Bab 17 : Nobar bersama Lynn.

Mentari sore menyelinap di balik gedung-gedung pencakar langit, menyorot debu-debu halus yang beterbangan di udara Sekolah Himania. Jam menunjukkan pukul 11.45. Kresek-kresek... Suara pengeras suara sekolah, sedikit serak seperti nenek-nenek batuk, memecah kesunyian.

“Kepada seluruh murid, diharapkan mengosongkan sekolah jam dua belas tepat karena semua guru mengadakan rapat. Terima kasih.” Pengumuman itu disambut gemuruh riang, campuran suara horee! dan yeay! yang bergema di koridor. Bayangan murid-murid berlarian, tas mereka beradu ringan, menciptakan simfoni kecil nan meriah, persis orkestra kacau tapi menyenangkan.

Reina, dengan rambut panjangnya yang berkilauan di bawah cahaya senja, berdiri dari bangkunya. Tasnya terayun ringan, menyertai langkahnya yang lincah. "Ayok, Lynn, kita ke depan gerbang bersama-sama... Jangan sampai ketinggalan kereta ajaib yang akan membawa kita pulang!" Suaranya, seceria lonceng angin, membuat suasana terasa lebih hangat.

Lynn, dengan hati-hati, memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Bruk! Sebuah buku jatuh, suara kecil itu nyaris tak terdengar di tengah riuhnya suasana. Komik kesayangannya, 'Sword Art Online', terjepit di antara buku-buku pelajaran.

Reina, yang menunggu di dekatnya, tak sengaja melihat sampul komik itu. Matanya membulat, seolah menemukan harta karun. "Eh, tunggu! Itu 'Sword Art Online' kan? Kok kamu baca komik, bukannya main game-nya aja? Kan lebih seru!"

"Ha... a... ada apa, Reina...?" Lynn terkejut, suaranya sedikit gemetar. Pipinya, yang biasanya pucat, merona tipis, seperti semburat merah muda di atas salju. "Aku lebih suka baca komiknya, lebih detail gambarnya!"

"Apakah itu komik 'Sword Art Online' yang terbaru?!" Mata Reina berbinar, penuh rasa ingin tahu. Senyumnya merekah, seindah bunga matahari di pagi hari. "Aku juga suka! Tapi aku lebih suka nonton animenya, lebih dramatis gitu!"

"I... iya... Kamu baca juga?" Lynn masih gugup, tangannya sedikit berkeringat dalam genggaman Reina. Ia merasa jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. "Aku nggak punya waktu main game, Reina. Lagian, aku lebih suka membaca, lebih tenang."

"Tidak sih... aku cuma nonton animenya saja..." Reina menjelaskan dengan semangat, senyumnya semakin lebar. "Gimana ya, rasanya kalau aku baca komiknya? Mungkin aku bakal ngerti lebih banyak detailnya ya?"

"Wah, sungguh..." Lynn terkesan, namun senyumnya memudar. Suaranya berubah datar, wajahnya sedikit murung. "Tapi aku tak bisa nonton animenya."

Reina merasakan perubahan suasana hati Lynn. "Emang kenapa, Lynn? Jangan-jangan HP-mu kejatuhan kue lapis?" tanyanya, suaranya lebih lembut, penuh empati.

"HP-ku rusak..." Lynn menjawab singkat, kepala menunduk. Rambutnya yang putih keperakan seakan memantulkan kesedihannya.

"Kalau begitu..." Reina menggenggam tangan Lynn lagi, kali ini dengan tatapan penuh pengertian dan semangat. "Ayok, nobar di rumahku saja... Aku punya stok camilan yang banyak banget, jamin kamu lupa sama HP-mu yang rusak!"

Mata Lynn berbinar kembali, seperti bintang yang muncul di langit malam. Ekspresinya berubah drastis, dari murung menjadi penuh harap. "Bo... bolehkah...?" Suaranya sedikit gemetar, campuran rasa malu dan bahagia.

"Kalau kamu nggak keberatan," Reina menjawab dengan lembut, senyumnya menenangkan, seperti cahaya matahari yang menembus awan gelap. "Lagian, nonton bareng lebih seru! Kita bisa komentarin bareng-bareng, kayak lagi di bioskop!"

"Baiklah." Lynn tersenyum, senyum yang jarang sekali terlihat. Senyum itu, seindah bunga sakura yang mekar di musim semi, menghiasi wajahnya yang biasanya dingin.

Di kamar Reina, aroma wangi lavender dan vanilla memenuhi udara. Kamarnya rapi dan bersih, terasa nyaman dan menenangkan. "Wangi kamarmu seperti toko kue!" seru Lynn.

"Wah... kamarmu rapi sekali, Reina..." Lynn kagum, suaranya berbisik pelan.

"Wajar sih... soalnya aku bangun lebih awal tadi. Aku juga rajin beberes, beda sama kamu yang suka menumpuk komik di mana-mana!" Reina tersenyum tipis, lalu membuka lemari belajarnya. Krek! Suara lemari yang terbuka, mengungkapkan isi di dalamnya: lemari pink yang penuh dengan manga dan komik. Lynn terkesiap melihatnya.

"Eh... banyak sekali manga dan komik di sini..." Lynn berdecak kagum, namun suaranya masih tertahan, takut terlihat terlalu antusias di depan Reina. "Ini koleksi pribadimu semua?"

"Kalau mau baca, baca saja dulu, aku akan mengambil laptopku sebentar." Reina berjalan ke meja riasnya, dihiasi boneka-boneka lucu yang menggemaskan. Klek! Suara laci meja rias yang terbuka. "Jangan sampai kamu baca semua ya, nanti nggak sempet nonton!"

Lynn mulai mengambil komik dan manga Reina. "Ha... apa ini? Banyak sekali! Ada manga 'Oshi no Ko'! Wah, ini yang lagi aku incer banget!" Antusiasmenya meluap, sikap dinginnya sirna seketika. Ia tertawa kecil, suara tawa yang ringan dan ceria. "Ini kayak surga bagi pecinta manga!"

"Yosh... ayok kita nonton bareng..." Reina kembali, terkejut melihat Lynn yang begitu bersemangat. "Eh, tunggu dulu! Jangan sampai kamu baca semua ya, nanti nggak sempet nonton!"

"Reina... aku ingin main di rumahmu setiap hari, boleh...?" Lynn duduk sambil memegang 'Oshi no Ko', suaranya penuh semangat, menunjukkan kegembiraannya. "Aku janji nggak akan baca semua komikmu!"

"Sangat boleh, Lynn..." Reina duduk di karpet putih bermotif bunga, meletakkan laptopnya. "Ayok... duduk di sini. Tapi inget ya, nonton dulu baru baca komik!"

Lynn segera bergabung dengan Reina.

"Season mana yang belum kamu tonton, Lynn?" Reina bertanya, suaranya lembut, tatapannya hangat dan penuh perhatian.

"Anu... aku belum nonton season tiga..." Lynn menjawab, suaranya masih sedikit dingin, namun ada kegugupan di dalamnya. Pipinya kembali merona.

"Yos... ayok kita tonton!" Reina membuka situs nonton anime 'Sword Art Online'. Tik tik tiK! Jari-jarinya lincah mengetik di keyboard laptopnya. "Siap-siap terhanyut dalam dunia virtual!"

Mereka berdua asyik menonton prolog anime tersebut. Wajah mereka berseri-seri, bahkan Lynn yang dikenal dingin, senyumnya tak kalah manis dari Reina. Suasana kamar dipenuhi kehangatan dan keceriaan. Sesekali mereka tertawa bersama, mengomentari adegan-adegan lucu dalam anime.

15 menit kemudian...

Tepat di tengah episode, tok tok tok! Suara ketukan pintu yang tiba-tiba, memecah kesunyian. Reina menjeda filmnya. "Wah, ada tamu nih! Semoga bukan tukang tagih hutang!"

"Siapa itu...?" Reina menghampiri jendela, mengintip ke luar. Jantungnya berdebar sedikit lebih cepat.

Lynn hanya duduk, menatap Reina dengan penuh rasa ingin tahu.

"Ha... Kei!! Ngapain sih dia pakai datang segala?!" Reina terkejut, wajahnya memerah. Ia terlihat sedikit panik. "Aduh, aku belum rapi nih!"

Lynn terkejut mendengarnya. "Ha... Kei?" Ia ikut mengintip. Kejutan lain menimpanya: Kei tidak sendirian, ada Kenzi dan Hanna juga! Wajah Lynn berubah pucat, ia merasa sedikit cemas dan tidak nyaman karena tidak suka keramaian. "Kok rame banget sih?" Kemudian, saat melihat Kenzi, wajah Lynn langsung menegang. Matanya menyipit sedikit, dan bibirnya membentuk garis lurus. "Kenzi...?" bisiknya, suaranya terdengar datar dan sedikit tegang. Ia tampak jelas tidak nyaman dengan kehadiran Kenzi. "Aku... aku nggak suka ramai..." lanjutnya, suaranya hampir tak terdengar.

Reina melihat wajah Lynn yang berubah. "Ada apa, Lynn? Kamu takut ketemu Kei?" Tanyanya, suaranya lembut, memperhatikan Lynn yang tampak gelisah.

"Tidak apa-apa, aku tak tahu bahwa temanmu banyak sekali..." Lynn masih mengintip, tampak sedikit tegang. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku lebih suka suasana yang tenang, bukan ramai-ramai kayak pasar!" Ia melirik Kenzi lagi, dan terlihat jelas ketidaksukaannya.

"Hanya mereka bertiga kok, ditambah kamu..." Reina menatap Lynn dengan senyum menenangkan. Ia berusaha untuk membuat Lynn merasa lebih nyaman. "Tenang aja, mereka orangnya baik kok!"

Di luar rumah Reina...

"Hai... Reina! Aku mau main di rumahmu!... Buka pintunya..." Hanna berteriak, mengetuk pintu dengan keras. Dug dug dug! Suaranya lantang dan riang.

"Hei, sudahlah, Hanna. Jangan memukul pintu rumah Reina dengan keras," Kei berkata datar, suaranya terdengar tenang namun tegas. "Nanti pintunya jebol, kamu yang ganti!"

Kenzi menambahkan dengan suara berat namun ramah, "Iya, sayang... Kamu mau ya, gantiin pintu rumah Reina dengan uangmu sendiri? Lagian, kamu nggak liat ya, ini rumah bukan tembok!" Ia menepuk kepala Hanna dengan lembut.

Hanna cemberut. "Kalian yang ganti dengan uang kalian..." Suaranya terdengar manja namun sedikit kesal. "Ih, pelit banget sih kalian!"

"Hadeh..." Kei menghela napas, melihat ke arah jendela kamar Reina. Ia terkejut melihat Lynn mengintip. Lynn yang menyadari hal itu, segera menjauh dengan ekspresi ketakutan. Ia merasa jantungnya berdebar kencang. "Siapa yang berada di dalam kamar Reina...tapi wajah nya, seperti nya aku kenal sama dia" gumam hati Kei.

Episodes
1 Bab 1: beginning
2 Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3 Bab 3: perkenalan yang berarti.
4 Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5 Bab 5 : maksud dari semua ini.
6 Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7 Bab 7 : Reina dan sekolah.
8 Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9 Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10 Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11 Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12 Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13 Bab 13 : jas
14 Bab 14 : Acara pernikahan.
15 Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16 Bab 16 : Arisu Lynn.
17 Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18 Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19 Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20 Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21 Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22 Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23 Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24 Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25 Bab 25 : Kemana.
26 Bab 26 : Persiapan yang matang.
27 Bab 27 : Menuju Osaka.
28 Bab 28 : Osaka.
29 Bab 29 : Pencarian di gudang.
30 Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31 Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32 Bab 32 : Cacian.
33 Bab 33 : Kembali.
34 Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35 Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36 Bab 36 : Reina pulang.
37 Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38 Bab 38 : Perasaan spesial.
39 Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40 Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41 Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42 Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43 Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44 Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45 Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46 Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47 Bab 47 : Ketakutan Reina.
48 Bab 48 : Keterpurukan.
49 Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50 Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51 Bab 51 : Duka.
52 Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53 Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54 Bab 54 : Penculikan Kei.
55 Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56 Bab 56 : Merawat Kei.
57 Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58 Bab 58 : Celina Andras.
59 Bab 59 : Reina dan Andras.
60 Bab 60 : Perkenalan.
61 Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62 Bab 62 : Mata merah Andras.
63 Bab 63 : Persahabatan SMA.
64 Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65 Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66 Bab 66 : Peninggalan.
67 Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68 bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69 Bab 69 : Kemarahan Andras.
70 Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71 Bab 71 : Pendukung.
72 Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73 Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74 Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75 Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76 Bab 76 : Emi, Earl.
77 Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78 Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79 Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80 Bab 80 : Tercekik :v
81 Bab 81 : Janji Perlindungan.
82 Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83 Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84 Bab 84 : Kekacauan.
85 Bab 85 : Akibat.
86 Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87 Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88 Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89 Bab 89 : Solo gitar.
90 Bab 90 : Tak terduga.
91 Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92 Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93 Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94 Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95 Bab 95 : Melihat Ryu.
96 Bab 96 : Berusaha lah!
97 Bab 97 : Kembali ceria lah!
98 Bab 98 : Berlari.
99 Bab 99 : Yang di ingin kan.
100 Bab 100 : Astaga.
101 Bab 101 : Ular.
102 Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103 Bab 103 : Kamu telah berubah.
104 Bab 104 : Bayangan masalalu.
105 Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106 Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107 Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108 Bab 108 : Menguntit.
109 Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110 Bab 110 : Stadion Kuroku.
111 Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112 Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113 Bab 113 : Max, Yumi.
114 Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115 Bab 115 : Undangan konser.
116 Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117 Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118 Bab 118 : Joging.
119 Bab 119 : Pengumuman penting.
120 Bab 120 : Stadion Leisia.
121 Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122 Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123 Bab 123 : Selamat YMEE.
124 Bab 124 : Teror 2.
125 Bab 125 : Bertarung melawan api.
126 Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127 Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128 Bab 128 : Kita gagal.
129 Bab 129 : Berputar kembali.
130 Bab 130 : Berpikir kritis.
131 Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132 Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133 Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134 Bab 134 : Dia lolos.
135 Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136 Nan 136 : Surat.
137 Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138 Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139 Bab 139 : Izin Ina.
140 Bab 140 : Reiz, Tia.
141 Bab 141 : Leon Rombert.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1: beginning
2
Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3
Bab 3: perkenalan yang berarti.
4
Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5
Bab 5 : maksud dari semua ini.
6
Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7
Bab 7 : Reina dan sekolah.
8
Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9
Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10
Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11
Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12
Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13
Bab 13 : jas
14
Bab 14 : Acara pernikahan.
15
Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16
Bab 16 : Arisu Lynn.
17
Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18
Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19
Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20
Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21
Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22
Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23
Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24
Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25
Bab 25 : Kemana.
26
Bab 26 : Persiapan yang matang.
27
Bab 27 : Menuju Osaka.
28
Bab 28 : Osaka.
29
Bab 29 : Pencarian di gudang.
30
Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31
Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32
Bab 32 : Cacian.
33
Bab 33 : Kembali.
34
Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35
Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36
Bab 36 : Reina pulang.
37
Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38
Bab 38 : Perasaan spesial.
39
Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40
Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41
Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42
Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43
Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44
Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45
Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46
Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47
Bab 47 : Ketakutan Reina.
48
Bab 48 : Keterpurukan.
49
Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50
Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51
Bab 51 : Duka.
52
Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53
Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54
Bab 54 : Penculikan Kei.
55
Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56
Bab 56 : Merawat Kei.
57
Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58
Bab 58 : Celina Andras.
59
Bab 59 : Reina dan Andras.
60
Bab 60 : Perkenalan.
61
Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62
Bab 62 : Mata merah Andras.
63
Bab 63 : Persahabatan SMA.
64
Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65
Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66
Bab 66 : Peninggalan.
67
Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68
bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69
Bab 69 : Kemarahan Andras.
70
Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71
Bab 71 : Pendukung.
72
Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73
Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74
Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75
Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76
Bab 76 : Emi, Earl.
77
Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78
Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79
Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80
Bab 80 : Tercekik :v
81
Bab 81 : Janji Perlindungan.
82
Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83
Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84
Bab 84 : Kekacauan.
85
Bab 85 : Akibat.
86
Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87
Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88
Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89
Bab 89 : Solo gitar.
90
Bab 90 : Tak terduga.
91
Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92
Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93
Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94
Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95
Bab 95 : Melihat Ryu.
96
Bab 96 : Berusaha lah!
97
Bab 97 : Kembali ceria lah!
98
Bab 98 : Berlari.
99
Bab 99 : Yang di ingin kan.
100
Bab 100 : Astaga.
101
Bab 101 : Ular.
102
Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103
Bab 103 : Kamu telah berubah.
104
Bab 104 : Bayangan masalalu.
105
Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106
Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107
Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108
Bab 108 : Menguntit.
109
Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110
Bab 110 : Stadion Kuroku.
111
Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112
Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113
Bab 113 : Max, Yumi.
114
Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115
Bab 115 : Undangan konser.
116
Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117
Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118
Bab 118 : Joging.
119
Bab 119 : Pengumuman penting.
120
Bab 120 : Stadion Leisia.
121
Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122
Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123
Bab 123 : Selamat YMEE.
124
Bab 124 : Teror 2.
125
Bab 125 : Bertarung melawan api.
126
Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127
Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128
Bab 128 : Kita gagal.
129
Bab 129 : Berputar kembali.
130
Bab 130 : Berpikir kritis.
131
Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132
Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133
Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134
Bab 134 : Dia lolos.
135
Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136
Nan 136 : Surat.
137
Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138
Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139
Bab 139 : Izin Ina.
140
Bab 140 : Reiz, Tia.
141
Bab 141 : Leon Rombert.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!