Matahari mulai bergeser sedikit demi sedikit hingga sore hari pun tiba, membuat semua anak kembali berkumpul.
‘’Kau dari mana saja?’’ tanya Pangeran Ozora.
‘’Mencari kakakku sambil ditemani Satan. Tapi aku tidak menemukannya karena tempat ini sangat luas,’’ jawab Putri Kamiai sambil menunjuk Satan.
‘’Eh? Ditemani anak pembawa sial ini?’’ tanya Pangeran Ozora.
‘’Dia bukan pembawa sial, dia adalah temanku,’’ jawab Putri Kamiai hingga para guru datang.
‘’Sekarang, kami berempat yang akan mengambil alih. Ini adalah Aula Yosei, tempat latihan dimana para pengendali mempelajari semua bagian dasar. Silahkan bergabung berdasarkan elemen masing-masing terlebih dahulu.’’
Para murid pun saling menghampiri dan berbaris berdasarkan elemen mereka dan terbentuk empat kelompok dari setiap unsur yang masing-masing dibimbing oleh satu guru, antara lain :
Suigen Sensei – Elemen Air
Dogo Sensei – Elemen Tanah
Kabuki Sensei – Elemen Api
Furoku Sensei – Elemen Angin
‘’Di depan kalian sudah ada kertas kosong di atas meja. Itu adalah kertas chakra yang sudah diberi segel, sehingga tidak mudah robek atau hancur oleh apa pun, kecuali terkena serangan yang memiliki kandungan chakra.’’
Para murid meraih kertas tersebut dan berusaha merobeknya. Namun, kertas itu benar-benar tidak bisa rusak.
‘’Di samping kami sudah ada empat kertas yang memperlihatkan reaksi setelah terkena chakra air, tanah, api dan angin. Tugas kalian nantinya adalah memberikan reaksi kepada kertas menggunakan chakra dari elemen natural. Tapi sebelum itu, kalian harus memusatkan chakra terlebih dahulu.’’
Hingga latihan pun dimulai, membuat para murid duduk bersila sambil meletakkan kedua tangan masing-masing di atas lutut lalu memejamkan mata.
‘’Chakra adalah energi spiritual yang diperoleh dalam tubuh. Jadi, untuk membangkitkannya adalah dengan menyatukan tubuh, hati dan pikiran.’’
Semua mengangguk sambil fokus mengikuti arahan, meskipun di antara mereka ada yang menyempatkan tidur, seperti Pangeran Midoriha yang menunduk, Pangeran Aoi memiringkan kepalanya, bahkan Pangeran Ozora sesekali hampir terjatuh ke belakang.
Hingga tongkat pemukul berbunyi membuat mereka tersentak kaget.
‘’Kami menyuruh kalian memusatkan chakra dalam tubuh, bukan mengambil kesempatan untuk tidur!’’
Putri Kamiai yang mendengarnya hanya menghela nafas panjang sambil menggerutu kecil. Setelah 20 menit berlalu, waktunya mempraktikkan dengan memberikan reaksi kepada kertas chakra.
Para murid pun memanfaatkan chakra dalam tubuh sebelum menggunakan elemen natural mereka. Tentu saja keempat elemen yang mengenai kertas chakra memberikan reaksi antara lain :
Elemen Air membuat kertas chakra menjadi basah.
Elemen Tanah membuat kertas chakra menjadi tanah dan hancur seperti lumpur.
Elemen Api membuat kertas chakra terbakar dan menjadi abu.
Elemen Angin membuat kertas chakra terbelah menjadi 2 bagian.
‘’Satan, kau masih tidak memberikan reaksi pada kertas chakra. Apa kau mengalami kesulitan?’’ tanya Guru Kabuki.
Anak laki-laki yang ditanyai terdiam untuk sesaat. ‘’Sebenarnya … Aku tidak bisa menggunakan chakra seperti anak-anak lainnya.’’
Mendengar hal itu membuat guru Kabuki langsung mengerti.
Oh, jadi dialah yang dibicarakan selama ini. Anak yang lahir dengan kutukan takdir 7 tahun yang lalu, ucapnya dalam hati.
‘’Abunai(Awas)!’’ teriak Putri Kamiai.
Satan menoleh dan langsung melotot melihat bola api menghampirinya, membuatnya langsung berlari. ‘’Selamatkan Yang Mulia ini!’’
‘’Apa yang kau lakukan Putri Negara Api?!’’ pekik Guru Kabuki.
‘’Cepat hentikan! Ini tidak lucu!’’ teriak Satan.
‘’Aku tidak tahu bagaimana caranya!’’ kata Putri Kamiai yang masih diselimuti chakra merah.
Saat itu juga, guru Suigen menarik air di sekitar dan langsung memblok api tadi untuk memadamkannya, membuat chakra merah yang menyelimuti sang putri ikut perlahan meredup.
‘’Oee! Yang tadi itu bahaya! Kau mau aku bunuh?!’’ seru Satan.
‘’Sumimasen(Maaf)!’’ balas Putri Kamiai.
Para guru saling bertatapan dengan mata terbelalak sebelum melirik sang putri membuat Putri Kamiai tersenyum kaku melihat hal itu.
......................
Hingga hari mulai menjadi gelap membuat semuanya kembali berkumpul di dapur untuk membuat menu makan malam.
‘’Memasak lagi,’’ kata Putri Kamiai.
‘’Yang Mulia ini sudah sangat ingin tidur, tapi kalau tidak memasak juga tidak dapat makan malam,’’ kata Satan.
Rokimaru yang melihat para guru dari jauh langsung mengkode semuanya. ‘’Sensei datang.’’
Begitu para guru tiba, mereka menatap Putri Kamiai untuk sesaat. ‘’Semuanya, mengenai kejadian di area latihan tadi, itu adalah kecelakaan yang tidak disengaja, jadi aku tidak ingin ada kesalahpahaman di antara kalian, mengerti?’’
Para murid saling bertatapan tanpa mengatakan apa pun sehingga tongkat pemukul berbunyi.
‘’Kami mengerti Sensei!’’
‘’Tugas kami untuk memperkenalkan aktivitas sudah selesai, jadi selain bimbingan kelas dan latihan, semua pekerjaan sehari-hari akan dilakukan oleh kalian sendiri. Hanya itu yang ingin kami sampaikan, silahkan buat menu makan malam.’’
Semua anak pun menatap resep yang tertulis. ‘’Menu makan malam kita adalah Soba, ya?’’
‘’Rebus soba hingga lunak lalu tiriskan,’’ kata Rokimaru.
‘’Untuk kuahnya, didihkan air lalu tambahkan kaldu dashi dan wakame,’’ kata Arisu.
‘’Masak hingga wakame lunak,’’ kata Eri.
Putri Kamiai menambahkan miso cokelat. ‘’Didihkan kembali.’’
Satan memasukkan irisan daging sapi sukiyaki per lembar. ‘’Didihkan hingga matang lalu matikan api.’’
‘’Taruh soba dalam mangkuk saji,’’ kata Pangeran Ozora.
‘’Tuangi kuahnya,’’ kata Ishizawa dan Hashizume.
‘’Berikut isian dagingnya,’’ kata Riruru.
Pangeran Midoriha dan Pangeran Aoi memberi bahan taburan nori potong-potong.
‘’Selesai,’’ kata Rensuke.
......................
Aula Taberu
Setelah tahu Satan adalah pembawa sial, para anak pun menjauhinya sehingga saat ini ia duduk sendiri di sudut ruangan dan terkucilkan.
‘’Anak pembawa sial itu merusak pemandangan saja.’’
‘’Kenapa dia harus juga ikut masuk ke akademi?’’
‘’Para guru juga tidak mempermasalahkan kedatangannya.’’
‘’Yang pastinya jangan dekati anak itu. Dia akan membuat kita semua tertimpa kesialan.’’
‘’12 tahun bersama anak pembawa sial, kita benar-benar tidak beruntung.’’
Satan yang mendengarnya tidak peduli dan lebih fokus menyantap makan malamnya. Hingga sebuah meja makan mini diletakkan dengan kasar di sampingnya.
‘’Jika dia anak pembawa sial, maka kalian adalah anak kurang ajar!’’ kesal Putri Kamiai melanjutkan kembali makannya.
Satan bisa melihat anak-anak lainnya terlihat terkejut sebelum mereka akhirnya berbisik.
‘’Tidak usah pedulikan para semut itu dan makanlah. Mereka hanya tahu mengatakan pembawa sial, pembawa sial,’’ gerutu Putri Kamiai yang kedua pipinya sudah penuh dengan makanan.
‘’Justru kau yang memedulikan mereka,’’ kata Satan.
‘’Kau diam sa—uhuk! Uhuk! Air, air, aku butuh air, cepat!’’ kata Putri Kamiai meraih gelas airnya.
Melihat hal itu membuat Satan terkikik sebelum akhirnya ikut tersedak juga dan langsung meraih gelas minumannya.
‘’Zamamiro(Kau pantas mendapatkannya). Siapa suruh bahagia diatas penderitaan orang lain,’’ ejek Putri Kamiai.
Pangeran Ozora yang menyaksikan hal itu terbelalak. ‘’Dia benar-benar tidak peduli kalau Satan adalah anak pembawa sial.’’
‘’Sepertinya dia serius mengatakan anak itu adalah temannya saat di tempat latihan,’’ kata Pangeran Aoi.
Pangeran Midoriha mengangguk membenarkan.
‘’Oee Rensuke, nanti Tuan Putri-mu mengalami nasib buruk,’’ kata Ishizawa.
Rensuke terdiam untuk sesaat. ‘’Karena Satan pembawa sial, semua orang di Negara Api mengucilkannya. Tidak ada yang mau mendekat atau mengajaknya bicara. Hingga 2 hari yang lalu, Tuan Putri mengunjungi kota dan melihat Satan dipukuli oleh orang-orang sehingga Tuan Putri melindunginya. Dan kurasa dari sanalah mereka saling mengenal. Jadi, tidak heran melihat situasi mereka sekarang.’’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Dina⏤͟͟͞R
hih ikut gemes ma anak2 sombong ini
2024-05-01
1
Pisces Aprodithe
harus hafal semua nama nih
2024-04-24
6
Pisces Aprodithe
satan ini dikit-dikit mau ngebunuh mulu,,lu pikir gak bakalan masuk penjara apa wkwkwk
2024-04-24
6