bianca yang waktu itu ketemu di caffe kan?”
Sheena “Iya”
Sheena masih ingat Kevin dan Revan dikenalkan Bianca waktu itu.
Revan “Oh ternyata kamu sekretaris Bang Kevin, salam kenal yah aku Revan adeknya Bang Kevin.”
Kevin “Ayo masuk jangan ganggu orang kerja,” dengan merasa kesal melihat adiknya mengganggu Sheena.
Revan “Sampai nanti ya, Sheena,” sambil di tarik Kevin masuk ke ruangannya.
Kevin memeriksa berkas berkas yang ada di mejanya. Sedangkan Revan bermain game di sofa yang ada diruangan.
Kevin mengangkat gagang telepon
Kevin : Sheena tolong siapkan dokumen meeting untuk siang ini.
Sheena : Sudah saya siapkan pak.
Kevin : Proposal untuk klien baru kita udah disiapkan juga?
Sheena : Ini sedang saya kerjakan pak.
Kevin : Oke
Menutup teleponnya.
Revan keluar karena merasa bosan diruangan kakaknya.
Revan “Sheena, aku ingin kopi pantrynya dimana ya?"
Sheena “Mau saya buatkan pak?"
Revan “aAhh gak usah panggil pak panggil Revan aja oke, aku bukan bos kamu,”
Sheena “Baik pak eh Revan. Aku buatin aja sekalian aku buatin buat pak Kevin”
Sheena pergi ke pantry untuk membuat kopi, Revan mengikuti Sheena dari belakang karena malas untuk kembali keruangan kakaknya.
Di pantry
Sheena mengambil dua cangkir di dalam lemari dan mengambil toples gula di kulkas.
Revan “Mau aku bantuin gak?”
Sheena “Gapapa biar aku aja,”
Revan “Tapi aku mau bantuin kamu,” sambil mengambil gelas cangkir di tangan Sheena dan meletakkan nya di meja.
Sheena “Baiklah kalo maksa,”
Di sisi lain Kevin mencari adiknya yang menghilang dari ruangannya. Dan dilihat Sheena juga tidak ada di mejanya. Kevin sedikit curiga. Ternyata benar saja ia melihat mereka berdua di pantry. Kevin merasakan sesak bisa dibilang dia merasa cemburu melihat kedekatan Revan dan Sheena.
Tidak sengaja sendok untuk mengocek kopi yang dipegang Sheena terjatuh dan dengan berbarengan Revan dan Sheena menunduk mengambil sendok itu. Tentunya kepala mereka saling berbenturan.
Sheena “Awwww”
Revan mengusap usap kepalanya yang memang sakit juga. Kevin tadinya mau menghampiri Sheena tapi tidak jadi karena Revan lebih dulu mengelus elus kening sheena yang tadi terbentur kepala Revan , keduanya saling tatap. Kevin sangat cemburu kesal dan marah. Tapi dia memilih kembali keruangannya dengan wajah merah padam karena kesal dan marah.
Revan “Kamu gapapa?”
Sheena ”Gapapa kok," sambil menyingkirkan tangan Revan di keningnya.
Revan “Sorry. Reflex aja tadi takut kamu kesakitan,”
Sheena “Gapapa. Ini kopinya nanti keburu dingin,”
Revan “Oh iya”
Sheena membawakan kopi yang tadi dibuatnya untuk Kevin dan dibawanya menuju ruangan bosnya bersama dengan Revan. Diletakannya kopi itu di meja Kevin.
Kevin “Saya gak nyuruh kamu buat kopi,” jutek
Sheena “Tadi saya sekalian ke pantry Pak,” merasa aneh karena Kevin menjawab dengan jutek.
Kevin “Saya nggak nyuruh kamu buat kopi. Saya nyuruh kamu siapkan proposal. Siapkan proposal sekarang dan bawa kopi ini dari atas meja saya,” dengan nada marah.
Sheena “Baik Pak,” penuh tanya kenapa bosnya berbeda padahal tadi pagi biasa saja.
Sheena keluar dari ruangan Kevin dan kembali ke mejanya melanjutkan pekerjaannya sedangkan kopinya dia minum sendiri.
Revan “Kenapa bang? Kok marah sama Sheena Padahal Cuma buatin kopi?”
Kevin hanya melihat adiknya dengan tatapan marah. Revan pun terdiam dan main game di ponselnya lagi takut kakaknya semakin marah.
Jam istirahat
Revan “Sheen, makan siang bareng aku yuk” ajaknya.
Sheena “boleh”
Mereka pergi menuju kantin kantor yang berada di lantai 1 gedung. Ketika mereka sedang duduk dan memesan makanan tiba tiba kevin datang dan duduk disebelah sheena.
Sebenarnya Kevin masih kesal dengan ulah adiknya yang mendekati sheena tapi masih dia tahan. Takut kelihatan bodoh di depan sheena kan nanti jadi buat sheena ilfeel.
Kevin “Sheen, tolong pesenin makan dong”
Sheena “Ok, “
Kevin “Sama minumnya juga,"
Sheena langsung pergi memesankan makanan untuk Kevin.
Kevin “Jangan ganggu Sheena,”
Revan “Kenapa? Abang suka? Kan udah dijodohin?"
Kevin ”Dia sekretaris ku,” masih kesal tapi tidak bisa menjelaskan kenapa dia kesal dan berbicara itu pada adiknya.
Tapi Revan tahu sekali kakaknya sedang menyukai Sheena.
Di rumah Sheena
Selesai mandi Sheena mengeringkan rambutnya.
Drrrttt.. drrrttt… drrrttt
Panggilan masuk di hp Sheena dari Revan
Sheena : Halo
Revan : Sheena, bisa keluar ga?
Sheena : Bisa. Ada apa Van?
Revan : Cuma mau ngajak ngopi ngopi aja. Oke kirim alamat kamu. Bentar lagi aku jemput ya.
Sheena : Oke
Sheena menutup teleponnya dan bersiap untuk menemui Revan.
Revan dan Sheena sudah saling tukar no hp waktu makan siang dikantin kantor sebelum Kevin datang tadi siang.
Drrtt drrrttt drrrttt.
Terlihat Kevin mengirimkan pesan, kemudian Sheena membukanya.
Kevin :
“Aku boleh kerumah ga?”
Sheena :
“Boleh. Tapi aku mau pergi”
Kevin kecewa dan tidak membalas lagi. Tapi bagaimana lagi dia belum menyatakan perasaanya dan dia tidak bisa menuntut karna bukan siapa siapanya Sheena.
Di rumah Kevin
Kevin berjalan keruang tengah rumahnya dan melihat Revan.
Kevin “Mau kemana udah rapi,”
Revan “Ketemu temen,”
Mama Dahlia yang baru saja keluar dari kamarnya juga bertanya pada Revan.
Mama “Pulangnya jangan malam malam!"
Deg.
Kevin teringat balasan Sheena yang katanya mau pergi. Kevin berniat membuntuti Revan. Dengan memakai kaos oblong dan celana selutut dia langsung mengambil jaket dan menuju mobil nya.
Revan sudah pergi didepannya. Kevin membuntutinya dari belakang. Dan ternyata benar Revan menuju rumah Sheena. Sebenarnya Revan tahu kalau kakaknya membuntutinya. Karena lihat dari kaca mobil ada mobil kakaknya dibelakang. Revan tersenyum melihat kelakuan kakaknya.
Sampai dirumah Sheena., Revan menelepon Sheena memberitahukan bahwa dia sudah ada didepan rumahnya.
Sheena keluar dan masuk ke dalam mobil Revan. Kevin terus mengikuti mereka sampai mobil mereka pun berhenti di sebuah café. Revan keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Sheena. Mereka berjalan memasuki café. Mereka duduk dan memesan kopi di café itu.
Kevin juga memasuki kafe itu dan duduk dibelakang meja Sheena dan Revan. Revan mengetahui hal itu dan menoleh kebelakang. Kevin menutup mukanya dengan buku menu yang ada di mejanya dengan terbalik. Revan tersenyum.
Revan “Sheen, kamu udah punya pacar?” tanyanya.
Sheena “Belum,”
Revan “Atau punya seseorang yang kamu suka gitu?” seakan mengintrogasi Sheena.
Sheena “Ada sii.. Seseorang yang aku suka. Tapi aku ga tau dia punya perasaan yang sama atau ga. Mmm kalo kamu udah punya pacar?”
Revan “Emang siapa orang nya? Sama aku juga belum punya.”
Sheena “Kepo kamu haha,” tertawa.
Revan “Ihh serius,”
Sheena “Mau tau aja ih,"
Makanan pesanan mereka datang. Kevin yang dari tadi ada di belakang mereka pastinya mendengar percakapan Sheena dan Revan.
Kevin “Berharap orang itu aku," batinnya sambil senyum dan masih belum yakin.
Sheena dan Revan asik mengobrol. Membuat Kevin semakin kesal. Pesanan Kevin datang dan tiba tiba kopi yang masih panas itu tersenggol siku tangan Kevin dan tumpah mengenai tangan kanannya.
Kevin “Arrgghh,,,,"
Sontak Sheena terkejut melihat ke arah yang bersuara ternyata Kevin.
Sheena “Kevin...” Setengah berteriak.
Sheena langsung menghampiri kevin dan langsung mengelap tangannya pakai tisu yang ada di depannya sambil meniup tangan Kevin. Tangan Kevin terlihat memerah karna terkena kopi panas tadi. Sebenarnya tidak terlalu parah karna kopinya juga tidak terlalu panas. Tapi Kevin senang dengan perlakuan Sheena saat itu.
Tak lama kemudian Sheena melepaskan tangan Kevin sadar kalau dia dilihat banyak orang disana.
Revan “Sheen, kamu pulang sama bang Kevin ya, aku harus ke tempat teman ku dulu,”
Sheena mengangguk dan Revan pun pergi. Revan sengaja menyuruh Sheena pulang bersama Kevin. Kejadian tadi membuat Revan berpikir kalau Sheena juga menyukai abangnya.
Sheena dan Kevin masih di café itu. Sheena memesankan minuman lagi untuk Kevin.
Sheena “Beneran udah gapapa? Tapi itu tangan kamu masih merah Vin,"
Kevin “Gapapa. Aku kan kuat,"
Sheena “Ya udah kalo udah gapapa. Makan makanannya keburu dingin,"
Mereka menghabiskan makanannya dan pulang.
Sampai rumahnya Sheena masih tertidur di dalam mobil. Kevin tidak berani membangunkannya, Kevin mengelus pipi sheena dan tersenyum melihat Sheena tertidur nyenyak di sebelahnya. Kevin dengan setia menunggu Sheena yang sedang tertidur. Tidak lama kemudian Sheena terbangun.
Sheena “Ehh udah sampai,”
Kevin “Udah dari tadi nona,”
Dilihat jam tangan Sheena jam menunjukan jam sebelas malam.
Sheena ”Hah udah malem banget, aku masuk dulu ya,”
Kevin “Iya sana masuk lanjutin lagi tidurnya,”
Sheena “Makasih, Vin,”
Kevin pergi dari rumah Sheena dan langsung pulang kerumah.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
like commentnya ya... makasiihh 🖤🖤🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments