Setelah membuat makan malam, para murid pun menuju ke aula taberu.
‘’Kau pergi ke mana tadi?’’ tanya Pangeran Aoi yang duduk di sampingnya.
‘’Aa itu, aku adalah urusan lain,’’ jawab Pangeran Ozora sambil menatap ke sekitar.
Arisu mengerutkan dahi. ‘’Kau sedang mencari apa?’’
‘’Aku tidak melihat dua anak itu,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Maksudmu Kamiai dan Satan? Bukankah mulai hari ini mereka makan di dapur setelah Banri menyampaikan permintaan semua anak yang tidak ingin satu ruangan dengan anak pembawa sial?’’ tanya Riruru mengingatkan.
Mendengar hal itu membuat Pangeran Ozora menatap kipas bulunya untuk sesaat sebelum akhirnya berdiri sambil mengangkat meja makannya.
‘’Kau mau ke mana lagi?’’ tanya Pangeran Aoi.
‘’Sudah jelas ingin menghampiri mereka,’’ jawab Pangeran Ozora.
Pangeran Midoriha dan yang lainnya langsung bertatapan sebelum kembali melirik anak tadi.
‘’Ozora, kau yakin tidak salah makan hari ini?’’ tanya Pangeran Aoi.
‘’Kita makan dari bahan yang sama, kenapa aku akan salah makan?’’ tanya balik Pangeran Ozora yang berjalan pergi.
Anak-anak itu hanya menatap kepergiannya dengan mata terbelalak.
‘’Ada apa dengannya?’’ tanya Ishizawa.
......................
Dapur
Satan yang mengunyah makanan menarik nafas secara tertahan sebelum meletakkan sumpitnya dengan kasar, lalu menoleh ke sang putri. ‘’Kenapa terus menatapku? Apa masalahmu?’’
‘’Stt, apa yang sudah terjadi di antara kalian berdua?’’ tanya Putri Kamiai.
‘’Ha?’’ tidak mengerti Satan.
‘’Maksudku kau dan Ozora. Kenapa dia tiba-tiba menghampiri kita dan membantu menegur Banri?’’ tanya Putri Kamiai sekali lagi.
Belum sempat Satan menjawab, orang yang dibicarakan pun datang membuat kedua anak itu menoleh.
‘’Hoh, panjang umur,’’ kata Putri Kamiai.
Pangeran Ozora tersenyum. ‘’Apakah aku boleh bergabung?’’
‘’Tentu,’’ jawab Putri Kamiai membuat Pangeran Ozora meletakkan meja makan mini berisi makanannya.
‘’Kebetulan kau ada di sini. Aku ingin bertanya, apakah kepalamu habis terbentur?’’ tanya sang putri.
‘’Ha? Kenapa kepalaku harus terbentur?’’ tanya balik Pangeran Ozora.
‘’Lalu kenapa kau tiba-tiba menghampiri kami padahal sebelumnya tidak pernah mengajak kami bicara?’’ tanya Putri Kamiai.
‘’Memangnya kau tidak senang jika bertambah satu orang di pertemanan kalian?’’ tanya Pangeran Ozora menyantap makan malamnya.
‘’Bukan seperti itu,’’ kata Putri Kamiai.
Pangeran Ozora meletakkan sumpitnya. ‘’Begitu mendengar kabar Satan adalah anak pembawa sial, tentu saja aku merasa takut dan tidak ingin berdekatan dengannya. Tapi, dia menolongku saat Banri menggangguku di kelas sore tadi. Saat itulah aku berpikir, dia tidak seburuk yang aku kira.’’
Putri Kamiai menatap Satan dengan wajah mengejek. ‘’Hee~ pahlawan yang membasmi kejahatan, ya?’’
‘’Kau mau aku bunuh?’’ lirik Satan.
‘’Aku juga belum sempat mengatakannya padamu. Terima kasih mengenai di kelas sore tadi,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Heh, jadi kau juga tahu mengucapkan terima kasih anak berbulu,’’ kata Satan.
‘’Siapa yang kau panggil anak berbulu? Jelas-jelas aku terlihat seperti burung merak yang menawan,’’ gerutu Pangeran Ozora.
‘’Burung merak mana yang berwarna putih?’’ habis pikir Satan.
Putri Kamiai yang melihatnya tersenyum. ‘’Jadi semakin ramai.’’
......................
Penginapan
Saat ketiga anak itu tiba, semua pun menoleh ke arah mereka.
‘’Datang juga. Ozora, kami ingin bicara denganmu,’’ kata Hashizume.
‘’Mengenai aku menghampiri mereka?’’ tebak Pangeran Ozora.
‘’Benar. Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba ingin berteman dengan anak pembawa sial ini?’’ tanya Ishizawa.
Pangeran Ozora memperlihatkan kipas bulu kepada mereka. ‘’Apa kalian melihat ini?’’
‘’Kau memperlihatkannya di depan mata kami, tentu saja kami melihatnya,’’ kata Pangeran Aoi dengan wajah bodoh.
‘’Kipas ini adalah pemberian dari kedua orangtuaku sebelum berangkat kemari. Itu agar aku bisa mengingat mereka dan bersemangat belajar. Jadi, ini adalah barang berhargaku. Dan Satan menolongku dengan merebutnya di tangan Banri,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Aa, keributan yang terjadi di kelas sore tadi,’’ kata Rensuke menyadarinya.
‘’Benar. 1 poin untukmu,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Kita tidak sedang melakukan kuis,’’ kata Putri Kamiai dengan wajah bodoh.
‘’Banri pasti sudah merusaknya jika Satan tidak membantuku mengambilnya. Karena itulah aku berhutang budi padanya,’’ kata Pangeran Ozora.
Jadi, memang seperti yang dia katakan di dapur tadi, kata Putri Kamiai dalam hati.
Ia kemudian melirik Satan sambil menyikuknya. ‘’Kau dengar itu Pahlawan Pembela Kebenaran? Dia berhutang budi padamu.’’
‘’Berhenti memanggilku seperti itu,’’ risih Satan.
‘’Aku tidak ingin bermusuhan dengan kalian semua. Tapi, aku orang yang paling menjunjung tinggi balas budi. Satan menolongku dan itu faktanya,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Ya sudah, lakukan apa saja sesuka hatimu,’’ kata Pangeran Aoi berbalik dan menuju ke kasur membuat yang lainnya juga ikut bubar.
‘’Kalau begitu, kalian akan kembali tidur di dalam,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Akhirnya … Kau tidak tahu di luar itu sangat dingin. Terima kasih,’’ senyum Putri Kamiai sambil memegang tangan sang pangeran.
‘’Te-Tentu, siapa dulu Pria Tampan ini?’’ bangga Pangeran Ozora dengan wajah merona.
Setelah itu, mereka pun berisitirahat mengingat besok akan dilangsungkan upacara kelulusan bagi pengendali yang telah menyelesaikan masa pendidikan.
......................
Matahari dengan warnanya yang kemerahan muncul di atas horizon di sebelah timur, dan saat ini ratusan orang sudah memenuhi halaman utama.
‘’Wah, ada begitu banyak orang,’’ kata Putri Kamiai menatap dari atas ke bawah bersama yang lainnya.
Ia pun mencari keberadaan Pangeran Shieru hingga melihat pria itu berdiri di barisan depan bersama Ninshu dan Aidagara. ‘’Itu kakakku!’’
‘’Kudengar Pangeran Negara Api menjadi murid terbaik akademi ini,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Ninshu Sensei juga pernah mengatakannya. Kelak, aku juga akan menjadi murid terbaik di akademi ini,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Percaya diri sekali, jangan bermimpi begitu tinggi. Justru Yang Mulia ini yang akan menjadi murid terbaik,’’ kata Satan.
‘’Tidak, tidak, Pria Tampan inilah yang akan menjadi terbaik nanti,’’ kata Pangeran Ozora.
Setelah upacara kelulusan selesai, Pangeran Shieru pun menghampiri sang adik.
‘’Kakak sudah akan akan pulang?’’ tanya Putri Kamiai.
‘’Ya, sebentar lagi kami berangkat ke kapal,’’ jawab sang kakak.
‘’Salam kakak ipar, aku Pangeran dari Negara Angin, Ozora.’’
Serentak ketiga orang di sana langsung menoleh ke arahnya.
‘’Ka-Kakak ipar?’’ habis pikir Pangeran Shieru sambil menunjuk dirinya.
‘’Apa itu kakak ipar?’’ tanya Putri Kamiai dan Satan bersamaan.
‘’Kalian masih belum cukup umur untuk mengetahui artinya,’’ kata Pangeran Ozora.
Pangeran Shieru memasang wajah bodoh. ‘’Kau sendiri juga masih belum cukup umur, kenapa sudah tahu hal seperti ini?’’
‘’Ehem! Sesama pria, ini akan menjadi rahasia di antara kita,’’ bisik Pangeran Ozora.
‘’Hei, aku mendengarmu,’’ kata Putri Kamiai.
Tidak lama kemudian, Aidagara datang menghampiri. ‘’Pangeran, kereta sudah datang.’’
‘’Begitu, ya? Jaga dirimu baik-baik. Aku akan merindukanmu,’’ kata Pangeran Shieru memeluk sang adik.
‘’Kakak! Sesak,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Ahaha gomen, kau benar-benar lucu. Hei, jangan sedih. Setelah kau kembali ke Negara Api, aku berjanji akan menemanimu bermain sampai puas,’’ kata Pangeran Shieru.
‘’Saat itu aku sudah tumbuh dewasa, untuk apa bermain dengan Kakak lagi?’’ tatap Putri Kamiai dengan wajah bodoh.
Pangeran Shieru terkekeh sebelum beranjak pergi.
‘’Hati-hati kakak ipar!’’ teriak Pangeran Ozora.
‘’Aku bukan kakak iparmu!’’ balas Pangeran Shieru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
GemiNoSa
kucuriga satan kamiai dan ozora nnti trlibat cintasegitiga
2024-05-06
5
Pisces Aprodithe
ozora ini lucu banget,,dari tadi dibikin ketawa olehnya/Curse/
2024-05-01
6
Dina⏤͟͟͞R
🤣🤣🤣🤣waahh udah mengajukan diri untuk memanggil kakak ipar
2024-05-01
1