Bab 15 : Masakan untuk Kei.

Mentari menyingsing malu-malu di balik lembah, menebarkan semburat jingga lembut yang menari-nari di atas dedaunan hijau. Jam 05.00 pagi. Udara sejuk pagi masih berembun di jendela kamar Reina, kamar mungil yang dihiasi poster band kesukaannya. Reina, dengan rambut acak-acakan, mengganti piyama flanelnya dengan seragam sekolah yang rapi. Senyum tipis mengembang di bibirnya, bayangan wajah Kei, teman masa kecilnya, terlintas di benaknya.

"Hmm… apa ya yang Kei suka?" gumamnya, jari-jari lentiknya merapikan rambutnya yang panjang dan berkilau. Mata merah muda nya yang ceria berbinar-binar. Bukan sekadar menyiapkan sarapan, ini adalah cara Reina untuk mengungkapkan perasaannya, meskipun ia sendiri masih belum sepenuhnya memahaminya.

Ia melangkah keluar kamar, menuju dapur kecil yang sederhana namun hangat. Aroma kopi dari tetangga sebelah menyelinap masuk, bercampur dengan bau kayu manis dari rak bumbu yang tergantung di dinding. Reina mengeluarkan wajan kecil, panci mungilnya berdengung riang ketika ia letakkan di atas kompor gas.

"Ikan goreng cabe hijau, deh!" Ia membuka kulkas, mengambil ikan segar yang masih dingin. Kulkas tua itu, warisan dari neneknya, berdengung pelan, seperti sebuah lagu pengantar tidur. Reina memotong ikan itu dengan hati-hati, setiap gerakannya terkesan lembut dan penuh kasih sayang.

Minyak goreng berdesis di dalam wajan, aroma harumnya memenuhi udara. Reina bernyanyi kecil, suaranya merdu mengalun seperti aliran sungai kecil di pagi hari, suara yang mampu menenangkan jiwa yang gelisah. Suaranya, seindah senyumnya, mampu menghidupkan suasana pagi yang sunyi.

Setelah ikan matang, ia mulai menyiapkan bumbu. Cabe hijau, bawang merah, bawang putih, dan tomat, semuanya ia potong dengan teliti. Aroma tajam cabe bercampur dengan aroma bawang, menciptakan harmoni aroma yang menggugah selera. Blender kecil berdengung, mengolah bumbu-bumbu menjadi pasta yang kental dan harum.

Aroma sedap masakan Reina memenuhi seluruh rumah. Mama Ina, yang baru keluar dari kamarnya, tertegun. Ia mencium aroma yang begitu familiar, aroma yang selalu membuatnya rindu pada masa muda.

"Apa ini… harum sekali…" Mama Ina melangkah ke ruang makan, matanya terbelalak melihat hidangan yang masih mengepulkan uap panas di atas meja. Ia menyolek sedikit bumbu cabe hijau, mencicipinya dengan hati-hati. Ekspresi wajahnya berubah, dari heran menjadi terkejut, kemudian menjadi senyum yang lebar. "Reina… pasti Reina yang memasak ini!"

Reina masuk ke kamar, menyemprotkan parfum kesukaan Kei—parfum yang selalu mengingatkannya pada aroma Kei—lalu kembali ke ruang makan. Ia melihat Mama Ina yang sedang asyik menikmati masakannya.

Reina menyentuh pundak ibunya, "Ma…" suaranya sedikit seram, ingin mengejutkan ibunya.

Mama Ina tersenyum, "Eh, Reina… masakanmu sangat enak!" Ia mengambil sepotong ikan goreng, matanya berbinar.

"Aku senang, Ma," kata Reina, suaranya sedikit pelan, "tapi aku minta maaf, aku hanya menggoreng empat potong ikan, untuk Mama, Nenek, dan…"

Mama Ina memotong pembicaraan Reina, "Untuk Kei, ya? Haha…"

Wajah Reina memerah. "I… iya, Ma…"

"Eh… sudah pacaran, ya?" tanya Mama Ina dengan semangat.

Reina menggeleng, "Tidak…" Jawabannya singkat, tegas, seperti Kei.

Mama Ina tertawa, "Oh, baiklah. Izin Mama makan dulu, ya…"

Reina tersenyum, bahagia melihat ibunya menikmati masakannya. Namun, di balik kebahagiaannya, ada bayangan kelam tentang ayahnya, Danton.

 

Jam 06.30. Suara dering ponsel Kei memecah kesunyian pagi. Kei, yang sudah siap berangkat sekolah, menerima panggilan dari Reina.

"Ada apa, nelpon pagi-pagi gini?" Suara Kei datar, tenang, namun terdengar sedikit kelembutan di baliknya.

"Kei… mau bareng ke sekolah?" Suara Reina sedikit malu-malu.

"Oh… baiklah. OTW," jawab Kei, lalu mematikan panggilan.

"Eh… langsung dimatiin!!" Reina berteriak kecil, kecewa namun juga geli.

Beberapa menit kemudian, Papa Danton muncul, wajahnya pucat pasi, langkahnya sempoyongan karena mabuk. Ia mencium aroma ikan goreng, matanya berbinar.

"Reina… ada yang bisa Papa makan?" tanyanya, suaranya serak.

Reina, dengan ekspresi jijik yang tergambar jelas di wajahnya, menjawab, "Oh, tidak. Aku baru saja menggoreng empat potong ikan cabe hijau untuk Mama, Nenek, dan Kei. Jadi, kalau mau makan, buat sendiri." Suaranya datar, dingin, meniru nada bicara Kei. Ia melangkah pergi, meninggalkan ayahnya yang mabuk sendirian.

"Huh… padahal kau hidup di bawah duitku…" Papa Danton bergumam, suaranya semakin lemah.

"Bawah duit Papa? Apakah Papa salah mengeja kata-kata?" Reina membalas, suaranya datar, tanpa emosi. "Udah ya, Pa… Kei menungguku di depan sana. Daa…" Ia tersenyum sinis, sebuah senyum yang penuh kebencian dan kekecewaan.

Di depan halaman rumah Reina, Kei menunggu Reina dengan motor Scoopy kesayangannya. rumah itu tampak megah di pagi hari, dikelilingi taman yang asri dan rindang. Suara burung berkicauan, menciptakan simfoni alam yang menenangkan.

"Kei… kamu cepat juga, ya," kata Reina, suaranya riang.

Kei menatap ayahnya Reina yang masih berdiri di dalam rumah, raut wajahnya tak terbaca. "Itu Papa-mu?" Suaranya tenang, namun ada sedikit ketegangan di dalamnya.

"Iya… tapi, emang kenapa?" tanya Reina, penasaran.

Kei mengepalkan tangannya, menahan amarah yang membuncah. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Tidak… lupakan…" Ia menyalakan motornya, memberikan helm kepada Reina.

Reina tersenyum jahil, "Aku nggak mau naik, kalau kamu nggak memasangkannya…"

Kei tersenyum tipis, mengetahui itu adalah jebakan Reina. Ia memasang helm untuk Reina, lalu… puk! Ia memukul helm itu dengan lembut.

Reina terkejut, "Iakkk… apa sih, Kei?!"

Kei tertawa kecil, menutup mulutnya dengan tangan. Reina ikut tertawa, suara tawanya riang, menghilangkan ketegangan sesaat.

"Ayok, Reina. Nanti terlambat," kata Kei, suaranya terdengar bahagia.

"Baiklah…" Reina naik ke motor, memeluk jaket hitam Kei yang berbau maskulin.

Mereka melaju dengan kecepatan sedang, menuju sekolah. Di sepanjang jalan, Reina menikmati suasana pagi yang indah, dan kehadiran Kei di sampingnya.

 

Di depan gerbang sekolah, Kei berhenti. Reina turun dari motor.

"Baiklah, Reina. Aku pergi dulu," kata Kei, siap untuk pergi. Namun, Reina memegang lengan jaketnya.

"Ada apa?" tanya Kei, sedikit heran.

Reina tersenyum sedikit gugup, "Itu… aku buat sarapan untukmu. Di makan, ya… hihi…"

Kei terdiam sejenak, mencium aroma ikan goreng cabe hijau yang harum. "Terima kasih, Reina. Aku akan memakannya di jam istirahat pertama." Ia mengusap kepala Reina dengan lembut.

Dari kejauhan, Arisu Lynn, tetangga Kei, mengintip mereka dari balik pohon. Matanya menyipit, melihat kedekatan Kei dan Reina.

"Kalau gitu, aku berangkat ke sekolah, ya. Sampai jumpa, Reina," kata Kei, memakai helmnya.

"Baik, Kei. Hati-hati di jalan…" Reina melambaikan tangan, menatap kepergian Kei dengan senyuman nya yang sangat cerah dan menawan.

Lynn masih mengintip dari balik pohon, mengamati Reina dengan tatapan yang penuh arti, tatapan nya begitu datar dan dingin, bahkan melebihi tatapan dingin Kei

Bersambung…

Episodes
1 Bab 1: beginning
2 Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3 Bab 3: perkenalan yang berarti.
4 Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5 Bab 5 : maksud dari semua ini.
6 Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7 Bab 7 : Reina dan sekolah.
8 Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9 Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10 Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11 Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12 Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13 Bab 13 : jas
14 Bab 14 : Acara pernikahan.
15 Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16 Bab 16 : Arisu Lynn.
17 Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18 Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19 Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20 Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21 Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22 Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23 Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24 Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25 Bab 25 : Kemana.
26 Bab 26 : Persiapan yang matang.
27 Bab 27 : Menuju Osaka.
28 Bab 28 : Osaka.
29 Bab 29 : Pencarian di gudang.
30 Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31 Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32 Bab 32 : Cacian.
33 Bab 33 : Kembali.
34 Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35 Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36 Bab 36 : Reina pulang.
37 Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38 Bab 38 : Perasaan spesial.
39 Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40 Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41 Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42 Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43 Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44 Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45 Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46 Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47 Bab 47 : Ketakutan Reina.
48 Bab 48 : Keterpurukan.
49 Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50 Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51 Bab 51 : Duka.
52 Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53 Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54 Bab 54 : Penculikan Kei.
55 Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56 Bab 56 : Merawat Kei.
57 Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58 Bab 58 : Celina Andras.
59 Bab 59 : Reina dan Andras.
60 Bab 60 : Perkenalan.
61 Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62 Bab 62 : Mata merah Andras.
63 Bab 63 : Persahabatan SMA.
64 Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65 Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66 Bab 66 : Peninggalan.
67 Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68 bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69 Bab 69 : Kemarahan Andras.
70 Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71 Bab 71 : Pendukung.
72 Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73 Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74 Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75 Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76 Bab 76 : Emi, Earl.
77 Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78 Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79 Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80 Bab 80 : Tercekik :v
81 Bab 81 : Janji Perlindungan.
82 Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83 Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84 Bab 84 : Kekacauan.
85 Bab 85 : Akibat.
86 Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87 Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88 Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89 Bab 89 : Solo gitar.
90 Bab 90 : Tak terduga.
91 Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92 Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93 Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94 Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95 Bab 95 : Melihat Ryu.
96 Bab 96 : Berusaha lah!
97 Bab 97 : Kembali ceria lah!
98 Bab 98 : Berlari.
99 Bab 99 : Yang di ingin kan.
100 Bab 100 : Astaga.
101 Bab 101 : Ular.
102 Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103 Bab 103 : Kamu telah berubah.
104 Bab 104 : Bayangan masalalu.
105 Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106 Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107 Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108 Bab 108 : Menguntit.
109 Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110 Bab 110 : Stadion Kuroku.
111 Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112 Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113 Bab 113 : Max, Yumi.
114 Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115 Bab 115 : Undangan konser.
116 Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117 Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118 Bab 118 : Joging.
119 Bab 119 : Pengumuman penting.
120 Bab 120 : Stadion Leisia.
121 Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122 Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123 Bab 123 : Selamat YMEE.
124 Bab 124 : Teror 2.
125 Bab 125 : Bertarung melawan api.
126 Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127 Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128 Bab 128 : Kita gagal.
129 Bab 129 : Berputar kembali.
130 Bab 130 : Berpikir kritis.
131 Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132 Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133 Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134 Bab 134 : Dia lolos.
135 Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136 Nan 136 : Surat.
137 Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138 Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139 Bab 139 : Izin Ina.
140 Bab 140 : Reiz, Tia.
141 Bab 141 : Leon Rombert.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1: beginning
2
Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3
Bab 3: perkenalan yang berarti.
4
Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5
Bab 5 : maksud dari semua ini.
6
Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7
Bab 7 : Reina dan sekolah.
8
Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9
Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10
Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11
Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12
Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13
Bab 13 : jas
14
Bab 14 : Acara pernikahan.
15
Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16
Bab 16 : Arisu Lynn.
17
Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18
Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19
Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20
Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21
Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22
Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23
Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24
Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25
Bab 25 : Kemana.
26
Bab 26 : Persiapan yang matang.
27
Bab 27 : Menuju Osaka.
28
Bab 28 : Osaka.
29
Bab 29 : Pencarian di gudang.
30
Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31
Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32
Bab 32 : Cacian.
33
Bab 33 : Kembali.
34
Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35
Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36
Bab 36 : Reina pulang.
37
Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38
Bab 38 : Perasaan spesial.
39
Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40
Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41
Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42
Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43
Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44
Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45
Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46
Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47
Bab 47 : Ketakutan Reina.
48
Bab 48 : Keterpurukan.
49
Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50
Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51
Bab 51 : Duka.
52
Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53
Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54
Bab 54 : Penculikan Kei.
55
Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56
Bab 56 : Merawat Kei.
57
Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58
Bab 58 : Celina Andras.
59
Bab 59 : Reina dan Andras.
60
Bab 60 : Perkenalan.
61
Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62
Bab 62 : Mata merah Andras.
63
Bab 63 : Persahabatan SMA.
64
Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65
Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66
Bab 66 : Peninggalan.
67
Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68
bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69
Bab 69 : Kemarahan Andras.
70
Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71
Bab 71 : Pendukung.
72
Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73
Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74
Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75
Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76
Bab 76 : Emi, Earl.
77
Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78
Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79
Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80
Bab 80 : Tercekik :v
81
Bab 81 : Janji Perlindungan.
82
Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83
Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84
Bab 84 : Kekacauan.
85
Bab 85 : Akibat.
86
Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87
Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88
Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89
Bab 89 : Solo gitar.
90
Bab 90 : Tak terduga.
91
Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92
Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93
Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94
Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95
Bab 95 : Melihat Ryu.
96
Bab 96 : Berusaha lah!
97
Bab 97 : Kembali ceria lah!
98
Bab 98 : Berlari.
99
Bab 99 : Yang di ingin kan.
100
Bab 100 : Astaga.
101
Bab 101 : Ular.
102
Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103
Bab 103 : Kamu telah berubah.
104
Bab 104 : Bayangan masalalu.
105
Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106
Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107
Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108
Bab 108 : Menguntit.
109
Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110
Bab 110 : Stadion Kuroku.
111
Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112
Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113
Bab 113 : Max, Yumi.
114
Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115
Bab 115 : Undangan konser.
116
Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117
Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118
Bab 118 : Joging.
119
Bab 119 : Pengumuman penting.
120
Bab 120 : Stadion Leisia.
121
Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122
Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123
Bab 123 : Selamat YMEE.
124
Bab 124 : Teror 2.
125
Bab 125 : Bertarung melawan api.
126
Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127
Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128
Bab 128 : Kita gagal.
129
Bab 129 : Berputar kembali.
130
Bab 130 : Berpikir kritis.
131
Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132
Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133
Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134
Bab 134 : Dia lolos.
135
Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136
Nan 136 : Surat.
137
Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138
Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139
Bab 139 : Izin Ina.
140
Bab 140 : Reiz, Tia.
141
Bab 141 : Leon Rombert.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!