Bab Dua Puluh

“Yang rugi bandar dalam hubungan rumah tangga mereka itu Aranti. Karena Davin juga yang menghancurkan hidup Aranti!”

“Davin memperkosa Aranti!”

“Aranti tidak boleh melanjutkan sekolah bahkan meski sekolah Aranti jalur biaya siswa!”

“Setelah kalian batasi gerak Aranti, kalian juga tega memperbudak Aranti!”

“Kalian membuat Aranti yang sedang hamil muda sibuk kerja!”

“Kalian menolak menafkahi Aranti bahkan sekadar ke janin Aranti!”

“Kalian menyebut keadilan yang Aranti perjuangkan sebagai pengumbar aib, fitnah, dosa! Bahkan kalian mengancam akan memperkarakannya ke hukum!”

“Kalian ini manusia dan selalu haus dianggap sebagai orang kaya. Namun kenapa keadaannya justru begini!”

“Di mana-mana, istri yang dinafkahi. Lah ini, kalian yang minta dinafkahi!”

“Sekarang begini saja, jika kalian terus begini, lepaskan saja Aranti. Lepaskan dan pastikan, kembalikan semua uang Aranti yang sudah kalian pakai!” tegas ibu Arambi sangat emosional. Ia bahkan mengakhiri ucapannya dengan membanting wajannya sekuat tenaga ke punggung ibu Susi.

Ibu Susi yang masih meringkuk, langsung menggeliat kesakitan. Selain itu, ibu Susi juga refleks meraung-raung.

Mereka yang menyaksikan di sana, merasa sangat ngeri sekaligus puas dengan apa yang terjadi. Namun, mereka juga jadi kasihan ke Aranti. Karena setelah menyimak ucapan ibu Arimbi selaku bos mereka, mereka baru tahu mengenai apa yang terjadi kepada Aranti. Aranti yang sebelumnya hanya bekerja paruh waktu di sana, yaitu sore hingga malam. Selain Aranti yang biasa memiliki banyak orderan termasuk orderan yang keluar kota.

“J—jangan ikut campur kamu!” tegas ibu Susi dengan suara bergetar. Sebab cara ibu Arimbi memperlakukannya, langsung membuatnya ketakutan.

“Kamu minta saya tidak boleh ikut campur, sementara kelakuanmu lebih pantas disebut silum.an. Dan baru saja, kamu justru membuat onar di tempat saya!?” tegas ibu Arambi cepat sekaligus masih meledak-ledak. “Apa? Mau mengancam saya, mau menyeret saya ke polisi? Mau memperkarakan apa yang saya lakukan ke hukum? Ayo, ... maunya di mana? Kapan? Buat laporannya sekarang juga!”

Aranti tidak menyangka, ibu Arimbi yang memang terkenal sangat baik sekaligus tega, akan membelanya habis-habisan layaknya sekarang. Ibu Arimbi melakukan apa yang harusnya seorang mama lakukan. Dengan kata lain, Aranti tetap mendapatkan pembelaan sekaligus perlindungan, ketika orang tuanya saja memilih angkat tangan dan tak mau peduli kepadanya lagi.

Ibu Susi yang tidak bisa melawan ibu Arimbi, segera berusaha duduk kemudian menatap kesal Aranti. “Puas kamu?!” ucapnya berangsur duduk, meski bekas hantaman yang ibu Arimbi lakukan kepadanya, membuat kepalanya pusing dan juga tubuhnya seperti remuk.

Aranti menggeleng tegas. “Ayo kita bicarakan baik-baik, Ma,” lirihnya masih sangat santun.

Di tengah napasnya yang terengah-engah, ibu Susi menggeleng tegas. “Sampai kapan pun, tidak akan pernah ada kata maaf buat kamu!”

“Manusia luknat terkuutuk sepertimu memang cocok jadi sam.pah!” lanjut ibu Susi di tengah dadanya yang makin bergemuruh parah.

Mendengar ucapan ibu Susi, Aranti yang sudah telanjur kecewa, berangsur menghela napas dalam. Ia yang menatap mama mertuanya penuh keseriusan, berangsur mengangguk-angguk. “Baik, ... jika memang begitu, tolong pastikan putra IBU, untuk segera membereskan hubungannya dengan saya.”

Aranti terpaksa mengatakannya di depan banyak orang. Karena memang, keadaan yang sudah tidak memungkinkan. Terlebih Aranti paham, seperti apa ibu Susi. Biar orang-orang di sana menjadi saksi. Karena memang, Aranti sudah tidak mau terikat dengan Davin lagi.

“Diberesi bagaimana sementara kamu hanya Davin nikahi secara siri?” balas ibu Susi masih sangat emosi.

“Minimal, Davin harus mengatakan akhir hubungan kami, meski itu hanya lewat telepon suara. Untuk mengesahkan semuanya dan tetap disaksikan oleh saksi. Agar ketika nanti kalian menyesal, kalian tidak bisa seenaknya kembali dengan dalih, tidak ada saksi!” tegas Aranti.

“Lihat saja nanti! Sebentar lagi! Dalam waktu dekat Davin akan menikah dengan wanita yang jauh lebih berkali lipat baik, ketimbang kamu! Wanita dari keluarga kaya raya, berpendidikan, terpandang, pokoknya kamu bukan apa-apanya!” tegas ibu Susi benar-benar pongah.

“Kami akan menggelar pesta mewah dan kamu wajib datang!” ucap ibu Susi kali ini sampai berteriak dan berakhir batuk-batuk.

Ibu Arimbi yang masih menyimak, refleks geleng-geleng sambil bersedekap. Ia merasa tak habis pikir sekaligus malu pada tingkah ibu Susi.

Suara batuk ibu Susi, juga langsung mengusik mas Narendra yang baru datang. Mas Narendra langsung menatap saksama keadaan di sana. Namun mas Narendra yakin, sudah ada kekacauan besar dan itu masih berkaitan dengan kehadiran ibu Susi di sana. Pasti ibu Susi sedang marah-marah lagi ke Aranti.

“Jika memang anak Ibu termasuk Ibu sekeluarga memiliki harga diri, pastikan sebelum Davin menikah lagi dan kalian akan menggelar pesta besar, pastikan kalian sudah membereskan hubungan kami. Karena jika itu sampai tidak kalian lakukan ....” Walau masih berbicara dengan suara lirih, Aranti juga fokus menatap kedua mata ibu Susi penuh peringatan.

Aranti benar-benar sudah tidak tahan. Ia merasa muak dengan apa yang ia dapatkan dari Davin sekeluarga. Terlebih selain ia yang merupakan korban dan ia juga sudah memberi Davin sekeluarga banyak kesempatan. Bukannya sadar diri dan setidaknya manusiawi, Davin sekeluarga malah makin semena-mena kepadanya.

“Jika Davin benar-benar akan menikah lagi, ... apakah itu masih berkaitan dengan suara wanita yang menggedor pintu sambil teriak memanggil sayang dan sempat aku dengar? Terus, alasan mas Davin menghabiskan banyak uang yang dikatanya untuk bayaran, ... apakah ini juga ada kaitannya dengan pernikahan yang ibu Susi katakan?” pikir Aranti yang kemudian berkata, “Saya tidak segan memperkarakan kasus pemerkosaan yang Davin lakukan ke saya. Dan saya pastikan, bukan hanya itu yang dia terima. Karena KDRT yang kalian lakukan kepada saya, juga akan membuat hukuman kalian lebih berat!” Lega, Aranti sungguh merasakannya hanya karena mengatakannya. Ia dapati, ibu Susi yang langsung gagap sesak napas. Itu jelas menegaskan bahwa ibu Susi syok bahkan takut. Bahkan meski selanjutnya, ibu Susi jadi sibuk menantang banyak hal kepadanya.

Di lain sisi, di tempat berbeda, Davin baru saja memboyong Anggita maupun kedua orang tuanya. Davin sudah ditemani sang sopir. Ia tak segan membawa koper besar dan awalnya ditarik oleh papanya Anggita.

Pasangan paruh baya yang Anggita kenalkan sebagai orang tuanya, berpakaian necis layaknya hendak ke pesta. Karena ketika bapak-bapaknya memakai setelan jas lengkap dengan dasi warna hitam, si ibu-ibunya memakai gaun satin dan agak terlihat membuat wanita itu kurang nyaman.

“Dasar keluarga halu! Sinetron apa lagi yang akan mereka buat? Bau-baunya akan ada sinetron azab terbaru?” batin sang satpam. Ia melongok dari balik pintu gerbang mewah yang ia jaga.

Terpopuler

Comments

ERNY TRY SANTY

ERNY TRY SANTY

nah Bu Arimbi klo udh beraksi , wassalam nasibmu Bu Susi .. akhirnya Aranti bs tegas jg .. good job.. hahaha Kel halu ,itu pasti Kel Anggita😄

2024-04-28

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

biar aja pak satpam, keluarga halu memang berjodohnya sama keluarga toxic macam Davin dan ortunya

2024-04-28

0

Sintia mau dong kak satu Sari plis

Sintia mau dong kak satu Sari plis

hhaahahaaaaaa ......ternya ibususi bisamerasakan senjata legendaris andalannya embak arimbi

2024-04-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!