Bab 16 : Arisu Lynn.

Sinar matahari pagi menyinari halaman sekolah yang berdebu. Bayangan gedung-gedung tua menari-nari di tanah, menciptakan suasana yang sedikit suram. Arisu Lynn, dengan rambut putih pendeknya yang kontras dengan kulitnya yang pucat, dan mata merah pekat yang tajam, mengintai Hasane Reina dari balik tembok toilet tua yang kusam. Bau cat lama dan sedikit lembap menusuk hidungnya, namun Lynn tak menghiraukannya. Penasaran yang membakar jauh lebih kuat daripada ketidaknyamanan fisik. Reina, siswi tercantik di sekolah, teman dekat Kei—tetangga Lynn yang misterius dan selalu tampak acuh tak acuh—adalah sebuah teka-teki yang harus dipecahkan. Lynn, yang biasanya dingin dan pendiam, memiliki penampilan yang mencolok dengan rambut putih pendek dan mata merah pekatnya, merasakan gelombang emosi yang tak biasa: campuran kekaguman, iri hati, dan rasa ingin tahu yang membuncah. Dia ingin tahu, bagaimana Kei yang dingin itu bisa dekat dengan Reina.

Reina keluar dari toilet, tak menyadari mata Lynn yang mengintainya. Sepatu putihnya menorehkan jejak di lantai yang sedikit kotor. Pertemuan tak terduga itu menciptakan keheningan canggung. Udara seakan berhenti berhembus. Lynn, yang biasanya mampu mengendalikan emosinya, merasakan pipinya memerah—sesuatu yang jarang terjadi. Mata merah pekatnya berkedip, seakan terkejut dengan reaksi tubuhnya sendiri. Reina, yang terbiasa dengan pujian dan perhatian, merasakan jantungnya berdebar kencang di hadapan gadis dingin dengan rambut putih dan mata merah ini. Ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang menarik.

"Uhm..." suara Lynn, serak dan tak terduga, memecah keheningan. Suaranya yang biasanya datar, kini terdengar sedikit gemetar.

Reina tersentak. "Hah... apa?" Suaranya gemetar, sedikit ketakutan. Ia tidak terbiasa dengan tatapan intens Lynn.

Rencana Lynn gagal. Ia hanya bisa mengucapkan, "Ayo, jam pertama sebentar lagi mulai," dan berbalik pergi dengan langkah cepat, meninggalkan Reina yang masih tertegun.

Namun, Reina, yang merasa ada sesuatu yang menarik dari Lynn, menyusulnya. "Kamu nggak mau ke toilet dulu?" tanyanya dengan lembut, sedikit cemas, suaranya terdengar sedikit khawatir.

"Tidak," jawab Lynn singkat, tatapannya lurus ke depan, tetapi pipinya masih memerah. Ia mencoba untuk terlihat tenang, namun kegelisahannya terlihat jelas.

"Hehe..." Reina terkekeh gugup. "Lynn, bagaimana ulangan matematikamu?" Suaranya mencoba untuk memecah ketegangan.

"Biasa saja," jawab Lynn datar, membuat Reina terdiam sejenak. Lalu, sebuah kalimat tak terduga keluar dari bibir Lynn, "Tapi... aku menghargai usahamu untuk berbicara denganku." Suaranya terdengar gugup, jauh berbeda dari biasanya.

Senyum Reina mengembang. Mereka berjalan menuju kelas, diiringi bisikan-bisikan dari teman-teman mereka. Suara-suara itu seperti jarum yang menusuk telinga.

"Lynn... berteman dengan Reina..."

"Lihat itu, cewek populer berbicara dengan cewek pendiam..."

Reina dan Lynn mengabaikannya. Saat mereka berjalan menuju tempat duduk mereka yang bersebelahan, sekelompok siswa laki-laki mulai bergunjing. Tawa mereka terdengar nyaring dan menyebalkan.

"Apa yang dipikirkan Reina... dia mau bicara dengan Lynn?"

"Lebih mending Reina berbicara denganku..."

"Hahaha... jangan pede, Bro..."

Reina, yang sudah muak, menghampiri mereka. "Udah... udah selesai bergunjingnya?" tanyanya dengan nada dingin, raut wajahnya memerah menahan amarah. Mata merah muda nya yang biasanya bersinar, kini tampak tajam dan mengancam.

"Wah, si cantik datang ke sini, pasti ingin berbicara denganku," ujar salah satu dari mereka, diikuti tawa mengejek.

"Bisa nggak kalian diam untuk hari ini?" suara Reina meninggi. Ia sudah kehilangan kesabaran.

"Kalau kita pergi kencan, aku akan diam... hahaha..." Mereka semakin berani. Reina mengepalkan tangannya, menahan amarah yang hampir meledak.

Lynn, yang sedari tadi terdiam, tiba-tiba bersuara, suaranya datar namun tajam, "Kalian cuma cowok rendahan di mata Reina." Tatapannya menusuk, mata merah pekatnya seperti bara api yang siap membakar. Rambut putih pendeknya seakan bergetar karena amarahnya. Ini adalah Lynn yang berbeda, Lynn yang berani.

"Kalau kalian ingin kencan bareng Reina, lewati aku dulu," kata Lynn, suaranya berat dan penuh ancaman. Para siswa itu menunduk, menghindari tatapannya yang tajam dan menakutkan.

Lynn kembali ke tempat duduknya. Reina menyusul, berdiri di samping Lynn yang sedang membaca komik. Lynn terkejut. "A... a... apa..." suaranya terbata-bata. Ia tidak terbiasa dengan perhatian dan kebaikan Reina.

"Eh... maafkan aku. Aku membuat namamu terjerumus dari pembicaraan mereka..." Reina berkata lembut, sedikit gugup.

"G... g... nggak... masalah kok... a... a..." Lynn semakin gugup. Ia tidak terbiasa dengan pujian.

"Ada apa dengan Lynn?" batin Reina. "Lynn, kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut dan cemas.

"Aa... a... a..." Lynn masih gugup. "Sebenarnya..."

"Santai saja, Lynn," Reina memindahkan kursinya ke depan meja Lynn, duduk berhadapan dengannya.

Lynn menarik napas dalam-dalam. "Sebenarnya... aku kagum dengan kecantikanmu... Reina." Pengakuan jujur yang mengejutkan.

Reina terkejut. "Heh..." "Maksudnya...?"

"Aku ingin sekali seperti kamu, diperhatikan banyak cowok. Bahkan orang sedingin Kei bisa berpacaran denganmu..." Lynn berkata agak santai, mencoba untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Dari dulu, aku sering memerhatikanmu. Ingin berbicara denganmu. Tapi, karena aku takut..." Lynn menunduk, wajahnya murung.

Reina memotongnya, "Ta... takut kenapa ya... perasaan aku nggak gigit kok," katanya bercanda, mencoba untuk mencairkan suasana.

"B... bukan itu..." suara Lynn meninggi. "Hanya saja level kita berbeda..." suaranya pelan. "Maksudku... nggak wajar cewek pendiam sepertiku berbicara dengan cewek terpandang. Apalagi, hawa keberadaanku banyak yang nggak sadar."

Reina berdiri, mendekati Lynn. "Lynn," Reina mengulurkan tangannya. Lynn mengangkat kepalanya. "Aku nggak merasa terpandang kok. Bahkan aku nggak ingin menjadi populer di sekolah, bahkan sampai sekarang. Aku nggak pernah memiliki teman sejak pindah ke sekolah ini." Reina berkata lembut, berusaha menenangkan Lynn. "Mulai sekarang, mohon bantuannya ya..."

Lynn terkejut. "Aa... aa... apa, kamu ingin berteman denganku?"

"Iya... aku juga kagum denganmu. Walaupun kamu orangnya cuek dan dingin, tapi kamu sangat lembut dan asyik diajak bicara. Sepertinya kita ada kesamaan." Reina tetap mengulurkan tangannya.

Lynn berdiri, mata merahnya berkilat. Ia masih tampak dingin, namun ada sedikit kehangatan di dalam tatapannya. "Baik. Mohon bantuannya," jawabnya singkat, suaranya berat. Lalu, ia membalas uluran tangan Reina.

"Eh... balik lagi sikap dinginnya. Sepertinya kamu bisa mengubah emosinya dengan cepat ya... hahaha," ujar Reina. Mereka bersalaman.

"Itu mudah sih," kata Lynn santai.

"Oh iya... aku ingin ke kantin sebentar. Aku mau beli permen di sana. Kamu ikut?"

"Dengan senanG hati," jawab Lynn tenang, dengan senyum kecil di wajahnya. Untuk pertama kalinya, senyum itu terlihat tulus dan hangat.

Bersambung...

Episodes
1 Bab 1: beginning
2 Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3 Bab 3: perkenalan yang berarti.
4 Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5 Bab 5 : maksud dari semua ini.
6 Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7 Bab 7 : Reina dan sekolah.
8 Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9 Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10 Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11 Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12 Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13 Bab 13 : jas
14 Bab 14 : Acara pernikahan.
15 Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16 Bab 16 : Arisu Lynn.
17 Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18 Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19 Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20 Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21 Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22 Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23 Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24 Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25 Bab 25 : Kemana.
26 Bab 26 : Persiapan yang matang.
27 Bab 27 : Menuju Osaka.
28 Bab 28 : Osaka.
29 Bab 29 : Pencarian di gudang.
30 Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31 Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32 Bab 32 : Cacian.
33 Bab 33 : Kembali.
34 Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35 Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36 Bab 36 : Reina pulang.
37 Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38 Bab 38 : Perasaan spesial.
39 Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40 Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41 Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42 Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43 Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44 Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45 Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46 Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47 Bab 47 : Ketakutan Reina.
48 Bab 48 : Keterpurukan.
49 Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50 Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51 Bab 51 : Duka.
52 Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53 Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54 Bab 54 : Penculikan Kei.
55 Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56 Bab 56 : Merawat Kei.
57 Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58 Bab 58 : Celina Andras.
59 Bab 59 : Reina dan Andras.
60 Bab 60 : Perkenalan.
61 Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62 Bab 62 : Mata merah Andras.
63 Bab 63 : Persahabatan SMA.
64 Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65 Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66 Bab 66 : Peninggalan.
67 Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68 bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69 Bab 69 : Kemarahan Andras.
70 Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71 Bab 71 : Pendukung.
72 Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73 Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74 Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75 Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76 Bab 76 : Emi, Earl.
77 Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78 Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79 Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80 Bab 80 : Tercekik :v
81 Bab 81 : Janji Perlindungan.
82 Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83 Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84 Bab 84 : Kekacauan.
85 Bab 85 : Akibat.
86 Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87 Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88 Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89 Bab 89 : Solo gitar.
90 Bab 90 : Tak terduga.
91 Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92 Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93 Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94 Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95 Bab 95 : Melihat Ryu.
96 Bab 96 : Berusaha lah!
97 Bab 97 : Kembali ceria lah!
98 Bab 98 : Berlari.
99 Bab 99 : Yang di ingin kan.
100 Bab 100 : Astaga.
101 Bab 101 : Ular.
102 Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103 Bab 103 : Kamu telah berubah.
104 Bab 104 : Bayangan masalalu.
105 Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106 Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107 Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108 Bab 108 : Menguntit.
109 Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110 Bab 110 : Stadion Kuroku.
111 Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112 Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113 Bab 113 : Max, Yumi.
114 Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115 Bab 115 : Undangan konser.
116 Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117 Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118 Bab 118 : Joging.
119 Bab 119 : Pengumuman penting.
120 Bab 120 : Stadion Leisia.
121 Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122 Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123 Bab 123 : Selamat YMEE.
124 Bab 124 : Teror 2.
125 Bab 125 : Bertarung melawan api.
126 Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127 Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128 Bab 128 : Kita gagal.
129 Bab 129 : Berputar kembali.
130 Bab 130 : Berpikir kritis.
131 Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132 Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133 Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134 Bab 134 : Dia lolos.
135 Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136 Nan 136 : Surat.
137 Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138 Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139 Bab 139 : Izin Ina.
140 Bab 140 : Reiz, Tia.
141 Bab 141 : Leon Rombert.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1: beginning
2
Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3
Bab 3: perkenalan yang berarti.
4
Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5
Bab 5 : maksud dari semua ini.
6
Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7
Bab 7 : Reina dan sekolah.
8
Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9
Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10
Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11
Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12
Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13
Bab 13 : jas
14
Bab 14 : Acara pernikahan.
15
Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16
Bab 16 : Arisu Lynn.
17
Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18
Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19
Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20
Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21
Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22
Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23
Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24
Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25
Bab 25 : Kemana.
26
Bab 26 : Persiapan yang matang.
27
Bab 27 : Menuju Osaka.
28
Bab 28 : Osaka.
29
Bab 29 : Pencarian di gudang.
30
Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31
Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32
Bab 32 : Cacian.
33
Bab 33 : Kembali.
34
Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35
Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36
Bab 36 : Reina pulang.
37
Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38
Bab 38 : Perasaan spesial.
39
Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40
Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41
Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42
Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43
Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44
Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45
Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46
Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47
Bab 47 : Ketakutan Reina.
48
Bab 48 : Keterpurukan.
49
Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50
Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51
Bab 51 : Duka.
52
Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53
Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54
Bab 54 : Penculikan Kei.
55
Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56
Bab 56 : Merawat Kei.
57
Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58
Bab 58 : Celina Andras.
59
Bab 59 : Reina dan Andras.
60
Bab 60 : Perkenalan.
61
Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62
Bab 62 : Mata merah Andras.
63
Bab 63 : Persahabatan SMA.
64
Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65
Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66
Bab 66 : Peninggalan.
67
Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68
bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69
Bab 69 : Kemarahan Andras.
70
Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71
Bab 71 : Pendukung.
72
Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73
Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74
Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75
Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76
Bab 76 : Emi, Earl.
77
Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78
Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79
Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80
Bab 80 : Tercekik :v
81
Bab 81 : Janji Perlindungan.
82
Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83
Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84
Bab 84 : Kekacauan.
85
Bab 85 : Akibat.
86
Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87
Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88
Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89
Bab 89 : Solo gitar.
90
Bab 90 : Tak terduga.
91
Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92
Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93
Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94
Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95
Bab 95 : Melihat Ryu.
96
Bab 96 : Berusaha lah!
97
Bab 97 : Kembali ceria lah!
98
Bab 98 : Berlari.
99
Bab 99 : Yang di ingin kan.
100
Bab 100 : Astaga.
101
Bab 101 : Ular.
102
Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103
Bab 103 : Kamu telah berubah.
104
Bab 104 : Bayangan masalalu.
105
Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106
Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107
Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108
Bab 108 : Menguntit.
109
Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110
Bab 110 : Stadion Kuroku.
111
Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112
Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113
Bab 113 : Max, Yumi.
114
Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115
Bab 115 : Undangan konser.
116
Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117
Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118
Bab 118 : Joging.
119
Bab 119 : Pengumuman penting.
120
Bab 120 : Stadion Leisia.
121
Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122
Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123
Bab 123 : Selamat YMEE.
124
Bab 124 : Teror 2.
125
Bab 125 : Bertarung melawan api.
126
Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127
Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128
Bab 128 : Kita gagal.
129
Bab 129 : Berputar kembali.
130
Bab 130 : Berpikir kritis.
131
Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132
Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133
Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134
Bab 134 : Dia lolos.
135
Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136
Nan 136 : Surat.
137
Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138
Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139
Bab 139 : Izin Ina.
140
Bab 140 : Reiz, Tia.
141
Bab 141 : Leon Rombert.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!