Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.

...****************...

"Pada saat itu, aku masuk ke dalam rumah teman baikku, ya, namanya Akasi Hanna," ucap Kei, suaranya bergema di ruangan yang remang-remang.

...****************...

Di masa lampau, di rumah Hanna.

"Yah, begitulah ceritanya," Hanna menunduk, suaranya terdengar pelan.

Reina, yang duduk di seberangnya, mengerutkan kening. "Tapi, ada yang ingin aku tanyakan."

"Ya, apa itu, Reina?" Hanna menatap Reina, raut wajahnya sedikit tegang. "Apa itu arti 'suka dengan orang', aku kurang paham," tanya Reina dengan serius.

Kei, yang sedang menyeruput lemon tea, mengernyit. "Maksudmu, cinta?"

Reina mengangguk, wajahnya polos. "Ya, apapun nama nya."

Hanna menarik napas, berusaha merangkum perasaan rumit yang bernama cinta. "Jadi, suka sama orang itu adalah... perasaan kasih sayang, perhatian, dan ikatan emosional yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu. Terpikat antara laki-laki dan perempuan, ingin sekali, berharap sekali, atau rindu. Ketertarikan dan kekaguman terhadap seseorang, dan bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu agar dia bahagia, meskipun hal tersebut membuat kita terluka."

Reina terdiam, matanya kosong. "Kenapa cinta itu ada, aku tidak tau, apa guna cinta itu."

Hanna tersenyum lembut. "Cepat lambat nya, kamu akan tau dan merasakan nya, Reina."

Kei menimpali, "Selain cinta terhadap lawan jenis, cinta bisa terbentuk dari keharmonisan keluarga."

Reina tersentak, wajahnya pucat pasi. Kei memperhatikan perubahan ekspresi Reina, matanya menyipit.

"Hei, ada apa denganmu?" tanyanya, suaranya dingin.

Reina menggeleng cepat, berusaha menyembunyikan kesedihannya. "Jangan pedulikan aku, aku tidak apa-apa."

Hanna menatap Reina dengan iba. "Reina, aku jadi ragu melihatmu yang seperti ini."

Hanna beralih ke Kei, "Oh iya, Kei, bagaimana keseharianmu, di saat tamat sekolah dasar?"

Kei menghela napas. "Tidak buruk dan tidak bagus, bisa dibilang, aku tidak terlalu menikmati kehidupan ku yang sekarang."

Hanna terkekeh, "Ya iya lah, maka nya, cari pasangan hidup, selagi kamu masih muda, Kei."

Kei mengernyit, "Apakah ada jalan selain 'mencari pasangan hidup'?"

Hanna menyeringai, "Ada, cuman, aku tau apa kesibukan sehari-hari kamu, itu sangat menjijikkan."

Reina penasaran. "Eh, coba beri tau kepada ku, Hanna."

Kei mengangkat alis, "Tumben kamu menanyakan hal itu kepada Hanna?"

Reina cemberut, "Emang nya salah menanyakan keseharian teman, ya udah, kamu diam saja."

Hanna menjawab dengan santai, "Kei menyibukkan diri nya dengan, bermain gim selama 24 jam."

Reina tercengang. "24 jam!"

Kei mengangkat bahu, "Emang nya salah?"

Reina menggelengkan kepala, "Ya iya lah, apakah kamu tidak bosan dengan bermain gim, lalu, menghabiskan malammu dengan secangkir kopi!"

Kei mengerutkan kening, "Loh, dari mana kamu tau, kalau aku sering minum kopi?"

Reina tergagap, "Eh, itu... laki-laki kan sering minum kopi, untuk menemani waktu luang nya."

Kei terkekeh, "Tidak keseluruhan laki-laki suka kopi, hmm, apakah seorang Reina kepo dengan ku?"

Reina tersipu, "Hei jangan merasa pede, jangan menyimpulkan perkataan orang dengan cepat!"

Kei menunjuk wajah Reina dengan jari telunjuknya. "Yah, setidak nya, wajah kamu seharusnya tidak merah."

Reina berteriak, "Berhenti menunjuk nunjuk wajah ku, atau aku siram dengan lemon tea kau!"

Hanna, yang melihat keributan kecil itu, mencoba menenangkan suasana. "Sudah sudah, jangan ribut terus, nah Kei, Reina, aku tinggal sebentar ya, aku mau menjemput pacar ku, dia menunggu ku di depan halaman rumah ku."

Reina terkesiap, "Apa, Kenzi mau ke sini?"

Hanna mengangguk, "Iya, aku keluar dulu ya." Hanna pun berlalu keluar rumah.

Reina menggerutu, "Tapi tapi... hadeh."

Kei menatap Reina dengan tajam. Reina yang sadar mengatakan."Jangan melihat ku dengan tatapan beku itu."Reina menggerutu,

Lalu kei berkata dengan suara dingin. "Aku melihat hal lain dari mu, apakah kamu jarang keluar rumah untuk bersenang-senang, selain di rumah Hanna?"

Reina menjawab dengan lesu, "Bisa dibilang begitu, apa boleh buat, papa ku belakangan hari ini selalu sibuk."

Kei menyarankan, "Setidak nya, kau bisa pergi bersama Hanna."

Reina menggeleng, "Bukan nya memburuk buruk kan pacar Hanna, Hanna selalu di larang pacar nya pergi main ketempat yang jauh, kecuali dengan nya dan keluarga."

Kei bertanya, "Kenapa kamu tidak pergi sendiri aja?"

Reina menunduk, "Aku takut pergi sendirian, karena aku takut di ganggu dengan laki-laki sekitar."

Kei tersenyum, "Kalau begitu, mau kah kamu pergi main dengan ku, sehabis pulang dari rumah Hanna?"

Reina tergagap, "Hah, tapi tapi, kalau pergi berdua aja, itu sama saja dengan pergi berkencan."

Kei menggeleng, "Jangan salah paham, anggap saja pergi main dengan teman."

Reina mengangguk gugup, "Yaudah, aku mau, tapi, kalau sekarang, kayak nya gak bisa deh, soalnya, besok kan mulai masuk sekolah, dan di saat aku sekolah, aku menyibukan hari ku dengan membaca novel yang sering ku pinjam kan di pustaka sekolah."

Kei mengangguk, "Oh begitu, jadi, kalau hari minggu bisa kan?"

Reina tersenyum, "Bisa kok, yaudah, kita pergi hari minggu saja."

Saat itu, Hanna masuk bersama seorang laki-laki tinggi dan berwajah dingin.

"Nah, Kei, ini adalah pacar ku, lebih baik kalian memperkenalkan diri terlebih dahulu."

Kei mengerutkan kening, "Bukan nya orang tua Hanna melarang Hanna untuk berpacaran, hah... dasar, cinta membutakan segala nya."

Kei mengulurkan tangan, "Perkenalkan, nama ku Hikari Kei, sebut saja Kei, senang berkenalan dengan mu."

Laki-laki itu, Kenzi, menyambut uluran tangan Kei dengan tatapan tajam. "Senang berkenalan dengan mu, nama ku Masachika Kenzi, sebut saja Kenzi."

Kei merasakan hawa dingin yang terpancar dari Kenzi. "Apa, kenapa tatapan dia seperti ingin memakan kepala orang, cih, ternyata, masih ada yang memiliki karakter seperti ini."

Kenzi, di dalam hatinya, tertawa. "Hah, bahkan Kei tidak takut melihat wajah datar ku, aku yakin, dia lah orang satu satu nya yang tidak takut dengan ku, akhirnya, aku punya teman juga hahaha."

Hanna berseru, "Wah, kalian sangat cocok, kita pasti akan satu group."

Kenzi tersenyum tipis, "Iya, di saat aku melihat Kei, dia cocok untuk aku jadikan teman."

Kei menoleh ke arah Reina, yang sedang duduk sambil minum teh es. "Terserah apa kata mu, nah Kenzi, setau ku, kamu pacar nya Hanna, yang sering di bangga banggakan Hanna kepada kami berdua, iya kan, Reina."

Reina tersedak, "Urgh.. terserah."

Kenzi tertawa jahat, "Hanna, kayak nya, mereka berdua cocok ya, bagaimana kita paksakan mereka berdua untuk berpacaran."

Kei dan Reina tersentak. Wajah Reina memerah, keringat dingin menetes dari kening Kei.

Hanna menggeleng, "Cinta itu tidak bisa di paksakan, Kenzi, beri mereka waktu untuk saling mengenal satu sama lain, iya kan Reina."

Reina tergagap, "Jangan kata kan itu kepada ku, Hanna."

Kenzi mengangkat bahu, "Ah, sudah lah, kenapa kita bertiga berdiri dari tadi, kan ada sova yang bisa di duduki."

Kei menyeringai, "Siapa dulu tuan rumah nya, yang tidak menyuruh kita untuk duduk."

Hanna tersipu, "Eh maaf, mari, silah kan duduk."

Mereka bertiga pun duduk di sofa. Hanna duduk di sebelah Reina, dan Kenzi duduk di sebelah Kei.

Kenzi bertanya, "Oh iya Kei, kamu siapa nya Hanna."

Kei menjawab dengan tenang, "Dia adalah teman dekat ku waktu SD, bisa dibilang, dia teman cewe ku yang pertama, itu pun aku kenal dengan Hanna sejak kelas lima sd."

Kenzi terkekeh, "Wah wah, kenapa teman pertama cewe, apakah kau jarang berinteraksi dengan perempuan."

Kei tersenyum tipis, "Bisa dibilang begitu."

Kenzi tertawa kecil, "Masih ada ya, orang dingin seperti mu ini di dunia, aku kira, aku aja yang bersifat begitu."

Reina berbisik kepada Hanna, "Mengapa mereka berdua se frekuensi yah."

Hanna berbisik balik, "Aku juga tidak tau, Reina."

Kei dan Kenzi berseru serentak, "Apa yang barusan kalian bisik kan."

Reina dan Hanna menjawab bersamaan, "Hah.. tidak ada."

...****************...

"Masachika Kenzi, dia adalah laki-laki yang menurut ku cukup menarik, tidak berlebihan dan tenang, aku senang berteman dengan nya, entah bagaimana mereka berdua di pertemukan dan saling mencintai, bahkan, dahulu nya, aku tidak percaya apa itu cinta."

Kei terdiam, matanya menatap kegelapan. "Cinta adalah serangan penutup untuk orang yang lemah dan mudah terbawa suasana, bagi kalian, pasti cinta itu adalah hal yang wajar, tapi yang tidak kalian sadari, pada awal nya cinta adalah wadah terbesar dalam kebahagiaan kalian masing-masing, tapi dengan sering nya waktu, wadah yang berisi air yang bersih, perlahan lahan, di hujani dengan lumpur, dan pada akhirnya, air tersebut tidak bisa di minum kembali, yang artinya, semakin banyak masalah yang kalian hadapi, dan kalian tidak mampu untuk memperbaiki nya, cinta bisa menjadi senjata mematikan untuk melumpuhkan mental dan fisik."

Sebuah suara berbisik dari kegelapan, "Tetapi setidak nya, kamu merasakan hal yang terbaik dalam cinta kan, Kei."

Kei menghela napas, "Iya, aku pernah merasakan nya, dan kalian tau sendiri kan, gara-gara cinta, aku tersesat sekarang."

...****************...

Bersambung...

Episodes
1 Bab 1: beginning
2 Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3 Bab 3: perkenalan yang berarti.
4 Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5 Bab 5 : maksud dari semua ini.
6 Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7 Bab 7 : Reina dan sekolah.
8 Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9 Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10 Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11 Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12 Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13 Bab 13 : jas
14 Bab 14 : Acara pernikahan.
15 Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16 Bab 16 : Arisu Lynn.
17 Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18 Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19 Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20 Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21 Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22 Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23 Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24 Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25 Bab 25 : Kemana.
26 Bab 26 : Persiapan yang matang.
27 Bab 27 : Menuju Osaka.
28 Bab 28 : Osaka.
29 Bab 29 : Pencarian di gudang.
30 Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31 Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32 Bab 32 : Cacian.
33 Bab 33 : Kembali.
34 Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35 Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36 Bab 36 : Reina pulang.
37 Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38 Bab 38 : Perasaan spesial.
39 Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40 Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41 Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42 Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43 Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44 Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45 Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46 Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47 Bab 47 : Ketakutan Reina.
48 Bab 48 : Keterpurukan.
49 Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50 Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51 Bab 51 : Duka.
52 Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53 Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54 Bab 54 : Penculikan Kei.
55 Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56 Bab 56 : Merawat Kei.
57 Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58 Bab 58 : Celina Andras.
59 Bab 59 : Reina dan Andras.
60 Bab 60 : Perkenalan.
61 Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62 Bab 62 : Mata merah Andras.
63 Bab 63 : Persahabatan SMA.
64 Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65 Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66 Bab 66 : Peninggalan.
67 Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68 bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69 Bab 69 : Kemarahan Andras.
70 Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71 Bab 71 : Pendukung.
72 Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73 Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74 Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75 Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76 Bab 76 : Emi, Earl.
77 Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78 Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79 Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80 Bab 80 : Tercekik :v
81 Bab 81 : Janji Perlindungan.
82 Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83 Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84 Bab 84 : Kekacauan.
85 Bab 85 : Akibat.
86 Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87 Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88 Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89 Bab 89 : Solo gitar.
90 Bab 90 : Tak terduga.
91 Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92 Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93 Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94 Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95 Bab 95 : Melihat Ryu.
96 Bab 96 : Berusaha lah!
97 Bab 97 : Kembali ceria lah!
98 Bab 98 : Berlari.
99 Bab 99 : Yang di ingin kan.
100 Bab 100 : Astaga.
101 Bab 101 : Ular.
102 Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103 Bab 103 : Kamu telah berubah.
104 Bab 104 : Bayangan masalalu.
105 Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106 Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107 Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108 Bab 108 : Menguntit.
109 Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110 Bab 110 : Stadion Kuroku.
111 Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112 Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113 Bab 113 : Max, Yumi.
114 Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115 Bab 115 : Undangan konser.
116 Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117 Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118 Bab 118 : Joging.
119 Bab 119 : Pengumuman penting.
120 Bab 120 : Stadion Leisia.
121 Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122 Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123 Bab 123 : Selamat YMEE.
124 Bab 124 : Teror 2.
125 Bab 125 : Bertarung melawan api.
126 Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127 Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128 Bab 128 : Kita gagal.
129 Bab 129 : Berputar kembali.
130 Bab 130 : Berpikir kritis.
131 Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132 Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133 Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134 Bab 134 : Dia lolos.
135 Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136 Nan 136 : Surat.
137 Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138 Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139 Bab 139 : Izin Ina.
140 Bab 140 : Reiz, Tia.
141 Bab 141 : Leon Rombert.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1: beginning
2
Bab 2: kembali bertemu setelah dua tahun.
3
Bab 3: perkenalan yang berarti.
4
Bab 4: Laki laki yang di kelilingi aura jahat, tapi tidak mematikan.
5
Bab 5 : maksud dari semua ini.
6
Bab 6 : pengalaman pertama yang sangat mengharukan.
7
Bab 7 : Reina dan sekolah.
8
Bab 8 : Masalalu Hikari Kei.
9
Bab 9 : Rahasia Terkuak di malam yang Tenang.
10
Bab 10 : Kedua masalalu yang saling terhubung.
11
Bab 11 : Kejadian lucu di dalam dapur di subuh yang sunyi.
12
Bab 12 : Gaun nan indah dan Reina.
13
Bab 13 : jas
14
Bab 14 : Acara pernikahan.
15
Bab 15 : Masakan untuk Kei.
16
Bab 16 : Arisu Lynn.
17
Bab 17 : Nobar bersama Lynn.
18
Bab 18 : Kisah keluarga Kenzi dan Lynn.
19
Bab 19 : Di dalam kamar Reina.
20
Bab 20 : Di halaman rumah Reina.
21
Bab 21 : Apa itu kebahagiaan?
22
Bab 22 : Spin the Wheel of Truth "part 1".
23
Bab 23 : Spin the Wheel of Truth "part 2".
24
Bab 24 : Spin the Wheel of Truth "part 3".
25
Bab 25 : Kemana.
26
Bab 26 : Persiapan yang matang.
27
Bab 27 : Menuju Osaka.
28
Bab 28 : Osaka.
29
Bab 29 : Pencarian di gudang.
30
Bab 30 : Dua anak berbahaya.
31
Bab 31 : Ada yang tidak beres.
32
Bab 32 : Cacian.
33
Bab 33 : Kembali.
34
Bab 34 : Apa yang terjadi sebenarnya?
35
Bab 35 : Ada apa sebenarnya di masa depan.
36
Bab 36 : Reina pulang.
37
Bab 37 : Rencana bodoh dan pintar.
38
Bab 38 : Perasaan spesial.
39
Bab 39 : Hadiah untuk Reina.
40
Bab 40 : Persiapan Kejutan.
41
Bab 41 : Kejutan dari Reina.
42
Bab 42 : Kejutan untuk Reina.
43
Bab 43 : Ucapan terimakasih.
44
Bab 44 : Bisikan bulan dan bintang.
45
Bab 45 : Tanda tanda hilang nya bulan.
46
Bab 46 : Merahasiakan dari Reina.
47
Bab 47 : Ketakutan Reina.
48
Bab 48 : Keterpurukan.
49
Bab 49 : Firasat di bawah bulan.
50
Bab 50 : Selamat tinggal, Yotami.
51
Bab 51 : Duka.
52
Bab 52 : Kalung bulan sabit.
53
Bab 53 : Tiga sahabat peduli Kei dan Reina!
54
Bab 54 : Penculikan Kei.
55
Bab 55 : Kesedihan masih membekas Reina.
56
Bab 56 : Merawat Kei.
57
Bab 57 : Jawaban iya atau tidak.
58
Bab 58 : Celina Andras.
59
Bab 59 : Reina dan Andras.
60
Bab 60 : Perkenalan.
61
Bab 61 : Pertarungan di mulai.
62
Bab 62 : Mata merah Andras.
63
Bab 63 : Persahabatan SMA.
64
Bab 64 : Kandidat calon ketua OSiS.
65
Bab 65 : Rumah keluarga Kei dan Andras.
66
Bab 66 : Peninggalan.
67
Bab 67 : Hadiah dari kakak ipar.
68
bab 68 : Diskusi tentang sekolah Kyoko.
69
Bab 69 : Kemarahan Andras.
70
Bab 70 : Cara licik dan tuduhan di depan umum.
71
Bab 71 : Pendukung.
72
Bab 72 : VMPK (Visi Misi Program Kerja)
73
Bab 73 : Pink Ayes Reina.
74
Bab 74 : Pink-eyed miracle!
75
Bab 75 : Pembagian Anggota inti OSIS.
76
Bab 76 : Emi, Earl.
77
Bab 77 : Rapat festival sekolah.
78
Bab 78 : Di jodoh kan demi bisnis.
79
Bab 79 : Cerita kan semua nya.
80
Bab 80 : Tercekik :v
81
Bab 81 : Janji Perlindungan.
82
Bab 82 : Konflik lama hadir kembali.
83
Bab 83 : Festival SMA Kyoko di mulai.
84
Bab 84 : Kekacauan.
85
Bab 85 : Akibat.
86
Bab 86 : Ketenangan Di Kyoko.
87
Bab 87 : Pemimpin tak terkalahkan.
88
Bab 88 : Lanjutan meriah Kyoko.
89
Bab 89 : Solo gitar.
90
Bab 90 : Tak terduga.
91
Bab 91 : Aku juga, dan dukungan dari Reina.
92
Bab 92 : Ryu dan Zerav.
93
Bab 93 : Cari aku. Ku ada untuk mu.
94
Bab 94 : Surat cinta untuk Andras.
95
Bab 95 : Melihat Ryu.
96
Bab 96 : Berusaha lah!
97
Bab 97 : Kembali ceria lah!
98
Bab 98 : Berlari.
99
Bab 99 : Yang di ingin kan.
100
Bab 100 : Astaga.
101
Bab 101 : Ular.
102
Bab 102 : Ancaman dan Teror.
103
Bab 103 : Kamu telah berubah.
104
Bab 104 : Bayangan masalalu.
105
Bab 105 : Hanna, Reina, Yotami...
106
Bab 106 : Kenzi, Lynn, Yotami...
107
Bab 107 : duka dan kenangan tentang mereka berdua.
108
Bab 108 : Menguntit.
109
Bab 109 : Mengalahkan rasa putus asa.
110
Bab 110 : Stadion Kuroku.
111
Bab 111 : Cinta dalam pertarungan.
112
Bab 112 : Pengakuan cinta di antara darah dan haru.
113
Bab 113 : Max, Yumi.
114
Bab 114 : Berlatih untuk konser.
115
Bab 115 : Undangan konser.
116
Bab 116 : Keinginan untuk berubah.
117
Bab 117 : Lirik lagu buatan Yumi.
118
Bab 118 : Joging.
119
Bab 119 : Pengumuman penting.
120
Bab 120 : Stadion Leisia.
121
Bab 121 : Penampilan YMEE BAND.
122
Bab 122 : Pertanyaan untuk YMEE.
123
Bab 123 : Selamat YMEE.
124
Bab 124 : Teror 2.
125
Bab 125 : Bertarung melawan api.
126
Bab 126 : Apa yang sebenarnya terjadi.
127
Bab 127 : Ingin menyelamatkan dia.
128
Bab 128 : Kita gagal.
129
Bab 129 : Berputar kembali.
130
Bab 130 : Berpikir kritis.
131
Bab 131 : Rencana untuk Kenzi dan Zerav.
132
Bab 132 : Rencana terakhir di mulai.
133
Bab 133 : Pertarungan melawan anak buah Danton.
134
Bab 134 : Dia lolos.
135
Bab 135 : Berhasil melewati putaran waktu.
136
Nan 136 : Surat.
137
Bab 137 : Rencana Kei dan Reina.
138
Bab 138 : Persiapan untuk menghadapi Danton.
139
Bab 139 : Izin Ina.
140
Bab 140 : Reiz, Tia.
141
Bab 141 : Leon Rombert.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!